Share

Part 8

Penulis: vhiiilut
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-26 16:20:33

“Hari ini kita ke rumah kamu, ya.”

Pernyataan dari Erlangga membuat Olivia mengembuskan napasnya dengan kasar. Perempuan itu tersadar, kepergiannya semalam pasti akan membuat ayahnya marah.

“Bisa kita main ke mana dulu gitu? Aku juga kayaknya mau nginep di apartemen kamu lagi, Lang!” kat Olivia.

Sontak pria di sampingnya langsung tertawa. Apa maksudnya Olivia ingin menginap di apartemennya lagi? Erlangga berpikir kalau Olivia ingin tidur di apartemennya, berarti Olivia sudah mau menerima Erlangga.

“Kenapa? Kamu udah nggak sabar untuk tinggal sama aku, ya? Jangan-jangan kamu juga udah nggak sabar untuk tidur sekamar sama aku, Liv,” kata Erlangga yang sedang menyetir.

“Anda ini terlalu percya diri banget, ya?” tanya Olivia sedikit jengkel.

Erlangga terus tertawa kecil mendengarnya. “Emang itu kenyataannya, kan? Bukan percaya diri, tapi emang itu kenyataan yang terjadi.”

“Kalau bisa, aku mending nggak ketemu lagi sama kamu, Er.” Olivia mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dia tidak sadar kalau pernyataannya membuat Erlangga tersenyum manis. Pria itu mengartikan kalau Olivia tidak akan mungkin suka padanya.

“Kalau begitu kenapa kamu mau tidur lagi di apartemen aku? Kenapa kamu nggak cari apartemen baru untuk tidur di sana? Bahkan kamu bisa pulang dan tidur di rumah yang bagaikan istana itu,” jawab Erlangga.

Olivia tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Dia tadi hanya asal bicara. Namun, dia juga tidak mau tidur di tempat lain. “Kamu udah nggak mau nampung aku?”

Erlangga menoleh dan membalas tatapan sinis Olivia dengan senyuman. “Kalau kamu mau jadi pembantu aku selama semalaman, sih, aku mau aja.”

Tangan Olivia seketika mengepal di atas kepala Erlangga, mengepal keras seolah ingin memukulnya. Namun, hanya ekspresi kesal yang dia keluarkan tanpa menyentuh seujung rambut pun. “Kamu itu orang apa penindas, sih? Kenapa seneng banget nindas aku?”

“Mau atau enggak?” tanya Erlangga memastikan.

Dengan berat hati, Olivia harus setuju. Dia tidak mau tinggal di tempat lain juga tidak mau tidur di rumah. “Kalau ada Erlangga, pasti Ayah baik banget. Kalau nggak ada Ayah, pasti aku diomelin,” batin Olivia menggerutu.

“Terserah!” Olivia membalikkan badan ke samping.

Pria di sampingnya mendengkus. Dia heran dengan jawaban para perempuan, mengapa terlalu sulit menentukan sebuah pilihan?

“Kamu seharusnya bisa nentuin pilihan sendiri, Liv!” kata Erlangga.

Olivia tersadar dengan ucapan Erlangga dan juga jalanan yang dia lewati. Matanya sukses terbelalak. “Kenapa ke rumah aku? Bukannya aku udah bilang ke apartemen kamu aja, Lang?”

Tentu saja Erlangga tidak bisa melakukan hal itu. Dia masih mengingat perkataan Alfonso. Erlangga tidak mau membuat dirinya dan kelompoknya berada dalam masalah.

“Er! Mending kita puter balik!” kata Olivia.

“Terlambat. Kamu seharusnya menentukan pilihan tadi, Liv,” sahut Erlangga.

Mobil sedan hitam itu memasuki pekarangan rumah Mahardika. Beberapa penjaga berbadan bongsor menyambut mereka dengan tatapan yang tidak senang. Sesaat kemudian, mobil sudah berhenti tepat di depan anak tangga menuju pintu utama.

Erlangga menoleh menatap Olivia setelah mesin mobil terhenti. “Kamu kenapa bete?”

