146.
“Nona Milan apakah pernah melihat berita-berita di televisi tentang kematian perempuan akibat mengalami kekerasa dalam rumah tangga oleh si suami?” Alexander Brown mencoba memberi contoh dari kasus toxic relationship di level yang paling ekstrem, yaitu kematian.
“Ya. Saya kira saya sempat membaca berita beberapa kali. Apa hubungannya dengan pertanyaan saya?”
“Nona Milan, hasil survey yang dilakukan oleh psikolog dan juga psikiater menunjukkan bahwa seorang istri yang tewas di tangan suaminya sendiri, bukan disebabkan oleh kebodohan atau rasa cinta mereka yang terlalu dalam pada pasangan. Anda paham maksud saya?” Alexander Brown memberi tebakan.
“Sebentar, maksud anda adalah, mereka tewas karena mereka terlalu pemaaf? Mereka bertahan dalam rumah tangga yang tak sehat karena mereka selalu berhasil memaafkan kelakuan pasangan mereka, begitu?” Olivia Milan menelan ludah beberapa kali. Ia terin
147.Beruntung, Olivia Milan tak perlu menanggapi apa yang baru saja diucapkan oleh Alexander Brown sebab pengumuman di pengeras suara menyebutkan jika peserta dengan nomor urut enam sampai sepuluh diminta untuk memasuki ruang A. Segera setelah mendengar pengumuman tersebut, Olivia Milan bangkit dari tempat duduknya dan mulai mempersiapkan diri.“Mari memasuki ruang A, Nona Milan mendapatkan nomor urut tujuh. Itu artinya Nona akan maju di urutan ke dua pada sesi ini,” ajak Alexander Brown pada Olivia Milan yang mulai sibuk menata berkas dan laptop yang ia bawa.“Benar, Alex. Apa yang diucapkan Kayla ada benarnya. Saya mendapat giliran setelah dia, itu sangat membuat saya gugup. Kayla selalu bisa memukai siapa saja dengan kecantikannya. Itu adalah sesuatu yang tak saya miliki,” gerutu Olivia Milan yang saat itu sempat kaget dengan perubahan penampilan Kayla Anderson. Gadis itu baru saja keluar dari toilet dan mengganti pakaia
148.Mendengar suara ribut-ribut di Ruang A, Shirley Bagget buru-buru keluar dari ruang Pitch Deck dan mencari tahu sumber masalah. Shirley Bagget menggeleng-gelengkan kepala dengan ekspresi marah ketika melihat Kayla Anderson tengah melakukan adu mulut dengan Olivia Milan dan juga Alexander Brown. Ketika Shirley Bagget datang, baik Olivia Milan maupun Alexander Brown merasa cukup lega karena mereka berdua bisa melaporkan tindakan Kayla Anderson pada Shirley Bagget.“Kalian berdua, silakan keluar dari ruangan ini!” bentak Shirley Bagget kepada Olivia Milan dan Alexander Brown. Sebuah keputusan yang sedikit membuat Olivia Milan kebingungan.“Nona Shirley, ada sedikit kekeliruan di sini. Mohon maaf, yang seharusnya Nona usir adalah Kayla Anderson, bukan kami,” ungkap Olivia Milan dan didukung juga oleh Alexander Brown.“Aku tidak pernah salah dalam memutuskan sesuatu, harap kalian camkan itu!” Shirley Bagget
149.Karena terlalu mengkhawatirkan keadaan kekasihnya, Rainer Griffin buru-buru mendatangi BJ Project tepat setelah jam makan siang. Sebagai salah satu donatur tetap di BJ Project, begitu tiba di gedung tersebut, salah seorang pegawai dari BJ Project segera mengantar Rainer Griffin ke lantai tiga untuk melihat kegiatan Pitch Deck di Ruang B.Tak semua donatur diperkenankan untuk menyaksikan Pitch Deck secara langsung, tetapi karena Rainer Griffin termasuk dalam jajaran lima donatur terbesar, maka ia memiliki beberapa hak istimewa termasuk di dalamnya adalah memantau jalannya acara Pitch Deck yang sedang berlangsung.“Saat ini peserta nomor urut enam yang sedang maju di depan, Tuan,” ucap Thomas Riddle, pegawai BJ Project, ketika ia dan Rainer Griffin baru tiba di Ruang A. Melihat ruangan tersebut hanya berisi udara, Rainer Griffin bertanya lagi kepada Thomas Riddle.“Mengapa Ruang A kosong? Bukankah ini menjadi ruang persi
