Share

Penolakan

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-04-18 05:30:37

"Tadi Reno mengamuk di kantor."

"Aku terpaksa membohonginya kalau perusahaan itu sudah aku beli. Agar dia tidak menginjakkan kaki di sana," terang Alex.

Pengakuan Alex membuat Meta menunduk sebentar kemudian ia mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Lakukan saja yang menurutmu benar. Maaf kalau aku ngrepotin kamu," kata Meta.

"Jangan berkata begitu, susah payah aku menemukanmu. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku akan melindungimu dari bajingan yang bernama Reno!" ucap Alex tegas.

Meta tersenyum getir. Harusnya Reno yang berbuat demikian bukan orang lain. Sepanjang hidupnya bersama Reno ia tidak pernah merasakan cinta yang tulus dari pria itu.

Alex memberanikan diri mengambil tangan Meta hingga membuat perempuan itu tersentak kaget.

"Lex, kamu mau apa?" Melihat Alex tiba-tiba bersimpuh di hadapannya.

"Aku mau jadi ayahnya Aysel. Aku ingin menghapus semua kesedihan di matamu menjadi kebahagiaan," kata Alex.

"Lex, ini terlalu cepat. Aku ... aku belum bisa. Lagian surat perce
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terpesona Papa Mertua   Maafin Mama

    Meta jongkok di hadapan Aysel dan berniat memeluknya."Aysel, dengerin Mama Sayang. Mama tidak pernah mengabaikan Aysel. Akhir-akhir ini Mama banyak masalah yang harus di selesaikan," bujuk Meta.Namun Aysel justru lari ke dalam kamar menepis tangan Meta.Alex tahu Meta terluka dengan kelakuan putrinya. Di tambah lagi akhir-akhir ini hari-harinya begitu berat menghadapi sidang perceraianmnya dengan Reno. Tidak mungkin juga ia cerita pada Aysel kalau sebenarnya dirinya dan Reno sudah cerai. Ia takut kalau Aysel belum bisa menerima. Meski dulu Aysel pernah cerita padanya kalau lihat papanya selingkuh. Meta takut Aysel belum rela melepas kepergian papanya. Buktinya dia marah-marah waktu dirinya datang bersama Alex."Maafin Aysel ya Lex. Dia cuma anak kecil. Nanti aku akan bicara padanya pelan-pelan," kata Meta."Tidak apa-apa. Wajar kalau Aysel bersikap demikian. Dunianya sekarang hanya ada kamu. Dia mungkin butuh perhatian. Sebaiknya aku pulang dulu. Kamu temani Aysel. Nanti dia pasti ak

    Last Updated : 2025-04-18
  • Terpesona Papa Mertua   Merasa Bersalah

    Di dalam kamar Hisyam belum juga beranjak dari sisi istrinya. Hampir tiga puluh menit lamanya dia menatap wajah cantik istrinya yang tengah terlelap. Sesekali dia mengusap pipi putih Zahra. Kemudian berganti merapikan anakan rambut menyembunyikannya di belakang telinga.Aksi random Hisyam membuat Zahra terganggu. Ia mengerjapkan matanya. Lalu membuka matanya perlahan. Wajah tampan itu tersenyum padanya."Sayang, udah baikan belum?" tanya Hisyam lembut."Sedikit," jawab Zahra yang memang masih lemah. Hisyam langsung memasang mode wajah bersalah. Gara-gara hasratnya yang terlalu tinggi membuat istrinya sakit."Maaf, lain kali aku akan menahan diri. Demi bayi kita," lirih Hisyam. Wajahnya sayu saat mengatakannya. Membuat Zahra tidak enak hati."Om, nggak usah pikirin itu. Kan sama-sama enak. Om, nggak usah ngerasa bersalah gitu," hibur Zahra mengumbar senyum manisnya."Iya, tapi Om janji akan lebih hati-hati lagi," ulang Hisyam. Ia tidak ingin membahayakan kondisi bayinya. Demi Zahra, de

