Lucas tanpa sadar meremas pinggang Julia, merasa sakit hati melihat Julia menggelengkan kepalanya.Sepertinya Julia tidak mempercayai penjelasannya.Julia meringis merasakan remasan tangan besar Lucas di pinggangnya, terasa begitu kuat ditekan oleh Lucas."Sakit!" gumam Julia memegang tangan Lucas yang meremas pinggangnya.Wajah Julia terlihat meringis menahan sakit, di tatapnya wajah Lucas yang terlihat kesal."Kamu tidak mempercayai penjelasanku?" tanya Lucas menatap Julia dengan nada kecewa."Apa? memangnya aku ada mengatakan aku tidak percaya?" Julia merasa heran dengan pertanyaan Lucas."Barusan kamu menggelengkan kepala, jadi apa itu maksudnya? bukankah itu tandanya kalau kamu itu tidak percaya padaku?""Oh!" Julia tersadar dengan gelengan kepalanya tadi, "Bukan begitu, aku hanya teringat sesuatu saja, makanya menggelengkan kepala!"Tiba-tiba pintu ruang baca Lucas terbuka, dan muncullah dari balik pintu wajah seorang anak lelaki kecil, dan kemudian melangkah masuk ke dalam ruan
Harry menegakkan tubuhnya dengan benar, lalu mulai bercerita."Tadi pulang dari sekolah, Mama mengajak aku pergi makan pizza, terus tidak lama kemudian, ada dua orang tante cantik masuk ke restoran pizza itu, lalu duduk di belakang kursi Mama!" kata Harry bercerita sembari tangannya memperagakan, 'ada dua tante cantik' sambil dua jarinya dia tunjukkan, menyebutkan dua orang.Lucas menyimak cerita putranya itu dengan seksama, sambil menatap Harry dengan lekat, pria itu begitu takjub melihat begitu pintarnya anak lelakinya itu bicara.Sementara Julia tidak percaya melihat putranya itu, begitu sangat pandai menceritakan apa yang mereka lakukan tadi.Bahkan dua wanita cantik yang masuk kedalam restoran siap saji itu, dia perhatikan juga, sementara dia sendiri tidak perhatikan."Terus...!" Harry melanjutkan lagi ceritanya, "Tante cantik itu memesan pizza, lalu kemudian...sambil menunggu pesanannya datang, dia berbicara dengan temannya, dia bilang kalau dia berhasil menaklukkan lelaki berna
Harry memandang Ayahnya mencium Ibunya, anak kecil itu merasa begitu bahagia melihat kemesraan kedua orang tuanya.Seperti air yang sejuk mengalir dalam dirinya, dengan cepat tubuh kecilnya bergabung di tengah ke dua orang tuanya itu.Harry mendaratkan ciumannya ke pipi Lucas, lalu kemudian ke pipi Julia."Aku senang sekali, aku bahagia Papa... Mama, aku mau di gendong!" sahut Harry dengan manjanya, lalu memeluk leher Lucas.Lucas dan Julia memandang putra mereka yang tampak begitu menggemaskan.Tangan Lucas meraih tubuh kecil Harry.Melihat tubuh Harry di angkat suaminya, Julia pun turun dari pangkuan Lucas."Ayo nak, Mama mandikan kamu!" sahut Julia, lalu bergerak melangkah menuju pintu ruang baca Lucas.Lucas perlahan bangkit dari duduknya, dan menggendong tubuh kecil putranya itu mengikuti langkah kaki Julia.Julia naik ke lantai atas, dan langsung menuju kamar Harry.Lucas mengikuti langkah Julia masuk ke dalam kamar Harry, dan kemudian mengekor juga masuk ke dalam walk in closet
Mobil yang membawa Julia, perlahan masuk ke area pelataran parkir restoran."Terimakasih" ucap Julia pada Bodyguard suaminya tersebut."Sama-sama Nyonya!" sahut pria itu.Julia kemudian turun dari mobil, dan melangkah menuju restoran yang kelihatanya ramai."Aku tidak mau, ini bukan pesananku, aku tidak memesan ini tadi!"Begitu Julia masuk ke dalam restoran, terdengar suara teriakan di dalam restoran.Membuat Julia kaget.Terlihat di pintu salah satu ruang VIP, beberapa Pelayan dan Tina, tengah menghadapi seorang wanita yang sedang berteriak-teriak, seraya menudingkan telunjuknya kepada Tina.Julia mendekati kerumunan tersebut, dan terlihatlah dengan jelas wajah pelanggan yang berteriak tersebut.Julia merasa, kalau wanita itu sepertinya seorang penguntit, atau memang suatu kebetulan saja. Tampak sepupu Lucas, wanita yang baru saja tiga jam lewat, di lihatnya berada di restoran cepat saji, tapi sekarang sudah menjadi pelanggan di restorannya."Ada apa ini?" sahut Julia menyeruak ke