150.Pada akhirnya, Kayla mengerti jika keberadaannya di Ruang B adalah untuk diperolok-olok oleh Alexander Brown. Gadis itu dipermalukan di depan semua peserta Pitch Deck, membuat beberapa peserta dan tim penilai saling berbisik pelan karena tak tahan untuk membicarakan aib Kayla Anderson.“Kalian semua jahat! Kalian tidak punya hati! Kalian kejam dan semena-mena! Aku benci kalian semua!” teriak Kayla seraya bergegas menuju ke pintu keluar.“Tunggu…!” Alexander Brown memanggil Kayla kembali, gadis itu menoleh, berharap Alexander Brown akan mengucapkan maaf atau memberi penghiburan. “Nona Kayla, kalimat yang baru saja kau ucapkan itu, adalah sekumpulan kalimat yang pernah muncul di kepala orang-orang yang kau hina! Ingat, aku adalah salah satu orang yang pernah kau hina! Dan kukira, kau memang memiliki hobi menghina orang. Sekarang, selamat menikmati keterpurukanmu!”Alexander Brown tersenyum sinis
151.“Sayang, lepaskan dulu dekapanmu,” bisik Olivia Milan ketika berada di dalam lift menuju ke ruang penjamuan di lantai empat. Sepanjang mereka berada di dalam lift, Rainer Griffin selalu mendekap pundaknya seolah pria itu ingin memberi penekanan pada Alexander Brown bahwa ia memiliki hak sepenuhnya atas Olivia Milan.“Tidak. Aku khawatir kekasihku akan diculik oleh orang jahat. Saat ini, banyak orang jahat yang penampilannya menyerupai orang baik-baik,” gumam Rainer Griffin seolah sedang menyindir Alexander Brown.“Nona Milan, kuharap kau banyak membaca literature tentang kepribadian orang-orang yang posesif. Jujur saja, beberapa toxic relationship ditandai dengan sikap posesif dari salah satu pihak!” tutur Alexander Brown tak peduli jika Rainer Griffin akan tersinggung karenanya.Sejenak, Rainer Griffin tertawa setelah mendengar peringatan dari Alexander Brown tentang hubungan yang toxic.&ldqu
152.Di dalam toilet, Olivia Milan mencoba menyamarkan ruam merahnya menggunakan concealer, meski tak begitu membantu, setidaknya ruam merah tersebut sedikit tersamar. Ia juga menata rambutnya yang sempat sedikit berantakan, dan memoles bibirnya menggunakan lipstick agar riasannya kembali fresh dan enak dipandang mata.Ketika Olivia Milan keluar dari toilet, Rainer Griffin telah menunggunya di lorong depan. Melihat ruam-ruam merah di leher kekasihnya telah tersamar, pria itu sedikit kecewa karenanya.“Harusnya kubuat yang lebih banyak lagi dari itu!” gumam Rainer Griffin setengah kesal, ia jelas ingin menunjukkan wilayah kekuasaannya pada sosok Alexander Brown yang memiliki gelagat tertarik pada Olivia Milan.“Apa lihat-lihat?!” Olivia Milan melotot ketika kekasihnya menunjukkan gejala-gejala ingin melakukan hal-hal aneh lagi.“Tidak, sepertinya lipstikmu lebih tebal dari pada biasanya. Kau sedang mencoba