    Last Updated : 2025-04-18
  • Terpesona Papa Mertua   Rindu

    Alex menarik tubuh Meta. Ia sudah cukup menahan diri karena Meta sepertinya menghindarinya. Ada apa gerangan dengan Meta. Alex merasa tidak ada kesalahan yang di perbuatnya.Nafas Alex memburu mengusap wajah perempuan itu perlahan. Meta melipat bibirnya ke dalam, tubuhnya memanas. Rasa cemas terpancar di wajahnya. Ia terjebak bagaimana bisa Alex menemukannya. Bukan di rumah, Meta sedang mengadakan kunjungan di perumahan yang baru di kembangkannya. Ia ingin mengecek desain interiornya. Tak ada siapapun di sana kecuali dirinya dan Alex.Tadi seorang karyawannya mengatakan kalau ada pembeli baru. Dan sialnya, ternyata Alex yang mengatur semua rencana itu agar bertemu."Meta, katakan mengapa kau menghindariku? Hemm?" Jari tangan Alex menyisir helai rambut Meta.Meta bergerak mundur. Sayangnya, Alex menarik pingganggnya ke dalam pelukannya. "Lex, ini tidak benar," lirih Meta."Aku tidak bisa sedikitpun jauh darimu. Aku mau menikahimu sekarang," kata Alex."Sekarang? Kamu jangan gila, Lex.

    Last Updated : 2025-04-18
  • Terpesona Papa Mertua   Minta Maaf

    Meta yang akhirnya sampai di sekolah Aysel segera dengan langkah terburu-buru hendak menemui Aysel. Ia memasang senyum penuh kelegaannya setelah mendapati putri semata wayangnya masih menunggu duduk di bangku kecil. Berdiri di sampingnya guru dan orang suruhan Alex. Menyadari kehadiran mamanya Aysel langsung berteriak."Mama!" segera Aysel berlari ke arah Meta dan menghambur dalam pelukannya. Alex sengaja tidak ikut masuk karena di cegah Meta. Ia belum siap kalau Aysel ngambek lagi. Meta meminta agar Alex bersabar sampai Aysel menerimanya.Pelukan hangat, cipika-cipiki pun terjadi. Aysel rindu sekali mamanya."Mama kok lamaaa ... sekali. Teman-teman udah pulang semua," celoteh Aysel."Maafin Mama Sayang. Besok Mama usahain agar lebih cepat jemputnya," sesal Meta. Untuk kesekian kalinya terpaksa dia berbohong. Dia akan jelaskan nanti kalau sudah di rumah.Di bahu jalan mobil Alex terparkir di sana. Ia memantau dari kaca mobil Aysel dan Meta sudah keluar dari halaman sekolah. Alex pun t

    Last Updated : 2025-04-18
  • Terpesona Papa Mertua   Abie Dan Perempuan Yang Di Temukannya

    Pelukan hangat di sambut Aysel manakala Meta sudah pulang dari rumah sakit. "Ma, akhirnya Mama pulang juga," peluk Aysel.Rasa rindu tak terbendung di hati Aysel. Gadis kecil itu melirik Alex yang masih saja berdiri lemah di belakang Meta. Segera Aysel melepaskan diri dari pelukan Meta. Dia mencoba memberanikan dirinya mendekati Alex.Aysel menatap Omnya dengan mata berkaca-kaca, isak tangisnya tertahan di tenggorokan. "Om, maafin Aysel. Udah buat Om kecelakaan," katanya dengan suara yang bergetar, penuh penyesalan.Alex menghampiri dengan langkah ringan, senyum lebar menghiasi wajahnya yang lega. Ia merentangkan kedua tangannya, seolah menawarkan pelukan hangat. "Om sudah memaafkan kamu, Sayang," ucapnya seraya matanya berbinar penuh kelembutan. Dan sedikit ragu Aysel mendekat masuk dalam pelukan Alex. Pria tampan itu mengusap rambut Aysel yang harum aroma shampo. Dalam hati Alex merasa lega. Berkat kecelakaan itu hati Aysel yang semula beku kini telah mencair."Meta mengulurkan tang

    Last Updated : 2025-04-18
  • Terpesona Papa Mertua   Siapa Kamu?

