Share

Dhik

Penulis: Si Mendhut
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 22:42:47

"Itu karena tidak ada lagi tempat untuk kamu," jawab Satria.

"Hah, beneran gitu?" tanya Arumi yang tentu saja meragukan jawaban tersebut. "Memang ini rumah sakit kecil?" tanyanya sembari menatap ke jendela.

"Tentu saja tidak. Ini rumah sakit terbesar di sini," beber Satria.

Langsung saja Arumi menoleh pada Satria lagi, lalu menyipitkan matanya. "Tukang ngibul," celanya sembari mencoba untuk bangkit.

Namun setelah sesaat mencoba, ia baru menyadari kalau ada yang di salah dengan tubuhnya. "Eh, ini tanganku kenapa?" tanyanya yang terkejut karena melihat tangannya dibalut gips.

"Tangan kamu patah," jawab Satria sembari bangun dari ranjangnya.

"Retak?" Arumi terkejut. "Lah, ini gimana? Kenapa bisa patah? Nanti kalau aku kerja gimana? Apa lama sembuhnya?"

'Jadi dia sangat takut tidak bisa bekerja,' batin Satria sembari duduk di pinggiran ranjang.

"Loh, tulang kamu nggak ada yang patah?" tanya Arumi yang berganti terkejut karena melihat Satria sepertinya bisa dengan bebas bergerak.

"Aku buk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Kenapa Kalian Sekamar?

    Arumi pun langsung menoleh pada Satria dan kemudian menyipitkan matanya."Dia dari kecil memang suka usil, jangan dimasukkan ke dalam hati," ujar Nyonya Rianti, ibu Satria."Dia bukan suka usil, dia itu sangat usil," timpal Kania.Sontak saja Arumi tersenyum kaku ketika mendengar hal itu. 'Ah, kenapa jadi begini,' batinnya.Kemudian Arumi pun kembali menatap ke arah Rangga yang saat ini sedang memeriksa infus di dekat ranjang. "Kalau begitu kenapa tanganku diberi beginian?" tanya Arumi sembari menyentuh lengannya yang digips.Rangga pun langsung menatap malas ke arah Satria. "Tanyakan saja pada dia," jawabnya.'Satria!' teriak Arumi di dalam hati."Tapi memang benar, ada memar dan luka di bagian lengan, kaki, punggung dan juga tengkuk," terang Rangga."Terdengar seperti yang selamat cuma bagian wajah ya," komentar Arumi sembari meringis."Tidak juga. Bagian betis, perut, lengan dalam, telapak tangan, kaki dan ….""Ehem! Hentikan itu," potong Satria. "Sudah, kamu cek saja kondisinya."

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Gara-Gara Jeruk

    "Iya. Dulu waktu masih sekolah aku pernah berkelahi sama salah satu anak buahnya ibuk, terus jariku ini dijepitin sama mereka di pintu," terang Arumi sembari menatap ke arah jari kelingking yang dimaksud Satria.'Kenapa dia mengatakannya dengan santai, apakah itu bukan kenangan buruk?' pikir Satria."Kenapa kamu berkelahi?" tanyanya."Karena …." Arumi menggantung Kalimatnya."Karena apa?" tanya Satria sembari membawa sepiring buah di tangannya."Karena waktu itu anak buah ibukku ngerebut mantanku," jawab Arumi lalu menghela napas panjang.Mendengar jawaban Arumi, Satria pun makin merasa penasaran karena ia tahu kalau anak buah yang dimaksud oleh Arumi seharusnya adalah seorang wanita malam. "Kenapa bisa?" tanyanya."Ya … karena mantanku nggak tahu kalau aku itu anaknya Mami Sus. Terus waktu itu dia nginep di salah satu kamar dan ketahuan sama aku. Habis itu aku ngamuk dong dan (bla-bla-bla) …." Arumi terus bercerita.Sedangkan saat ini Satria terus mendengarkan cerita berapi-api ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Berani Kamu Menolak Satria

