Share

#18 Belanja

Penulis: Herolich
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-06 11:44:38

Artin terdiam mendengar pernyataan Laila, tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Artin memandang Laila, dari penampilannya yang ceria dan tegas, Artin bisa merasakan bahwa Laila memiliki kepribadian yang cukup kuat.

 

“Ayahku meninggal pada serangan meteor terakhir. Karena itu, aku punya cukup alasan untuk bertarung.” Laila melanjutkan, kemudian tersenyum pada Artin.

 

Di balik senyuman itu, Artin merasakan kesedihan di hati Laila. Bahkan Artin sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana jika hal yang sama terjadi padanya.

 

Artin mengangguk, lalu mencoba mengaktifkan Keahlian barunya.

 

“Buat Kontrak Dengan Pemain Laila.”

 

[[ Buat kontrak dengan Pemain Laila Lvl 2 ]]

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Artin, co cwiiit deh pilih ngasih kalung! kyaaa, klo aku jadi Laila pasti udah mumbul langit.
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Situasinya padahal bukan komedi, tapi bikin ngakak soal baju :D
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #19 Sekutu Lainnya

    Laila, merasakan kebahagiaan yang menumpuk, ini adalah pertama kalinya dia menerima hadiah dari pria selain ayahnya. Matanya berair, sedikit saja Artin berbuat lebih banyak padanya akan membuatnya benar-benar menangis. Tak bisa berkata apa-apa Laila hanya terdiam sambil menatap Artin. Dia ingin mengucapkan terima kasih, tetapi bibirnya terkunci untuk saat ini. “Jadi, selama dua hari aku tertidur. Bagaimana dengan efek serangan terakhir? Bagaimana dengan apa yang terjadi pada penduduk kota?” Laila tersadar, mencoba mengatur ulang isi kepalanya dan perlahan merangkai kata untuk menjawab pertanyaan Artin. “Serangan berhasil dihentikan, cukup banyak korban jiwa berjatuhan, serta kerusakan banyak fasilitas umum. Militer menyediakan beberapa penampungan untuk menyelama

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #20 Fang

    “Bagaimana jika kita beri nama Fang?” “Ide bagus, aku menyukainya” [[ Serigala Mutan menerima nama baru, Fang ]] [[ Evolusi akan Diproses ]] Tubuh Fang yang semula berupa kepulan asap hitam dan biru, perlahan memadat dan tampak berdaging sambil tetap mempertahankan energi yang membara seperti api di sekujur tubuhnya. [[ Fang Lvl 13 (Mutant Wolf Soul) ]] [[ STATUS ]] [[ Kekuatan: 8 ]] [[ Ketahanan: 4 ]] [[ Kelincahan: 12 ]] [[ Poin Status T

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #21 Mengatur Strategi

    Satu jam sebelum serangan berikutnya datang, Artin sudah bersiap di ruang utama rumah Laila, dia sengaja mengistirahatkan dirinya di sofa besar, empuk dan mewah di ruangan itu. Sesekali mencoba menutup matanya dan berkonsentrasi untuk mempercepat proses pemulihan Energi dan Tekad yang dia miliki. “Hai Kak.” Suara lembut Laila tiba-tiba terdengar, membelai telinga dan jiwa Artin, membuatnya membuka mata dan mencari tahu asal datangnya suara. “Aku siap.” Laila berjalan mendekat, tersenyum, berlari dan berhenti di depan Artin. Kemudian berputar satu kali, mencoba menunjukkan penampilan barunya. Laila mengenakan gaun hitam yang diberikan Artin sebelumnya, stoking setinggi lutut, sepatu hak tinggi hitam, gelang kain di lengan, dan kali ini dengan rambut terurai yang m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #22 Pusat Perhatian

    [[ PROFIL ]] [[ Nama: Artin ]] [[ Level: 3 ]] [[ Usia: 22 Tahun ]] [[ Jenis Kelamin: Laki-laki ]] [[ Ras: Manusia ]] [[ Kemampuan Asli: Pemusnahan Massal (Palu Keadilan) ]] [[ STATUS ]] [[ Kekuatan: 10 (+18) ]] [[ Ketahanan: 6 ]] [[ Kelincahan: 2 (+5)) ]] [[ Stamina: 5 (+5)(+5) ]] [[ Kecerdas