    Abie memiringkan kepalanya sedikit, matanya menunjukkan rasa ingin tahu. Dia menatap lawan bicaranya. "Siapa namamu?" tanyanya, suaranya lembut namun terdengar jelas di ruangan yang sunyi itu."Winda," jawabnya.DeghTentu saja Abie kaget karena nama tersebut sama dengan nama mamanya.Tapi bukan Winda yang hidup lagi dari kematian. Ini Winda yang lainnya. Winda yang dia tolong semalam karena jatuh dari motornya.Winda menangkap ekspresi wajah Abie terlihat berbeda seperti rada-rada kaget. Sementara Abie menghela nafasnya. Matanya tertuju pada luka-luka di lengan Winda yang tadi malam di obatinya.""Dengan tatapan penuh tanya Abie mendekat dan menatap luka Winda sejenak. "Bagaimana lukamu sekarang? Apa sudah mulai membaik?" tanya Abie.Winda menggeser lengannya wajahnya meringis kesakitan. "Seperti yang kau lihat aku masih sakit."Abie tampak resah menggenggam kedua tangannya sendiri. Kondisi rumahnya yang sederhana, lantai keramik pecah dan atap yang bocor di sudut ruangan, menjadi ce

    Last Updated : 2025-04-19
  • Terpesona Papa Mertua   Cuma Makan Dengan Kerupuk

    "Selamat pagi," sapa Winda pada Abie. Lelaki itu tengah sibuk di dapur hendak membuat sarapan ala kadarnya."Pagi," jawab Abie tanpa menoleh. Karena dia sibuk menggoreng kerupuk takut gosong."Boleh aku bantuin?" tawar Winda."Eh, tidak usah. Kamu duduk saja, sebentar lagi juga selesai."Winda menatap punggung Abie dari belakang. Postur lelaki itu tinggi tegap dan dari pinggir hidung Abie keliatan mancung. Tanpa sadar Winda memperhatikan Abie.Tanpa sadar pandangan mereka bertemu saat Abie menoleh ke belakang hendak mengambil toples kerupuk di depan Winda.Abie buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah toples dan segera mengambil toples itu. Sialnya, dia terlalu gugup sehingga toplesnya jatuh ke lantai. Keduanya saling berebut mengambil toples itu sehingga tak sengaja tangan Winda menyentuh tangan Abie. Namun lelaki itu menarik diri dan segera bangkit. Abie berusaha keras melawan kontak fisik dengan wanita."Maaf, untung saja tidak pecah toplesnya," ucap Winda mengurai kesunyian."La

    Last Updated : 2025-04-19
  • Terpesona Papa Mertua   Di Grebek Warga

    "Kami tidak berbuat senonoh! Aku hanya menolongnya," bantah Abie.Rupanya kedua ibu-ibu itu sudah memantau pergerakan Abie. Yang mereka tahu Abie memasukkan perempuan dalam rumahnya."Alaah, ngomong aja kalian habis zina. Kalau kamu cuma tolongin dia. Nggak mungkin pake nginep-nginep segala.Ngaku aja deh!"Ibu-ibu cukup!" Merasa harga dirinya di injak-injak Winda hendak membela diri."Mas Abie memang menolong saya. Saya kecelakaan di depan rumahnya," jelas Winda."Lihat, Pak Bu. Wanita ini memanggil Pak Abie dengan sebutan Mas. Mereka pasti sangat akrab sebelumnya. Pasangan seperti ini sebaiknya kita nikahkan. Dari pada jadi aib di kompleks kita!" Seru salah seorang ibu-ibu."Ya, betul! Nikahkan saja mereka!" Kerumunan di rumah Pak Rt makin banyak. Abie dan Winda makin terpojok."Aku bersumpah tidak melakukan itu.Aku hanya menolongnya!" jelas Abie sekali lagi. Ia tidak melakukan perbuatan itu mengapa dirinya yang di tuduh-tuduh.Pak RT mulai mendekat ingin mencairkan suasana. Ia tidak

