"Pikirkan lagi keputusanmu untuk bekerjasama dengan dia" sahutErham, saat ini dia ada di kamar Bryan. Bryan menghela nafas panjang, dia menoleh ke arah Erham yang sedang berdiri dengan pose kedua tangannya yang dia masukkan ke dalam saku celananya. Tatapannya sangat dingin menatap Bryan, "Sudahku bilang jangan mengungkit yang sudah berlalu" sahutnya datar.Erham berdecak sebal, "Sifat ini yang Kakak tidak suka dari kamu, bisakah sekali ini aja kamu mendengarkan perkataan Kakakmu?"Mendengar kata 'Kakak' yang keluar dari mulut Erham membuat Bryan terdiam, dia semakin menatap datar pemuda di depannya ini. Dan memalingkan wajahnya dari pemuda itu, "Jangan bilang seperti itu di depanku" sahutnya sangat datar tanpa menoleh ke arah Erham. Erham menampilkan sedikit smirknya tanpa pemuda itu sadari, "Jangan mengelak dengan keadaan, pokoknya kamu harus memikirkan dengan matang Kakak tidak mau mendengar berita buruk lagi tentang perusahaan," sahutnya setelah itu dia pergi dari kamar pemuda i
Keesokan harinyaBryan terbangun pagi-pagi, dia langsung bangkit dan lari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya. Setelah memuntahkan isi perutnya, pemuda itu memutuskan untuk mandi dan dia akan meminta staf hotel untuk mengantarkan sarapannya ke kamar.Disisi lain Sara baru bangun jam 8 pagi dan dia melewatkan sarapan. Gadis itu mengumpulkan nyawanya, setelah itu dia mandi dan akan cari sarapan ke bawah. Setelah selesai bersiap-siap Sara keluar dari kamarnya berjalan menuju ke arah lift, sampai di depan lift.Gadis itu terlihat sedikit pucat dan kedua tangannya terlihat mengepal, entah kenapa rasa takutnya pada lift muncul kembali setelah kejadian dia dan Bryan terjebak di dalam lift.Dan gadis itu tiba-tiba bisa mendengar suara dirinya saat kecil yang menangis dan suara sang ibu yang menenangkannya serta suara anak laki-laki yang ikut menenangkannya.Sara sampai terlihat menutup kedua kupingnya dan nafasnya terlihat memburu, dia langsung jongkok di depan lift sambil me
Hari ini mereka kembali ke perusahan Mawar, Sara menyebutnya mawar karena dia lupa siapa nama gadis itu dan malas mengingat namanya. Besok mereka akan kembali ke Jakarta, kali ini dia memilih memakai sepatu pentopel yang tidak ada haknya. Kakinya sudah membaik tidak sebengkak dan sebiru kemarin.Saat ini mereka sedang ada di ruang rapat, tumben sekali mawar terlihat professional tidak seperti kemarin. Tapi yang membuatnya agak risih dan aneh, si mawar ini seperti terlihat tidak mau kalah dengannya. Mereka seperti sedang berlomba-lomba menarik perhatian kaum adam, padahal gadis itu terlihat biasa saja. Dia membawakan dan presentasi seperti biasanya, saat dengan Fitri pun mereka terlihat santai tidak seperti sekarang.Erham dan Bryan paham dengan aura dan situasi ini, mereka hanya memilih diam saja. Mendengarkan dengan tenang materi yang mereka bawakan. Setelah rapat selesai mereka keluar dari ruang rapat menuju ke arah ruangan wanita itu. ****Sara saat ini sedang ada di toilet,
Mereka tidak jadi ke Jakarta hari ini karena Bryan masih mempunyai urusan dengan Tiara.Selain dengan Tiara mereka pun ada jadwal bertemu dengan Richard, yang tidak jadi bertemu dengan karena pesawatnya delay . Sara sudah mempersiapkan materi dengan baik, terlihat CEO dingin itu sedang perang dingin dengan sekretarisnya. Erham hanya diam saja, dia tidak tau harus berbuat apa. Dia malah jadi kepikiran kalau Bryan kena santet. Karena gelagat pemuda itu beda setelah mereka bekerja sama dengan Tiara. Erham memarkirkan mobilnya dan mereka turun dari mobil. Saat ini mereka sedang ada di rumah makan padang, Sara sengaja reservasi di sana karena ingin memperkenalkan rendang pada pria tampan itu. Katanya dia baru pertama kali ke Indonesia, tak lama Richard datang dan Sara menjemput pria tampan itu di depan rumah makan padang. Dia parkir cukup jauh dari rumah makan padang dan belum begitu fasih bahasa Indonesia. "Sudah lama menunggu di luar? Saya tidak tau kalau anda sudah sampai," tanya
