Share

16. Keras Kepala

Penulis: Nur Hayati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-27 18:04:05

"Apa Ayah lupa? Dia pergi dari rumah juga karena Ayah mengusirnya." Dina menjelaskan sesuai kenyataan yang ada.

"Aku belum bisa memaafkannya, Bu. Dia sudah membuat keluarga kita malu. Bahkan, aib tentang dia masih terus tersebar dan menjadi gosip para tetangga. Meskipun dia sudah tidak ada di rumah ini lagi. Pekerjaanku juga terhambat karena terlalu memikirkannya." Mark menjelaskan rasa sakit hati pada putrinya.

"Kenapa Ayah tidak berusaha untuk memaafkan kesalahan Yuliani. Mau bagaimanapun jalan hidupnya, dia masih tetap anak kita! Darah daging kita. Harusnya kita sebagai orang tua juga interopeksi diri. Kenapa dia bisa seperti ini? Semua sudah terjadi, Ayah. Seharusnya kita sebagai orang tua selalu ada di saat dia kesulitan seperti ini, bukan malah membuangnya!" Dina terus membujuk Mark agar bisa memaafkan kesalahan Yuliani.

Meskipun pria itu masih dalam pendiriannya, Dina tidak pernah berhenti mengomel, menasihati agar Yuliani mendapatkan restu. Wanita itu tidak bisa melihat sang A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tertipu Duda Tampan    17. Luluh

    "Kenapa kalian diam saja melihat Yuliani pingsan, bukannya mengambil tindakan!" hardik Mark terlihat panik. Hatinya seolah luluh mendapati sang Anak tidak berdaya."Kita tidak tahu harus berbuat apa, Ayah." Dina justru menyahut saja di saat genting."Hubungi dokter, Bu. Aku tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada anakku!" perintah Mark tegas.Dalam benak Dina sempat terlintas, "Akhirnya dia mau menganggap anaknya lagi." Pikiran itu segera ditepis dan segera menghubungi dokter yang biasa menangani keluarganya ketika lagi sakit.Mark panik, mondar-mandir serta berusaha untuk membangunkan Yuliani. "Bangun, Yuliani." Mark berusaha membangunkan. Mengambil minyak kayu putih untuk menyadarkan putrinya. Dia mengoleskan ke bagian-bagian tertentu, pun di depan hidung. Tapi Yuliani tidak juga sadarkan diri. Sedangkan Anton, ingin sekali diam-diam pergi. Namun, keadaan Yuliani akan dipastikan sehat agar dia tidak disalahkan. "Kamu sudah menghubungi dokter?" tanya Mark melihat Dina dat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Tertipu Duda Tampan    18. Kasus

    Dina mendengus kesal. "Kamu istirahat yang cukup ya. Biar besok waktu akad bisa lebih segar tubuhnya." Dina membantu Yuliani merebahkan tubuh dan menyelimutinya. Tidak lupa wanita itu mencium kenin putri semata wayangnya."Mimpi yang indah ya," ujar Dina tersenyum simpul."Ibu juga." Yuliani membalas senyuman. Dina beranjak pergi dengan membawa piring kotor di tangannya. Makanan yang dibawa untuk putrinya tandas dan begitu bersih. "Ayah ikut aku sekarang, jangan lupa tutup pintunya!" pinta Dina lewat di depan Mark yang berdiri di ambang pintu. Pria yang memakai kemeja warna hitam itu mengikuti dari belakang. "Ayah kalau bicara jangan seenaknya saja. Pikirkan juga perasaan anak kita. Dia besok baru mau menikah, kita harus membantunya. Bahkan ketika dia sudah sah menjadi suami orang besok. Kita harus tetap mengayomi dia. Secara kita tidak tahu bagaimana sikap, watak dan perilaku calon menantu kita," gerutu Dina sepanjang melangkahkan kaki ke arah dapur."Putri kita sudah dewasa, Bu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28
  • Tertipu Duda Tampan    19. Dikelabui

    Wanita setengah paruh baya itu menginterogasi calon menantu yang ada di rumahnya. Hendak mencaritahu seluk beluk keluarga."Tante gak usah khawatir, aku dari keluarga yang baik-baik. Buktinya aku mau bertanggung jawab atas apa yang sudah aku dan Yuliani lakukan," ujar Anton merasa sedang diinterogasi."Kalau memang kamu pria baik, Tante minta tolong agar kamu mau menjaga putri kesayangan Tante dengan baik. Jangan buat dia bersedih atau menangis." Dina meminta penuh harap. Aldo memberikan senyuman yang begitu tulus. "Tante tenang saja, aku berjanji akan membuat Yuliani selalu berbahagia." Anton mulai memainkan perannya dengan baik."Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur. Besok biar bisa bangun pagi dan pernikahan berjalan dengan lancar." Dina memberikan peluang untuk Anton beristirahat."Baik, Tante. Tante juga istirahat yang cukup," ujar Anton memberikan perhatian.Dina langsung melangkah pergi ke kamar, perasaannya lebih tenang sekarang. Sudah tidak ada yang harus dikhawatirkan meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Tertipu Duda Tampan    20. Dipingit

