แชร์

97. JANGAN BUNUH ANAKKU!

ผู้เขียน: Mustacis
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-10-01 07:28:30

Juni tersentak kaget ketika pintu kamar diketuk dengan pelan. Ia segera meringkuk sambil melindungi perutnya. 

Seorang pelayan masuk sambil menunduk sopan. "Dokter sudah datang, Nyonya."

Mata Juni membelalak. Tubuhnya seketika menggigil. Digigitnya bibirnya sampai menguarkan rasa asin.

Ia menggeleng kepada pelayan itu. "Ti-tidak. Kunci pintunya." Ia tak bisa menggambarkan ketakutannya saat ini. Tangan dan kakinya gemetar sampai Juni tak bisa menggerakkannya.

"Dokter sudah ada di ruang tengah. Tuan berpesan agar Nyonya bersiap-siap."

"KUNCI PINTUNYA!!"

Pelayan itu tertegun. Meneguk ludah sebelum melangkah ke pintu. 

"Tu-tuan bisa memarahi saya. Anda tidak bisa—"

"Kalau begitu keluar."

"Ta-tapi Tuan menyur—"

"KELUAR!!"

Sang pelayan tampak takut sekaligus khawatir sebab di atas ranjang yang megah itu, Juni memeluk perutnya dengan seluruh tubuh yang gemetar.

Wajahnya yang pucat bers

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Hafizh
kasian juni huaaa saga jg ga mw selidiki slu sbelum bertindak, aarrrgg kesel sm saga maen percaya n fitnah aja ......
goodnovel comment avatar
Rohani Sitanggang
KENAPA HARUS GANTUNG. HUWAAA, PLIS APDET LAGI THOR ...
goodnovel comment avatar
Maria
Double up thor
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Tertawan Dua Suami   98. Tolong Tunda Aborsi Itu

    Juni masih gemetar di bawah tubuh Saga. Air matanya meleleh di sepanjang wajahnya hingga membasahi bantal dan seprei.Saga menghela napas. "Jangan tunjukkan sisimu yang seperti ini lagi."Karena Saga merasa tak sanggup jika hanya berdiam diri dan melihat air mata itu terus terjatuh. Sebab ia ingin merengkuh badan kecil yang gemetar itu lalu menghapus air matanya hingga bersih.'Ck! Di mana Lenna?' decaknya dalam hati.Sudah berapa menit berlalu dan Lenna belum jua masuk. Biasanya kepala pelayan itu selalu siap saat Saga memanggilnya kapan pun.Saga turun dari atas tubuh Juni, dengan terpaksa meninggalkan wanita itu setelah menyelimutinya dan membuatnya berbaring dengan posisi yang nyaman.Ia membuka pintu lalu mengernyit.Apa yang dilakukan semua pelayan dan pengawal di depan kamarnya?Para pelayan berdiri di depan, sedang semua pengawal siaga di bagian samping dan belakang.Sepasang alis tebal Saga menukik saat me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-02
  • Tertawan Dua Suami   99. Membenci dan Menginginkanmu

    Gerombolan pekerja yang berdemo itu akhirnya bubar setelah satu lirikan tajam dari Saga. Edward yang terkapar di lantai dibantu oleh para pengawal.Saga mendengus kesal sebelum akhirnya kembali masuk ke kamarnya.Didapatinya Juni yang tertidur pulas. Entah dorongan dari mana, ia mendekat ke ranjang, tak memutuskan tatapannya pada tubuh ringkih yang pucat itu.Saga duduk di tepi ranjang sambil mengamati desah napas Juni yang berembus teratur. Perutnya bergerak naik turun dengan ritme yang pelan.Tiba-tiba saja matanya tertumbuk pada perut rata wanita itu. Di dalam sana ada sebuah kehidupan yang mati-matian wanita ini juga.Ada anak yang menjadi saksi pengkhianatan Juni. Saga menatap tajam perut wanita itu seolah janin dalam kandungannya bisa melihat Saga secara langsung.Tangan Saga bergerak perlahan, kemudian terulur menyentuh perut Juni. Dirasakannya getaran kecil saat permukaan tangannya menempel pada perut sang istri."Nghhh

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-02
  • Tertawan Dua Suami   100. Dari Mana Asal Luka Itu?