Setelah sampai di hotel, gadis itu langsung menangis sejadi-jadinya.Erham yang tidak sengaja mendengar tangisan gadis itu berdiam diri sejenak di depan pintu kamar hotel Sara.Setelah beberapa saat dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar Sara, Erham tau kalau Bryan dan Sara sempat adu mulut karena dia tidak sengaja mendengarnya saat akan ke toilet. Sara yang mendengar ketukan pintu kamar hotelnya langsung berhenti menangis sambil menuju ke arah pintu. Dia membuka pintu dan terkejut saat di depannya ada Erham, pemuda itu hanya tersenyum sangat manis dan tatapan teduhnya. Pemuda itu mengusap lembut kepala gadis itu.Membuat bibir gadis itu turun dan air matanya kembali menetes, gadis itu paling tidak bisa saat menangis ada yang mengusap rambutnya atau memeluknya."Maafin Bryan ya? Dia emang begitu, sebetulnya dia tuh anak yang baik, dipelet kali dia sama si Mawar" sahut nya santai membuat Sara terkekeh sambil memukul lembut tangan pemuda itu dan menghapus air matanya. Erham ikut
Mereka sudah sampai di Bandara saat ini, sedang menunggu pesawat lepas landas. Mawar ikut mengantarkan mereka ke Bandara. Sedangkan Sara hanya diam saja, sampai Erham mengajaknya mengobrol.Bryan menoleh sekilas pada Erham dan Sara yang sedang mengobrol lalu menoleh kembali ke arah Tiara yang mengajaknya mengobrol perihal pekerjaan. Tak lama terdengar pengumuman kalau pesawat mereka akan lepas landas, mereka bersiap dan saling pamit, saat tiba wanita itu di depan Sara, wanita itu tersenyum dan Sara membalasnya dengan senyuman manisnya. "Hati-hati" sahutnya sambil berjabat tangan pada gadis itu. Sara sempat menaikkan sebelah alisnya, lalu dia menarik sedikit sudut bibirnya, "Jaga diri anda" sahutnya sambil memegang erat tangan wanita itu. Erham dan Bryan hanya diam saja menatap kedua wanita itu, bahkan Bryan berpikir kalau keduanya sudah akur. Wanita itu hanya mendengus pelan, lalu segera melepaskan jabatan tangannya dengan Sara.Sara berjalan paling belakang, dia sempat menoleh
Gadis cantik itu sudah selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya, setelah kering Sara bangkit dari duduknya menuju ke arah jemuran handuk yang ada didekat jendela. Baru saja Sara akan menjemurkan handuknya, dia mendengar suara bel apartemennya. Dia langsung berjalan ke arah pintu apartemennya. Saat Sara membuka pintu, dia terkejut melihat pemuda misterius memakai topi dan penutup mulut berdiri tepat di depannya.Reflek Sara langsung menutup pintu apartemennya menimbulkan suara sedikit kencang dan menguncinya dengan rapat. Pemuda asing itu asik menggedor pintu sambil berteriak mengancamnya. Sara dengan tangan yang bergetar menghubungi Bryan. [Ada apa?]"Tolong saya," sahutnya lirih dengan tubuh yang gemetar hebat, suaranya pun ikut bergetar karena ketakutan. Bryan yang mendengar itu mengerutkan keningnya, dia juga bisa mendengar suara teriakan seseorang dari sambungan telpon itu. [Jangan pernah bukakan pintu, tunggu saya] sahutnya langsung memutuskan sambungannya. Sara han
Setelah gadis itu tenang dan sedang tidur saat ini di kamarnya, Bryan memutuskan untuk kembali ke kantor karena dia masih harus mengecek pekerjaannya. Sebelum keluar dari apartemen Sara, dia sudah menyiapkan makanan untuk gadis itu dan meninggalkan pesan. Saat dia baru masuk ke dalam mobil, ponselnya berbunyi langsung saja dia mengangkatnya. "Kenapa?"[Ayah tadi ke sini, kamu pulang ke rumah apa kembali ke Perusahaan ?]"Ke perusahaan, Ayah kenapa ke sana?" [Cuman mau ngecek dan Ayah bilang mau pergi ke Australia]"Australia? Ada masalah Apa?" tanyanya sambil menyetir ke luar dari perkarangan apartemen gadis itu. [Katanya ada kendala di bagian SDM, Kakak sempat menawarkan untuk kita pergi ke sana. Ayah nolak dan bilang bisa handle sendiri] Bryan hanya mengangguk. "Yaudah, tolong siapin laporan keuangan cabang, aku rasa ada yang janggal dan tolong panggilin Pak Samsu ke ruangan"Erham hanya berdehem dan sambungan terputus, dia tidak bilang tentang kejadian di apartemen Sara tadi k