***Mental Rillian lebih kuat dibanding Zerga. Terang-terangan menyatakan cinta, dia tetap berdiri tegap setelah sahabatnya itu menjawab apa yang dia ungkapkan.Tidak ada cinta, Zerga hanya menganggap Rillian sebagai sahabat. Sulit untuk berubah, katanya perasaan itu akan sama, dan alih-alih memaksa, Rillian justru menerima dengan legowo ucapan Zerga."Aku padahal bisa jalan," ucap Zerga, ketika kini Rillian mendorong kursi rodanya.Dibujuk kembali ke kamar rawat, Zerga manut. Dilarang untuk berjalan, Rillian menawarkan kursi roda. Sempat menolak, Zerga mengalah setelah perempuan itu membujuk."Enggak ada yang bilang kamu lumpuh," ucap Rillian. "Lagian kan fungsi kursi roda juga bukan semata-mata buat kaki kamu, tapi supaya infus kamu darahnya enggak naik."Tidak menimpali, Zerga hanya tersenyum tipis sebagai respon. Tidak sekacau tadi, perasaannya sudah sedikit membaik."Bisa-bisanya kamu masih peduli sama aku, setelah respon yang aku kasih tadi," ucap Zerga."Emangnya aku harus gima
***Usai menempuh perjalanan panjang, Ganesh dan keluarga sampai juga di Bern. Tiba di bandara pukul tujuh malam, mereka bergegas menuju apartemen. Bukan unit yang sama dengan yang ditempati Bima, Roby menyewa unit lain, karena memang tidak hanya jangka panjang, apartemen bisa juga disewa dalam jangka waktu yang pendek."Ngalamin juga aku ke Swiss," ucap Dayana, di sela perjalanan menuju apartemen. "Jangan jauh dari aku ya, takut hilang.""Aman," ucap Ganesh. "Lagian mana bisa juga aku jauh dari kamu. Bawaannya pengen nempel terus."Dayana tersenyum dengan perasaan yang hangat. Duduk di kursi belakang sebuah taksi, dia menyandarkan kepalanya di bahu Ganesh. Menikmati perjalanan menuju apartemen, dia dan sang kekasih akhirnya sampai. Bergegas menuju unit, Dayana akan satu kamar bersama Athaya, sementara Ganesh akan tidur dengan sang papa."Tante malam ini mau langsung ke rumah sakit, kamu baik-baik ya sama Ganesh," ucap Athaya, ketika dia dan Dayana tengah membereskan pakaian. "Tante
***Setelah semalam Athaya dan Roby, pagi ini giliran Ganesh yang datang menemui Zerga di rumah sakit. Tidak bersama Dayana, dia pergi sendiri.Tiba di kamar rawat, Ganesh disambut Rillian yang tengah menyuapi sang abang sarapan. Tidak ada Bima mau pun Nadia, di sana Zerga hanya ditemani Rillian sehingga dengan perasaan tegang, Ganesh mendekat."Mau apa kamu ke sini?" tanya Zerga sinis."Aku mau jenguk Abang," ucap Ganesh. "Diantara semua orang, tinggal aku kan yang belum lihat kondisi abang.""Mau jenguk apa mau pamer hubungan kamu sama Dayana?" tanya Zerga, sambil menatap sinis sang adik kembar.Ganesh tersenyum tipis. Duduk di tepi kasur bagian ujung, dia berucap, "Kalau niatku pamer, Dayana pasti aku bawa ke sini, Bang, tapi ini enggak, kan? Dia enggak ikut jenguk. Jadi tolong jangan berburuk sangka."Tidak menjawab, Zerga diam sementara dengan perasaan yang cukup tegang, Rillian kembali menyupinya."Aku kenyang, Ri," jawab Zerga. "Simpan aja nasinya.""Tapi kamu—""Nanti siang bi
***Jika sudah berhubungan dengan Dayana, Zerga lemah. Tidak bisa melihat perempuan itu bersujud di depannya, dia mengalah dengan memberikan maaf pada Ganesh, juga semua orang yang belakangan ini membuatnya marah.Tidak hanya itu, Zerga juga merelakan Dayana dengan Ganesh, jika memang hal tersebut membuat sang pujaan hati bahagia. Namun, semuanya tidak gratis.Pada Ganesh, Zerga meminta agar sang adik mengambil alih tugasnya sebagai pimpinan, karena setelah merelakan Dayana, Zerga berniat untuk mengejar