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #23 Seseorang dari Militer

    Beberapa Bola Api jatuh dari langit, Artin melompat dan berlari menghindarinya dengan mudah. Kemudian melemparkan tubuh Laila ke Fang dan memintanya pergi. Artin terus berlari menjauh dari arah Fang pergi, menyadari bahwa serangan yang datang itu sengaja ditujukan padanya. Dari langit bola Api yang lebih besar terlihat terbang menuju Artin dengan kecepatan lebih tinggi, dan ketika jaraknya cukup dekat, Artin dapat dengan jelas melihat sosok orang yang terbungkus dalam Bola Api itu mengepalkan tangan yang dipenuhi dengan api yang sangat besar dan melemparkannya menuju wajah Artin. Artin yang tidak bisa menghindar menerimanya dengan kedua tangannya. Kekuatan serangan yang disertai dengan Bola Api besar tidak dapat ditahan dan membuatnya terpental cukup jauh, Artin kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah dalam posisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #24 Pahlawan Semua Orang

    Salah satu lokasi yang dijadikan tempat berlindung adalah stadion sepak bola yang sangat besar dengan kubah raksasa yang menutupi bagian dalam tempat tersebut. Ada puluhan ribu orang berkumpul di sana, beberapa hanya datang ketika serangan berikutnya akan terjadi dan beberapa benar-benar tinggal di sana karena rumah mereka telah dihancurkan oleh meteor dan serangan pertama. Layar raksasa muncul di langit, semua orang di sana bisa menonton siaran langsung persiapan para Pemain di berbagai lokasi dan pertempuran yang akan menyusul. Dari berbagai arah, banyak mata yang terdiam dengan doa dan harapan agar tidak banyak korban yang berjatuhan dalam serangan malam ini, dan berharap proses serangan monster tersebut bisa berakhir dengan cukup cepat. Seseorang di tengah berdiri di atas panggung yang tergantung dari langit-lang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #25 Api yang Kembali Menyala

    Angel Man terbang dengan tenang di langit, kamera yang menyorot dirinya dari helikopter dengan sangat jelas menangkap wujudnya dan menampilkannya di layar lebar di stadion, disaksikan oleh ribuan mata. Sepuluh detik sebelum serangan. Angel Man menoleh ke arah kamera, lalu terbang dan tersenyum, mengedipkan mata kanannya. [Saksikan! Jangan lewatkan sedikitpun apa yang akan terjadi!] Setelah itu kamera menyorot ke tanah dan menyapu gedung-gedung di kota, bersiap untuk menangkap gambar serangan monster yang kemungkinan akan terjadi beberapa detik setelah ini. Angel Man melakukan hal yang sama, bersiap dengan tombak yang sekarang muncul di tangannya untuk bergegas ke menyerang ketika dia melihat sedikit peluang u

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #26 Dewi Laila

    Laila mencengkeram Fang dengan erat saat Fang melompat dari atas gedung yang kemudian mendarat di dinding gedung lainnya, menukik ke arah berlawanan dan jatuh ke tanah dengan gerakan zig-zag. Ketegangan yang dirasakan Laila tidak lagi membuatnya merasa terpengaruh oleh kecepatan dan kelincahan Fang. Fang berdiri berjongkok, bersiap menyerang ketika Laila di radarnya mulai mendeteksi puluhan bahkan ratusan Monster mulai muncul dalam bentuk titik-titik jingga. Monster yang datang ada dua jenis, satu terbang di langit dan lainnya berlari di tanah dengan bentuk yang sama dan yang membedakan hanyalah sepasang sayap yang tumbuh di punggungnya. “Kak, bersiap-siap! Ada dua jenis Monster. Puluhan dari yang terbang sedang bergerak mendekati posisimu, dan lainnya berlarian di tanah”