    Gemuruh napas Saga memenuhi wajah Juni. Ia mendekatkan wajah perlahan sampai bibirnya menyentuh ujung bibir Juni. Namun, tiba-tiba Juni mengerang kesakitan dan bergerak gelisah di bawah tubuh Saga. Saga mengernyit menyadari tindakan bodohnya. Dia pasti sudah gila karena terlalu merindukan wanita ini. Saga pikir erangan Juni hanya tanda agar dia berhenti dari niat kotornya, tapi sampai Saga menyeka kembali tubuh Juni, wanita itu semakin meringis dalam pejaman matanya, makin lama ringisannya makin terdengar keras. "Apa yang sakit?" tanya Saga seolah Juni bisa mendengar dan menjawabnya. Wanita itu terus merintih dengan raut kesakitan. Saga mulai panik. Dicondongkannya tubuhnya dan dirangkumnya wajah Juni. "Hei, Sayang. Apa yang sakit, hm? Aku akan panggilkan dokter." Saga hendak beranjak dari tubuh Juni, tapi wanita yang semakin pucat itu malah menahan lengannya. Saga menoleh dan mendapati mata Juni yang terbuka menatapnya sayu.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-04
  • Tertawan Dua Suami   101. Kau Harus Meninggalkan Negara Ini

    Rafael masih berada dalam posisi yang sama sejak Juni meninggalkan penthouse-nya. Ia masih bersandar di kaki ranjang dengan kepala tertunduk frustrasi.Juni lepas dari genggamannya. Juni pergi lagi darinya, dan Rafael tak bisa meraihnya kembali.Kehamilan dan kepergian Juni membuat Rafael frustrasi. Kata-kata Maria masih menusuk hatinya seberapa kali pun ia mengingatnya."Jangan salah paham dengan mengira kau yang sudah sukses dengan dukungan dari Tanaka Benjiro bisa mengalahkan Saga Atlanta. Tanaka Benjiro bahkan tak sebanding dengan Lahendra asal kau tahu, apalagi dengan Atlanta."Rafael mencengkeram rambutnya sambil mengerang putus asa. Ia sudah berusaha keras sampai rasanya mau gila dan ia tetap tak bisa meraih Juni.Ia pikir dirinya sudah bisa sepadan dengan Juni, akan mudah baginya bersatu kembali dengan sang istri, namun segalanya tak sesuai dengan perkiraan Rafael.Ia harus melewati jalan yang sangat sulit lagi. Ber

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-04
  • Tertawan Dua Suami   102. Pelukan Hangat di Tengah Hujan

    Saga memijat pangkal hidungnya. Ditepisnya dokumen dan kertas-kertas yang menumpuk di atas meja. Saga pikir dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan, dia bisa melupakan ketakutan dan kekhawatiran yang terus bersarang dalam hatinya. Nyatanya hari ini adalah hari ketiga Juni masih terbaring di ranjang rumah sakit tanpa sekali pun membuka matanya. Saga melirik Juni. Tak ada tanda-tanda ia akan membuka matanya. Wajahnya masih pucat dan tubuhnya kian ringkih. Saga bahkan tak menghitung waktu lagi. Tahu-tahu di luar sudah hujan deras dan jam dinding menunjukkan waktu tengah malam. "Hahh! Kapan kau bangun?" Saga menunduk di tepi ranjang sambil menghela napas berkali-kali. Saga bahkan lupa bagian tubuh Juni yang mana saja yang dia cengkeram dan sentuh dengan kasar. "Bangunlah. Aku tidak akan melakukannya lagi." Seperti mantra yang sia-sia, Juni sama sekali tak bereaksi. "Tuan Besar, ini saya." Saga tak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-05
  • Tertawan Dua Suami   103. Bukti di Tangan Maria

    Maria menyeringai melihat bukti-bukti yang tersimpan rapi di ponselnya.Di balik musibah pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Kata-kata bijak itu memang benar.Ia bisa melempar keluarga pelacur itu kepada Atlanta. Sedikit minyak yang dituangkan pada api yang membara akan membuatnya semakin seru.Maria akan membuat mereka tak punya waktu untuk menghindar atau pun mengelak.Pesan-pesan Jeni dan Rafael, riwayat pertemuan mereka dan rekaman telepon mereka sudah ada di tangan Maria.Maria tinggal mencari para preman yang disewa oleh Jeni.Ini sempurna.Tangannya bersih dan musuhnya akan segera lenyap.Maria berdiri dan melangkah keluar dari ruang kerja pribadinya.Saatnya makan malam keluarga.***"Banyak kerjaan? Baru kali ini Kakak terlambat ke ruang makan."Seperti biasa, yang repot- repot menyapanya dengan ejekan tersirat adalah Leticia, sedang Sandi tak peduli sama sekali apaka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-05
  • Tertawan Dua Suami   104. Pilihan Rumit dari Maria

