Share

8

Author: Puspa Markhip
last update Last Updated: 2023-06-13 18:28:51

Butik selalu sepi ketika pagi hari, untuk itu, Masayu sengaja datang terlambat, toh tidak ada sesuatu yang mendesak.

Sebenarnya Masayu tidak perlu datang ke butik setiap hari, kecuali untuk bertemu dengan klien secara khusus, sudah ada asisten dan karyawan butik yang dapat menghandel segalanya.

Namun, terbiasa berjuang dan bekerja keras sejak awal, ia tidak bisa membiarkan semua urusan ditangani orang lain.

Masayu lebih senang mengerjakan banyak hal sendiri, termasuk menemui para tamu yang datang ke butik. Ia sering turun tangan langsung untuk melayani para tamu, ketika karyawannya sedang istirahat.

Pukul 10 pagi, ia baru tiba di butik setelah mengerjai Max habis-habisan. Wajahnya berseri-seri, sarat akan kepuasan. Mungkin ibunya akan mengomelinya setelah menyadari perbuatannya, tetapi Masayu tidak peduli, yang terpenting ia berhasil membuat Max kesal setengah mati.

Bunyi gemericik air shower terdengar dari kamar mandi. Masayu cekikikan puas. Max sedang mandi di kamar mandi butiknya setelah badannya dibanjiri keringat sebab ulah Masayu.

Dari Ivander, Masayu mendapat ide untuk mengerjai pria itu. Ia pergi ke pasar tradisional, membeli luar biasa banya barang yang sama sekali tidak dibutuhkannya.

Mengganti pakaiannya yang sudah mirip seperti sundal jalanan, Masayu mengenakan pakaian santai. Hanya kaos longgar yang dipadukan dengan celana jeans gelap, jauh berbeda dengan Max yang rapi dengan kemeja dimasukkan ke dalam celana katunnya. Sepatu kets santainya pun kontras dengan pantofel mengkilat yang dikenakan Max.

“Pakaian seperti ini sangat tidak cocok untukmu,” komentarnya begitu Masayu masuk ke dalam mobil. Ia juga telah menghapus riasan noraknya. “Perempuan rendahan lebih cocok berdandan seperti tadi.”

Masayu begitu santai menanggapi berbagai kalimat hinaan Max, sama sekali tidak terpancing emosinya seperti yang sudah-sudah. Hatinya riang gembira, menyiapkan kejutan untuk mengerjai pria itu.

“Kamu lebih suka aku berpenampilan seksi? Hm, berarti yang kamu katakan pada Papa itu munafik, dong?” balasnya riang. “Aku tidak tertarik, secantik dan semenarik apa pun Ayu, aku pria yang menghormati perempuan sebagaimana ajaran ibuku,” lanjutnya mencibir, menirukan kalimat Max.

“Memang siapa yang bilang kalau aku tertarik padamu?”

Masayu memutar bola mata. “Apakah aku harus merekam ucapanmu barusan, lalu memutar ulangnya agar kamu tidak lupa?”

“Kamu terlalu ge-er, aku hanya mengatakan perempuan rendahan sepertimu pantas berdandan seperti tadi, bukan berarti aku suka. Untuk merayu suami orang dan menghancurkan rumah tangganya, tentunya perlu penampilan menjijikkan seperti tadi.”

“Terserah apa katamu, memangnya aku peduli?” Ia mengedikkan bahu tak acuh. Suasana hatinya sedang terlalu gembira, ucapan Max sama sekali tidak mampu memancing kekesalannya.

Masayu meminta Max memarkirkan mobil di parkiran khusus mobil, tanpa curiga pria itu mengekorinya masuk ke dalam pasar tradisional.

Sudah mendekati pukul 9, pasar sudah tidak terlalu ramai. Biasanya orang-orang datang lebih pagi untuk mendapatkan sayuran maupun daging yang masih segar.

Tentunya ini bukan kali pertama Masayu datang ke pasar. Dulu, semasa remaja ia sering ikut Bi Lina belanja, Masayu suka melihat Bi Lina tawar-menawar harga dengan pedagang, hal yang tidak bisa dilakukannya di mall-mall yang biasa didatanginya.

