Share

99. Astagfirullah!

"Lepasin tanganku!” ucap Mas Vino dengan nada datar, tetapi raut wajah terlihat tak bersahabat.

“A-aku mau ngomong sesuatu, Mas.”

“Ngomong aja, enggak perlu pegang tanganku begini!”

Dengan lemah dan tak rela, akhirnya Nawang melepas cekalan tangannya. Suasana mendadak kaku. Mau apa lagi si ulat bulu ini menjeda perjalanan kami? Tentu saja aku kesal dengan ulahnya.

“Kenapa kamu enggak sehangat dulu, Mas?”

“Maksudnya?”

“Iya. Dulu Mas Vino sendiri yang bilang pengen punya adik perempuan. Dan Mas Vino bilang nganggap aku sebagai adik. Tapi sekarang ... setelah ada wanita ini Mas Vino berubah. Mas Vino bahkan sudah lupa dengan perempuan yang udah didedikasikan sebagai seorang adik.”

Wah, wah, wah. Berani sekali dia berbicara di tempat umum seperti ini. Eh, sebentar! Siapa yang dia maksud dengan ‘wanita ini’? Apakah itu aku? Kalau iya, wah ... benar-benar cari perkara gadis ini!

Aku hanya diam menyimak. Ingin tahu bagaimana cara Mas Vino membelaku dan juga ingin melihat bagaimana ia menyada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status