    Dina terkejut, tidak mungkin Anton pergi begitu saja tanpa ada kata pamit terlebih dulu."Pasti dia masih ada di sini, Ayah." Dina masih bersikeras kalau calon suami Yuliani belum pergi."Ayah sendiri yang melihatnya tadi malam. Dia sudah pergi meninggalkan rumah ini. Jadi, jangan harap pria itu mau bertanggung jawab setelah apa yang sudah terjadi." Mark berbicara tegas."Gak mungkin, Ayah. Ibu gak ingin semua ini terjadi, aku tidak mau keluarga kita di permalukan untuk yang ke sekian kali." Dada Dina terasa sesak tiba-tiba, hingga sulit untuk bernapas."Faktanya memang begini, Bu. Gak mungkin berubah!" cetus Mark kesal. Pria itu pergi dari kamar yang ditempati Anton, lalu Dina menyusul. "Sekarang Ayah mau ke mana?" tanya sang Istri penasaran."Aku mau mencari pria itu, Bu. Jika Anton tidak ditemukan juga, terpaksa Yuliani harus menerima semua keputusan yang sudah Ayah pikirkan secara matang," sahut Mark tegas.Dina tidak tahu rencana apa yang dimaksud oleh suaminya, yang jelas saat i

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Tertipu Duda Tampan    21. Pengakuan

    Yuliani dan Dina saling pandang satu sama lain."Jangan mengarang cerita, Mbak. Mana mungkin mas Anton memiliki istri? Kalau kedatangan Mbak ke rumah ini cuma untuk membuat keributan. Lebih baik Mbak pergi sekarang juga!" usir Yuliani tidak ingin ada keributan di hari bahagianya."Aku gak bohong, pria itu suamiku. Aku dan dia tidak pernah cerai, kenapa juga aku harus berbohong? Apa untungnya aku berbicara dusta?" Wanita cantik berambut sedikit ikal tetap ngotot mengakui kalau Anton adalah suaminya."Mending Mbak pergi saja dari sini sekarang juga!" usir Dina angkat bicara."Aku ingin bertemu dengan Anton, dia harus pulang sekarang juga." Wanita cantik terus memaksa. Karena tidak mau pergi, akhirnya Dina memberikan kesempatan wanita tersebut bertemu dengan Anton."Mending kamu panggil saja Anton, biar dia yang memberikan penjelasan. Dengan begitu kita tahu, siapa yang berbicara benar." Dina memberikan usulan."Gak usah, Bu. Ngapain juga meladeni wanita ini, mending kita usir saja," uca

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Tertipu Duda Tampan    22. Sah

    Mark naik pitam mendengar ucapan Yuliani. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran putri semata wayangnya, kenapa juga tertarik pada pria yang sudah pernah menikah sebelumnya."Aku mencintainya, Ayah. Tidak peduli meski Anton sudah pernah menikah," ucap Yuliani melihat raut wajah Mark. Wanita itu mengenal betul siapa ayahnya, jadi semua bisa digambarkan lewat wajah sang Ayah. Apalagi keduanya pernah berbincang bersama mengenai calon pria idaman Yuliani.Mark mendengus kesal. "Ayah merasa kecewa padamu, Yuliani. Bukan hanya satu kali saja, ini sudah ke sekian kalinya." Mark melihat tajam ke arah Yuliani."Untuk kamu, rahasia apalagi yang tidak aku ketahui tentangmu?" tanya Mark mengalihkan atensinya pada Anton.Jelas saja pria yang diberikan pertanyaan hanya diam saja, menundukkan kepala karena masih banyak rahasia yang tidak diketahui oleh keluarga Mark. "Sudah, Ayah. Kondisikan amarahmu sekarang, keluarga yang akan menjadi saksi pernikahan akan datang," ujar Dina yang tidak ingin suam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Tertipu Duda Tampan    23. Prioritas