    Setelah lebih dari seperempat jam pembicaraan rumit, akhirnya Arumi pun mencoba bangun dari tempat tidurnya."Tenanglah Ar, aku yakin dia memang tidak bermaksud buruk," ujar Excel yang mencoba menenangkan emosi Arumi."Benar, aku ini tidak mengatakan sesuatu yang buruk. Aku ini benar-benar melamar kamu," beber Satria."Sudah, jangan dengarkan dia, dengarkan aku saja. Dia itu memang bodoh tentang masalah perasaan. Dia belum pernah menyatakan cinta pada perempuan, bahkan keluarganya saja sampai mengira kalau dia itu tidak menyukai perempuan," beber Excel. "Hiss," desis Arumi sembari menatap tajam pada Satria yang saat ini juga sedang menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan."Percayalah, kamu itu satu-satunya gadis yang pernah dia bawa untuk bertemu dengan keluarganya. Jadi jangan meragukan hatinya. Ya … walaupun sikapnya seperti itu, tapi aku pastikan dia sangat tulus pada kamu," imbuh Excel."Benar, kamu harus mendengarkan dia. Aku ini benar-benar tidak bermaksud

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dimanfaatkan Cheri

    Langsung saja wanita tersebut menyambar kerah kemeja Cheri. Dan dalam hitungan detik telah terdengar suara tamparan keras mengudara."Wanita jalang!" Teriakan wanita tersebut langsung membuat semua penghuni kost berkumpul."Mbak, tolong berhenti," ucap Arumi sembari membantu Cheri yang saat ini tengah terduduk di tanah.Dan setelah Cheri bangun, tiba-tiba ia membalas berteriak. "Berani kamu! Apa kamu tidak tahu kalau aku ini temannya Arumi. Dia ini calon istri dari Satria, Presdir yang terkenal!"Arumi tersentak mendengar ucapan Cheri. Ia pun langsung menatap teman sekamarnya itu dengan dingin. 'Jadi ini tujuannya menjenguk dan bersemangat membawaku pulang hari ini,' pikirnya.Sesaat kemudian, tiba-tiba ada tangan lain yang menarik lengan Arumi. "Bukankah kamu baru saja kecelakaan?" tanya wanita yang baru saja menarik Arumi."Iya," jawab Arumi singkat nan dingin.Lalu sebuah kalimat pun muncul lagi dari Cheri. "Kamu dengar itu. Dia baru saja kecelakaan, jadi dia butuh istira

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Laundry dan Abi

    Pada akhirnya kini Arumi berada di tempat laundry bersama dengan laki-laki tersebut."Em … Pak Abi tadi baru dari mana?" tanya Arumi setelah selesai memberikan baju-bajunya pada tukang laundry. Sedari tadi memang tak ada percakapan apa pun di antara mereka selain Arumi yang tadi meminta kantong plastik tersebut, tetapi Abi tak menyahut dan justru membawakan plastik tersebut ke tempat laundry yang memang tak begitu jauh dari tempat kost."Aku sedang melihat-lihat situasi di sekitar sini untuk menentukan apakah lingkungan di sekitar tempat ini cocok untuk membuka cabang baru," jawab Abi dengan santai."Hem …," gumam Arumi sembari menganggukkan kepalanya beberapa kali."Sekaligus aku memang ingin menjenguk kamu," imbuh Abi. "Kemarin aku datang ke rumah sakit, tapi mereka berkata kalau kamu sudah pulang.""Iya, aku tidak betah di rumah sakit, jadi aku minta pulang duluan," jawab Arumi sembari tersenyum canggung."Lalu bagaimana keadaan kamu, apakah sudah lebih baik?" "Sudah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Memerah

    "Kenapa Mbak?" tanya Arumi pada pemilik laundry yang saat ini sedang menatap Arumi, Satria dan Abi bergantian.Wanita tersebut langsung tersenyum canggung. "Itu … apa mereka ini yang ada di poster dekat pasar?" tanyanya.Arumi terdiam sesaat memikirkan poster yang dimaksud. "Oh … poster itu," gumamnya."Iya, yang pakai jas itu," imbuh pemilik laundry.Sejenak Arumi diam dan kemudian melirik Satria.'Apa yang ingin dia lakukan?' pikir Satria yang merasa tidak beres melihat lirikan penuh maksud tersebut.Benar saja, sesaat kemudian Arumi pun tersenyum lebar. "Iya Mbak. Dia memang yang ada di poster itu," jawab Arumi sembari berdiri dan menggandeng lengan Satria.Tentu saja Satria langsung merasa curiga dengan tingkah Arumi tersebut."Kalau Mbak bisa memberi diskon cucianku, maka Mbak bisa berfoto sama Tuan Satria. Nanti, Mbak bisa tempelin foto itu di luar supaya orang-orang semakin tertarik nyuciin baju mereka di sini. Gimana?" 'Sialan gadis ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia kesayang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Konyol Bin Tolol

