Fachri masih cukup malu bisa pergi dengan Dini. Ia merasa tidak pantas untuk bersama dengan Dini. Usia dia baru 20 tahun, sementara Dini sudah menginjak 24 tahun. Perbedaan usia di antara keduanya, menjadi sebuah hal yang cukup asing di kalangan pesantren. Tetapi Fachri tidak ingin terburu-buru dalam menyikapi hubungan dirinya dengan Dini. Ia ingin semua berjalan dengan baik. Sekali pun ada harapan dari dirinya untuk bisa bersama dengan Dini.Fachri sudah rapi dengan pakaian santai yang terlihat begitu rapi. Di mana Fachri mengenakan kaos yang di lapisi dengan jaket kulit. Rambutnya juga terlihat begitu klimis. Di tambah sepatu yang begitu berwarna. Celana jeans berwarna hitam. Semakin menambah kesan ciamik yang di tunjukkan oleh Fachri. Dia sudah siap pergi bersama dengan Dini ke pasar malam.Penampilan dari Fachri langsung menghipnotis beberapa santriwati. Mereka terlihat terpesona dengan penampilan dari Fachri. Tidak biasanya Fachri berpakaian seperti itu. Sehingga sedikit asing ba
Pak Akbar nampak terlihat canggung berdiri di depan ruang kerja dari Gus Fiment. Secarik kertas berada di tangan kanannya. Secarik kertas berisi pengunduran diri, siap di berikan oleh pak Akbar pada Gus Fiment. Ada tawaran menarik di kota untuk pak Akbar. Sehingga dia harus segera pergi ke kota. Memilih bekerja di kota dengan profesi yang sama.Pak Akbar selama ini di kenal sebagai seorang guru bahasa Inggris yang begitu piawai. Banyak murid yang senang dengan cara pak Akbar dalam mengajar. Sehingga mereka akan merasa kehilangan saat pak Akbar memutuskan untuk mengundurkan diri. Mengingat banyak siswa yang begitu suka dengan cara pak Akbar mengajar.Umi Salamah terlihat menuntun pak Akbar masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Mengantarkan pak Akbat pada sosok yang begitu di kagumi olehnya. Pak Akbar hanya bisa menunduk saat masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Dia tidak mampu menatap wajah Gus Fiment yang sebenarnya mendukung penuh keputusan dari pak Akbar untuk pergi ke kota. Meng
30 menit sebelum pengajian di mulai. Dini terlihat sudah berada di dalam musholla. Dia terlihat sudah tidak sabar untuk segera mendengarkan ceramah dari Gus Fiment. Bagaimana Dini merasa begitu antusias untuk bisa mendapatkan ilmu baru dari Gus Fiment. Mengingat Dini yang merasa dirinya masih jauh dari seorang yang paham akan ilmu agama.Hujan tiba-tiba turun deras. Beberapa jemaah yang seharusnya mengikuti acara pengajian mulai membatalkan rencana mereka. Jalanan mudah tergenang oleh banjir. Sehingga mereka enggan datang ke pondok untuk mengikuti acara pengajian.Dini tetap antusias dengan acara pengajian di hari ini. Hujan deras tidak menghalangi dirinya. Dari kejauhan, Gus Fiment tidak henti memperhatikan Dini. Apalagi Dini tidak hanya berdiam diri saja. Ada Alquran yang mulai di pelajari olehnya. Mungkin Dini benar-benar ingin Istiqomah. Menjadi seorang perempuan muslim yang seutuhnya. Sehingga Dini terlihat begitu antusias untuk bisa mempelajari setiap ilmu agama.Gus Fiment yang