Olivia tidak menyahut. Tindakan Erlangga membuat dirinya benar-benar kehilangan kesenangan. Tadi Olivia sudah senang. Dia juga berpikir akan main lagi malam ini. Sayangnya, dia harus diam di rumah.

“Kamu marah sama aku?” Erlangga melepas pengait sabuk pengamannya. Dia bergerak mendekat dan membuat wajah Olivia menatapnya. “Jangan ngambek begitu, dong.”

Olivia tidak melawan dengan amarah. Dia melepaskan tangan Erlangga dan kembali membuang tatapan matanya. Pria itu menarik kembali wajah Olivia hingga tatapan mereka beradu dalam jarak dekat. “Kamu harus izin sama Bokap! Saya nggak mau jadi cowok yang nyulik anak orang. Paham maksud saya?”

“Aku nggak mau ketemu sama mereka, Er.”

“Kamu harus izin sama mereka,” sahut Erlangga.

“Aku nggak mau, Er.”

“Jangan bantah perintah saya kali ini, Liv! Sebelum hukuman dari aku makin berat!” Erlangga mulai bersuara dengan nada rendah.

Ancaman yang Erlangga berikan membuat Olivia ketakutan. Dia tidak mau mencari gara-gara dengan pria itu. “Oke, kita ketemu mereka.”

Mereka berdua keluar dari mobil. Berjalan ke arah ruang keluarga. Sudah ada Firman dan Tria di sana. Olivia langsung memberikan sinyal kedatangannya. “Oliv pulang.”

Firman menolehkan kepala dan langsung berdiri. “Ke mana saja kamu semalam, Olivia?”

“Aku tidur di rumah temen,” kata Olivia.

Erlangga merangkul bahu Olivia dan tersenyum tipis. “Maaf, Om, Tante. Olivia semalem tidur di apartemen saya karena ada projek yang harus kami kerjakan berdua. Jadi, semalam kita berdua pulang agak malem banget. Tenang aja, kita nggak ngapa-ngapain, kok. Saya punya dua kamar di sana.”

“Siapa kamu? Berani-beraninya ngajak anak saya kabur,” cecar Firman. Di sampingnya, Tria terus mengelus punggung sang Suami untuk meredam emosinya.

“Saya Erlangga, Om. Temannya Olivia.” Erlangga mendekat dan menjabat tangan Firman dan Tria. Namun, Firman langsung menampar tangan itu seolah tidak mau berjabatan.

“Ayah apa-apaan, sih?” Olivia berteriak.

“Pasti dia yang mengajarkanmu untuk kabur dari rumah, kan?” tanya Firman.

Walaupun itu benar, Olivia tetap tidak akan mau mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak mau kalau Erlangga harus kena pukul oleh orang suruhan ayahnya. “Ini kemauan Oliv sendiri. Oliv yang mau tidur di sana karena lebih nyaman! Oliv punya teman di sana! Mulai hari ini juga, Oliv mau tidur di sana.”

“Ayah nggak akan kasih kamu izin!”

“Oliv juga nggak butuh izin dari Ayah! Oliv minta maaf, tapi Oliv minta kali ini aja, izinin Oliv milih sendiri. Oliv ingin tinggal di apartemen sama Erlangga. Kenapa nggak diizinin, sih?” tanya Olivia keheranan.

“Kami nggak bisa kasih izin karena kalian aja belum suami-istri, Liv. Mana mungkin kami izinin.” Tria menyahut.

Olivia tidak menyahuti pertanyaan Tria. Dia langsung menarik lengan Erlangga dan berjalan menjauhi tempat itu. Erlangga yang tidak peduli dengan permintaan orangtuanya Oliv merasa senang. Dia memang ingin membuat Olivia tinggal di apartemennya.

Setelah tidak terlihat oleh Firman dan Tria, Erlangga menampilkan senyuman miringnya. Dasar licik! Dia memang sengaja membuat perdebatan antara orang tua dan anak hanya demi alasan untuk Alfonso.

“Jadi, sekarang kamu secara tidak resmi jadi istri aku?” tanya Erlangga sedikit berbisik.

Olivia membulatkan mata mendengarnya. Dia tidak tahu maksud perkataan Erlangga, tetapi dia merasakan kengerian ketika mendengarnya.