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #80 Kondisi Darurat

    Setelah mengetahui bahwa orang yang mencari Artin adalah Teddy, Laila memutuskan untuk menunggu di luar sementara Artin mengikuti kemana pria militer itu membawanya. Di lantai tertinggi, sebuah ruangan dengan dua pintu kayu terbuka ketika Artin berada tepat di depannya. Pria militer yang menemaninya mempersilahkan Artin untuk masuk. Sebuah ruangan dengan sofa dan meja kaca di tengah, juga beberapa meja dengan kursi serta seperangkat komputer di sisi lain. “Halo, Artin. Mari, silakan duduk.” Artin berjalan mendekat dan duduk berseberangan dengan Teddy. Dalam kondisi selarut ini, dia masih menggunakan seragam militer yang biasa dia kenakan. Apakah semua orang dari militer bekerja 24 jam? Atau hanya karena keadaan darurat yan

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #79 Ada Yang Mencariku?

    “Aku bisa mengontrol kecepatan tumbuh tanaman rambat.” Dan coba jelaskan jenis kekuatan yang dia miliki.Artin menganggukkan kepalanya pada jawaban dari anak laki-laki itu. Seperti yang dia duga, Dan adalah orang yang sama yang datang untuk menyerangnya saat itu.'Jika memang orang yang sama, apakah dia hanya berpura-pura tidak ingat apa yang terjadi?'Artin berusaha menyembunyikan rasa penasarannya. Dia akan mencoba mencari cara lain untuk mengorek informasi dari bocah itu. Salah satu dari lima, seorang gadis berambut perak seusia Dan, tampaknya memiliki kemampuan telepati dan cukup tahu tentang apa yang terjadi. Mungkin Artin bisa mengetahui siapa lawannya jika berhasil menemukan gadis itu.“Kekuatan yang cukup menarik, Dan. Bisakah kamu menggunakan kekuatanmu untuk mengunci pergerakan lawan?"

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #78 Suatu Kebetulan Lainnya

    Tempat yang sedang Artin datangi adalah sebuah kubah besar dengan beberapa lantai, kamar dan ruangan besar di tengahnya. Tempat itu menjadi salah satu pusat penampungan bagi korban serangan monster. Ada beberapa Player dari militer yang juga menjaga area tersebut. Salah satu dari mereka berjalan memberi salam saat Artin dan Laila mendekati gerbang masuk. Seorang pria dengan pakaian militer mengangkat dan melambaikan tangannya. "Hai, Artin. Aku bersamamu dalam serangan terakhir beberapa hari yang lalu." Artin menundukkan kepalanya. "Aku mendapat izin dari Teddy untuk masuk ke dalam." Pria di hadapan mereka menoleh ke Laila yang berdiri di samping Artin, menggandeng tangannya.

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #77 Kembali Tersenyum

    Beberapa hari setelah pertarungan dengan Beastmaster berlalu dengan cukup damai. Tidak ada serangan apapun yang datang pada malam hari atau siang hari. Meski begitu, Artin dan Laila tetap rutin bersiaga, terutama di malam hari. Tentu saja, tugas mereka kali ini menjadi lebih mudah karena dukungan Fang, yang juga tanpa lelah berkeliling di sekitar rumah Laila. Sebuah portal berbentuk lingkaran kembali muncul mengambang di langit. Namun bedanya, kali ini tidak hanya ada satu, melainkan puluhan. Itu sebabnya militer dan beberapa Guild besar juga telah membagi kekuatan mereka secara merata untuk menangkal kemungkinan yang akan terjadi. Artin menyandarkan tubuhnya ke sofa besar di ruang utama rumah Laila. Malam itu, dia kembali bersiap untuk melakukan jadwal jaga seperti malam-malam sebelumnya. Awalnya, sulit untuk mengubah jam tidur dari malam ke siang, namun perlahan akhirn

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #76 Kehilangan Nyawa Atau Sebaliknya