Seiring berjalannya usia, Masayu nyaris tidak pernah lagi menginjakkan kaki di pasar, tidak suka dengan suasana panas dan keramaian yang tidak teratur. Namun, kali ini pengecualian, dengan senang hati ia akan kembali masuk ke pasar, mengabaikan aroma dan suasana yang tidak disukainya. Demi mengerjai Max!

Dengan setia, Max mengekorinya. Penampilannya sangat mencolok dengan kondisi sekitar. Masayu puas sekali melihat kernyitan di keningnya yang semakin dalam, pasti tidak menyangka sama sekali akan dibawa ke tempat seperti ini.

Namun, Max sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengikuti Masayu ke sana-kemari dengan wajah masam.

“Bawakan ini, Pengawal!” perintah Masayu, memberikan paksa seplastik penuh berisi jajan kering yang tidak ia ketahui namanya.

Masayu terus berbelanja, semua yang ada di pasar seolah hendak dibelinya, dan semuanya diserahkan pada Max meminta untuk dibawakannya.

Ia membeli ikan berkilo-kilo, membeli daging, puluhan jenis sayur yang bahkan tanpa ia tahu namanya, membeli beberapa sisir pisang, sampai petai pun diborongnya.

Masayu menolak menggunakan jasa kuli bongkok yang menawarinya, ia lebih suka menyiksa Max untuk membawakan semua belanjaannya. Masayu akan berterima kasih pada Ivander, berkat celetukan asalnya, ia berhasil membuat Max kesal setengah mati.

Sangat mencolok, Max dijadikan pusat perhatian. Dengan penampilannya yang necis, ia pergi ke pasar dan membawa banyak sekali barang-barang.

Beberapa ibu-ibu terang-terangan menggodanya, semakin memperdalam kernyitan keningnya yang menunjukkan ketidaksukaannya.

Max tidak bisa menolak, sebab Masayu melotot galak dan terus meneriakinya dengan sebutan pengawal. Mau tak mau ia menerima setiap Masayu menyodorkan belanjaan, meski kedua tangannya sudah penuh. Hanya saja, bibirnya tidak berhenti menggerutu.

“Kamu sengaja mengerjaiku, kan?” tuduhnya jengkel.

“Kalau tidak mau menemaniku belanja, tolak saja dari tadi, tidak usah sok-sok di depan Papa mau mendampingi ke mana-mana!” kilahnya. “Atau jangan-jangan kamu memang sengaja cari muka di depan Papa?”

Max tidak lagi membalas, tetapi bibirnya mendumal jengel. Diam-diam Masayu tersenyum. Sangat puas, ia sengaja berjalan ke sana-kemari panas-panasan untuk semakin merepotkan Max, mengabaikan kulitnya yang bisa saja kering dan gosong sebab terpapar sinar matahari secara langsung. Kebahagiaannya berhasil membalaskan dendamnya pada Max sangat sepadan.

Ibunya pasti akan menjerit histeris kalau melihat hasil belanjaan yang memenuhi dapur mereka. Masayu meminta Max membawanya pulang, lantas buru-buru berganti pakaian dan minta diantar ke butik. Benar-benar merepotkan, membuat Max kewalahan.

Kemeja putih Max sudah basah oleh peluh dan kotor, Masayu tidak memberinya kesempatan untuk mengganti pakaiannya. Ia sengaja menutup hidung ketika semobil dengannya, mengatainya bau ikan.

Masayu tidak kuasa menahan tawa puasnya, mana kala Max pergi ke lantai dua butiknya dan mandi di sana. Tertawa terbahak-bahak di depan pintu kamar mandi yang tertutup. Terdengar suara makian Max dari dalam.

“Ambilkan pakaian di mobil!” perintah Max berteriak.

“Ambil saja sendiri!” balasnya.

“Kamu mau aku keluar telanjang bulat?!”

“Pakai saja baju wanita, di sini ada banyak, tinggal ambil!”

Masayu buru-buru kembali ke lantai dasar sambil cekikikan. Biar saja Max di dalam kamar mandi sampai besok, ia sama sekali tidak peduli. Pria itu pasti tidak berani keluar tanpa pakaian, tidak mungkin juga ia bersedia memenuhi sarannya untuk memakai baju perempuan di butiknya.