153.“Ehm, Nona Milan, maaf menginterupsi kalian. Bisa kuajak bicara berdua saja barang sejam dua jam? Tentu saja ini terkait dengan gagasan Nona Milan!” Alexander Brown merasa waktunya terbuang cuma-cuma jika masih ada sosok Rainer Griffin di antara mereka.“TIDAK BISA!” Rainer Griffin menyahut dengan cepat.“Tentu saja bisa, Tuan Brown,” Olivia Milan menjawab dengan yakin, ia yakin harus menekan sikap kekanak-kanakan Rainer Griffin demi mencapai kesuksesan yang ditargetkan oleh Nyonya Emily Griffin.“Baiklah, ayo kita mengobrol di tempat lain yang lebih nyaman,” Alexander Brown bangkit berdiri.“Di mana?” Rainer Griffin dan Olivia Milan bertanya bersamaan.“Aku memiliki Café yang nyaman di kota ini, kita bisa ke sana, Nona Milan. Tapi maaf, hanya berdua!”“TIDAK BISA!” Rainer Griffin memprotes.“BISA!” Olivia M
154.“Durasi….!” Alexander Brown tiba-tiba mengeluarkan suara, dan di saat itulah Olivia Milan seolah baru teringat jika ada pria lain di ruangan tersebut. Ciuman dari Rainer Griffin seolah membuatnya amnesia sementara.“Ba-baik, Tuan Brown. Maafkan saya.”“Baiklah. Aku mengizinkan calon istriku untuk berdiskusi bisnis denganmu. Meski aku tak suka denganmu, tapi aku berjanji untuk berterima kasih sebanyak-banyaknya padamu, jika kau bisa membantu membesarkan bisnis calon istriku! Kuharap, Brilliant Brown Foundation memiliki kapasitas yang cukup untuk mengubah gadis dungu ini menjadi sukses!” celoteh Rainer Griffin seraya mengusap-usapkan tangannya ke kepala Olivia Milan.“Sssst! Aku bukan gadis dungu lagi! Camkan itu!” Olivia Milan melotot.“Kau bukan gadis dungu lagi, setelah sukses nanti. Saat ini, aku masih akan menyebutmu dungu, mengerti?” balas Rainer Griffin seray
Ketika lampu ruangan telah menyala kembali, beberapa pria berseragam POLICE tengah berada di ruangan. Mereka membawa surat tugas penangkapan Alice Winterbourne yang didakwa sebagai dalang dari beberapa kasus kriminal ringan dan juga berat. Penangkapan tersebut merupakan buntut dari pelaporan Madam O-Mee yang selama enam tahun terakhir mulai giat mengumpulkan para korban Alice Winterbourne dan secara bersama-sama membangun aliansi guna merobohkan organisasi kriminal berkonsep Butterfly Effect yang digawangi Alice Winterourne.Maka, penangkapan Alice di hari pernikahannya bersama Rainer Griffin itu telah menjadi kabar yang paling mengejutkan di dalam gedung Treasury Luxurious Palace hari itu.“Jadi, Madam O-Mee adalah sosok gadis yang dulunya menjadi karyawan Rainer Griffin? Gadis itu telah bermetamorforsis menjadi Perempuan Hebat dan memiliki banyak privilege akibat kekayaannya yang berlimpah. Sepertinya ia sedang berada dalam misi membalas dendam kepada Alice Win
Tak terasa, tiga puluh menit telah berlalu. Suasana di dalam gedung Treasury Luxurious Palace berubah drastis, dari yang awalnya para tamu undangan diajak tertawa renyah akan dongeng Madam O-Mee yang menarik, di menit ke tiga puluh suara isakan tangis terdengar nyaris di seluruh penjuru ruangan.Semua orang turut terbawa kesedihan tokoh utama dalam dongeng yang saat itu diceritakan tengah mengandung bayi sementara si ayah bayi justru mengusir si tokoh utama lantaran si ayah mengalami amnesia dan mendapat doktrin sesat dari teman wanitanya.“Apa-apaan ini?” Rainer Griffin mengusap air matanya yang terjatuh.“Madam O-Mee, cepat lanjutkan dongengnya! Di mana si ayah berengsek itu sekarang?!” Tiba-tiba, Rainer Griffi berteriak dengan suara lantang sambil melangkah maju mendekati posisi Madam O-Mee di sisi depan.Yang membuat para tamu undangan keheranan adalah, Rainer Griffin tiba-tiba berlutut beberapa meter dari Madam O