“Sudah siap menjadi istri aku, Liv?”

Setelah sampai di mobil, Olivia tidak mampu bergerak. Dia benar-benar terpaku dengan omongan Erlangga. Dia ingin berbalik, tetapi Erlangga sudah membukakan pintu untuk Olivia.

“Jangan lupa panggil aku sayang, ya!” kata Erlangga ketika Olivia masuk ke mobil.

Erlangga langsung buru-buru menjalankan mobil setelah duduk di belakang setir. Dia tahu kalau dampak buruk akibat membantah omongan Firman akan terjadi sebentar lagi. Tidak untuk Olivia, tetapi kemungkinan untuknya.

Pria itu mengintip dari spion yang mengarah ke belakang mobil. Beberapa mobil mengejarnya. Olivia tersadar, tetapi dia juga bingung. “Kenapa mereka ngikutin, sih?”

“Kamu mau mereka berhenti?” tanya Erlangga dengan alis yang terangkat.

“Jelas aja. Ngapain pake diikutin segala.”

Jawaban Olivia membangkitkan gelora bertempur Erlangga. Dia memacu mobil dengan kecepatan tinggi dan seketika berbelok ke lintasan mobil yang berlawanan arah. Olivia sangat terkejut. Dia bahkan memegang erat pegangan di dekat pintu. Matanya membulat seolah ingin keluar dari tempatnya.

“Kenapa, Liv? Kamu takut?” tanya Erlangga.

Jelas saja! Olivia tidak pernah selaju itu. “Kamu jangan pernah ajak aku ke alam barzah secepat tadi, Er!”

Bab terkait

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 9

    Dua orang yang tidak memiliki kejelasan status akan tinggal bersama di satu apartemen. Terdengar konyol, tetapi itu yang terjadi pada Erlangga dan Olivia. Kedua insan itu sedang berdebat masalah kamar. “Pokoknya aku mau kamar ini. Kamu harus pindah kamar!” titah Olivia. “Ini apartemen aku. Kenapa jadi kamu yang ngatur-ngatur? Kamu pindah aja ke kamar sebelah!” Erlangga kembali mendorong Olivia dari kamarnya. Setelah lolos dari kejaran anak buah Firman, mereka berdua langsung ke apartemen. Warna langit yang sudah jingga yang membuat Erlangga untuk memilih pulang. “Kenapa kamu nggak mau ngalah sama cewek, sih?” protes Olivia. “Bukannya malam ini kamu jadi pembantu aku? Mending kamu buatin aku minum aja sekarang dari pada rebutan kamar.” Erlangga menutup pintu kamar dan menguncinya. “Kenapa kuncinya kamu simpen?” tanya Olivia yang semakin sewot. “Jaga-jaga kalau kamu mau ambil kuncinya terus nyelonong masuk. Udah, sekarang kamu bu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 10

    “Kenapa diem aja?” tanya Erlangga. Mereka berdua sudah tiba di depan sebuah gedung tinggi daerah Kasablanka. Erlangga sengaja mengajak Olivia ke pertemuan kelompoknya. “Kamu masih marah sama aku?” Erlangga kembali bertanya. Dia melepas kaitan sabuk pengaman dan menghadap Olivia. “Nggak ada yang harus dimarahi. Ngapain kita ke sini?” Olivia akhirnya membuka suara, setelah perjalanan yang cukup memakan waktu dia terdiam. “Saya mau ketemu temen-temen aku. Kamu nggak apa-apa ikut aku, kan?” tanya Erlangga. Embusan kasar napas Olivia mengartikan dia tidak senang. Perempuan itu seolah kehilangan mood untuk tersenyum setelah perbuatan yang Erlangga lakukan. “Hei! Kenapa nggak mau natap aku, sih?” Erlangga membuat wajah Olivia menatapnya. “Kamu masih marah masalah tadi?” “Kamu pikir a kumasih marah atau nggak? Kalau kamu punya pikiran, seharusnya kamu tahu,” sahut Olivia. Erlangga sadar kesalahannya. Dia tidak seharusn