    "Tolong bersabarlah," ucap Rangga setelah Arumi selesai berbisik."Ada apa?" tanya Satria yang merasa semakin penasaran.Kemudian Rangga pun kembali menatap Satria dengan ekspresi datar. "Aku tidak mengerti bagaimana caranya kamu bisa lulus dengan cumlaude," cibirnya.Tetapi Satria yang masih bingung pun hanya diam dan kemudian berganti menatap ke arah Arumi yang langsung melengos ketika ditolehnya."Dasar bodoh! Pergi sana!" usirnya sembari menunjuk ke arah pintu masuk ruangan itu.Sesaat kemudian Satria pun kembali menatap Rangga. Namun ketika akan berbicara, tiba-tiba Rangga menarik kemejanya dan berkata, "Dia malu."'Malu?' Satu kata itu terngiang-ngiang di dalam kepala Satria selama beberapa saat. "Ck!" decak Satria yang kesal dan merutuki kebodohannya sendiri di dalam hati. Beberapa menit berlalu, kini Satria dan Arumi sudah sampai di tempat parkir. "Aku memang sedikit bodoh soal memperlakukan wanita," ucap Satria untuk memecah suasana canggung di antara mereka.'Buka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pancingan Abi

    Setelah selesai mencuci tangan dan berbenah, Arumi pun segera mengikuti Yessi keluar dari restoran. Dan benar saja, saat ini terlihat dua laki-laki yang sedang berkelahi di halaman restoran."Berhenti!" teriak Arumi.Seketika dua laki-laki tersebut pun menghentikan gerakan mereka dan menoleh ke arah Arumi yang saat ini berlari ke arah mereka."Ada apa ini?" tanya Arumi dengan diikuti Yessi di belakangnya."Tidak ada apa-apa, Ar, hanya ada sedikit kesalah pahaman," jawab Abi sembari bangun dari tempatnya terjatuh barusan.Mendengar hal itu, Arumi segera mengalihkan pandangannya pada Satria yang saat ini sedang mengusap darah di sela bibirnya. Tak terdengar pembelaan atau apa pun dari bibir kekasihnya itu. Arumi tahu kalau emosi Satria tidak terkontrol dengan baik, dia akan mudah terpancing emosi dengan hal-hal kecil.Sesaat kemudian Arumi menghela napas panjang. "Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu, Mas?" tanyanya dengan lembut.Satria membisu. Tangannya mengepal, ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20

Bab terbaru

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dasar Pahit

    Sesaat kemudian pintu yang baru saja diketuk oleh Arumi tersebut pun terbuka. Ia menatap seorang laki-laki yang keluar dari sana."Loh, bukannya kamu sedang keluar negeri?" tanya Arumi sambil menatap kekasihnya tersebut menggunakan kaos oblong dan celana pendek biasa."Sejak kapan kamu menjadi dekat dengan Aris?" tanya Satria yang terdengar seperti sedang mengintrogasi.Arumi langsung memutar bola matanya. Ia sudah sangat terbiasa dengan kecemburuan Satria yang agak berlebihan."Istrinya tidak senang saat mendengar kamu mengajaknya liburan, kamu mengerti?" Satria berdalih agar Arumi tak marah karena dia cemburu lagi.Mata Arumi membola. "Dia punya istri?"Sesaat kemudian terlihat Aris keluar lewat pintu lain."Ris, kamu punya istri?" tanya Arumi langsung.Aris pun tersenyum canggung. Dia tadi mendengar dengan jelas kebohongan apa yang Satria katatakan. "Iya Nyonya," jawabnya."Lah, harusnya kamu ajak juga istri kamu, jadi kita bisa liburan bersama," ucap Arumi sembari t

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Liburan Yuk

    Tiga bulan berlalu. Perlahan perasaan Arumi mulai membaik, walaupun terkadang ia masih suka melamun dan tiba-tiba menangis sendiri ketika teringat dengan putri kecilnya."Hayo … ngelamun lagi," ucap Nita yang baru saja datang ke taman kecil samping cafe. Ia kemudian dengan santai duduk di samping Arumi yang sedari tadi terus menghadap bunga."Apa ada pesanan lagi?" tanya Arumi sembari mengusap air matanya."Tidak ada, semuanya sudah beres," jawab Nita. "Kamu ingat dengan Syahila lagi?" tanyanya.Arumi menghela napas panjang. "Ya … mau bagaimana lagi. Tadi malam aku mimpi gendong dia," jawabnya."Ar, kamu pasti tahu aku mau ngomong apa. Jadi aku nggak akan ngomong itu lagi, soalnya kata-kata mutiaraku udah habis buat menghibur kamu." Nita berseloroh.Arumi pun menoleh sembari tersenyum kecil. "Iya … aku nggak akan sedih lagi. Ini sudah tiga bulan lebih 'kan?" Ia menirukan ucapan Nita ketika terakhir kali menghiburnya."Nah, gitu baru bener," sahut Nita sembari mencubit ge