“Apa maksudmu?! Aku tak percaya! Madam O-Mee berasal dari negara Clarksville, tak ada alasan baginya untuk berada di kota ini! Kau mungkin hanya seorang pembual! Lagi pula, sosok Madam O-Mee masihlah sangat misterius, meski tercatat memiliki kekayaan yang berlimpah, ia tak pernah menampakkan diri di muka publik!” Alice Winterbourne berteriak marah-marah, ia lantas menjerit memanggil security dan memintanya untuk mengusir Madam O-Mee.Tetapi, begitu si security datang mendekat, security tersebut justru meminta maaf berulang kali kepada sosok Madam O-Mee.“Madam O-Mee, maafkan kekacauan yang terjadi di sini.” Security tersebut lantas menoleh ke arah Alice Winterbourne yang masih terlihat marah. “Nona, harap jaga bicara Nona, Madam O-Mee bisa saja mengusir semua yang ada di sini sebab dia adalah pemilik tunggal dari gedung ini…”Seketika, Alice Winterbourne disergap kegelisahan, kemarahan, dan juga rasa malu yang menggunun
Treasury Luxurious Palace yang berada di kota Gapi tengah dipenuhi oleh deretan tamu-tamu undangan pernikahan. Hari itu, adalah hari bersejarah di kota Gapi lantaran dua pemuda brilliant dari kota tersebut akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah enam tahun berada dalam masa-masa terpuruk, Rainer Griffin akhirnya terpaksa menyetujui permintaan ayah dan ibunya untuk menikah dengan Alice Winterbourne.Kala itu, prosesi pernikahan telah usai dan Rainer Griffin terlihat tengah dengan malas meladeni tamu-tamu dan kolega kerjanya yang datang. Sementara itu, Alice Winterbourne sedang sangat gembira dan menempel lekat-lekat di tubuh Rainer Griffin, seolah gadis itu ingin menunjukkan pada dunia bahwa hari itu, Rainer Griffin telah resmi menjadi miliknya seorang.Suasana di dalam Treasury Luxurious Palace tiba-tiba bising sesaat setelah masuknya dua tamu yang tak terdaftar dalam deretan tamu undangan. Dua orang tamu itu adalah seorang perempuan bergaun putih layaknya mempel
“Alice berengsek sialan! Di mana gadis itu sekarang?! Bajingan, dia telah membuatku kehilangan kekasih dan juga darah dagingku sendiri!”Setiap hari sejak mendapatkan ingatannya kembali, tak ada hal yang dilakukan Rainer Griffin selain marah dan mengamuk. Sayangnya, sekuat apapun ia meminta orang-orang hebat untuk menyelidiki Alice Winterbourne, Rainer Griffin tak menemukan bukti apa-apa.“Sayangku, Rain… Sudah kukatakan bahwa Alice menceritakan tentang kisah Varen Omkara itu, lantaran ia khawatir jangan-jangan Olivia memang memanfaatkanmu gara-gara ada jantung suaminya di tubuhmu… Tenanglah…” lerai ibu Rainer Griffin kala anaknya mengamuk kembali.“Ibu, sedetik pun Olivia Milan tak pernah menuntutku atas kasus jantung suaminya. Ia sepertinya juga tak pernah tahu jika jantung suaminya ada di tubuhku! Ini adalah akal-akalan busuk dari Alice yang ingin memisahkan kami!”Begitulah, sepanjang hari kehid