    Last Updated : 2025-04-19

Latest chapter

  • Terpesona Papa Mertua   Baru Pertama Kali Boncengan

    Hisyam menghela napas."Kamu main perempuan lagi? Makanya kamu terpaksa menikahinya," tebak Hisyam.Tuduhan itu sama sekali tidak membuat Abie marah. Ia paham betul bagaimana sikapnya dulu yang seenaknya. Suka main perempuan dan berfoya-foya. Sudah sepantasnya Hisyam berpasangka buruk terhadapnya."Bu ... bukan seperti itu, Pa. Aku tak sengaja menemukannya pingsan di jalanan depan rumahku. Karena aku tidak memiliki cukup uang akhirnya aku putuskan merawatnya hingga sembuh. Namun ... warga sekitar justru salah paham mengiraku berbuat macam-macam padanya selama tinggal di rumahku," terang Abie."Lalu ... mereka memaksaku menikahinya. Dan ... sekarang aku berusaha menerima pernikahan ini, Pa," lanjut Abie.Nafas Hisyam sempat tertahan mendengar pengakuan Abie. Tiap kalimat yang di ucapkan Abie begitu lancar seperti tidak ada yang di tutupi. Tatapannya juga sendu. Tidak terlihat berapi-api. Mungkinkah Abie memang sudah berubah?Di sisi lain dia terharu sekaligus kasihan. Gaji OB di perusah

  • Terpesona Papa Mertua   Abie Menemui Hisyam

    Abie terdiam sesaat, membuat Winda yang tengah menunggu jawabannya menjadi gelisah. Ia yakin kalau Abie masih ada perasaan dengan mantan istrinya."Kalau aku bilang sudah tidak mencintainya apa kamu percaya?" Abie justru balik bertanya."Bener juga, siapa yang tahu hati seseorang. Mas juga belum mencintaiku sekarang. Akupun begitu. Kita ganti topik saja." Winda berusaha menenangkan dirinya. Kalau dia belum mencintai Abie lalu kenapa harus takut mendengar pengakuan suaminya. Mengenai perasaan Abie pada mantan istrinya?Tangan Abie menggenggam Winda erat. Tatapannya teduh seolah berusaha menenangkan hati Winda yang gundah.Reaksi Winda cukup kaget. Ia hendak menarik tangannya namun Abie menggenggamnya makin erat."Aku sudah tidak mencintainya. Sekarang aku hanya fokus pada keluarga kecil ini. Aku ingin mulai dari awal denganmu. Maukah kamu bersabar agar kita saling mencintai sepenuhnya."Ucapan Abie cukup menguatkan hati Winda. Ia pun mengangguk pelan sembari tersenyum manis."Terima ka

  • Terpesona Papa Mertua   Kembalikan Uangku

    "Kembalikan uangku!" Citra memaksa merogoh saku celana Reno. Reno tidak terima perlakuan Citra, ia langsung mendorong Citra hingga jatuh terduduk di lantai.Citra tidak pantang menyerah dia juga membalas mendorong tubuh Reno hingga terjatuh. Reno yang masih setengah mabuk berusaha bangkit namun tubuhnya sempoyongan. Citra tidak mendapatkan apa-apa dari saku Reno."Kenapa Om habiskan semua uangku!""Aaargh!" Citra berteriak histeris. Dia sudah tidak tahan hidup seperti ini. Susah payah dia mendapatkan uang itu. Seenaknya saja Reno menghabiskannya.Citra langsung ke kamarnya. Ia sudah tidak tahan hidup satu atap dengan parasit seperti Reno. Harapannya untuk menjadi Nyonya besar yang di manja pupus sudah. Reno sudah jatuh miskin. Tak ada yang bisa di harapkan dari Reno.Ia memasukkan semua pakaiannya di koper. Entah mau pergi kemana. Citra juga tidak tahu. Yang terpenting pergi secepatnya dari tempat yang terkutuk ini. Ia tidak mau hidup satu atap dengan pemabuk yang kerjaannya hanya men

