Beranda / Romansa / Terpaut Kasih Sang Billionaire / 18. Kau terbawa arus terlalu jauh. Jadi, berhati-hatilah

Share

18. Kau terbawa arus terlalu jauh. Jadi, berhati-hatilah

Penulis: Kareniavorg
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 07:00:29

"Bisakah kau berjanji satu hal padaku, Claire?"

"Tidak mau, jika itu adalah hal bodoh dan merugikanku." Claire menolak segaligus tanpa membiarkan Rex mengutarakan terlebih dahulu janji seperti apa yang dia inginkan.

"Setidaknya dengarkkan dulu ucapanku, Claire. Kau tidak bisa langsung menolaknya seperti itu."

"Sejak tadi aku sudah berusaha mendengarkanmu, tapi kau terlalu bertele-tele. Sekarang katakan dengan jelas janji seperti apa yang kau inginkan dariku?"

"Berjanjilah padaku untuk membiarkan Ruby hidup tenang dan bahagia dengan tunangannya. Setelah Anak itu lahir, kau harus berjanji untuk bersikap layaknya seorang ibu dan menyayanginya dengan sepenuh hatimu, setelah hari itu tiba berjanjilah untuk bersikap seolah kesepakatan antara kita dan Ruby tidak pernah ada dan kita tak pernah mengenalnya di kehidupan mana pun."

Mendengar semua kalimat itu, Claire menyipitkan matanya dan menatap Rex penuh curiga. "Ada apa dengan klausa yang kau ajukan pada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nikmah Suryadi
begitu jga drimu rex,tanpa kau sadari kebahagiaanmu adalah ruby bukan claire yg arogan dan egois
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    19. Seorang malaikat

    "Papaku akan datang ke rumah, kenapa kau berkata kalau kau tak akan pulang? Apa kau gila!"Suara teriakan kesal dari Claire terdengar dari seberang telepon sana. Rex sempat sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya saat Claire berteriak marah padanya."Aku punya agenda untuk pergi ke luar kota, Claire... maafkan aku. Aku akan menghubungi Papa Max sekarang untuk memberitahunya agar kau tak terkena masalah, bisakah kau tutup sambungan teleponnya sekarang.""Baiklah. Aku tak akan membiarkanmu hidup tenang kalau sampai membuatku terkena masalah," sahutnya sambil memberikan ancaman. Lantas, dia benar-benar memutus sambungan telepon itu secara sepihak.Rex menghela napas dan menatap ponselnya dengan tatapan sebal. "Darimana dia dapat sifat menyebalkan ini, padahal ayah dan ibunya tak semenyebalkan dia."Tanpa sadar, Rex menatap ponselnya sambil menggerutu. Kemudian, dia pun kembali ke dalam kamar dan menutup pintu balkon dengan hati-hati.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    20. Hari patah hati Claire

    Jane memeluk Rex dengan erat. Menari memutar dan Rex yang merengkuhnya ketika Jane memulai gerakan tarian balet lainnya. Rex tersenyum dan Jane tertawa senang.Saat itu, saking bahagianya Jane sampai ia tanpa sadar mulai melepaskan batas-batas kecanggungannya pada Rex. Dia benar-benar merasa bebas dan nyaman. Sampai tarian itu selesai dan dia tertawa lepas sambil memeluk Rex."Kau senang?" tanya Rex balas memeluk Jane dengan lebih erat."Sangat senang," jawab Jane sembari mengangguk semangat dalam pelukan Rex."Aku ingin setiap hari kau bisa sebahagia ini, Ruby."Jane tersenyum hangat lalu mengurai pelukannya untuk langsung menatap wajah Rex. "Aku harap kamu juga bisa bahagia setiap hari... Rex," ucapnya tulus.Saat itu dia bahkan lebih banyak tersenyum pada Rex. Semua masalah yang membebaninya selama ini terasa hilang dan hatinya kini terasa lebih ringan daripada sebelum-sebelumnya."Karena kau menyukai laut, aku bisa lebih ser