cita-citanya sebagai dokter."Kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil?" tanya Rillian, yang kembali duduk di samping Zerga.Saat ini, dia tengah membantu pria itu untuk meminum obat, karena ketika Ganesh dan Dayana datang, Zerga belum sempat meminumnya."Yakin," ucap Zerga. "Selama aku hidup, aku belum pernah dapatin apa yang aku mau. Jadi sekarang aku mau ngejar satu-satunya yang bisa aku dapatin.""Pendidikan kedokteran itu stepnya panjang," ucap Rillian. "Enggak cuman pendidikan
***Setelah Zerga bersedia mengalah meskipun menggunakan syarat, Bima pun mau menurunkan ego. Demi bersatunya Dayana dan Ganesh, Bima menyetujui keinginan Zerga untuk keluar dari perusahaan, sehingga tidak ada lagi Archio Zerga Syaputra, perusahaannya nanti akan dipimpin oleh sang cucu kedua, Adiasta Ganesh Syaputra.Di momen ini, semua orang berkorban. Zerga merelakan Dayana, Bima menurunkan ego, sementara Ganesh mengorbankan karirnya sebagai selebgram.Awalnya Ganesh berniat untuk tetap menjalani karirnya. Namun, Dayana yang tidak setuju membuat dia patuh pada kekasihnya itu, karena dibanding apa pun, Dayana dan sang calon putra menjadi prioritas utama untuk Ganesh."Aku enggak nyangka masalah kita akan selesai dalam waktu yang cepat," ucap Ganesh, ketika malam ini dia dan Dayana tengah berada di restoran untuk menikmati makan malam berdua. "Lihat betapa marah dan bencinya Bang Zerga ke aku, aku pikir semuanya bakalan susah buat selesai, tapi ternyata aku salah. Semarah apa pun Bang
***Hari ini—setelah satu minggu menetap di Bern, Dayana dan Ganesh akan pulang ke Surabaya. Tidak bersama rombongan, pasangan tersebut pulang lebih awal demi menjaga perasaan Zerga."Aku sama Dayana pulang dulu ya, Bu. Doain kita selamat sampai tujuan."Tidak diantar ke bandara, pagi ini—sekitar pukul setengah lima, Ganesh dan Dayana berpamitan pada Athaya juga Roby. Memesan tiket penerbangan dengan waktu keberangkatan pukul tujuh, keduanya harus sampai dua jam sebelum pesawat berangkat."Aamiinn," ucap Roby. "Jagain Dayananya ya. Kabarin Ibu atau Papa kalau udah sampai di Surabaya. Ke Jakarta dulu, kan, kalian?""Iya," jawab Ganesh. "Ya udah," ucap Athaya. Beralih pada Dayana, dia berkata, "Hati-hati di jalan ya, Dayana. Maaf karena Ibu enggak bisa nemenin kamu pulang.""Iya, Bu, enggak apa-apa."Tidak lama mengobrol, Ganesh dan Dayana masuk ke taksi yang sudah dipesan. Dari apartemen menuju bandara, keduanya hanya memerlukan waktu dua puluh menit saja, sehingga kini—sekitar pukul
***Sebesar apa pun rasa benci dan kecewa Zerga terhadap Ganesh, kepeduliannya pada sang adik tetap lebih besar dibanding apa pun.Tidur siang sepulangnya dari rumah sakit, Zerga mengalami mimpi buruk yaitu; Ganesh dan Dayana mengalami kecekakaan pesawat. Mimpi yang dialami terasa begitu nyata, Zerga tidak bisa tenang sehingga sejak kemarin dia meminta agar Athaya rutin menghubungi nomor sang adik."Belum aktif juga, Bu?" tanya Zerga, ketika pagi ini dia dan Athaya duduk di sofa ruang tengah.Sudah pukul tujuh pagi, terhitung dua puluh empat jam waktu berlalu, pasca Ganesh dan Dayana pergi meninggalkan Bern. Jika berpacu pada durasi perjalanan, pasangan kekasih itu harusnya sampai di Indonesia pukul lima pagi.Namun, hingga sekarang—dua jam pasca estimasi sampai, nomor ponsel Ganesh mau pun Dayana belum aktif—membuat Zerga dan Athaya dihampiri gelisah.Roby? Pria itu belum bangun dari tidur sehingga di apartemen, hanya keduanya yang khawatir. "Belum," ucap Athaya. "Ke mana ya mereka?