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 11

    “Ayo, Liv! Kita pergi dari sini!” Erlangga telah keluar dari ruangan tempat mereka berkumpul. Wajahnya yang ditekuk menyadarkan Yoseph bahwa pria itu sedang dalam keadaan tidak senang. “Apa yang terjadi di dalam sana? Kalian tidak saling bunuh, kan?” tanya Yoseph yang disambut dengan pekikan kejut Olivia. Jelas saja, perempuan itu terkejut karena Yoseph mengatakan kata bunuh dengan santai. Seolah bunuh adalah hal yang mudah dilakukan. Padahal, bagi Olivia kata itu bagaikan kata yang menyeramkan. “Nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Semuanya aman terkendali,” kata Erlangga dengan tenang. Dia menoleh ke arah Olivia dan tersenyum. “Kita pergi sekarang!” Erlangga langsung menggandeng tangan Olivia untuk segera pergi dari sana. Dia tidak mau lagi membawa Olivia ke dalam lingkungan Renoza. Dia mau Olivia tetap aman. “Kalian ngapain aja di dalam sana?” tanya Olivia di tengah perjalanan. Erlangga terus menatap lurus jalanan di depan ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 12

    “Er, aku nggak mau tidur di kamar sebelah. Aku lebih suka pemandangan di kamar ini,” kata Olivia. Mereka masih saja bertengkar meributkan masalah kamar. Yang satu tidak mau pindah lantaran memang ini kamarnya, yang satu lagi tidak mau pindah lantaran suka dengan pemandangan di jendela. “Aku tidur di sini. Kalau kamu mau tidur di sini nggak masalah, kita bisa berbagi kasur. Emangnya kamu yakin kita hanya tidur kalau berduaan?” goda Erlangga. “Dasar cowok mesum! Kamu ini mikirnya ngeres aja, sih. Mending saya tidur di sofa dari pada harus tidur sama kamu!” bantah Olivia dengan suara yang meninggi. Yang diajak berbicara justru tertawa terbahak-bahak. Dia memang tidak pernah main-main dengan ucapannya. Hanya saja Olivia tidak mengetahui itu. “Kenapa kamu tidak mau? Bukannya kamu sudah jadi istriku secara tidak langsung? Aku sudah bilang, kalau kamu tidur di sini, itu artinya kamu menjadi istriku secara tidak langsung.” “Teori dari mana yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 13

    Sejak kejadian tadi pagi, Olivia tidak menjawab setiap pertanyaan maupun teguran Erlangga. Dia merasa Erlangga tidak sopan karena sudah mencuri first kiss-nya. Olivia terus menjaga first kiss-nya hanya untuk pacar atau suaminya nanti. Namun, Erlangga dengan mudah mengambilnya begitu saja. “Kamu sudah rapi aja, mau ke mana?” tanya Erlangga yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Olivia mengabaikan pertanyaan yang Erlangga berikan. Dia terus memantaskan dirinya untuk pergi ke kampus. Entah apa yang sedang aku rasakan. Aku merasa marah karena first kiss­-ku yang diambil oleh Er, tetapi di sisi lain aku merasakan tadi adalah hal yang luar biasa. Merasa pertanyaannya diabaikan, Erlangga langsung masuk ke kamar Olivia dan membanting pintu dari dalam. BLAM! Bantingan pintu membuat Olivia terkejut bukan main sehingga dia sampai terdiam di depan cermin besar. Dia menatap pantulan Erlangga yang sedang m

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 14

    “Orang-orang pada ngeliatin kita, Er. Ada apa, sih?” tanya Olivia saat sampai di area fakultas hukum. Erlangga yang tidak peduli terus saja merangkul Olivia dari samping sambil berjalan menyusuri lorong gedung. Sementara Olivia mulai risih karena menjadi pusat perhatian. Dia memang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, tetapi belum pernah dia menjadi pusat perhatian bersama Erlangga. “Aku ada kelas jam sepuluh, Er. Kita mau ke mana dulu sekarang?” tanya Olivia. Erlangga membawa perempuan itu ke arah gazebo belakang gedung fakultas. Tempat pria itu berkumpul bersama dua temannya, Lana dan Varo. “Ikut aku aja! Nanti kalau udah mendekati jam sepuluh, baru kamu ke kelas.” Olivia tidak menyahuti ucapan itu. Dia masih bertanya-tanya, ada apa dengan pria di sampingnya? Tadi bisa bersikap jahat bahkan sampai membuatnya ketakutan di dalam kamar. Sekarang Erlangga justru bersikap lembut dan manis. “Kirain hari ini mau bolos lagi, Er!” seru Varo yang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 15

