Share

Bahaya

"Assalamualaikum," salam Dini sembari masuk ke dalam rumah bi Sanih.

Kedatangan dari Dini, langsung di sambut gembira oleh bi Sanih. Dia segera menawarkan makan siang pada Dini. Sebab bi Sanih baru saja memasak menu makan siang untuk hari ini. Dia pun terlihat sudah tidak sabar untuk menyantap menu makan siang bersama dengan Dini.

"Jangan dulu Bi. Sekarang, Bibi antar aku ke mall," ucap Dini menggenggam tangan bi Sanih.

"Ke mall? Tidak ada Mall di sini," sahut Fitri sedikit meledek Dini.

"As..." Dini lupa ingin menyebut kata Astaghfirullah.

"Astaghfirullah. Gitu aja tidak bisa. Cita-cita pengen nikah sama Gus Fiment. Mana mau Gus Fiment nikah sama perempuan yang ilmu agamanya seperti kamu. Dia tidak level," sahut Fitri kembali.

"Hussh... Kamu tidak boleh bilang seperti itu. Dini baru belajar, jadi wajar kalau dia masih belum bisa. Jangan seperti itu, Fitri!" tegas bi Sanih.

"Aku bicara apa adanya. Perempuan ini cuman modal cantik saja. Sementara ilmu agama dia nol besar. Mana m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status