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Bidadari Surga

    Beberapa menit berlalu, saat ini Satria, Abi dan Arumi pun sampai di lantai paling atas tempat di mana Rena berada."Syahila," panggil Arumi karena mendengar putri kecilnya itu sedang menangis kencang."Ren, berikan bayinya," ucap Abi sembari mencoba melangkah ke arah Rena, tetapi langsung berhenti ketika Rena mengangkat tangannya, memberi tanda agar dia berhenti."Aku berubah pikiran," ucap Rena."Berubah pikiran apa, kami sudah membawa Abi ke sini," sahut Satria dengan tangan yang mengepal kuat.Rena pun mengganti pandangannya pada Satria. "Sat, kamu seharusnya tidak ikut campur dalam urusan rumah tanggaku ini. Aku beri kamu kesempatan untuk pergi dari sini, aku hitung sampai tiga. Satu … dua ti—""Aku tidak akan ke mana pun. Serahkan bayinya dan kamu bisa pergi dengan Abi ke mana pun yang kamu mau," tukas Satria."Kenapa kamu selalu bertingkah dominan? Di sini aku bosnya, bukan kamu!" teriak Rena.Sesaat kemudian tangisan Syahila terdengar makin kencang."Mbak, tolong beri

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Hampir

    Setelah beberapa menit, akhirnya Arumi pun selesai menyusui Syahila. Tangannya mengepal kuat memikirkan apa alasan yang bisa ia gunakan untuk mengulur waktu."Sudah selesai, Nyonya?" tanya baby sitter yang baru saja masuk ke dalam kamar itu.Arumi pun langsung menoleh. "Sudah," jawabnya.Kemudian baby sitter itu pun mendekat ke arah Arumi. "Saya ditugaskan oleh Tuan Abi untuk membantu Anda berkemas," ujarnya.Sesaat kemudian Arumi pun mengangguk. "Tapi aku ingin ke kamar mandi dulu, tidak apa-apa kan? Soalnya perutku seperti melilit ini," ujarnya sembari berakting meringis menahan sakit."Iya Nyonya, tidak apa-apa. Saya akan mengatakan ini pada Tuan," jawab baby sitter sembari mengambil alih Syahila.'Sayang, kita bertahan dulu ya,' batin Arumi sembari menatap ke arah bayi mungilnya yang sedang tertidur lelap.Dan kemudian ia pun segera melangkah mencari kamar mandi di kamar itu. Sepuluh menit berlalu, saat ini Arumi terus berada di dalam kamar mandi dan duduk

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Demi Syahila

    Kemudian Arumi beralih menatap orang tersebut. "Apa maksudnya ini? Kenapa kamu mencelakai dia?" tanyanya."Semua ini atas perintah Tuan," jawab orang tersebut dengan ekspresi dingin.Sementara itu Rasyid pun kembali terbatuk-batuk."Lalu?" Arumi bertanya kembali sembari menatap orang yang ada di depannya itu dengan tak kalah tajam.Sesaat kemudian, orang di depan Arumi yang memiliki paras cantik seperti perempuan tetapi bersuara gahar khas lelaki itu pun mengeluarkan sebuah botol dari dalam jasnya dan kemudian memberikannya pada Rasyid.Secepat kilat Rasyid menyambar botol tersebut dan langsung menenggak isinya. 'Apa-apaan ini?' batin Arumi yang makin terkejut melihat apa yang terjadi."Aku pikir kamu sudah berpindah haluan," seloroh orang tersebut sembari menengadahkan tangannya.Beberapa esaat kemudian, Rasyid yang tadi membungkukkan tubuhnya saat menahan sakit kini kembali berdiri tegap. "Belum waktunya kamu bicara seperti itu," pungkasnya sembari memberikan kembali botol obat pe

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Dia Di sini?