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    21. Bimbang

    Sejenak, Rex tersenyum hangat menatap teduh ke arah Jane yang tertidur di kursi penumpang. "Kau pasti sangat kelelahan," gumamnya setengah berbisik.Kemudian dengan sangat hati-hati, dia membuka seatbelt dan perlahan menggendong Jane untuk keluar dari mobil. Tanpa kata dia berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung memberikan kode pada maid untuk tak mengajaknya bicara terlebih dahulu karena dia tak ingin membuat Jane terbangun dari tidurnya.Dengan senang hati Rex menggendong Jane ke dalam kamar dan membaringkan perempuan itu dengan perlahan dan menyelimutinya sampai sebatas perut. Rex memastikan Jane berbaring dalam posisi yang nyaman dan bisa terus tertidur lelap. Dia menyingkirkan beberapa anak rambut yang sempat mengusik ketenangan tidur Jane, lalu menunduk untuk membubuhkan kecupan lembut di pipi putih Jane."Selamat tidur malaikatku. Semoga kau bermimpi indah," bisiknya di telinga Jane sebelum kemudian melangkah pergi dan meninggalkan Jane di kamar.Ekspresi maid yang tadi bert

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    22. Morning sickness dan fakta baru

    Entah sudah keberapa kali Jane bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk muntah, sampai-sampai dia merasa tubuhnya sangat lemas."Mari, saya antar ke atas tempat tidur anda." Maid menghampiri Jane dan memapahnya untuk kembali berbaring ke atas tempat tidurnya.Jane sudah benar-benar pucat karena mual muntah di awal kehamilannya ini. Tak ada makanan yang benar-benar masuk sampai ke perutnya, semua makanan yang dia makan akan kembali keluar tanpa tersisa, sedang hal itu benar-benar menyiksanya sampai membuatnya lemas."Apa ada sesuatu yang ingin anda makan? Mungkin makanan yang anda bayangkan bisa meredakan rasa mual anda."Jane berpikir sejenak,membayangkan makanan apa yang kira-kira dirasa akan enak dan segar jika dia makan di situasi ini."Aku ingin minum minuman dingin ice honey lemonade. Saat ini, hanya dengan membayangkannya saja aku sudah seperti bisa merasakan bagaimana segar dan manisnya minuman itu. Aku juga ingin makan makanan pedas, Elma." J

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    23. Ruang kosong di dalam hati

    "Jane, kau di mana? Aku datang ke flat mu tapi tak menemukanmu di sini." Suara Fany terdengar dari seberang telepon sana dengan penuh khawatir.Sementara Jane yang menerima panggilan telepon itu hanya bisa menegang di tempatnya. Jane menggigiti kulit kering di bibirnya dengan risau karena bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Fany, sedangkan dia sedang tak dalam kapasitas untuk bisa menjawab semua pertanyaan itu."Ada apa, Fany? Apa ada hal genting yang terjadi?" cicit Jane berusaha menjawab dengan nada suara yang terdengar setenang mungkin. Walaupun sebenarnya nada tercekat tetap terselip dalam suaranya."Tadi malam kondisi Dante menurun. Aku mencoba menghubungimu sejak semalam, tapi tak bisa jadi aku datang ke flatmu dan aku semakin khawatir karena tak menemukanmu. Apa kau baik-baik saja, Jane? Apa kau masih berada di tempat kerjamu?"Jane diam. Dia merasa semakin resah, dan tubuhnya gemetar karena rasa paniknya setelah mendengar kabar tentang keadaan Dante. Sedangkan saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    24. Dante itu pusat dunianya Jane

    Rex melihat puluhan panggilan telepon dari Ruby dan juga maid. Dia meringis membayangkan betapa kalutnya Jane saat itu sampai dia meneleponnya sebanyak itu.Dengan gelisah, Rex pun menambah kecepatan mobilnya agar bisa segera pergi menemui Jane. Jalanan perbukitan yang kosong membuat Rex bisa leluasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga akhirnya dia sampai di mansion dan segera berlari masuk."Ruby," panggilnya tergesa-gesa melangkah masuk.Dia hendak pergi ke kamar saat dia melihat maid yang memberikan kode dengan menunjuk ke arah sofa, sehingga Rex tahu kalau Jane ada di sana. Tanpa banyak bicara Rex melangkah menuju sofa untuk sekadar menemukan pemandangan Jane yang berbaring di sofa dengan wajah yang terlihat gelisah."Ruby," panggil Rex lembut. Dia sedikit merunduk untuk membangunkan Jane."Nona Jane tertidur setelah lelah menangis, tuan." Suara Elma memberitahu Rex.Rex semakin merasa bersalah karena membiarkan Jane kalut dalam waktu yang sangat lama. Dia pun ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    25. Aku ingin jadi ayah yang baik