Dua lawan satu, bukan hal yang sulit bagi seorang bodyguard Gus Fiment. Dia langsung menarik kerah kedua preman sewaan dari Gus Fatur saat akan melakukan tindakan kejahatan pada Gus Fiment. Sepertinya itu sudah cukup untuk memberikan sedikit pelajaran pada kedua preman tersebut. Mengingat kejahatan yang di lakukan oleh keduanya cukup agresif. Itu yang membuat bodyguard itu begitu kesal dengan yang di lakukan oleh kedua preman tadi.Tidak terima, kedua preman itu berusaha melawan bodyguard yang di sewa oleh Dini. Tetapi, bukan hal yang sulit untuk menaklukkan keduanya. Dengan begitu mudahnya, kedua preman itu menjadi sasaran empuk dari bodyguard Dini. Sontak kedua preman itu babak belur di buat oleh bodyguard Gus Fiment. Apalagi kedua preman itu tidak memiliki bentuk badan sekekar bodyguard Gus Fiment. Sontak dalam satu dua pukulan saja, kedua preman itu mudah di lumpuhkan.Gus Fiment yang menyadari keributan yang terjadi. Meminta pada bodyguardnya untuk menghentikan aksinya. Dia khawa
Kiayi Musthofa begitu marah, saat Gus Fiment menceritakan semua kejadian yang di alami oleh dirinya. Dia merasa kecewa dengan Gus Fatur yang sudah menyewa dua preman untuk mencelakakan Gus Fiment. Mengingat keduanya yang merupakan saudara kandung. Kiayi Musthofa seketika memanggil Gus Fatur untuk menemuinya di rumah. Di mana Kiayi Musthofa siap sedikit memberikan nasehat baik pada Gus Fatur. Mengingat tindakan yang di lakukan oleh Gus Fatur akan Gus Fiment sudah sangat keterlaluan. Gus Fatur yang tidak tahu akan rencana dari Kiayi Musthofa. Masuk ke dalam ruang tamu dengan perasaan biasa saja. Dia meminum segelas air putih yang ada di atas meja. Sebelum mengambil toples berisi biskuit. "Ada apa Bi. Kok tumben manggil Fatur ke rumah seperti ini?" Tanya Gus Fatur dengan santainya sembari menyantap biskuit. "Kenapa kamu tega melakukan itu pada Firman. Kenapa kamu menyewa dua preman untuk melakukan tindakan kejahatan pada Firman. Bahkan tempo hari Firman sampai babak belur di buat ole
Mendapatkan sedikit amarah dari Kiayi Musthofa. Tentu membuat Gus Fatur merasa sedikit kesal. Dia merasa Gus Fiment sengaja memang berusaha untuk membuat dirinya di marahi oleh kiayi Musthofa. Tidak heran Gus Fiment menceritakan semuanya pada kiayi Musthofa. Menceritakan kejadian yang terjadi di hari ini.Gus Fatur yang masih tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh Gus Fiment. Siap memberikan sedikit gertakan pada Gus Fiment. Dia merasa akan sedikit lebih baik ketika sudah melakukan gertakan pada Gus Fiment. Mengingat apa yang di lakukan oleh Gus Fiment pada dirinya sudah di luar batas.Mendatangi ruang kerja Gus Fiment. Gus Fatur yang penuh amarah, masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment dengan raut wajah kesal dan marah. Tidak ada salam yang di berikan. Gus Fatur masuk begitu saja ke dalam ruang kerja Gus Fiment.Tiba di depan meja kerja Gus Fiment. Gus Fatur langsung memukul keras meja kerja Gus Fiment. Sehingga Gus Fiment sempat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Gus Fatu
Fachri sudah begitu rapi untuk bertemu dengan Iskandar sahabatnya. Iskandar yang fasih berbahasa Inggris. Di rasa menjadi sosok yang begitu cocok untuk menggantikan Akbar. Fachri pun siap merangkai kata-kata yang baik untuk membuat Iskandar sudi menerima tawaran dari Fachri.Baru akan menyalakan motor matik milik pesantren. Fachri langsung di kejutkan dengan penampilan cantik dari Dini dengan sebuah balutan gaun muslim. Dini terlihat begitu mempesona, hingga Fachri secara tidak sadar terlalu memandangi Dini dengan pandangan yang penuh hasrat. Untung saja, dia segera tersadar. Sehingga dia langsung mengucapkan kalimat istighfar untuk membuat dosanya tidak semakin membesar.Namun Fachri tetap berusaha sedikit berbincang dengan Dini. Ia ingin tahu, alasan dari Dini berpenampilan begitu cantik di pagi ini."Assalamualaikum Din," ucap Fachri dengan lembut."Wallaikumsallam," jawab Dini tidak kalah lembut."Kalau boleh tahu, Dini mau pergi ke mana?" Tanya Fachri."Dini mau pergi ke acara un