    Jeni meninggalkan ruangan Maria dengan terburu-buru. Kakinya bahkan hampir tersandung di anak tangga.Saat ia membuka pintu kamarnya, sekujur tubuhnya sudah gemetar hebat.Sialan! Bagaimana caranya Maria mendapatkan bukti-bukti itu?!Padahal sebisa mungkin, Jeni sudah menghapus semua jejak yang sudah dia tinggalkan.Tak akan ada yang bisa menganalisis dirinya saat ia memasuki hotel itu. Seluruh tubuhnya telah ia tutup dengan Khimar dan niqab malam itu.CCTV di sekitar toilet dan tempat penculikan Juni pun sudah ia sabotase. Segalanya bersih, termasuk orang suruhannya yang sudah ia beri uang dan ia kirim ke tempat yang sangat jauh.Tak ada yang bisa mengendus keterlibatannya.Kecuali jika Rafael membuka mulut.Bajingan! Jeni lupa jika pria itu tak mempercayainya lagi dan sangat mungkin untuk membongkar keterlibatannya."Rafael sialan! Sudah capek-capek aku membantunya!"Jeni bergerak k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-08
  • Tertawan Dua Suami   105. Menyingkirkan Bukti

    "Jadi apa yang harus kita lakukan, Bu? Dan tolong berhentilah mondar-mandir di depanku, bau parfum Ibu sangat menyengat.""Diamlah, Jeni! Aku sedang berpikir. Kita harus menghentikan nenek lampir itu!""Tapi, bagaimana caranya?""Kau tidak lihat aku sedang mengerahkan seluruh sel otakku untuk berpikir?!"Leticia kembali berjalan mondar-mandir di tengah kamar sambil menggigit ibu jarinya."Ini semua karena Ibu! Jika Ibu tidak menyuruh orang suruhanku untuk membunuh Juni, maka masalahnya tidak akan sebesar ini!""Kenapa kau menyalahkanku? Kau yang bergerak sendirian, kalau kau mengajak ibumu ini maka aku akan membantumu dengan cara yang tidak terlihat." Diarahkannya telunjuknya kepada Jeni dengan marah."Dan sekarang Ibu menyuruhku berkorban sendirian." Jeni menghela napas, sedikit lagi ia akan merasa putus asa.Kuku-kuku yang dirias cantik itu kembali Leticia gigit. "Tadi kubilang kau harus diam, Jeni.""Aku tidak akan me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-08

บทล่าสุด

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 6 Kelahiran Anak Kita

    Saga tak mampu mengukur kepanikannya saat Juni merintih kesakitan sekalipun dokter sudah menanganinya. Ia tak ingin beranjak sedikit pun dari tempat Juni. Menyaksikan bagaimana Juni berjuang melahirkan anak mereka. Wanita itu kesakitan. Peluh memenuhi wajah dan lehernya. Tangan Saga ia genggam dengan erat. Berkali-kali Juni meliriknya dengan ekspresi yang sekarat, namun matanya menyimpan tekad yang sangat kuat. Saga tak ingin melihat penderitaan wanita yang amat dicintainya. Tapi ia tetap harus berada di tempat ini. Dengan latar belakang suara dokter yang terus menuntun Juni menghela napas dan mengembuskan napas dengan tenang, Saga akhirnya mendengar suara tangisan bayi yang cukup kencang, menggugah hatinya, menciptakan sebentuk perasaan yang tak pernah ia rasakan. "Bayi Anda sudah lahir, Pak. Dia laki-laki." Sang dokter memperlihatkan keseluruhan bayi berwarna merah itu kepada Saga. Perasaan Saga berkecamuk. Ia terpana. Diakah yang sedang