Namun, di luar dugaan. Max keluar hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya, membuat karyawan dan beberapa pengunjung memekik terkejut. Berkacak pinggang, ia menatap Masayu dengan sorot penuh dendam.

“Ambilkan bajuku sekarang, atau aku akan membuat semua pelangganmu kabur!” ancamnya.

Menelan ludah, Masayu tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Ia tidak mau kehilangan pelanggannya sebab tingkah gila Max. Pria itu ternyata sangat nekat.

Bersambung …

Related chapters

  • Terpikat Sang Bodyguard   9

    Kehidupan di kalangan orang-orang beruang, tidak selamanya seindah dalam novel-novel yang dibaca Masayu semaja remaja.Suami tampan dan setia, uang yang mengalir bak air bah, hidup bahagia dan penuh kasih sayang. Sangat sempurna untuk sebuah dongeng, tetapi tidak dalam kehidupan realita.Nyatanya, selain para selebriti yang memang membutuhkan sebagai penunjang penampilan, orang-orang yang datang ke butik Masayu banyak juga dari kalangan para sosialita yang kesepian, salah satunya Tante MirnaSudah dua tahun Tante Mirna menjadi pelanggan tetap, boleh dibilang ia merupakan pelanggan sejak Masayu masih berjuang, belum mendirikan butik seperti sekarang. Tante Mirna cukup dekat dengannya dan sering mengeluhkan hidupnya yang dirasa sangat tidak adil.Suaminya kaya raya, tetapi tidak setia. Setahun terakhir, Tante Mirna terlibat perang dingin dengan suaminya, mereka hidup seatap tetapi bak orang asing yang tidak saling mengenal.Tante Mirna sangat kecewa dengan suaminya setelah perselingkuha

    Last Updated : 2023-06-13
  • Terpikat Sang Bodyguard   10

    “Max minta ijin, besok tidak akan mengawalmu, katanya akan menemani ibunya mengunjungi adiknya di pesantren,” kata Himawan.Bak madu, Masayu mengula senyuman. Ia mengangkat kepala dari sketsa gambar yang sedang dikerjakannya. “Baguslah, ijin selamanya juga tidak apa-apa.”“Kakmu kedengarannya sangat senang, Yu,” balas Himawan masam. “Katanya mau memperbaiki sikapmu padanya?”“Aku tidak suka Max, Pa, dia sangat menyabalkan.”“Yang kamu sebut menyebalkan itu adalah calon suamimu, Yu.”“Papa sedang mengajakku bercanda? Tumben sekali, biasanya Papa selalu serius. Mama aja dibikin cepat tua punya suami gak pernah bisa diajak guyon.”Himawan bergerak, menjitak kepala putrinya gemas. “Siapa yang bercanda? Papa sama Om Lucas sudah sepakat akan menjodohkan kalian.”Mengaduh, Masayu meletakkan pensil di tangannya, lantas menatap sang ayah dengan sorot ngeri. “Itu gak bener, kan?”“Tanya saja sama Max, kalau kamu tidak percaya.”Ayahnya sudah pasti mengira Masayu akan menjerit histeris,

    Last Updated : 2023-06-13
  • Terpikat Sang Bodyguard   11

    Pesantren adalah dunia yang sangat asing baginya, Masayu lebih memilih kabur dibanding harus menuruti kemauan ayahnya untuk tinggal di sana.Terjadi drama terlebih dahulu antara Masayu dan ibunya. Masayu mengira akan disuruh tinggal di pesantren, ia marah-marah, merayu ibunya, bahkan meratap, menolak pergi.Melihat pakaian-pakaian muslimah baru yang dibeli ibunya, sudah tertata rapi di dalam koper, Masayu benar-benar cemas luar biasa. Tidak dapat membayangkan hidupnya di tempat asing dan suasana yang asing pula.Merengek, Masayu merayu ibunya untuk mengurungkan niatnya. Adiknya yang sangat menyebalkan pun ikut-ikutan menakut-nakuti. Menurut Gio, pesantren adalah tempat yang mirip dengan penjara, di mana kebebasan Masayu benar-benar direnggut.Selain tidak boleh melihat dunia luar, Masayu jugs tidak diperbolehkan membawa ponsel dan alat elektronik lainnya. Membayangkan harus hidup tanpa ponselnya saja, Masayu sudah ketakutan setengah mati.“Ma, butikku bagaimana? Pelangganku bagaimana?