    Dina terharu karena acara akad nikah berjalan dengan lancar dan sesuai seperti rencana. Usaha Mark dan istrinya mengatur segalanya tidak sia-sia. Penghulu serta tamu undangan yang dilakukan secara mendadak. Sedangkan untuk berkas pernikahan juga, meskipun buku nikah Yuliani dan Anton akan segera menyusul.Pun Anton yang juga bisa bernapas dengan lega, orang suruhannya datang tepat pada waktunya. Satu persatu keluarga besar pulang ke rumah masing-masing seusai memberikan selamat kepada Yuliani, tidak banyak yang mendo'akan kebaikan untuk wanita itu sebab ada yang tidak sudi karena mengetahui kehamilan Yuliani."Bibi pulang dulu, Yuliani. Semoga pernikahanmu langgeng dan sakinah mawadah warahmah." Anita memberikan sebuah bingkisan kado kepada Yuliani."Terima kasih do'anya, Bi." Yuliani mengambil bingkisan tersebut."Harusnya Bibi tidak perlu repot-repot membawakan bingkisan kado untukku," imbuhnya."Gapapa kok, Bibi gak repot juga. Lagian isinya juga tidak mahal, semoga saja kamu suka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31
  • Tertipu Duda Tampan    24. Menyelidiki

    Anton menyembunyikan handphonenya saat menyadari Yuliani melirik. "Aku angkat telepon balik saja ya. Sebentar, kayaknya penting," ujar Anton sedikit gugup."Baik, Mas." Yuliani sebenarnya curiga, tapi masih berusaha untuk berpikir positif.Hasrat pria itu tiba-tiba sirna melihat nomor yang mengirimnya pesan. Terlebih isi dari pesan tersebut sebuah ancaman. "Kamu mau ke mana?" tanya Mark membuat Anton terkejut."Mau ke luar sebentar, Ayah. Mau beli rokok," ujar Anton ngasal. Padahal pria itu tidak merokok."Oh!" Hanya itu yang keluar dari mulut Mark.Anton menjauh dari rumah Yuliani, melangkahkan kaki ke jalan yang sepi. Kemudian mulai menelepon orang yang mengirimkan pesan. Sedangkan di kamar, Yuliani berpikir liar. Wanita yang sedang mengganti pakaian terngiang akan masa lalu, bahkan dia rindu pelukan pria yang saat ini sudah sah menjadi suaminya."Kalau sudah menikah, kenapa sulit sekali cuma melakukan pemanasan saja?" pikir Yuliani mulai bertanya-tanya pada diri sendiri. Sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01

Bab terbaru

  • Tertipu Duda Tampan    120. Tamat

    Semakin hari Kevan serta Anton semakin dekat saja, bahkan pria itu menggunakan putranya sebagai alat agar bisa menerima pria itu lagi. Namun, orang tua Yuliani sudah tidak menyetujui. Mereka tidak yakin kalau pria tampan akan benar-benar berubah. Pun Yuliani juga merasa bahwa mantan suaminya tidak akan pernah berubah. Jadi, dia dilema dengan semua yang terjadi dalam hidupnya."Ayah menyarankan kamu untuk menikah dengan Reza agar tidak dikejar terus oleh Anton. Lagi pula, sampai detik ini Reza masih mencintaimu dan berharap kamu membalas cintanya, Yul." Mark memberikan nasihat."Dari mana Ayah tahu semuanya? Padahal sudah lama dia tidak pernah ke sini lagi sejak aku memintanya untuk tidak menganggu kehidupanku lagi." Yuliani heran pada Mark yang masih tetap pada pendiriannya. "Sebenarnya, dari awal Ayah bekerja dengannya, Yul. Maaf, karena sampai detik ini Ayah tidak pernah mengatakan pada kalian," aku Mark menundukkan kepala merasa bersalah.Dina terkejut mendengar pengakuan suaminya,

  • Tertipu Duda Tampan    119. Termenung

    Anton kembali datang ke rumah Yuliani, hingga membuat Reza salah paham. Pria itu pamit pergi setelah meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengganggu wanita itu lagi."Ngapain lagi kamu ke sini?" tanya Yuliani ketus. Wanita itu sampai gak menghiraukan Reza yang sudah pergi dan menghilang dari hadapannya."Aku mau minta maaf, Yul. Aku juga ingin melihat anakku," sahut Anton dengan netra berkaca-kaca."Aku sudah memaafkanmu," ucap Yuliani tanpa rasa iba. Dia tidak akan membiarkan Anton bertemu dengan Kevan. "Aku ingin bertemu Kevan," ucap Anton lirih."Dia sudah tidur, lebih baik kamu pergi sekarang juga!" usir Yuliani pelan. Dia tidak ingin ada keributan, jadi berbicara begitu pelan."Aku memang salah, tapi apa aku gak berhak melihat anakku?" tanya Anton mengharapkan iba."Ini sudah malam, dia sudah tidur. Lebih baik kamu pergi, jangan sampai istirahatnya berkurang karena hadirmu." Yuliani berusaha untuk memberikan pengertian."Besok pagi aku akan kembali ke rumah ini untuk bertemu Ke