    Sejak kepergian Olivia untuk masuk ke kelas, Erlangga sengaja menunggu perempuannya di kelasnya juga. Dia tidak niat untuk belajar, hanya memerhatikan dosen yang berbicara di depan tanpa berniat untuk mencatat. Bahkan Varo sudah heran melihatnya. Erlangga terus saja bengong menatap papan tulis, bukan dosen. “Er, nanti kamu dihukum baru tau rasa!” ucap Lana yang duduk di samping kirinya. Erlangga mengabaikan ucapan Lana. Dia senang karena pagi ini dia sudah mendapatkan dua ciuman dari perempuan yang menjadi target penjagaannya. Apa lagi yang akan dia dapatkan nanti? Erlangga senang karena tugasnya kali ini menyenangkan. “Biarin aja kalau dihukum. Aku nggak mau bantuin pokoknya,” sahut Varo tanpa mengalihkan pandangan dari dosen yang menjelaskan di depan. Erlangga memang pakarnya keberuntungan. Selama perkuliahan berlangsung, dia tidak melakukan apa-apa selain menatap luar kelas dan papan tulis yang kosong. Selebihnya dia hanya memainkan bolpoin di tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 16

    Olivia tidak tahu siapa tiga pria yang menahannya tadi. Seingat Olivia, dia tadi bertemu dengan pria yang menodongkan pistol kepadanya di toilet. Lalu, dia terbangun di sebuah ruangan yang berisi kayu-kayu bekas dan yang barang bekas lainnya. Sekarang, dia harus melihat Erlangga yang melawan pria gemuk itu sendirian. Olivia masih bersembunyi lantaran dia takut menyusahkan Erlangga. Dia melihat sendiri kalau Erlangga melontarkan tembakan beberapa kali untuk melawan pria gemuk. “Er, jangan sampai terluka. Aku nggak mau kamu terluka.” Erlangga semakin khawatir dengan keselamatan Olivia. Dia sadar kalau peluru di pistolnya tersisa dua. Dia harus memanfaatkan dua peluru itu sebaik mungkin. Dia tidak boleh meleset, tidak boleh gagal, dan harus berhasil. Namun, dalam keadaan seperti ini, lumayan sulit. Tembakan pertama dilepaskan oleh Erlangga. “Sial! Gagal lagi kena dia,” umpat Erlangga ketika tembakannya meleset dan mengenai tembok di dekat pria gemuk. Sesaat kemu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24

Bab terbaru

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 34

    Di hadapannya, ada seorang pria yang sedang tidak sadarkan diri. Tangan kanannya diinfus sedangkan punggungnya diperban. Luka tusuk yang pria itu dapatkan tidak terlalu dalam, tetapi berhasil menghabiskan banyak darahnya.Erlangga terus bertahan untuk sadar dan menemani Olivia di perjalanan. Hingga akhirnya dia tidak kuat menahan kesadarannya sampai akhirnya dia tidak sadarkan diri. Justru itu yang membuat Olivia semakin ketakutan.Sekarang, Olivia sudah merasa lebih tenang. Pria yang dia khawatirkan masih belum sadar. Sejak tiga jam lalu, Erlangga masih memejamkan matanya seolah tidak ada yang menunggunya untuk bangun."Ada yang perlu kita bicarakan." Ruhn mem