Julia mencocokkan menu makanan yang sudah di sajikan di meja, dengan yang ada dalam catatan selembar kertas pesanan yang di pegangnya.Semuanya sama, hanya saja ada beda tatanan saja.Julia tahu makanan apa yang di sajikan di atas meja itu, karena makanan itu adalah hasil karyanya, yang kemudian di teruskan kepada Tina.Dari Tina, kemudian di ajarkan kepada chef pengganti."Ini sesuai dengan pesanan, kenapa kamu bisa bilang kalau ini bukan pesanan yang kamu pesan!" sahut Julia."Temanku bilang, kalau itu tidak sesuai dengan di buku menu!" sahut Miranda masih saja ngotot, kalau pesanan mereka salah."Ini hanya beda tatanan dan bentuk saja, apa kamu tidak pernah makan di restoran, atau memang sengaja mau cari masalah?" sahut Julia memandang Miranda dengan tatapan menyelidik."Apa katamu? kamu gadis ingusan, bicara apa kamu? kamu seharusnya bersikap sopan pada pelanggan VIP, karena pelanggan VIP adalah pelanggan khusus yang harus kamu layani dengan baik!" teriak Miranda tidak senang."Ka
Setelah Miranda pergi di tarik paksa oleh petugas keamanan restoran, Tina bertanya kepada Julia, kenapa bisa mengenal Miranda."Dia sepupu suamiku, dia sudah lama menyukai Lucas, aku tidak tahu bagaimana hubungan mereka sebenarnya, sampai dia begitu terobsesi dengan Lucas!" kata Julia menjelaskan pada Tina."Apa kamu tidak merasa kalau dia itu sepertinya memang memiliki hubungan sebelumnya dengan suamimu itu?" tanya Tina."Tidak tahu, yang aku lihat, Lucas tidak begitu suka padanya, tapi kalau Mertuaku sangat menyukai wanita itu!" ujar Julia."Suamimu seorang Ceo yang kaya, dan juga tampan, tentu saja banyak wanita yang tidak tahu malu mengejar-ngejar dia, dan bisa jadi dia sudah memiliki kekasih sebelum mengenalmu!" kata Tina.Julia diam mendengarkan apa yang di katakan Tina, karena dia pun berpikiran seperti itu juga.Lucas seorang pria super kaya, memiliki wajah tampan, tentu banyak wanita cantik yang dekat dengannya.Julia menghela nafas panjang, dia akan mengesampingkan masalah me
Akhirnya Julia dan Tina sepakat memilih empat menu baru untuk restoran mereka, semuanya untuk makanan pembuka.Tidak terasa waktu sudah menjelang malam, Julia lupa waktu karena sibuk di dapur restoran membuat resep baru."Nyonya, ada yang mencari anda!" sahut seorang karyawan Julia masuk ke dalam dapur restoran."Siapa?" tanya Julia mencuci tangannya."Tuan itu mengatakan, kalau dia suami anda!" sahut karyawan itu."Eh!" Julia baru tersadar kalau dia sudah terlalu lama di restoran, dan ternyata ini sudah malam.Julia melihat jam."Astaga!" gumamnya terkejut, sudah hampir jam tujuh malam.Julia pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya, dan asisten chef membantu Julia membereskan sisanya.Dengan cepat gadis itu pun menemui pria yang di katakan karyawannya tadi 'suami' nya. Di ruang kantor Julia tampak Lucas duduk di sofa sembari melihat tabletnya, dan Harry duduk di samping Ayahnya itu, sambil menulis sesuatu di atas sebuah benda yang mirip seperti tablet.Kedua lelaki beda usia itu lan
Julia membawa Lucas dan Harry ke ruang VIP, ruang yang memiliki balkon menghadap ke arah taman restoran.Ruang khusus model lesehan dengan meja berkaki pendek, sangat cocok untuk Harry, bisa duduk dengan bebas."Tunggu sebentar, aku akan membuat makan malam kita!" sahut Julia kepada Lucas, setelah Lucas dan Harry duduk di bantalan kursi sebagai tempat duduk di ruang khusus tersebut."Tidak, jangan kamu yang memasak, biarkan koki restoran yang memasak untuk kita, kamu tetap di sini bersama kami!" ujar Lucas memegang tangan Julia."Baiklah, aku akan pesan makanan apa saja yang akan kita makan malam ini, sesuai dengan rekomendasi dari aku!" ucap Julia menuruti perkataan Lucas.Lucas melepaskan pegangan tangannya memegang pergelangan tangan Julia, dan membiarkan Julia keluar dari ruang khusus tersebut.Julia kemudian memberitahukan kepada Chef menu makan malam yang diinginkannya."Baik Nyonya, kami akan selesaikan dalam sepuluh menit, dan akan kami buat yang terbaik dan yang paling lezat!"
Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint
Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang
Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."
Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia
Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa
Mata Daniel berkedip menatap wajah Adelia, yang terlihat ramah dengan senyuman manisnya.Ting!Lift terbuka, dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Adelia menarik Daniel keluar dari dalam lift.Benar saja, sebuah mobil sedari tadi telah menunggu Daniel.Seorang pria berpakaian formal membuka pintu mobil, untuk Daniel dan Adelia.Dengan patuh Daniel masuk ke dalam mobil, dan duduk berdampingan dengan Adelia."Nona!" panggil Daniel."Iya, ada apa?" jawab Adelia."Maksudnya apa ini? saya tidak mengerti, kenapa saya di pindahkan, apakah karena saya melakukan kesalahan?" tanya Daniel mengungkapkan, perasaannya yang sedari tadi tidak tenang.Sepertinya Daniel tidak ingin membahas, tentang wanita yang di tendang Adelia tadi.Adelia memandang Daniel, ia pikir Daniel akan mengatakan sesuatu, tentang wanita yang mereka tinggalkan begitu saja di depan lift.Ternyata Daniel lebih fokus pada kepindahannya, dari pada membicarakan tentang mantan pacarnya itu."Oh, soal itu, aku meminta kak
Setelah melihat Julia dan Harry di antar sopir baru, yang di rekrut Lucas, barulah Lucas dan Adelia berangkat ke kantor.Hari ini pemindahan Daniel ke bagian pemasaran, salah satu mall Sylvester di kota mereka.Sesampainya di kantor, Adelia seperti biasa melakukan rutinitasnya terlebih dahulu, memeriksa berkas yang ada di mejanya.Setelah itu membawanya masuk ke dalam ruang kantor Lucas.Lalu membuat kopi seperti biasa, untuk Lucas.Barulah ia kemudian memberitahukan ke bagian HRD, tentang pemindahan Daniel.Daniel terdiam di tempatnya, saat staf HRD memberitahukan kepadanya, untuk bersiap pindah kantor."A..apa maksud anda, Nona?" tanya Daniel kepada staf HRD tersebut."Hari ini, kantor anda pindah ke mall Anggrek putih!" sahut wanita itu."Sa..salah saya apa? kenapa saya harus di pindahkan ke mall Anggrek?" tanya Daniel terperanjat.Otaknya kemudian berputar, memikirkan kesalahan apa kira-kira yang telah ia perbuat.Daniel sontak terlonjak dari tempat duduknya, ia ingat tadi malam m
Esok harinya.Seperti biasa selagi Lucas mandi, Julia membersihkan kamar mereka, membuka jendela balkon, supaya udara pagi masuk ke kamar.Lalu mengganti sprei dengan yang baru, karena telah mencium aroma yang mulai berbau lembab.Setelah itu mempersiapkan pakaian kerja Lucas, dan menunggu suaminya itu selesai mandi."Sayang, pagi ini aku juga akan pergi ke restoran lagi!" sahut Julia kepada Lucas, saat pria itu keluar dari kamar mandi."Kenapa jadi rutin pergi ke restoran? bukankah sudah ada Nona Tina, yang memantau segalanya?" tanya Lucas sembari mengelap rambutnya, yang basah dengan handuk."Restoran semakin ramai, perlu resep baru lagi, untuk di tambahkan ke buku menu!" ujar Julia.Tangannya meraih hairdryer, dan memberi isyarat dengan tangannya, agar Lucas duduk di depan meja rias.Masih mengenakan handuk, melilit pinggulnya, Lucas menuruti gerakan tangan istrinya itu.la dengan patuh duduk di depan meja rias, dan mulai merasakan tangan kecil istrinya itu, mengeringkan rambutnya