  • Tertipu Duda Tampan    118. Dibujuk

    Obrolan Reza hanya sebatas itu saja, sebab pria itu juga belum siap untuk ditolak lagi oleh wanita yang dicintainya. "Aku pamit pulang dulu, ya." Reza pamit karena tidak nyaman terlalu lama berada di samping Yuliani."Kenapa buru-buru?" tanya Yuliani basa-basi."Iya, soalnya sudah malam." Reza tidak memiliki alasan. Sebenarnya dia masih betah dan ingin berlama-lama, tapi pria itu tahu diri juga.Yuliani meninggalkan Reza sendiri untuk memanggil kedua orang tuanya. "Kenapa gak menginap saja di sini?" tanya Mark, tapi lengannya justru disenggol oleh Dina."Mungkin lain kali, Om." Reza malah menanggapi. Wanita yang sedang menggendong Kevan itu pun merasa tidak enak hati. Dia terlihat malu karena kelakuan ayahnya.Mark mengantarkan Reza hingga ke depan rumah, mereka berdua juga tidak lupa untuk mengobrol perihal perasaan. "Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah kamu berusaha mencoba sekali lagi?" tanya Mark penasaran akan obrolan putrinya dengan Reza."Aku belum memiliki nyali, Om. Sebel

  • Tertipu Duda Tampan    117. Cukup Sukses

    Seluruh keluarga disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Mark bekerja di bengkel milik teman Reza, sedangkan Yuliani masih setia berpartner dengan ibunya. Kevan yang masih kecil juga bisa diajak bekerja sama. Bisnis mereka saat ini adalah dekorasi pelaminan, mereka mendapatkan modal dari meminjam ke bank. Mereka nekat melakukan semua demi sebuah kesuksesan yang mereka yakini akan datang. Awalnya Dina ragu, tapi semua sirna saat Yuliani meyakinkannya. "Jatuh bangun dalam usaha itu pasti, Bu. Tapi kita harus bangkit, bukan menyerah dan meratapi sebuah keadaan. Yuliani sudah banyak belajar dari kejadian di masa lalu, Bu. Bahwa Allah akan memberikan jalan bagi hamba-Nya yang mau berusaha." Yuliani menasihati panjang lebar. Dia berpikir, mungkin saja ibunya sedang kehilangan pegangan. Maka sudah menjadi tugasnya untuk mengingatkan. *** Tiga tahun segera berlalu, usaha mereka terbilang cukup sukses karena hutang pada bank berhasil dilunasi. Dekorasi yang mereka miliki juga banyak yan

  • Tertipu Duda Tampan    116. Tetap Berusaha

    Hari mulai sore, tapi Mark belum juga mendapatkan pekerjaan. "Aku harus tetap berusaha agar bisa mendapatkan pekerjaan." Mark bergumam. Dia sudah berkeliling, bahkan ke beberapa bengkel untuk menawarkan diri agar bisa bekerja. Namun, tdiak ada satu pun yang mau menerima. Hingga pria itu bertemu dengan Reza yang sedang membeli buah di pinggir jalan."Om!" panggil Reza ketika melihat Mark."Reza!" Mark membalas sapaan."Om mau ke mana? Biar aku antar," tanya Reza menawari."Om lagi cari pekerjaan, Reza. Namun, sampai detik ini belum mendapatkan pekerjaan juga. Sulit sekali mencari pekerjaan sekarang ini," sahut Mark lirih. Terlihat jelas dari raut wajahnya, kalau pria itu terlihat kelelahan. "Usaha kuenya bagaimana, Om? Bukannya lagi berkembang pesat ya?" cecar Reza. Pria itu memang akhir-akhir ini tidak terlalu mengetahui detail apa yang terjadi pada keluarga wanita yang masih dicintainya."Sudah gak ada yang percaya untuk memesan kue keluarga kami, Reza." Mark menghela nafas panjan

