Hari Natal ini benar-benar hari Natal terbaik untuk Naomi Yushita. Pada awalnya dia memang merasa kesal dengan Tomohiro karena dia telah berlaku begitu buruk terhadap Hanako Rin Sudo dengan dia menjualnya kepada Ryoma Otsuka untuk melunasi semua hutang-hutangnya. Akan tetapi, setelah Naomi sempat mengobrol dengan Sayaka, pelan-pelan Naomi juga mengerti akan situasi sulit dari Tomohiro. Selain itu, pada waktu Naomi bertemu Hanako pagi ini, anehnya dia sama sekali tidak merasa tertekan atau bersedih sama sekali. Persis seperti yang Sayaka katakan.“Hanako itu bukan gadis bodoh. Jika dia dicampakkan oleh Yusuke Sakazaki dan dijual kepada Tuan Muda Ryoma Otsuka, maka dia tahu harus berbuat apa agar tidak rugi,” kata Sayaka waktu itu. “Kau tidak perlu cemas akan Hanako. Aku yakin dia bahkan jauh lebih baik sekarang. Karena dia tahu masa depannya akan cerah dengan Tuan Muda Ryoma Otsuka. Setidaknya dalam hal finansial.”Dan yang dikatakan oleh Sayaka sepertinya benar. Itu terbukti dari Tuan
“Selanjutnya apa?” tanya Haibara dengan cemas.“Kau harus membantuku untuk meyakinkan Tuan Hakim Ichiba Nakanisi agar dia menaruh simpati padaku dan berpihak kepadaku,” sahut Takuya. “Katakan kepada Tuan Ichiba Nakanisi jika kau sangat mencintaiku dan tak bisa hidup tanpa aku atau apalah untuk meyakinkan ayahmu itu, Haibara. Aku sangat membutuhkan bantuanmu untuk membujuk Tuan Ichiba. Ryoma Otsuka adalah seorang pria yang sangat licik. Dia menekanku dan dia juga menjebakku. Sekarang dia meminta aku agar mundur jadi pengacara Tuan Iwaki Yukimune. Jika tidak, Ryoma Otsuka mengancam akan menghancurkan hidupku dan karierku di masa depan dengan cara apa pun. Aku mohon, Haibara. Bantu aku untuk membujuk Tuan Ichiba. Tuan Iwaki sama sekali tidak bersalah di sini. Bantu aku untuk mendapatkan keadilan bagi Tuan Iwaki Yukimune,” sambung Takuya.Haibara menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan perlahan. Dia merasa gelisah di dalam hatinya. Dia tahu sejak pertama jika hari ini pasti
Tidak ada satu orang pun di Shiseido Company yang lebih menyadari daripada Ryoma Otsuka tentang besarnya tanggung jawab yang dia pikul. Selama dia memimpin perusahaan itu, ada ribuan pekerja yang menggantungkan pekerjaan kepadanya untuk bertahan hidup. Oleh karena itulah Ryoma Otsuka tidak akan membiarkan siapa pun membuat onar atau mencoba macam-macam dengan Shiseido Company. Malam itu, begitu Ryoma Otsuka tiba di Kyoto bersama dengan ayahnya, Ayumi, dan pamannya, Masaki Otsuka, dia langsung memerintahkan untuk rapat dewan direksi tingkat tinggi. Sebelumnya, Ryoma Otsuka juga sudah menelepon Syouchi Otsuka dan memintanya berkumpul di kantor pusat Shiseido Company cabang Kyoto. Syouchi dan Yukio datang sedikit terlambat dan langsung masuk ke ruang rapat. Hal yang paling tidak diduga oleh semua orang adalah ternyata dugaan Takagi benar. Ryoma Otsuka meminta Hanako Rin Sudo, Takaki, dan Ham untuk ikut bergabung dalam rapat dewan direksi. Ini adalah pertama kalinya ada orang luar yang di
Hanako Rin Sudo terbaring lelah di atas tempat tidurnya. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dan bagaimana bisa dia terjebak di dalam pusaran itu. Segala sesuatunya berjalan terlalu cepat hingga dia sama sekali tidak bisa menerka sama sekali. Hanya saja, di atas segalanya ada sesuatu hal yang mengganjal. Ryoma Otsuka. Pria arogan seperti dia tidak mungkin tidak memiliki rencana yang lain sama sekali. Dia tidak mungkin memberikan saham perusahaan begitu saja tanpa ada sesuatu hal yang dia inginkan.“Dan dia juga tidak mungkin benar-benar mencintaiku,” batin Hanako. “Tapi, apa sebenarnya Rencana Ryoma Otsuka? Jika memang dia melakukan ini semua semata-mata murni untuk bisnis, jika pernikahan itu adalah untuk membayar seluruh hutang yang dimiliki Tomo, tapi, kenapa Ryoma Otsuka mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku? Apa ini hanya sebuah lelucon dan omong kosong belaka, hanya sebuah sandiwara untuk meyakinkan semua orang jika dia menikahiku memang karena cinta?”Semakin Ha