    Last Updated : 2023-06-13
  • Terpikat Sang Bodyguard   12

    Malu, perasaan itu tumbuh dengan sendirinya meski keluarga Tante Lysa tidak mengatakan apa-apa.Mengenakan celana jeans yang menjadi pakaian sehari-harinya, dipadukan dengan kaos longgar, sementara rambutnya yang sebahu diekor kuda, penampilan paling sopan yang pernah diperlihatkannya. Namun, tetap saja, di tempat itu Masayu merasa penampulannya sangat terbuka.Lingkungan di sekitarnya jauh berbeda dengan di Jakarta. Di sini, jangankan perempuan dewasa, anak-anak SD pun semuanya mengenakan pakaian tertutup, dari ujung kepala hingga ujung kaki.Eyang Hasna tidak mengatakan apa-apa, demikian pula dengan Tante Lysa, mereka mengobrol banyak di rumah, ramah menanyainya banyak hal. Eyang Hasna sangat baik, lembut seperti Tante Lysa, sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal penampilannya yang tidak wajar di sana.Menjelang sore, Tante Lysa mengajak Masayu berkunjung ke rumah Abah Ulil. Tidak lebih dari 100 meter dari rumah Eyang Hasna, Masayu bersama perempuan itu berjalan kaki. Namun, r

    Last Updated : 2023-06-13
  • Terpikat Sang Bodyguard   13

    Senyuman Umik Salma dan Tante Lysa mengembang lebar, melihat kemunculan Masayu bersama Nahla.Malu-malu, Masayu ikut bergabung bersama mereka, penampilan barunya membuatnya semakin memancarkan aura kecantikannya.Dibalut gamis panjang yang dibelinya bersama Nahla dan Max, Masayu memadukan penampilannya dengan jilbab warna senada. Nahla mengajarinya cara menggunakan jilbab, simpel, hanya jilbab segitiga yang dijepit menggunakan peniti.Masih belum sempurna, tetapi sudah cukup baik untuk seseorang yang sepanjang 27 tahun hidupnya belum pernah mengenakan jilbab.Dengan penampilannya, Masayu merasa menyatu dengan lingkungan sekitar, tidak lagi merasa menjadi alien yang baru turun ke bumi.“Ayu cantik sekali, Nduk,” kata Umik Salma. Perempuan tua yang lemah lembut itu tersenyum, mengaguminya, Masayu tersipu malu.Seluruh keluarga Tante Lysa memiliki cara yang unik menegur seseorang. Mereka tidak menegurny

    Last Updated : 2023-07-23
  • Terpikat Sang Bodyguard   14

    Tidak seburuk yang dibayangkannya, meski jauh berbeda denga kehidupannya di Jakarta, tinggal di pesantren cukup menyenangkan.Hari ketiga tinggal di Batang, Masayu sudah cukup memahami kondisi sekitarnya. Kampung relijius, demikian ia menyebut tempat itu.Sepanjang penglihatannya, Masayu mendapati semua perempuan berjilbab, tentunya kecuali anak-anak. Penduduknya juga sangat ramah saling menyapa, termasuk kepada Masayu meski tidak mengenal.Dalam tiga hari, ia banyak diajak mengunjungi saudara-saudara Tante Lysa. Batang benar-benar indah,  suasana pedesaan yang kental sangat disukainya, sejuk dengan pemandangan yang eksotis.Masayu suka bangun pagi-pagi sekedar untuk melihat kabut yang menutupi hamparan perkebunan teh yang menjadi pemandangan ketika ia membuka jendela kamarnya, terlebih kala senja, ia dapat menyaksikan matahari terbenam yang sangat indah. Seketika, Masayu dibuat jatuh cinta.Tante Lysa sengaja mem