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 5 Karma yang Menyakitkan

    Leticia bergidik jijik saat seorang wanita berambut acak-acakan melewatinya sambil menggaruk kepala. Menggumam sendiri lalu cekikikan tanpa sebab. Uuuhhh ... pakaian macam apa pula yang sedang dia pakai sekarang? Seragam pasien rumah sakit berwarna biru telur asin yang sangat norak. Leticia muak mendengar suara jeritan dan tingkah gila setiap hari. Ia memilih keluar ke taman. Barangkali rumput-rumput hijau segar itu bisa menenangkan sakit kepalanya. "Ahahahaha!" Seorang pria ceking dengan wajah pucat dan rambut setengah botak terbahak di sampingnya. Sial sekali. "Nyam nyam. Enaknya. Steik dari daging premium berkualitas." Lelaki itu mencabuti rumput lalu memakannya. Leticia semakin bergidik. Lelaki itu lalu tengkurap begitu saja dengan sesuatu di kepalan tangannya. "Sekarang kita harus cuci mulut dengan anggur segar ini." Kepalannya ia buka dan seekor katak kecil menggeliat di sana, mencoba untuk kabur. Mata Leticia m

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 4 Kemenangan yang Hampa

    Maria menatap beberapa pramugari yang berlalu lalang semata untuk mengawasi para penumpang dan keadan pesawat yang sudah lepas landas, sebagian membawa troli makanan dan menghampiri kursi penumpang.Dia duduk tenang di kursinya. Mengembuskan napas lalu memejamkan mata. Menikmati deru pesawat yang bertubrukan dengan udara, langkah-langkah para pramugari di sekitarnya dan juga bisikan-bisikan penumpang yang duduk di depan maupun di belakangnya.Samar-samar hidungnya mengendus bau permen karet, wine, dan beraneka ragam pasta dengan saus yang menggugah selera.Maria tak berniat membuka matanya. Meski tak mengantuk sama sekali walau telah menghadiri pesta pernikahan yang jauh, di Jepang. Dia tak tahu dorongan apa yang membuatnya menyanggupi undangan dari Tuan Tanaka itu.Barangkali Maria hanya ingin menghormati hubungan kerja sama yang sempat terjalin di antara mereka atau mungkin ... dia ingin melarikan diri.Melarikan diri dari rasa

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 3 Mencoba

    "Saya minta maaf."Rafael benar-benar berlutut. Dihadapan Tuan Tanaka yang berdiri memunggunginya, dia bersimpuh dan meminta agar laki-laki paruh baya itu mengizinkannya pergi."Saya tidak bisa terus menyakiti Nazura."Tuan Tanaka tak menjawab. Punggungnya tegak dan kaku."Saya akan pergi jauh."Lama kemudian barulah Tuan Tanaka berbalik setelah menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak akan menghakimimu. Aku hanya ingin mengatakan, Jika kau pergi sekarang, maka seumur hidup kau akan kembali menerima penghinaan lagi. Istrimu tak kau dapat, kau pun kembali miskin. Tolong pakai sedikit logikamu."Embusan napas kasar Tuan Tanaka terdengar. Rafael mengangkat wajah untuk menatap punggung itu."Kau pun menyia-nyiakan putriku yang sangat mencintaimu. Ada aku yang bisa menjadi orang tuamu. Apalagi yang kurang, Rafael? Kau membuang-buang potensimu hanya untuk sebentuk perasaan yang sudah seharusnya kau kubur dalam-dalam."Rafael

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 2 Tak Pernah Bisa Melepasmu

    Rafael duduk di tepi ranjang, pada kamar hotel bintang lima yang berfasilitas mewah dan tidak tanggung-tanggung. Ia menatap cincin putih polos di jari manisnya. Tatapannya kosong, namun ada penyesalan dan pilu di sana. Ia tak tahu yang mana dari tindakannya yang harus dia sesali. Sekali pun dalam hidupnya, dia tak pernah membayangkan Juni akan menangisi pria lain dan menatapnya penuh cinta, pun mengkhayalkan wanita itu berada dalam dekapan laki-laki lain. Hati Rafael tersayat-sayat. Rasa sesak menggerogoti dadanya. Semakin dipikirkan, semakin dia terjatuh pada luka yang menganga di dalam hatinya. Pintu kamar mandi terbuka dan sosok Nazura yang berbalut kimono tipis berwarna merah muda hadir di sana. Berdiri kaku di depan kamar mandi. Rambut sebahunya sedikit basah dan riasannya sudah tak lagi tersisa. Ekspresinya terlihat canggung. Kimono tipis yang memperlihatkan sedikit belahan dada dan sebagian besar pahanya membuatnya terlihat tidak ny