  • Terpesona Papa Mertua   Begini Lebih Nyaman

    Abie spontan menggenggam jemari Winda. Tatapannya penuh kecemasan karena mendengar teriakan Winda akibat mati lampu.Namun tiba-tiba cahaya dari hape itu juga ikut padam. Winda ketakutan langsung memeluk Abie yang berada di dekatnya."Aku takut Mas!" Teriaknya.Abi yang sudah lama tidak pernah berpelukan dengan wanita. Kaget Winda menghamburkan diri dalam dekapannya. Susah payah berusaha menguasai perasaannya."Tenanglah, aku ada di sini. Tidak akan ada apa-apa," ucap Abie lembut. Winda merasakan kehangatan yang mulai tumbuh dalam hatinya setelah mendengar perkataan Abie."Mas, jangan ninggalin aku ya. Aku takut gelap," lirih Winda.Ganti Abie yang tidak bisa menguasai gemuruh degup jantungnya yang bertalun-talun sejak tadi. Gimana tidak gugup Winda tanpa sadar merapatkan tubuhnya memeluknya erat. Ia bisa merasakan aroma harum istrinya.Naluri kelaki-lakiannya pun bangkit. Abie berusaha keras menahan diri. Ia tidak ingin Winda makin ketakutan kalau dirinya berbuat macam-macam.Winda j

  • Terpesona Papa Mertua   Gara-Gara Mati Lampu

    "Hari ini aku membelikanmu beberapa baju. Maaf kalau harganya tidak mahal dan modelnya kamu kurang suka." Abie menyerahkan kresek berwarna hitam yang berisikan pakaian pada Winda.Winda mengeluarkan isinya. Dia bentangkan sebentar, heran karena ukurannya pas di badannya."Mas kok bisa tahu ukuranku?" tanya Winda.Abie terdiam sejenak. Pengalamannya dulu sebagai penjelajah wanita membuatnya terlalu mudah mengenali ukuran tubuh maupun baju mereka. Namun Abie tidak mungkin menceritakan masa lalunya sekarang."Aku cuman ngira-ngira saja. Alhamdulillah kalau memang pas. Maaf ya, kalau tadi belinya nggak ngajak kamu. Masak pergi ke toko kamu pake sarungku ..." kekeh Abie.Winda tiba-tiba tergelak tertawa mendengar perkataan Abie. Ia jadi membayangkan pakai hem kedodoran dan bawahan sarung. Pasti orang-orang akan menertawakannya."Mas lucu deh ..."Baru kali ini Abie mendapati Winda tertawa lepas. Aura kecantikannya makin terpancar meski tanpa make up. Ia buru-buru membatasi pandangannya men

  • Terpesona Papa Mertua   Belajar Mencuci Baju

    Abie mengangkat satu ember yang berisi baju-baju yang sudah di cucinya."Berat? Aku bantu angkat?" tawar Winda."Tidak usah. Aku bisa kok," jawab Abie.Winda mengikuti langkah Abie di belakang. Lanjut dia membantu menjemur baju. Menjemur baju saja dia tidak bisa. Masih berupa gulungan dia sampaikan di atas jemuran. Abie geleng-geleng kepala. Entah manusia dari planet mana istrinya ini. Menjemur pakaian saja tidak bisa."Lihat caraku...""Kamu peras dulu bajunya agar kadar airnya berkurang. Setelah itu kamu kibaskan agar mudah di bentangkan di jemuran." Abie penuh kesabaran mengajari istrinya.Meski agak kaku Winda berusaha meniru apa yang di ajarkan Abie. Tak terasa keringatnya sampai mengalir di pelipisnya. Rupanya melelahkan juga mencuci baju dengan cara begini. Winda tidak bisa bayangkan bagaimana lelahnya kerja di laundry.Suasana hening kembali datang keduanya tengah sibuk menjemur pakaian. Winda berusaha menerapkan apa yang di ajarkan Abie. Perlahan dia sudah bisa melakukannya.