    "Apa perasaanmu sekarang sudah lebih baik?" tanya Rex di perjalanan pulang.Jane yang sedari tadi lebih banyak diam daripada biasanya itu pun hanya menoleh dan mengangguk lesu. "Sedikit lebih tenang setelah melihat sendiri kalau kondisi Dante sudah lebih stabil.""Syukurlah. Dia pasti akan segera pulih, buktinya dia sudah bertahan sampai sejauh ini karena tahu kau tetap menunggunya.""Kamu benar," sahut Jane dengan suara seraknya karena terlalu banyak menangis. Dia mengangguk setuju sekaligus mengaminkan ucapan Rex. "Aku harap Dante bisa segera sadar dari koma dan kembali pulih. Aku melakukan semua ini agar bisa melihatnya kembali sehat seperti dulu, walaupun aku juga tak tahu apa dia akan menerimaku kembali jika tahu apa yang sudah kulakukan saat dia terbaring koma."Jane menatap kosong jalanan di depannya. Pikirannya melayang jauh entah kemana, sebab ternyata rasa lega yang dia rasakan sebelumnya tak serta merta menghilangkan rasa kekhawatirannya tentang masa depan."Tenang saja, Ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    26. Kebingungan

    Claire duduk termenung di balkon, tubuhnya diselimuti cahaya temaram dari lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan. Angin malam berembus lembut, membawa aroma tembakau dari rokok yang dihisapnya. Tangan kirinya menggantung lemas di sisi kursi, sementara tangan kanannya memegang rokok yang hampir habis terbakar. Wajahnya tampak kosong, tetapi ada kedalaman emosi yang sulit terbaca.Dari dalam kamar, suara langkah ringan mendekat. Selly, dengan tubuh yang hanya dibalut handuk putih, muncul di ambang pintu balkon. Dia bersandar sejenak di kusen pintu sebelum berjalan menghampiri Claire. Dengan gerakan santai, dia mengambil sebatang rokok dari kotak yang tergeletak di meja kecil di dekat Claire."Kau terlihat aneh malam ini," ujar Selly sambil menyalakan rokoknya. Matanya menyipit menatap Claire, mencoba membaca pikirannya. "Apa kau bertengkar lagi dengan suamimu?"Claire menghela napas panjang sebelum menoleh sekilas ke arah Selly. "Tidak," jawabnya singkat. "Kami baik-baik saja. Aku h

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    32. Bisakah kita jadi pasangan?

    "Entah kenapa, tapi rasanya hari ini kau sedang berusaha bersikap manis padaku." Rex bertopang dagu menatap Jane dengan tatapan jenaka. "Ada apa, jangan bilang kalau ini adalah cara yang kamu lakukan karena merasa bersalah?"Jane hanya menunduk malu. "Tak sepenuhnya begitu, tapi aku juga tak bisa mengelak bahwa aku sedang bersikap manis padamu.""Jadi, jika tak sepenuhnya didasari oleh rasa bersalah lantas apa alasanmu bersikap manis padaku?""Karena ingin saja. Apa kamu merasa tidak nyaman dengan sikapku yang tiba-tiba begini? Jika iya, aku tidak akan-""Aku menyukainya. Aku merasa kita lebih akrab jika kau bersikap manis seperti ini, jadi teruskan saja." Rex menyudahi ucapannya dengan meneguk habis jeruk di gelasnya dan menyelesaikan sarapannya dengan senyuman senang. "Hari ini aku mengambil waktu cutiku sampai besok. Setelah aku selesai mandi, mau bersantai denganku di taman belakang?""Iya," jawab Jane singkat. Pembicaraan mereka sebelumnya benar-benar membuat Jane mendadak kehila

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    31. Pemilik Hati Rex

    "Kau pergilah istirahat. Aku akan kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus ku kerjakan," ujar Rex berpamitan sambil mengusap sayang puncak kepala Jane terlebih dahulu sebelum kemudian pergi.Jane melihat kepergian Rex untuk beberapa saat lalu akhirnya mengikuti langkah Elma yang menemaninya untuk menuju kamar tidurnya. Selama Elma membantunya menaiki tangga, selama itu pula Elma memandangi wajahnya lekat-lekat."Ada apa, Elma... apa ada hal yang ingin kau katakan padaku?""Apa anda baik-baik saja?" tanya Elma akhirnya."Iya aku baik-baik saja. Apa ada masalah yang tidak kuketahui?" jawab Jane yang kemudian balik bertanya."Sebenarnya beberapa jam yang lalu tuan pulang dengan panik mencari anda karena pihak rumah sakit berkata kalau anda hilang. Tuan tampak sangat panik mencari anda, supirnya bilang kalau kepanikan itu terjadi karena tuan mendapati darah di kamar rawat anda tapi tak menemukan keberadaan anda di sekitar rumah sakit. Kepanikannya kian menggila ketika dia tak men