Malam itu, Olivia Milan meninggalkan kota tempat Rainer Griffin berada. Ia bahkan diminta untuk membatalkan perjanjian kerjanya bersama Alexander Brown yang susah payah telah ia dapatkan. Tak hanya itu, Olivia Milan juga harus memutus kontak dari seluruh kenalannya di kota Gapi. Ia dituntut untuk menjadi manusia yang benar-benar baru, dan menjalani kehidupan yang baru di pulau Dewata, Bali, Indoensia.Jika ia melanggar, kemungkinan besar Alice Winterbourne akan menjalankan rencana Butterfly Effectnya lagi dan mengancam akan membuat tubuh Rainer Griffin cacat selama-lamanya. Setidaknya, itulah pesan yang dikatakan oleh bodyguard Alice kepada Olivia Milan.“Lalu, apa tujuan Alice melakukan semua ini? Kukira, ia mencintai Rainer Griffin. Bagaimana bisa ia berniat mencelakai orang yang ia cintai?!” Olivia Milan bertanya pada bodyguard Alice dalam perjalanan menuju ke bandara.“Butterfly Effect Project merupakan proyek underground yang melibatkan ba
“Alice!!! Aku ingin bertemu Rain sebelum berpisah sepuluh tahun! Aku ingin menemuinya! Kumohon! Kumohon!”Olivia Milan bersujud di kaki Alice Winterbourne, ia tahu setelah menandatangani surat perjanjian tertutup itu, seharusnya ia sudah tak boleh lagi berhubungan dengan Rainer Griffin selama sepuluh tahun ke depan. Tetapi, begitu ia tahu bahwa jantung Varen Omkara ada di tubuh Rainer Griffin dan Rainer Griffin tak pernah berbuat kejahatan apapun pada suaminya, Olivia Milan ingin memeluk tubuh yang berisi dua manusia yang paling ia cintai di dunia.“Kau tahu mengapa Rain mengalami hilang ingatan dan membencimu saat ini?”Alice menyingkrikan kakinya yang disembah oleh Olivia Milan, lantas mengangkat pundak Olivia untuk bangun dan sejajar dengannya.“Aku bekerja pada sebuah proyek Butterfly Effect, pekerjaan merencanakan dan mengeksekusi kejahatan menggunakan konsep Buttlerfly Effect, menjadikan tindak criminal seolah-olah hany
Plok Plok Plok!Alice Winterbourne memberi applause kepada Olivia Milan yang baru saja menandatangi surat perjanjian kontrak. “Kau telah mengambil pilihan yang bagus, Nona Manis! Baiklah, bersiap-siaplah untuk menerima kabar mengejutkan ini!”Alice Winterbourne menarik napas dalam, bersiap untuk memberi kejutan pada Olivia Milan yang duduk dengan tubuh sedikit gemetar. Akhirnya, ia berhasil menggiring pikiran Olivia Milan dengan cara terus menerus menghubungkan kematian Varen Omkara dengan Rainer Griffin, seolah orang yang mendengar statement Alice akan berpikir jika Rainer Griffin telah berbuat kejahatan pada Varen Omkara.“Suamimu saat ini hidup di tubuh Rainer Griffin, Nona Manis!”“A… Apa maksudmu?!”Alice Winterbourne mengambil sesuatu dari dalam saku pakaiannya, semacam member card yang berwarna merah. Ia lantas melemparkan member card tersebut pada Olivia Milan.“Suamiku menjadi anggota
“Ah… Aku lupa… Aku baru akan mengatakannya jika kau menandatangani surat perjanjian yang kubuat. Hihi, tentu saja, kau boleh menandatanganinya dan mengetahui bagaimana Rainer Griffin memanfaatkan suamimu. Atau, kau juga boleh untuk pergi begitu saja tanpa perlu tahu jika nyatanya sampai saat ini suamimu masih hidup!”“Cih! Ini pasti jebakan! Jika aku menandatanganinya, aku berarti setuju untuk pergi dari kota ini dan menetap di negara yang kau pilihkan, menghilang dari kehidupan Rainer Griffin selama sepuluh tahun dan sekaligus tak diberi izin untuk menggunakan nama asliku dalam kehidupan sehari-hari! Semua pasal ini berisi hal-hal yang memberatkan posisiku, itu sungguh harga yang terlalu mahal hanya demi sebuah informasi yang mungkin juga palsu! Kau bilang suamiku masih hidup, ah, aku bahkan menghadiri pemakamannya!”Sejenak setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Olivia Milan tersentak kaget oleh ingatannya sendiri. Bahwa, ia seb