    Last Updated : 2023-07-23
  • Terpikat Sang Bodyguard   15

    “Ahmad masih suka pacaran, masih hobi mabuk-mabukan juga?” tuntut Eyang Hasna. Perempuan itu menatap Max dan Masayu bergantian.“Mabuknya sudah sembuh, tapi pacarnya ada di mana-mana,” jawab ibunya, mewakili.“Tidak, Eyang,” ralatnya kalem. “Aku tidak pernah pacaran.”“Lha, itu, yang bolak-balik ganti itu namanya apa?”“Teman kencan, Ma, beda sama pacaran.”“Intinya sama saja, sama-sama jalan dengan perempuan yang bukan mahramu,” gerutu ibunya.Eyang Hasna mengibaskan tangan, lantas memijat keningnya yang berdenyut. Max memang menjadi masalah serius dalam keluarga mereka, tidak mudah mengubahnya menjadi pria  alim seperti ayahnya. “Bilang sama Abah Ulil, Lys, untuk segera menikahkan mereka.”“Eyang, tadi itu beneran tidak ada apa-apa, kok, bukan sebuah kesengajaan. Max hanya berusaha menolongku,” ulang Masayu, entah yang ke berapa, tetapi mereka tidak mau mendengar penjelasannya. Berpel

    Last Updated : 2023-07-23
  • Terpikat Sang Bodyguard   16

    Nama Malik kembali mencuat ke permukaan, membangkitkan kesedihannya.Pertunangan mereka telah kandas, kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Malik. Hubungan mereka memang salah, tapi biar bagaimanapun, pria itu masih mendiami hatinya.Meski telah bertekad mengakhiri dan melupakan, tetapi tidak mudah mengenyahkan sosoknya begitu saja, terlebih Malik merupakan cinta pertamanya, satu-satunya pria yang berhasil membuat Masayu merasakan jatuh cinta.Mendengar namanya, mampu membangkitkan kesedihannya. Bertemu dengan orang yang memiliki hubungan erat dengan pria itu, membuat Masayu kembali mengingatnya.Malik pernah bercerita, ibunya sudah tua dan tinggal sendirian di desa yang sangat jauh dari ibukota.Pria itu pernah mengutarakan keinginannya untuk membawa istrinya dan mengajaknya hidup sederhana, kala itu Masayu belum tahu Malik telah memiliki seorang istri.Ia beranggapan, istri yan

    Last Updated : 2023-07-23

Latest chapter

  • Terpikat Sang Bodyguard   20

    Ada yang berbeda dalam hidup Max, dalam lima hari ini terasa seperti ada yang hilang.Sementara yang dimaksud Milka ternyata hingga batas waktu yang tidak dapat dipastikan. Masayu masih belum kembali, ayahnya beberapa kali menghubungi Max, menanyakan keberadaannya. Namun, Max sama tidak tahunya.“Tante bilang, Ayu hanya butuh waktu menyendiri, Om. Memang Tante tidak bilang sama Om kalau sudah bertemu Ayu?”Semakin ia merasa ada yang disembunyikan perempuan itu, mana kala mendapat jawaban Himawan. Milka tidak mengatakan apa-apa pada suaminya.“Om akan menanyakannya nanti. Milka benar, kita tidak perlu berlebihan mencemaskan Ayu, dia hanya sedang merajuk, nanti juga akan kembali.”“Tapi ini sudah lima hari, Om.”“Tidak apa-apa, Max, anak itu sudah dewasa, ibunya juga sudah mengatakan dia baik-baik saja.”Mungkin memang hanya perasaan Max saja yang berlebihan, ayah dan ibunya Ma

  • Terpikat Sang Bodyguard   19

    Masayu hanya perlu waktu sebentar untuk menyendiri. Namun, tak urung ia tetap resah memikirkannya.Semalam suntuk Max tidak dapat tidur, mencari Masayu ke sana-kemari.Max baru akan datang ke kantor keesokan paginya, meminta bantuan kedua temannya untuk ikut melacak keberadaan Masayu, tetapi Milka sudah meneleponnya terlebih dahulu, memintanya berhenti mencari.“Tante sudah bicara dengannya, dia baik-baik saja,” katanya. “Tidak apa-apa, Max, tidak usah mencarinya lagi.”Ya, Max tidak perlu mencarinya, harusnya ia lega mendengar perempuan itu baik-baik saja. Namun, entah mengapa hatinya justru sebaliknya.Insting Max yang tajam mencium sesuatu yang tidak beres, hanya dengan mendengar nada suara Milka. Alih-alih kelegaan, suara perempuan itu justru seperti seorang yang sedang dilanda ketakutan.Max kian resah, ia belum bisa percaya sebelum melihatnya secara langsung.“Apakah dia sud