  • Tertipu Duda Tampan    115. Fokus

    Setelah perceraian itu, Yuliani kini fokus menjalani hari-harinya untuk Kevan. Dia juga membantu usaha Dina untuk membuat kue, satu-satunya cara untuk mereka bertahan hidup dan bisa membeli makan. Akan tetapi, ada saja ujian dan cobaan yang harus mereka hadapi ketika mereka mau menuju sukses. Pria tampan yang diceraikan tujuh bulan yang lalu tidak terima, jadi hadir untuk membalaskan dendam."Apa yang kamu inginkan, Anton? Kenapa kamu masih tetap menganggu hidupku? Semua urusan kita sudah selesai, lantas kenapa kamu harus datang lagi dan merusak semuanya?" cecar Yuliani menghampiri Anton yang masih tetap tinggal di rumah yang lama."Aku masih sakit hati padamu, Sayang. Tidakkah kamu mengerti? Aku juga tidak ingin melihatmu dan seluruh keluargamu bahagia serta sukses. Makanya aku fitnah kalian agar pelanggan kue yang kalian jual kabur semua!" papar Anton tanpa merasa bersalah. Pria itu sudah tidak memiliki hati, sebab hatinya sudah diselimuti oleh perasaan benci."Aku tidak menyangka k

  • Tertipu Duda Tampan    114. Bahagia

    Yuliani masih terngiang akan lamaran Reza, tapi wanita itu tidak mungkin secepat itu mengambil keputusan untuk menerima. Terlebih, perceraian masih dalam proses di pengadilan. Dia tidak mungkin terburu-buru sekalipun surat cerai sudah ada digenggaman tangannya. "Aku belum siap menerima siapa pun untuk hadir dalam hidupku. Butuh waktu yang lama buatku untuk kembali menikah, sebab rasa trauma yang masih aku rasakan. Aku harap kamu mengerti dengan ucapanku, dan aku merasa tidak pantas untukmu." Itulah kalimat jawaban yang diberikan Yuliani pada Reza. Tidak hanya mengerti, pria itu bahkan siap untuk menunggu wanita yang dicintai sampai kapan pun juga, hingga mau membuka hati untuknya. Yuliani merasa bingung dengan semuanya. "Kenapa aku harus dihadapi dengan persoalan perasaan lagi?" pikirnya. Dia memijat keningnya yang merasa pusing karena memikirkan semuanya."Ibu sakit?" tanya Kevan ketika melihat ibunya masih belum tidur. "Ibu hanya pusing sedikit saja. Kamu mending istirahat ya, so

  • Tertipu Duda Tampan    113. Dilamar

    Sebuah keajaiban datang, apa yang diharapkan Mark benar-benar terjadi. Seseorang datang memberikan bantuan pada keluarganya. "Terima kasih atas bantuannya, Reza," ucap Yuliani sembari tersenyum. Dia tidak menyangka pria itu akan membantunya. Memberikan tempat tinggal untuk keluarganya dan juga modal usaha."Sama-sama, gak usah sungkan begitu. Kita sudah lama kenal 'kan? Jadi anggap saja ini bantuan dari seorang teman." Reza memaparkan untuk menghilangkan rasa tidak nyaman Yuliani."Aku dan keluargaku berjanji, pasti kita akan membayar semuanya," kata Yuliani menjelaskan."Gak usah, Yul. Aku ikhlas membantumu dan keluargamu." Reza tidak mau Yuliani dan keluarganya merasa memiliki hutang budi.Bukan Yuliani jika tidak keras kepala, wanita itu tetap akan mengembalikan semua yang sudah diberikan Reza. Dia menganggap bantuan dari pria itu sebagai pinjaman.Pria berkaki jenjang itu pun tidak tahu harus berbicara apalagi, selain mengiyakan apa pun yang dikatakan Yuliani. "Aku harus pergi d

  • Tertipu Duda Tampan    112. Memulai Hidup Baru

    Yuliani sekeluarga syok dengan semuanya, ternyata Anton sudah mengambil alih harta Mark dengan caranya yang licik. Sertifikat rumah juga sudah berpindah tangan pada pria tampan itu hingga keluarganya tidak memiliki harta benda lagi. Tidak hanya rumah, tapi juga bisnis yang dijalani pria setengah paru baya itu juga diambil alih."Kapan mas Anton melakukan semuanya, Ayah? Bukankah Ayah tidak pernah memberikan tandatangan Ayah kepada sembarang orang?" tanya Yuliani."Dia sudah mengelabuiku, Yul. Dia pernah meminta tanda tangan Ayah dengan alasan ingin memberikan Ayah tanah yang dia beli. Dengan segala bujuk rayunya, Ayah mau saja. Tidak pernah berpikir kalau dia akan melakukan semua ini." Mark baru sadar dan menceritakan semuanya. "Tapi kenapa Ayah tidak pernah bercerita?" tanya Dina kecewa."Soalnya Ayah sudah berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapa pun termasuk kalian berdua." Mark menjawab sesuai yang diingat.Ketika mereka sedang panik karena telah kehilangan harta benda, Anton

DMCA.com Protection Status