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    30. Celengan Rindu

    Suara teriakan tertahan itu terdengar jadi Dante ketika selang bantu napas itu ditarik keluar dari mulutnya, membuat rasa perih seketika mendera tenggorokannya. Saat itu, hanya lelehan air mata yang bisa menjabarkan betapa tersiksanya Dante saat itu.Jane yang mendengarnya hanya bisa meringis sedih. Dia menatap Fany dengan bimbang, menebak-nebak apa kiranya yang terjadi di dalam sana dalam waktu yang cukup lama dan sampai-sampai terdengar suara jeritan."Kau mendengarnya kan, Fany? Apa Dante baik-baik saja di dalam sana? Suara jeritan yang tertahan itu terdengar seperti sedang sangat kesakitan ya kan?" tanya Jane bertubi-tubi.Fany tersenyum hangat lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut punggung Jane. "Tenanglah. Dokter sedang memeriksa kondisi vital Dante, mereka tak mungkin gegabah dalam melakukan tindakan. Dante pasti baik-baik saja," ucapnya.Helaan napas berat terdengar dari Jane yang kini memandang ruangan ICU yang ditempati Dante dengan perasaan yang semakin resah. Na

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    29. Kelegaan

    Jane pikir yang harus dia khawatirkan hanyalah kemarahan Claire saja lalu kemudian dia bisa menjalani kehamilannya dengan nyaman. Namun, ternyata tak semudah itu kemarahan Claire kali ini lebih buruk dari sebelum-sebelumnya."Jangan pernah merebut kebahagiaanku," tegas Claire yang menatap Jane dengan benci. "Ada apa dengan semua orang belakangan ini? Kenapa kau menyukai Rex, temanku menyukai Rex, lalu siapa lagi dan berapa banyak lagi orang yang akan menyukainya? Menyebalkan!"Mendengar semua kemarahan itu Jane hanya bisa menunduk, tak bisa mengatakan apapun. Walau jauh di dalam hatinya Jane ingin sekali menjawab dan mengutarakan pembelaannya bahwa dia tak sedang menyukai Rex. Kecurigaan Claire itu salah."Hanya aku yang boleh dicintai oleh Rex. Kau seharusnya bersikap tahu diri untuk tak melibatkan Rex terlalu jauh bersamamu. Bukankah kau punya calon suami? Apa kau sangat murahan sampai-sampai kau berharap bisa mendapatkan dua pria sekaligus?" Claire menc

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    28. Jangan membuatku salah paham

    "Aku tahu anda ingin melindungiku dan bayi di dalam perutku, tapi tolong... jangan bersikap terlalu manis padaku. Sebab, kamu punya istri dan aku punya calon suami. Kita harus fokus pada tujuan utama kerja sama di antara kita dibangun," ujar Jane tenang, tapi sarat akan ketegasan.Rex tampak tertegun sejenak, sebelum kemudian tersenyum hangat dan mengangkat kedua bahunya ringan."Aku tak peduli dengan semua kekhawatiranmu tentang hal yang terjadi di antara kita. Aku akan tetap bersikap seperti ini selagi kontrak di antara kita masih berlaku," tandasnya sembari dengan santainya menyuapkan potongan kimbab dan ayam tepung itu ke dalam mulut Jane. Seolah-olah saja dia sengaja melakukannya untuk membuat Jane berhenti protes."Makanlah dengan nyaman, jangan memikirkan apapun yang membuat dirimu terbebani. Kau tak perlu khawatir aku akan jatuh cinta padamu dan memperumit urusan di antara kita, bukankah aku sudah berjanji akan memastikan hidupmu bersama tunanganmu