Membawa sebuah amplop coklat. Dini penuh percaya diri saat memasukkan lamaran kerja ke ruang kerja Gus Fiment. Dini berharap bisa menjadi salah satu kandidat yang akan di terima kerja di sekolah. Mengingat Dini memiliki kemampuan yang cukup baik dalam bahasa inggris."Assalamualaikum," Dini mengetuk pintu ruang kerja Gus Fiment."Wallaikumsallam. Silakan masuk," ucap Gus Fiment.Dini dengan langkah penuh percaya diri. Masuk ke dalam ruang kerja Gus Fiment. Dia terlihat yakin, bisa menampilkan yang terbaik pada Gus Fiment di hari ini. Sehingga Dini akan menjadi salah satu kandidat guru yang akan di pilih oleh Gus Fiment."Ada apa Dini?" Tanya Gus Fiment."Apa saya boleh duduk terlebih dahulu?" Pinta Dini dengan penuh harap."Oh tentu saja. Silakan duduk," ucap Gus Fiment.Duduk dengan begitu baiknya. Dia terlihat menyukai penampilan Gus Fiment yang terlihat semakin awet muda. Tak ayal, Dini pun memuji penampilan dari Gus dengan sorban yang di lipat menyerupai turban di kepala."Sebelum
Dini terlihat begitu cantik saat mengenakan kebaya berwarna putih. Begitu juga dengan Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan jas berwarna hitam serta kemeja putih. Tidak lupa, sarung dengan kualitas bahan yang prima di kenakan oleh Gus Fiment. Itu semakin membuat Gus Fiment terlihat begitu tampan. Hal yang tidak pernah di duga oleh banyak orang.Beberapa Santriwati mulai tertarik dengan penampilan dari Gus Fiment yang terlihat mempesona. Mereka tidak jemu melihat bagaimana seorang Gus Fiment yang terlihat begitu tampan dengan gaya maskulin yang terlihat begitu berwibawa. Penampilan ciamik yang di perlihatkan oleh Gus Fiment. Semakin membuat banyak santriwati tertarik akan ketampanan dari Gus Fiment.Seorang penghulu sudah di siapkan untuk mewakili pak Suprapto sebagai wali dari Dini. Penghulu itu terlihat sudah begitu siap untuk mengawal pernikahan dari Gus Fiment dan Dini.Khadijah serta anggota keluarga lainnya juga, sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan ijab qobul yang
Datang dengan kiayi Musthofa dan Khadijah. Gus Fiment tampil gagah dengan sebuah baju Koko serta celana panjang hitam. Tidak lupa, peci hitam semakin menambah ketampanan dari Gus Fiment di malam ini. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada Dini. Gus Fiment datang ke rumah Dini dengan modal nekat saja. Ini kesempatan yang cukup bagus. Mengingat masih ada kembaran dari Dini, yakni Deni. Begitu juga dengan pak Suprapto yang belum pulang ke rumahnya di Jakarta.Tiba di depan rumah Dini, Gus Fiment dengan suara merdunya mulai mengucapkan salam. Ada sedikit rasa gugup yang di rasakan oleh Gus Fiment. Tetapi dia tetap percaya diri untuk bisa mendapatkan cinta Dini. Meminang Dini sebagai istrinya.Dini langsung di buat terkesima dengan penampilan dari Gus Fiment. Dini melihat penampilan dari Gus Fiment begitu mempesona. Apalagi Dini menyukai peci hitam yang di kenakan oleh Gus Fiment. Peci itu begitu ciamik berpadu dengan baju koko yang di kenakan oleh Gus Fiment. Semakin memperlihatkan bagai