  • Tertawan Dua Suami   EXTRA PART 1 Kamu Pantas Dicintai

    Setelah dirawat intensif dan diizinkan pulang, Saga tak henti-hentinya menatap perut Juni dengan pandangan aneh setiap kali Juni ada di dekatnya. Matanya seolah sedang berbicara kepada anak dalam kandungan Juni.Setelah puas memandang sang bayi dari luar perut Juni, Saga akan mengangkat wajah dan bertanya kepada Juni lewat sorot matanya, 'Apa dia baik-baik saja?'"Dia baik-baik saja, Saga. Berhentilah memandangnya terus. Dia bisa ketakutan."Saga tampak sedikit terkejut, tapi wajahnya masih terlihat garang. "Benarkah? Dia akan takut?"Saga selalu terkesima. Layaknya seorang anak kecil yang baru saja menemukan dunia yang tak pernah dilihatnya. Saga terlihat begitu ingin menyentuh perut Juni yang sudah semakin membesar."Kenapa tidak kau sentuh saja?" Juni mengulum senyum tipis melihat tingkah canggung Saga."Dia akan terluka."Juni terkekeh. Saga mengucapkannya dengan datar, tapi di mata Juni itu terdengar sangat lugu."Ke

  • Tertawan Dua Suami   Salam Perpisahan dan Karya Baru

    Akhirnya tiba juga kita di perjumpaan terakhir dari cerita ini, eit jangan sedih. Akan ada banyak cerita yang akan membuat kita kembali bersua. Terima kasih kepada kalian semua yang sudah mendukung aku dan cerita ini. Aku berharap se-anu apa pun cerita ini, masih ada hal baik yang bisa kita petik bersama-sama. Aku sangat membutuhkan saran, masukan, dan kritik dari kalian guna untuk memperbaiki kualitas tulisan aku di karya-karya selanjutnya. Jangan sungkan untuk menghubungi aku ya, aku aktif di fesbuk 🤭 Mustacis Kim Oh ya, GoodNovel sedang mengadakan event yang keren banget, dan aku bakal mengikutkan karya baru untuk mengikuti event. Mohon dukungannya (lagi) 🙏 Cerita baru aku berjudul KILL MY HUSBAND yang akan terbit pada Desember nanti di web GoodNovel (karena belum terkontrak) Jangan lupa mampir jika sudah terbit dan berikan dukungan. Teri

  • Tertawan Dua Suami   Tapi, setidaknya ...

    RAFAEL adalah seorang anak yang tumbuh di panti asuhan. Tak ada orang tua, hanya ibu panti dan teman-teman yang senasib dengannya.Baginya tidak dianggap manusia dan diremehkan seperti sampah adalah hal yang biasa. Orang-orang di dunia luar menginjaknya dan meludahinya. Setiap hari ia harus mengorbankan semua kekuatan fisiknya untuk bekerja. Dirinya hanya dipenuhi keringat bau terik matahari. Kemiskinan menggerogotinya dan melenyapkan semua harga dirinya.Tapi, setidaknya ... Rafael pernah mengecap kasih sayang dan hidup aman, walau hanya di bawah atap panti asuhan.SAGA adalah anak yang beruntung. Lahir dan besar di keluarga kaya dan terpandang. Hidup di rumah yang megah dan memiliki orang tua yang lengkap. Ada banyak pelayan dan pengawal yang melayaninya.Tapi, seperti sebuah kotak berisi mayat tikus yang busuk namun dibungkus dengan kertas berlapis emas dan hiasan pita yang cantik. Hidup Saga seperti di neraka. Setiap malam ia h

  • Tertawan Dua Suami   Epilog

    Saga mengerjap, lalu terpana. Melihat perut Juni yang bergerak-gerak, seolah bayi di dalam sana meronta-ronta ingin keluar. Ia menendang dan bergerak mencari perhatian Saga saat lelaki itu menempelkan telinganya di atas perut Juni."Dia sangat aktif." Saga terkesima saat kembali menatap Juni. "Banyak gerak sekali."Juni memulas senyum. Saga terlihat seperti anak kecil yang mendapat mainan baru. "Sama sepertimu."Sebelah alis Saga terangkat lalu menatap Juni dengan senyum jail. "Maksudmu banyak gerak di ranjang?"Tak ayal perkataannya membuat wajah Juni merona. Meski belum terlalu pulih sepenuhnya, tapi Saga masih sangat aktif di atas ranjang.Tubuh lelaki itu mendekat, menyiapkan gestur untuk menindih tubuh Juni."Anak kita sedang bergerak-gerak di dalam, dan kau mau melakukan itu?!" Juni melotot. Keningnya berkerut kesal."Baiklah. Aku akan menunggu nanti malam."Juni memutar bola mata."Bukankah hari

DMCA.com Protection Status