    Satu jam lebih berlalu. Saat ini Arumi sedang berdiri di dekat sebuah perempatan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang."Di mana …," gumam Arumi sembari menatap ke arah jam tangan yang diberikan oleh Satria. Kakinya menghentak-hentak kecil karena tidak sabar menunggu."Bagaimana kalau Syahila lapar," gumam Arumi lagi yang merasakan payudaranya penuh dan itu tandanya kalau buah hatinya itu sedang lapar. Masih teringat dengan jelas bagaimana tangisan bayi kecil itu di telepon tadi.Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil berwarna hitam mendekat ke arahnya. Dan setelah mengamati selama beberapa saat, terlihat seorang laki-laki turun dari mobil tersebut."Kenapa kamu lama sekali," gerutu Arumi karena melihat itu adalah Rasyid yang menjemputnya.Setelah itu Arumi pun segera masuk ke dalam mobil tersebut tanpa basa-basi. "Ayo cepat kita pergi," ucapnya ketika Rasyid juga sudah masuk ke dalam mobil tersebut."Apa Anda benar-benar sendirian?" tanya Rasyid sembari menekan pedal g

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Pilihan Dari Abi

    Satu jam berlalu. Saat ini Satria, Arumi dan Rena sudah berada di halaman rumah sakit. Terlihat para anak buah Satria sudah berjaga di berbagai sudut rumah sakit. Dan ketika baru saja turun dari mobil, Arumi pun memaksa dirinya untuk berjalan dengan cepat ke arah pintu masuk rumah sakit."Syahila, di mana kamu," ucap Arumi sembari terus melangkah. Kalau bisa, ia ingin berlari dan mengobrak-abrik seluruh gedung tersebut untuk mencari buah hatinya. Namun, ia sangat sadar dengan kemampuannya yang hanya wanita biasa dan baru melahirkan."Aris, bawa dia ke ruangan Arumi!" titah Satria sembari mendorong Rena ke arah Aris.Aris pun dengan sigap menangkap Rena dan membawanya mengikuti Satria."Lepas! Aku bisa berjalan sendiri!" sergahnya yang kemudian melangkah dengan tenang mengikuti Satria dan Arumi. Setelah sampai di lantai tempat Sahila biasanya diletakkan, Arumi pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia mengecek sendiri tempat di mana Sahila biasanya tidur. a

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Tidak Mungkin

    Langsung saja para wartawan menyorot ke arah orang tersebut. Setelah itu ia dengan tenang membuka topi dan maskernya.Melihat hal itu mata Arumi pun membulat. "Mas, itu Rena. Bagaimana?" bisik Arumi sembari mencubit paha Satria."Kamu tenang saja. Katakan saja semua yang kamu inginkan," jawab Satria dengan suara yang tak kalah lirih.Langsung saja Arumi menoleh dan mengernyitkan dahinya. 'Apa maksudnya?' pikir Arumi sembari melihat Satria yang saat ini sedang menatap Rena dengan santai. Sesaat kemudian Satria pun ikut menoleh dan mengusap kepala Arumi dengan lembut. "Kamu tenang saja," ujarnya dengan suara normal, hingga menarik perhatian beberapa wartawan dan mereka pun langsung mengabadikan momen itu.Arumi yang menyadari hal itu pun langsung melirik ke arah para wartawan yang menyorot mereka saat ini. 'Jangan-jangan dari tadi dia sudah tahu kalau itu Rena,' batinnya."Sudah aku katakan tenang saja. Aku ada di sini, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," ujar Satria lagi.Langsung

  • Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin)   Cincin Kedua

    Dua jam kemudian di dalam ruangan Satria. Saat ini terlihat Satria yang tengah duduk di kursi kerjanya."Apa wanita itu memang sulit ditangani, Pak? atau hanya dia saja?" tanya Satria pada Pak Taufik, setelah ia selesai mematikan panggilan dari Aris yang mengatakan kalau dirinya dan Arumi sudah berada di lantai dasar perusahaan itu.Pak Taufik pun tersenyum kecil mendengar hal itu. "Nona Arumi ingin membantu Anda, Tuan. Dan saya pikir ini juga tidak ada salahnya," jawabnya dengan bijak."Aku sengaja tidak ingin melibatkan dia karena tidak mau dia mendengar pertanyaan-pertanyaan wartawan itu," ucapnya dengan nada mengeluh."Saya yakin Nona Arumi bisa menghadapinya, dia wanita yang kuat," sahut Pak Taufik masih dengan nada bicaranya tadi.Setelah itu yang terdengar hanyalah helaan napas panjang dari bibir Satria. Setelah 15 menit merapikan penampilan dan merencanakan semuanya, akhirnya Arumi dan Satria pun berjalan dengan tenang ke arah ruang konferensi pers yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status