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 33

    “Semakin menyenangkan saja pertunjukan drama kali ini. Jadi kamu tidak akan menikah dengan Erlangga setelah ini, Liv? Kasihan sekali dirimu. Kamu sudah hamil, tetapi pria yang menghamili tidak mau bertanggung jawab,” ucap Jakob sambil tersenyum lebar. Dia melirik ke arah Firman dan berkata, “Apa yang akan Anda lakukan pada Erlangga, Pak Tua?”Firman sudah tidak mau berkata apa-apa. Dia sudah muak dengan Jakob dan hal yang sedang dia rasakan. Namun, dia tidak bisa lepas begitu saja. Dia tidak bisa melepaskan dirinya dan juga tidak bisa berbuat apa-apa. Firman merasa sangat tidak berguna sekarang.“Anda benar-benar pria paling berengsek yang pernah saya temui, Erlangga. Saya tidak sangka kalau Anda berani merusak putri saya dan ingin pergi begitu saja. Ternyata memang benar ucapan saya tadi kalau Anda adalah mafia yang licik,” jawab Firman.“Ya, dia memang licik, Pak Tua. Dia bahkan lebih licik dari pada saya. Beruntung se

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 32

    “Dia adalah Renoza yang sebenarnya. Dia adalah pria yang sengaja saya jadikan kambing hitam setidaknya sampai saya tiba di rumah Anda, Pak Tua.” Jakob tertawa cekikikan.Kalau tahu yang sebenarnya, tidak mungkin Firman akan menahan Erlangga tadi. Dia mungkin akan menuruti semua perintah Erlangga demi keselamatan dirinya dan keluarga. Sayangnya, Jakob begitu memengaruhi pikiran Firman hingga dia terperdaya.“Sepertinya Anda juga tidak tahu apa yang membuat putri Anda datang ke Paris, ya? Tidak masalah, saya akan menjelaskannya pada Anda juga,” kata Jakob.Firman terus menatap wajah Jakob yang dekat padanya. Yang ditatap tidak berhentinya tertawa jahat. “Dia datang untuk meminta pertanggungjawaban dari calon suaminya, Pak Tua.”“Cukup, Jakob! Semua itu hak saya untuk mengatakannya pada keluarga! Bukan hak Anda sebagai orang asing yang jahat dan licik!” pekik Olivia dengan suara yang tinggi.Tria mulai m

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 31

    Kehadiran Jakob dan para pengikutnya ke dalam rumah Firman Mahardika membuat semua keadaan berubah. Firman, pria tua yang seharusnya menjadi tuan di rumah itu karena seharusnya dilindungi, sekarang justru menjadi tahanan Jakob. Tidak hanya Firman Mahardika yang dia tahan, istri dan anaknya juga ikut ditahan secara paksa.Erlangga sudah tidak terkejut dengan semua yang terjadi saat ini padanya dan juga pada keluarga Mahardika. Dia sudah memperkirakannya sejak tadi ditahan oleh Firman. Pria yang sedang menikmati pertunjukan drama di depannya itu sudah tahu kalau ada orang yang menuduh dirinya dan menjebaknya sekarang.Sudah terbukti yang ada di dalam benaknya. Pasti ada anggota mafia Ryuzen yang menghasut Firman. “Jangan salahkan saya yang nggak memberikan peringatan. Saya terus bertanya, tetapi Anda memilih untuk ingin membunuh saya.”“Diam kamu! Siapa kamu sebenarnya?” Firman yang sudah kehabisan kesabaran terus menarik uratnya ketika ber

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 30

    Seluruh manusia yang berada di dalam ruangan itu terkejut. Seorang Erlangga dengan tenang menghadapi Firman. Dia tanpa rasa takutnya membalas ucapan Firman Mahardika saat banyak penjaganya sedang berada di ruangan yang sama pula. Erlangga dengan sangat berani dia menyunggingkan senyum miringnya.Olivia bahkan sampai menutup mulut. Dia yang sangat terkejut. “Apa maksudnya semua ini, Yah?”Firman menoleh ke belakang dan menatap putri semata wayangnya. Tatapan mata Olivia yang semakin sendu membuat pria tua itu tidak tega. Awalnya Firman ingin marah pada anaknya lantaran ceroboh dengan pria yang bisa mencelakainya. Namun, Firman urungka karena tidak tega.“Dia ini seorang mafia yang sangat licik, Liv. Dia adalah seorang yang bisa membunuh bahkan hanya dengan tangan kosong. Dia bisa saja membunuh semua orang yang ada di sini hanya untuk kemenangannya seorang. Orang yang sudah kamu dekati selama ini hanya menginginkan harta Ayah, bukan ketulusan men