***"Ganesh."Baru membuka pintu, panggilan tersebut Dayana lontarkan pada pria yang kini berdiri di depan unitnya. Cukup terkejut, itulah yang Dayana rasakan karena dia pikir sore ini Ganesh tidak akan datang.Seminggu berlalu pasca kembali ke Indonesia, Ganesh rutin mengunjungi Dayana di apartemen. Menetap selama beberapa jam, pria itu menemani sang kekasih makan malam, lalu mengabulkan ngidam Dayana yang terkadang datang secara tiba-tiba.Tidak menginap, Ganesh akan pulang pukul sepuluh malam, karena meskipun ada bibi di apartemen, dia tidak mau kebablasan."Hai, Bumil," sapa Ganesh. "Cantik banget sore ini rambutnya dicepol."Dayana refleks menyentuh cepolan rambutnya, sebelum kemudian bertanya, "Kamu kenapa ke sini? Aku pikir khusus hari ini, kamu enggak ke apartemen."Sambil masuk ke dalam unit, Ganesh balik bertanya, "Kenapa enggak ke sini? Enggak ada alasan buat aku enggak datang.""Keluarga kamu kan pulang, Gan, malam ini," ucap Dayana. "Kamu harus jemput ke bandara, kan?""I
*** Hari ini semuanya bahagia. Setelah Dayana resmi menjadi istri Ganesh, Rillian ikut mendapat kabar baik setelah tanpa diduga, Zerga tiba-tiba saja melamarnya. Pada Rillian, Zerga berkata jika dirinya sudah mantap untuk membangun hubungan serius bersama perrmpuan itu, sehingga sebelum Rilliian dilirik atau coba direbut pria lain, dengan segera dia mengikatnya. Tidak menjadi rahasia, kabar dilamarnya Rillian langsung sampai ke telinga semua orang sehingga kebahagiaan keluarga besar Roby dan Marcell menjadi dua kali lipat. "Makasih ya, Ga, udah ngelamar aku," ucap Rillian, yang siang ini menikmati semilir angin di rooftoop hotel. Sudah berganti baju, Rillian nampak cantik dengan gaun berwarna peach. Resepsi belum dimulai, dia dan Zerga memutuskan untuk bersantai setelah bersiap-siap, karena ketika pesta resepsi resmi digelar, keduanya mungkin akan sibuk. "Makasih juga karena udah bantu aku menyembuhkan hati," ucap Zerga. "Berkat kamu, aku bisa baik-baik aja kaya sekarang, dan aku
***"Saya terima nikah dan kawinnya Dayana Mezzalura binti Yuda Andriawan, dengan mas kawin seratus lima puluh juta rupiah dibayar tunai!""Bagaimana saksi, sah?""Sah!""Sah!""Barakallah."Dipimpin penghulu yang pagi ini mendampingi Yuda untuk menikahkan Dayana dan Ganesh, doa dipanjatkan semua orang di dalam ballroom.Hari, minggu, bahkan bulan berganti, acara bahagia Dayana dan Ganesh akhirnya dilaksanakan di sebuah ballroom mewah hotel berbintang.Mengusung pesta dengan tema modern tanpa adat, Dayana tampil cantik dengan kebaya berwarna putih sementara Ganesh gagah dengan setelan jas.Dihadiri keluarga inti, akad nikah dilaksanakan pukul delapan pagi waktu setempat. Tidak langsung resepsi, acara akan dijeda setelah akad selama dua jam, sebelum kemudian dilanjutkan pukul sepuluh pagi.Tidak mengambil jam malam, resepsi sengaja digelar pukul sepuluh sampai tiga sore agar tidak mengganggu jam tidur baby Brian. Berusia dua bulan, bayi tersebut sangat menempel dengan Dayana sehingga k