“Apa katamu, Ryoma Otsuka akan memberi Hanako saham Shiseido Company sebanyak sepuluh persen setelah dia menikahi Hanako?” ulang Tomohiro yang tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.“Itulah yang baru saja aku katakan kepadamu, Tomo,” sahut Ham. Nada bicaranya pun terdengar sama tidak percayanya. “Aku mendengarnya sendiri dengan kedua telingaku, aku berada di sana, dalam rapat dewan direksi Shiseido Company. Ini adalah hal yang sangat sulit dipercaya. Maksudku, bagaimana mungkin? Selama bertahun-tahun aku bekerja di Shiseido Company, dengan Tuan Muda Ryoma Otsuka, baru sekali ini aku melihat Tuan Muda Ryoma Otsuka seyakin itu. Dia menentang aturan utama bisnis keluarga Otsuka yang telah ada sejak puluhan tahun. Dia menentang semua orang yang tidak setuju dengan keputusannya. Tapi, Tomo, bukan itu kegilaan yang sebenarnya. Melainkan, keputusan dari Nona Ayumi yang karena marah dan merasa tidak terima, dia pun menjual semua saham yang dia miliki di Shiseido Company. Dan Tuan M
Ayumi Otsuka menangis dipelukan Takaki sampai tersedu-sedu. Dia sama sekali tidak menyangka jika akhirnya dia akan mendapatkan kembali kebebasannya yang selama ini dia impi-impikan. Ayumi sama sekali tidak menyangka jika akhir dari semuanya akan seperti ini. Dia diam-diam bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Hanako Rin Sudo. Berkat Hanako, akhirnya Ayumi mendapat jalan untuk bisa menjual sahamnya di Shiseido Company untuk melunasi hutang-hutang yang dia miliki.“Puji Tuhan, Ayumi. Berkat kasih Tuhan di hari Natal ini, akhirnya kita bisa terlepas dari segala kesulitan yang selama bertahun-tahun membelenggu kita,” ujar Takaki. Sambil mengelus lembut kepala istrinya. “Sudah aku katakan kepadamu, bukan, jika Nona Hanako sama sekali tidak seburuk yang kau pikirkan. Sekarang, kau lihat sendiri bagaimana Nona Hanako membawa berkat untuk kita berdua. Membukakan jalan untuk kita. Jika bukan karena Nona Hanako, aku yakin, kesempatan kita tidak akan terbuka selebar ini dan, ya, mau tidak
“Selamat pagi, Nona Hanako. Bagaimana, apa tidurmu nyenyak?”Hanako seketika berteriak kaget saat dia membuka mata dan melihat ada Ryoma Otsuka yang berbaring persis di sebelahnya dan tersenyum lembut. “Tuan Muda, kenapa Anda berada di kamar tidur saya?” seru Hanako.“Ini apartemenku, Nona Hanako. Semua kamar tidur di sini kamar tidurku. Aku bebas masuk ke kamar tidur mana pun sesuka hatiku. Apalagi masuk ke kamar tidur calon istriku,” sahut Ryoma Otsuka.“Ta-tapi, Tuan Muda. Kita ... kita belum resmi menikah,” Hanako tergagap.“Sekarang memang belum. Tapi, besok pagi, ya.”“Ma-maksud Anda?”Ryoma Otsuka lagi-lagi tersenyum dan menatap dalam-dalam mata Hanako yang berbaring di hadapannya dengan wajah harap-harap cemas. “Setelah aku pikir-pikir, Nona Hanako, satu minggu itu ternyata terlalu lama. Jadi, aku putuskan untuk mempercepat pernikahan kita menjadi besok pagi. Lagipula, semua masalah yang ada sudah selesai. Selain itu, aku baru ingat jika minggu depan aku ada agenda lain yang b
Ryoma Otsuka tersenyum penuh kemenangan di balik pintu kamar tidur Hanako. Semua yang telah dia rencanakan berjalan dengan sangat baik sekali. Misi balas dendamnya kepada semua orang yang telah menghancurkan hidupnya di masa lalu telah resmi dimulai. Dan sebagai hadiah dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan Hanako Rin Sudo. Senjata yang akan menghancurkan semua musuh-musuhnya. Ryoma Otsuka melipat tangan di dada kemudian dia melangkah pergi. Dia tidak mau jika sampai Hanako menyadari dirinya sedang menguping pembicaraan Hanako dengan Tomohiro atau Ham melihatnya berdiri di sana seperti orang bodoh.Setelah kembali ke kamar tidurnya Ryoma mengambil sehelai sapu tangan berwarna merah muda yang terlipat rapi di dalam sebuah kotak beludru berwarna putih. Dia membuka lipatannya dan membuka kembali kenangan jauh di masa lalu, di malam Natal di taman dekat menara Tokyo.“Ini,” ujar seorang gadis berusia sekitar tujuh tahun berwajah hati sambil mengulurkan sapu tangan