Ikhlas, tetapi sakit hati tetap di rasakan oleh seorang Fachri. Di sadar, tidak mungkin dirinya akan memaksa Dini untuk bisa cinta pada dirinya. Tidak mungkin juga bagi seorang Fachri untuk bisa mendapatkan cinta dari Dini. Tentu ada pertimbangan yang harus di lakukan oleh Dini akan Fachri. Itu hal yang tidak mudah. Tetapi Fachri selalu berusaha untuk tetap tegar dengan segala hal yang di rasakan. Menikmati semuanya dengan ikhlas. Sekali pun untuk tetap di posisi ikhlas bukan hal yang mudah. Mengingat banyak hal yang sudah di lakukan dengan Dini. Menghapus sebagian kenangan dengan Dini adalah bagian paling sulit yang tidak bisa dengan mudah di lakukan oleh Fachri.Fachri sudah tiba di Mesir dengan versi dia yang baru. Fachri berharap sudah tidak ada lagi rasa sakit yang di rasakan oleh Fachri seperti apa yang di rasakan oleh dirinya saat berada di Indonesia. Bertemu dengan Dini adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang Fachri. Tidak heran dia begitu merasa terbebani saat kembali
Khadijah terlihat begitu santai dengan sebuah buku di tangan kanannya. Begitu juga dengan kiayi Musthofa, yang terlihat menikmati suasana sore ini dengan sebuah buku tebal. Hobi keduanya yang sama-sama membaca, membuat suasana sore mereka di habiskan untuk membaca buku dari penulis terkenal di dunia. Melihat suasana sore yang hangat. Ini akan menjadi kesempatan yang cukup baik bagi Gus Fiment untuk bisa berdiskusi dengan mereka berdua. Tidak hanya diskusi kecil saja. Melainkan sebuah saran di harapkan oleh Gus Fiment dari keduanya. Permintaan dari Fachri tentu bukan permintaan yang biasa. Di mana Fachri menitipkan seorang Dini pada Gus Fiment. Fachri berharap Gus Fiment bisa menjaga seorang Dini seperti apa yang di minta oleh Fachri. Itu tugas yang tidak mudah. Tetapi Gus Fiment akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dari permintaan seorang Fachri.Gus Fiment terlihat malu-malu saat tiba-tiba duduk di samping Khadijah. Pandangan matanya tidak mampu menatap ke arah Gus kia
Pak Suprapto sudah merapikan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ini adalah hari terakhir dia berada di desa. Di mana pak Suprapto siap kembali ke kota untuk menjalani kehidupan sebagai orang kota. Sudah rasanya bagi pak Suprapto untuk berada di desa. Menikmati setiap panorama yang ada di desa. Ini pengalaman yang paling menyenangkan di rasakan oleh pak Suprapto. Sehingga ia merasa ini adalah hal yang cukup menyenangkan untuk di rasa.Dini terlihat bersedih, saat melihat Deni sudah mulai memanaskan mobilnya. Deni siap kembali pulang ke kota, membawa pak Suprapto juga dalam perjalanan ke rumahnya tersebut. Hal yang cukup membuat Dini merasa sedikit kehilangan dengan kepulangan keduanya."Apa kamu tidak mau tinggal seminggu lagi di sini. Aku masih pengen sama Ayah," ucap Dini dengan begitu sedih."Pekerjaan Ayah siapa yang akan urus di sana. Posisi Ayah penting di perusahaan, makanya Ayah harus selalu ada di perusahaan. Tidak boleh hilang dari peredaran," ucap Deni dengan tegasnya."Tapi
Fachri berpelukan pada setiap anggota keluarganya, begitu pesawat yang akan membawa dirinya terbang. Dia meneteskan air mata pada setiap orang yang di peluknya. Memohon doa keselamatan yang akan di jalani oleh Fachri. Tentu ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang di tempuh oleh Fachri. Hal yang tidak biasa akan di lakukan oleh Fachri. Perjalanan yang tidak semestinya mungkin akan di lakukan oleh Fachri secara berjam-jam. Perjalanan jauh itu akan memakan waktu yang cukup panjang. Pelukan Fachri cukup lama di kiayi Musthofa. Beban berat di berikan oleh kiayi Musthofa pada seorang Fachri. Di mana Kiayi Musthofa berharap Fachri akan menjaga nama baik dari keluarga besarnya selama di Mesir nanti. Begitu juga dengan hal lain yang harus bisa di lakukan oleh Fachri. Dia harus bisa melakukan segala hal dengan sebaik mungkin. Sehingga tidak akan ada hal baru yang akan datang pada seorang Fachri. Itu cukup berkesan bagi Fachri, sehingga air matanya tidak berhenti menetes. Fachri terliha