***Mendengar kabar Rillian celaka, Zerga panik. Langsung pergi dari rumah perempuan itu, dia membawa mobilnya menuju rumah sakit.Mengemudi dengan kecepatan tinggi, Zerga ingin segera sampai untuk memastikan kondisi Rillian. Jika terjadi sesuatu pada perempuan itu, dia tidak akan memaafkan diri sendiri karena Rillian jatuh saat hendak turun untuk menunggu dirinya di lantai bawah.Entah bagaimana kronologi sampai Rillian bisa jatuh di tangga, satpam tidak melihat. Namun, katanya besar dugaan perempuan itu tersandung kaki sendiri."Rillian ...," gumam Zerga di sela kegiatannya mengemudikan mobil. "Semoga enggak ada hal serius, karena kalau sesuatu menimpa dia, aku enggak akan bisa maafin diriku sendiri."Zerga terus merafalkan doa sepanjang perjalanan. Sampai di rumah sakit, dia memarkirkan mobilnya secara asal sebelum kemudian berlari menuju IGD."Zerga," panggil Marcell yang barusaja keluar dari ruang penanganan. "Kamu ke sini karena dikasih tahu satpam ya?""Iya, Om. Mana Rilli?" ta
***"Kebahagiaan mereka lengkap."Zerga tersenyum tipis, sementara layar ponselnya menunjukan sebuah foto dari orang terdekatnya, yaitu; Ganesh dan Dayana.Di akun sosial medianya, Dayana mengunggah foto di depan sebuah mobil bersama Ganesh. Bukan mobil lama, yang difoto adalah mobil baru pemberian Ganesh untuk Dayana.Di caption, Dayana mengucapkan banyak terima kasih untuk Ganesh—membuat hati Zerga sedikit tergores. Meskipun sudah mengikhlaskan Dayana untuk Ganesh, hati kecil Zerga masih sering tersentil melihat kemesraan keduanya, karena jika tidak ada insiden, seharusnya dialah yang kini sedang menikmati kebersamaan dengan ibu kandung baby Brian tersebut."Semoga bahagia selalu, Dayana," ucap Zerga. "Kamu bahagia, saya ikut bahagia."Tidak mau terus terbawa suasana, Zerga hendak menyimpan ponselnya di meja nakas. Namun, sebuah dering yang tiba-tiba saja terdengar membuatnya batal melakukan hal tersebut.Mendapat panggilan dari Rillian, Zerga menjawab, "Halo, Ri.""Udah di rumah, G
***Dua minggu menetap di inkubator, bayi mungil Dayana dan Ganesh akhirnya bisa dibawa pulang. Tidak dijemput oleh banyak orang, yang datang ke rumah sakit hanyalah Dayana dan Ganesh selaku orang tua Baby Brian.Bukan tidak ada yang mengantar, Athaya mau pun Roby sempat menawari ikut ke rumah sakit. Namun, karena merasa sanggup untuk membawa putra mereka berdua saja, para orang tua patuh untuk menunggu."Udah beres, Gan, administrasinya?" tanya Dayana, ketika Ganesh masuk ke dalam mobil."Udah," jawab Ganesh. "Sekarang kita tinggal pulang.""Oke deh.""Si ganteng tidur?" tanya Ganesh, sambil memandang sang putra yang kini berada di pangkuan Dayana."Tidur," ucap Dayana. "Barusan kan sempat rewel gitu, terus aku coba susuin. Eh, dia enggak bingung puting. Jadi keterusan sampai akhirnya tidur. Senang banget aku bisa nyusuin Brian secara langsung."Ganesh tersenyum. "Aku ikut senang dengarnya," ucapnya. "Sekarang mau langsung pulang apa ke mana dulu? Barangkali ada yang mau kamu beli."