  • Terpikat Sang Bodyguard   18

    Rumah yang sudah 27 tahun ditempatinya, tak lagi memberikan kenyamanan. Segala kehangatan di dalamnya seolah lenyap begitu saja tanpa bekas.Hari-harinya penuh dengan perdebatan panas yang ikut memanaskan kepalanya sebab tersulut oleh amarah, membuatnya tidak betah berlama-lama di rumah.Taka da lagi tempat yang dirasanya nyaman. Di butik, ada Max yang keberadaannya sangat tidak ia harapkan. Sementara di rumah pun tak lagi menawarkan kenyamanan.Sebagaimana hari-hari sebelumnya, malam itu perdebatan sengit antara ia dan ayahnya, kembali pecah.Jika sebelum-sebelumnya duduk permasalahannya adalah keberatan Masayu yang merasa terkekang, kehadiran Max membuatnya merasa tidak diberi ruang kebebasan sama sekali, maka kali ini masalahnya lebih serius.Ayahnya baru saja kedatangan tamu yang tak lain adalah Lucas, ayahnya Max. Mereka mengobrol lama, rupanya sedang membicarakan perjodohan antara Masayu dan Max.

  • Terpikat Sang Bodyguard   17

    Sudah waktunya mereka saling bicara untuk memperbaiki hubungan, terlebih Larissa telah menjadi kakak sepupunya.Selain belum berani, selama ini Masayu sengaja memberi waktu Larissa agar siap. Perempuan itu menjadi orang yang paling terluka, hubungannya dengan Masayu pun merenggang, tentunya tidak mudah membuatnya serta-merta dapat menerima permintaan maaf Masayu. Malam itu, usai ijab qobul pernikahan Larissa dengan Ivander, ia memberanikan diri meminta waktu pada Ivander untuk mengajak Larissa bicara.Jantungnya berdetak kencang, tangannya terasa dingin, sejujurnya ia gugup dan takut, khawatir Larissa akan menamparnya, lantas mentah-mentah menolak permintaan maafnya.Sepenuhnya sadar, kesalahan Masayu terlalu besar, ia membuat perempuan itu kehilangan suami, Malik dan Larissa bercerai sebab Masayu, wajar seandainya Larissa menolak permintaan maafnya.Menarik napas, lantas menghembuskannya, demikian hingga berkali

  • Terpikat Sang Bodyguard   16

    Nama Malik kembali mencuat ke permukaan, membangkitkan kesedihannya.Pertunangan mereka telah kandas, kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Malik. Hubungan mereka memang salah, tapi biar bagaimanapun, pria itu masih mendiami hatinya.Meski telah bertekad mengakhiri dan melupakan, tetapi tidak mudah mengenyahkan sosoknya begitu saja, terlebih Malik merupakan cinta pertamanya, satu-satunya pria yang berhasil membuat Masayu merasakan jatuh cinta.Mendengar namanya, mampu membangkitkan kesedihannya. Bertemu dengan orang yang memiliki hubungan erat dengan pria itu, membuat Masayu kembali mengingatnya.Malik pernah bercerita, ibunya sudah tua dan tinggal sendirian di desa yang sangat jauh dari ibukota.Pria itu pernah mengutarakan keinginannya untuk membawa istrinya dan mengajaknya hidup sederhana, kala itu Masayu belum tahu Malik telah memiliki seorang istri.Ia beranggapan, istri yan

  • Terpikat Sang Bodyguard   15

    “Ahmad masih suka pacaran, masih hobi mabuk-mabukan juga?” tuntut Eyang Hasna. Perempuan itu menatap Max dan Masayu bergantian.“Mabuknya sudah sembuh, tapi pacarnya ada di mana-mana,” jawab ibunya, mewakili.“Tidak, Eyang,” ralatnya kalem. “Aku tidak pernah pacaran.”“Lha, itu, yang bolak-balik ganti itu namanya apa?”“Teman kencan, Ma, beda sama pacaran.”“Intinya sama saja, sama-sama jalan dengan perempuan yang bukan mahramu,” gerutu ibunya.Eyang Hasna mengibaskan tangan, lantas memijat keningnya yang berdenyut. Max memang menjadi masalah serius dalam keluarga mereka, tidak mudah mengubahnya menjadi pria  alim seperti ayahnya. “Bilang sama Abah Ulil, Lys, untuk segera menikahkan mereka.”“Eyang, tadi itu beneran tidak ada apa-apa, kok, bukan sebuah kesengajaan. Max hanya berusaha menolongku,” ulang Masayu, entah yang ke berapa, tetapi mereka tidak mau mendengar penjelasannya. Berpel