Masih bingung dengan sikap dingin yang di tunjukkan oleh Fachri. Dini tentu tidak ingin tetap dalam rasa penasaran yang begitu besar. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Fachri terlihat begitu dingin pada dirinya. Ini sama sekali tidak sama seperti biasanya. Itu yang membuat Dini ingin tahu akan hal tersebut. Dini harus bisa menemukan jawaban dari segala persoalan yang sedang ada dalam diri Fachri.Dini mendatangi Fatimah. Orang yang mungkin bisa dia temui untuk mendapatkan segala informasi seputar pondok pesantren. Dini pun mengajak Fatimah untuk bertemu di taman. Di mana Dini sudah tidak sabar untuk tahu penyebab dari perubahan sikap dari seorang Fachri yang begitu drastis. Ini menjadi tanda tanya besar yang datang dari dalam diri seorang Dini. Sehingga ia harus tahu jawaban yang pasti dari seorang Fachri. Sikap Fachri yang tiba-tiba berubah drastis begitu saja. Tentu ada penyebab yang membuat dia menjadi dingin pada seorang Dini.Fatimah datang lebih dulu di taman. Sebelum
Sebelum keberangkatan ke Mesir. Fachri meminta bertemu terlebih dahulu dengan Gus Fatur. Tentu pertemuan dengan Gus Fatur akan menjadi sebuah pertemuan yang cukup di nanti oleh Fachri. Mengingat pertemuan dirinya tersebut akan menjadi pertemuan sekaligus meminta izin pada Gus Fatur. Bagaimana pun juga, Fachri berharap doa dari seorang Gus Fatur dalam perjalanan menuju Mesir. Mendapatkan banyak doa semakin baik di dapat oleh Fachri.Tidak hanya Fachri saja yang datang ke penjara untuk bertemu dengan Gus Fatur. Gus Fiment dan beberapa anggota keluarga lainnya, juga tertarik datang ke penjara untuk menjenguk Gus Fatur. Mereka ingin memberikan sedikit motivasi pada Gus Fatur yang saat ini dalam posisi tertekan.Khadijah yang sedikit kecewa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Gus Fatur. Merasa apa yang telah di lakukan oleh Gus Fatur sedikit berlebihan. Mungkin ini akan sedikit lebih baik ketika Khadijah mulai merasa bisa memaafkan Gus Fatur. Sekali pun itu adalah hal yang sangat sulit d
Sempat ragu untuk melanjutkan pendidikan yang tertunda. Fachri akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk pergi kembali ke Mesir dalam melanjutkan pendidikan S2 yang sempat tertunda. Terlihat bagaimana raut wajah sedih masih menyelimuti seorang Fachri. Bagaimana pun juga, dia masih merasa begitu bersedih dengan kenyataan pahit yang harus di terima oleh dirinya akan perasaan dari Dini. Fachri menghampiri Gus Fiment, dia segera mengatakan pada Gus Fiment untuk tiket ke Mesir yang sudah di janjikan. Tiket yang bisa di pakai oleh Fachri kapan saja. Gus Fiment terhentak dengan permintaan dari Fachri tersebut. Dia penasaran dengan alasan dari Fachri yang akhirnya menerima tawaran dari keluarga besarnya untuk kembali ke Mesir. Mengingat Fachri yang selama ini menolak untuk kembali melanjutkan pendidikan yang sudah di jalaninya tersebut. "Ada angin apa, kenapa kamu menerima tawaran untuk kembali ke Mesir. Kamu tidak bercanda, bukan?" Tanya Gus Fiment dengan raut wajah kurang ya