***Adiasta Ganesh resmi menjadi seorang ayah.Meskipun diawali tragedi, gelar tersebut berhasil dia sandang. Tanpa duka, Ganesh dan keluarga bisa sepenuhnya bahagia karena meskipun sempat mengalami penurunan kondisi, Dayana bisa bertahan.Dari ruang operasi, bayi laki-laki Dayana yang memiliki berat dua kilogram, dipindahkan ke ruang NICU untuk menjalani perawatan di sana, sementara Dayana? Perempuan itu dibawa menuju kamar rawat presiden suit.Keluar dengan kondisi yang tidak sadar, Dayana menyisakan rasa cemas di hati Ganesh, sampai akhirnya sekitar pukul lima sore, perempuan itu membuka mata."Ganesh ...."Dengan suara pelan, Dayana memanggil Ganesh yang terlelap persis di sampingnya. Tidak ada siapa pun, di kamar rawat hanya ada keduanya setelah beberapa waktu lalu Athaya dan Roby pamit untuk mengambil baju ganti di apartemen.Zerga? Pria itu juga pergi karena sebuah urusan, sehingga yang menjaga Dayana hanyalah Ganesh."Day, akhirnya kamu bangun," ucap Ganesh, dengan kondisi set
***Hari libur Ganesh yang semula tenang, seketika diselimuti kepanikan setelah kabar jatuhnya Dayana, disampaikan Mbak yang selama ini menemani perempuan itu.Lekas ke apartemen, Ganesh mendapati Dayana yang tengah merintih kesakitan, sementara cairan berwarna merah membasahi baju yang perempuan itu pakai.Berusaha tenang meskipun panik, Ganesh membawa Dayana ke rumah sakit terdekat. Mendapat penanganan di IGD, kini Dayana masih berada di dalam, sementara Ganesh menunggu dengan perasaan gelisah."Ya Tuhan, lindungi Dayana dan anakku," ucap Ganesh, penuh permohonan. "Aku tahu, aku bukan orang baik, tapi tolong selamatkan mereka karena aku akan hancur jika terjadi sesuatu pada Dayana mau pun anaknya."Tidak bersama Mbak, Ganesh sendirian di depan IGD. Belum mengabari siapa pun, dia berniat untuk menunggu dulu sampai tahu kondisi Dayana mau pun bayi yang dikandungnya."Keluarga pasien, atas nama Dayana?"Pintu IGD terbuka, Ganesh dengan segera beranjak. "Saya, Dokter," ucapnya. "Saya su
*** Jika kebanyakan ibu hamil mengalami ngidam di trimester pertama kehamilan, maka Dayana berbeda. Lebih banyak tertekan ketika usia kandungannya masih di kisaran satu sampai dua bulan, perempuan itu sering ngidam di trimester ketiga kandungannya. Jika beberapa hari lalu dia mengidam nasi goreng yang dimasak oleh Bima, maka weekend ini keinginan Dayana berbeda lagi. "Bilang jangan ya ke Ganesh?" tanya Dayana, yang masih berbaring di tempat tidur, karena memang jarum jam pun baru sampai di angka tujuh pagi. "Kalau bilang, takut dia enggak ngabulin, tapi kalau enggak bilang, takut juga bayi aku ngeces. Bingung banget." Selama beberapa saat, Dayana sibuk menimang, hingga ketika keinginan di dalam hatinya semakin kuat, dia memberanikan diri untuk menghubungi kekasihnya itu. "Halo, Sayang, morning," sapa Ganesh hangat. "Ada apa?" "Kamu lagi apa?" tanya Dayana. "Aku masih di tempat tidur nih. Males banget mau bangun." "Enggak sakit, kan?" tanya Ganesh. "Aku kebetulan baru sele
***Dua bulan berlalu, usia kandungan Dayana akhirnya sampai di minggu ke tiga puluh. Tidak ada kendala, kehamilan perempuan itu berjalan dengan lancar.Tidak ada masalah, kehidupan Dayana juga perlahan membaik. Selain bisa bersatu dengan Ganesh, hubungannya dengan Zerga berangsur membaik seiring berjalannya waktu."Ganesh mana ya? Janjinya jam setengah lima, tapi belum sampai juga," keluh Dayana, ketika sore ini dia menunggu Ganesh datang menjemput.Waktu pemeriksaan tiba, sore ini Dayana akan mengunjungi rumah sakit untuk check up. Tidak sendiri, dia selalu bersama Ganesh karena sebagai calon suami dan ayah yang baik, Ganesh katanya tidak mau melewatkan satu kali pun pemeriksaan Dayana."Duh, pegal."Bersandar dengan perut yang besar, Dayana dilanda pegal. Mengubah posisi menjadi sedikit menyamping, dia terus menunggu hingga setelah setengah jam terlambat, sosok yang ditunggu datang."Day," panggil Ganesh.Tidak perlu menekan bel, pria itu tahu password apartemen Dayana, sehingga s