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 29

    "Kita nggak perlu ke rumah aku, Er. Aku hanya harus telepon Ayah aja. Nanti dia yang akan nyuruh anak buahnya untuk berhenti ganggu kita. Nanti kita akan ke rumah aku kalau keadaannya sudah aman semuanya. Baru kita rencanain bagaimanacame outkalau kita akan menikah karena tragedi ini," jelas Olivia yang mulai murung. Erlangga tidak habis pikir dengan jalan pikir Olivia. Perempuan itu menyangka kalau semua yang terjadi adalah ulah anak buah ayahnya. Pria itu mendengkus dan menggelengkan kepalanya dengan kasar. "Apa yang kamu maksud anak buah ayah kamu? Apa kamu nggak sadar kalau itu semua bukan anak buah ayah kamu? Mereka semua ingin nyelakain kamu. bagaimana bisa mereka jadi anak buah ayah kamu?" Olivia tersenyum meremehkan dan membuka layar ponselnya. Dia menunjukkan isi pesan singkat yang sudah diterima dari ayahnya kepada Erlangga. Ayah: Kamu harus jaga diri! Kalau tidak aman, segera kembali ke ru

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 28

    Mobil berhenti di parkiran apartemen Erlangga. Olivia yang senang karena akhirnya dapat bertemu dengan Erlangga pun tidak kuasa menahan senyumnya. Dia terus saja tersenyum sepanjang perjalanan. Mereka pun berjalan menuju unit apartemen milik Erlangga. Tangan mereka bertaut seolah tidak mau melepas satu sama lain. Siapa yang berani memisahian mereka berdua? Erlangga akan maju menghadapinya. Dia sudah siap dengan keahlian bela dirinya untuk menghajar orang yang mengganggu hidupnya.

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 27

    Setelah perdebatan alot dengan ayahnya, Olivia akhirnya memutuskan panggilan itu. Dia tidak mau berbicara dengan ayahnya untuk beberapa saat ini. Dia masih sulit untuk percaya kalau ayahnya sendiri yang merencakan penyerangan itu.“Aku nggak nyangka kalau Ayah setega ini. Orang yang Oliv sayang bisa terluka gara-gara kekejaman Ayah. Apa Ayah nggak seneng lihat Oliv bahagia? Apa bahagia di mata Ayah?” gerutu Olivia di ruang tunggu.Dia sejak tadi sudah murung. Erlangga sudah terluka dan itu akibat ulah ayahnya. Sampai sekarang Olivia masih bingung dengan motif yang ayahnya berikan. Bagaimana bisa dia memerintahkan orang untuk melakukan penyerangan terhadap dirinya bahkan sampai ke Paris?“Apa yang sebenarnya Ayah lakukan? Mengapa Ayah begitu terlihat tidak menyukai Erlangga?”Hampir satu jam Erlangga di dalam ruangan sana tanpa ada kabar dari perawat atau dokter. Olivia takut kalau Erlangga kehabisan darah. Dia melihat sendiri kalau

  • Terpikat Pesona Mahasiswa Gadungan   Part 26

    Seketika tubuh Erlangga membeku ketika letupan pistol itu memekakkan telinga mereka berdua. Olivia yang duduk di depannya juga membelakkan matanya. Pria itu melirik ke arah lengan kanannya yang sudah mengeluarkan darah dari sana.Olivia yang tidak tega ingin sekali melindungi Erlangga. Perempuan itu pun menarik tubuh Erlangga agar ikut bersembunyi di balik tembok bersamanya. Bagian lengan yang tadi mengeluarkan darah sudah ditahan oleh telapak tangan Erlangga. Namun, tetap saja masih mengeluarkan darah.“Kreeet!” Olivia merobek pakaiannya untuk digunakan membebat tangan Erlangga. Dia ikat luka itu dengan niat agar darahnya berhenti mengalir. Setelah selesai, Olivia mengeratkan pegangan tangannya dengan Erlangga.“Aku nggak kenapa-kenapa. Ayo kita pergi dari sini,” kata Erlangga.Saat itu juga Olivia menggelengkan kepalanya dengan wajah yang penuh keyakinan. Dia berniat melindungi Erlangga dengan cara yang dia pikirkan sendiri.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status