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    27. Perhatian penuh

    "Jangan menatap pada tanganmu, kau akan ketakutan." Dengan lembut Rex menahan wajah Jane agar tak menatap ke arah tangannya yang sedang dibantu dipasangkan infus oleh seorang perawat.Rex membuat Jane hanya menatap ke arahnya. Jane hanya bisa diam menurut dan menatap Rex dengan tatapan sayu, sedangkan Rex melayangkan tatapan teduhnya pada Jane yang membuatnya merasa lebih tenang.Jane meringis ketika jarum infus mulai menembus pembuluh vena di tangannya, tapi segera Rex membelai pipinya lembut dan terus mengatakan kalimat penenang untuk Jane agar rasa sakitnya sedikit teralihkan.Infus pun selesai dipasang dan Rex pun tersenyum hangat pada Jane. "Kau hebat sekali karean sudah menahan rasa sakitmu dengan baik.""Tapi jika aku di rawat di rumah sakit, aku akan jadi sangat merepotkanmu dan para maid.""Itu bukan masalah besar.""Maaf," cicit Jane."Permintaan maaf untuk apa?""Karena tubuhku yang lemah dan merepotkanmu sampai sejauh ini, ketika banyak sekali perempuan di luar sana yang h

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    26. Kebingungan

    Claire duduk termenung di balkon, tubuhnya diselimuti cahaya temaram dari lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan. Angin malam berembus lembut, membawa aroma tembakau dari rokok yang dihisapnya. Tangan kirinya menggantung lemas di sisi kursi, sementara tangan kanannya memegang rokok yang hampir habis terbakar. Wajahnya tampak kosong, tetapi ada kedalaman emosi yang sulit terbaca.Dari dalam kamar, suara langkah ringan mendekat. Selly, dengan tubuh yang hanya dibalut handuk putih, muncul di ambang pintu balkon. Dia bersandar sejenak di kusen pintu sebelum berjalan menghampiri Claire. Dengan gerakan santai, dia mengambil sebatang rokok dari kotak yang tergeletak di meja kecil di dekat Claire."Kau terlihat aneh malam ini," ujar Selly sambil menyalakan rokoknya. Matanya menyipit menatap Claire, mencoba membaca pikirannya. "Apa kau bertengkar lagi dengan suamimu?"Claire menghela napas panjang sebelum menoleh sekilas ke arah Selly. "Tidak," jawabnya singkat. "Kami baik-baik saja. Aku h

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    25. Aku ingin jadi ayah yang baik

    "Apa perasaanmu sekarang sudah lebih baik?" tanya Rex di perjalanan pulang.Jane yang sedari tadi lebih banyak diam daripada biasanya itu pun hanya menoleh dan mengangguk lesu. "Sedikit lebih tenang setelah melihat sendiri kalau kondisi Dante sudah lebih stabil.""Syukurlah. Dia pasti akan segera pulih, buktinya dia sudah bertahan sampai sejauh ini karena tahu kau tetap menunggunya.""Kamu benar," sahut Jane dengan suara seraknya karena terlalu banyak menangis. Dia mengangguk setuju sekaligus mengaminkan ucapan Rex. "Aku harap Dante bisa segera sadar dari koma dan kembali pulih. Aku melakukan semua ini agar bisa melihatnya kembali sehat seperti dulu, walaupun aku juga tak tahu apa dia akan menerimaku kembali jika tahu apa yang sudah kulakukan saat dia terbaring koma."Jane menatap kosong jalanan di depannya. Pikirannya melayang jauh entah kemana, sebab ternyata rasa lega yang dia rasakan sebelumnya tak serta merta menghilangkan rasa kekhawatirannya tentang masa depan."Tenang saja, Ru

  • Terpaut Kasih Sang Billionaire    24. Dante itu pusat dunianya Jane

    Rex melihat puluhan panggilan telepon dari Ruby dan juga maid. Dia meringis membayangkan betapa kalutnya Jane saat itu sampai dia meneleponnya sebanyak itu.Dengan gelisah, Rex pun menambah kecepatan mobilnya agar bisa segera pergi menemui Jane. Jalanan perbukitan yang kosong membuat Rex bisa leluasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga akhirnya dia sampai di mansion dan segera berlari masuk."Ruby," panggilnya tergesa-gesa melangkah masuk.Dia hendak pergi ke kamar saat dia melihat maid yang memberikan kode dengan menunjuk ke arah sofa, sehingga Rex tahu kalau Jane ada di sana. Tanpa banyak bicara Rex melangkah menuju sofa untuk sekadar menemukan pemandangan Jane yang berbaring di sofa dengan wajah yang terlihat gelisah."Ruby," panggil Rex lembut. Dia sedikit merunduk untuk membangunkan Jane."Nona Jane tertidur setelah lelah menangis, tuan." Suara Elma memberitahu Rex.Rex semakin merasa bersalah karena membiarkan Jane kalut dalam waktu yang sangat lama. Dia pun ke

DMCA.com Protection Status