  • Terpikat Sang Bodyguard   14

    Tidak seburuk yang dibayangkannya, meski jauh berbeda denga kehidupannya di Jakarta, tinggal di pesantren cukup menyenangkan.Hari ketiga tinggal di Batang, Masayu sudah cukup memahami kondisi sekitarnya. Kampung relijius, demikian ia menyebut tempat itu.Sepanjang penglihatannya, Masayu mendapati semua perempuan berjilbab, tentunya kecuali anak-anak. Penduduknya juga sangat ramah saling menyapa, termasuk kepada Masayu meski tidak mengenal.Dalam tiga hari, ia banyak diajak mengunjungi saudara-saudara Tante Lysa. Batang benar-benar indah,  suasana pedesaan yang kental sangat disukainya, sejuk dengan pemandangan yang eksotis.Masayu suka bangun pagi-pagi sekedar untuk melihat kabut yang menutupi hamparan perkebunan teh yang menjadi pemandangan ketika ia membuka jendela kamarnya, terlebih kala senja, ia dapat menyaksikan matahari terbenam yang sangat indah. Seketika, Masayu dibuat jatuh cinta.Tante Lysa sengaja mem

  • Terpikat Sang Bodyguard   13

    Senyuman Umik Salma dan Tante Lysa mengembang lebar, melihat kemunculan Masayu bersama Nahla.Malu-malu, Masayu ikut bergabung bersama mereka, penampilan barunya membuatnya semakin memancarkan aura kecantikannya.Dibalut gamis panjang yang dibelinya bersama Nahla dan Max, Masayu memadukan penampilannya dengan jilbab warna senada. Nahla mengajarinya cara menggunakan jilbab, simpel, hanya jilbab segitiga yang dijepit menggunakan peniti.Masih belum sempurna, tetapi sudah cukup baik untuk seseorang yang sepanjang 27 tahun hidupnya belum pernah mengenakan jilbab.Dengan penampilannya, Masayu merasa menyatu dengan lingkungan sekitar, tidak lagi merasa menjadi alien yang baru turun ke bumi.“Ayu cantik sekali, Nduk,” kata Umik Salma. Perempuan tua yang lemah lembut itu tersenyum, mengaguminya, Masayu tersipu malu.Seluruh keluarga Tante Lysa memiliki cara yang unik menegur seseorang. Mereka tidak menegurny

  • Terpikat Sang Bodyguard   12

    Malu, perasaan itu tumbuh dengan sendirinya meski keluarga Tante Lysa tidak mengatakan apa-apa.Mengenakan celana jeans yang menjadi pakaian sehari-harinya, dipadukan dengan kaos longgar, sementara rambutnya yang sebahu diekor kuda, penampilan paling sopan yang pernah diperlihatkannya. Namun, tetap saja, di tempat itu Masayu merasa penampulannya sangat terbuka.Lingkungan di sekitarnya jauh berbeda dengan di Jakarta. Di sini, jangankan perempuan dewasa, anak-anak SD pun semuanya mengenakan pakaian tertutup, dari ujung kepala hingga ujung kaki.Eyang Hasna tidak mengatakan apa-apa, demikian pula dengan Tante Lysa, mereka mengobrol banyak di rumah, ramah menanyainya banyak hal. Eyang Hasna sangat baik, lembut seperti Tante Lysa, sama sekali tidak menyinggung-nyinggung soal penampilannya yang tidak wajar di sana.Menjelang sore, Tante Lysa mengajak Masayu berkunjung ke rumah Abah Ulil. Tidak lebih dari 100 meter dari rumah Eyang Hasna, Masayu bersama perempuan itu berjalan kaki. Namun, r

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status