  • Terpesona Papa Mertua   Tidak Ada Malam Pertama

    "Selamat tidur," ucap Winda.Abie hanya bisa terpaku membiarkan Winda berdiri dan berbalik menuju kamarnya. Langkah kakinya pelan namun terlihat tak bersemangat.Jika biasanya pengantin baru tidak sabar menghabiskan malam pertama. Kedua pengantin ini tidur sendiri-sendiri seolah itu yang paling nyaman buat mereka.Setibanya di kamar, kata-kata Abie tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Perkataan Abie menyatakan kesungguhannya sebagai suami. Meski tidak ada cinta di antara keduanya. Perasaan asing yang terpaksa di ikat dalam pernikahan yang serba mendadak. Membuatnya meragukan langkah yang di ambil ini benar atau tidak."Kenapa jadi serius begini sih. Padahal aku butuh suami sewaan. Malahan jadi nikah beneran," gumam Winda. Ia merebahkan tubuhnya di kamar.Rasanya tidak enak membiarkan sang pemilik kamar justru tidur di kursi tamu. Lelahnya berpikir membuat dirinya tertidur pulas.**Suara adzan subuh berkumandang. Terdengar kucuran suara air kran dari arah belakang. Winda merasa

  • Terpesona Papa Mertua   Di Paksa Menikah

    Ustadz menatap Abie dan Winda bergantian. "Sekarang siapkan dirimu. Ikuti apa yang aku ucapkan.Abie menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya. Meski hatinya belum bisa menerima sepenuhnya. Sekilas dia melirik ke arah Winda. Gadis itu tertunduk sedari tadi. Jarinya meremas ujung hijabnya. Ada rasa bersalah hinggap di hati Abie. Tak seharusnya begini. Tapi semua tidak dapat mundur. Warga sudah bertindak. Dan sekarang pernikahan adalah jalan satu-satunya lepas dari tekanan warga.Dengan tangan sedikit gemetar, Abie meraih tangan ustadz yang sudah menunggunya. Akhirnya suara ustadz mengucapkan kalimat ijab qobul yang di ikuti Abie.Kedua kalinya Abie menikah. Dan kedua kali ini menikah dengan wanita yang tidak di inginkannya."Bagaimana para saksi?""Sah!""Alahamdulillah, sekarang Winda binti Ramdani sudah menjadi istri sahmu. Selamat menempuh hidup baru," ucap Ustadz.Winda masih tidak percaya apa yang di alaminya ini nyata. Ia menikah dengan Abie. Pria yang menolak me

  • Terpesona Papa Mertua   Di Grebek Warga

    "Kami tidak berbuat senonoh! Aku hanya menolongnya," bantah Abie.Rupanya kedua ibu-ibu itu sudah memantau pergerakan Abie. Yang mereka tahu Abie memasukkan perempuan dalam rumahnya."Alaah, ngomong aja kalian habis zina. Kalau kamu cuma tolongin dia. Nggak mungkin pake nginep-nginep segala.Ngaku aja deh!"Ibu-ibu cukup!" Merasa harga dirinya di injak-injak Winda hendak membela diri."Mas Abie memang menolong saya. Saya kecelakaan di depan rumahnya," jelas Winda."Lihat, Pak Bu. Wanita ini memanggil Pak Abie dengan sebutan Mas. Mereka pasti sangat akrab sebelumnya. Pasangan seperti ini sebaiknya kita nikahkan. Dari pada jadi aib di kompleks kita!" Seru salah seorang ibu-ibu."Ya, betul! Nikahkan saja mereka!" Kerumunan di rumah Pak Rt makin banyak. Abie dan Winda makin terpojok."Aku bersumpah tidak melakukan itu.Aku hanya menolongnya!" jelas Abie sekali lagi. Ia tidak melakukan perbuatan itu mengapa dirinya yang di tuduh-tuduh.Pak RT mulai mendekat ingin mencairkan suasana. Ia tidak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status