    Artin membaringkan tubuhnya di atas batu besar, yang setengahnya terendam di tepian danau. Suara serangga terdengar saling bersahutan. Dan angin yang bertiup dari permukaan danau berulang kali menghembuskan aroma kesegaran, membuat ketenangan yang coba Artin cari dengan segera terwujud di dalam dirinya.Suara percikan air, terdengar. Setelah beberapa saat Laila membenamkan dirinya, di badan besar danau yang memantulkan cahaya bulan dengan sempurna malam itu.Artin masih memastikan mereka aman dengan meminta Fang untuk terus berkeliling dan menyisir area di sekitar mereka.“Kakak…”Beberapa percikan air mengenai wajah Artin. Tetesan air yang segera berlomba antara membeku atau mengering diterpa angin. Artin terbangun dari lamunannya, menyadari bahwa akhirnya, Laila mencoba berinteraksi kembali deng

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #75 Sedang Kehilangan Cahayanya

    Mereka, anggota Beastmaster, tampak bersikeras dengan niat mereka. Mereka tidak akan mundur sedikit pun sampai mencapai apa yang mereka inginkan. Membawa orang sebanyak ini padahal targetnya hanya dua orang. Laila sudah mencapai batasnya. Pertarungan lain yang dia lakukan akan benar-benar membahayakan nyawanya. Sedangkan, Artin yakin bahwa mereka tidak akan mundur sedikit pun setelah mengetahui, dua dari rekan mereka juga telah kehilangan nyawanya di tangan Laila. "Laila, bisakah kamu pergi menyelamatkan diri?” Artin mencoba berbisik pada Laila yang berlutut di belakangnya. Laila telah melakukan pertarungan dengan tiga orang sekaligus. Ia mampu bertahan hingga saat ini saja sudah merupakan prestasi yang cukup membanggakan. Artin bukan tidak memercayai Laila, tapi tentu saja, ada batas

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #74 Tidak Ada Yang Bisa Membantu

    "Sekali lagi, jangan mendekat kecuali aku meminta!"Laila berteriak, lalu meremas alat kecil di tangannya. Perhatiannya kembali pada dua orang yang berada tak jauh darinya. Laila panik dengan apa yang baru saja terjadi, tapi ada hal lain yang perlu dia khawatirkan kali ini, yaitu dua orang yang sedang dia hadapi.'Kenapa aku harus mendapatkan kekuatan ini? Meskipun, pada awalnya, aku pikir kucing itu lucu. Tapi tidak seperti ini!!!'Laila berulang kali membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika bulu-bulu di tubuhnya tetap ada bahkan setelah pertempuran usai. Selain itu, dia juga tidak akan percaya diri bertarung di depan siapa pun jika harus melakukannya dengan bentuk barunya.'Apa yang harus aku lakukan. Ini sangat memalukan. Apakah aku masih bisa kembali ke bentuk asliku?’

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #73 Akan Kubunuh Kalian

    Sepasang sayap transparan mengepak cepat. Tubuh Laila terlempar ke udara, menukik ke bawah dan jatuh kembali ke tanah dengan berlutut. Laila berhasil menghindari serangan pria dengan tangan reptil itu. Laila berdiri, memasang kuda-kuda, mengepalkan tinjunya. Matanya menatap tajam ke tiga orang yang berdiri tidak jauh darinya. “Kakak, tolong benar-benar beri aku kesempatan kali ini. Biarkan aku menyelesaikan ini sendiri.” Laila berbicara kepada Artin melalui alat komunikasi di telinganya. Sejauh ini, lawan yang dihadapi Laila tampak lebih kuat dari yang dia duga. Namun kali ini, Laila bertekad untuk membuktikan dirinya. Dia tidak bisa bergantung pada Artin selamanya. [Oke, bagaimana dengan Fang? Oke. Aku percaya kamu]

  • Terpaksa Jadi Karakter Utama   #72 Perlu Dijinakkan

    Sayap transparan yang mengepak di sekitar kepala Laila membuat tubuhnya terbang cepat menembus angin. Bahkan cahaya bulan pun tidak bisa menangkap bayangannya. Kedua telapak tangannya mengepal dan meremas dengan kukunya yang membuat luka di telapak tangannya. Bekas luka yang biasanya ditimbulkan oleh pisau yang dia gunakan dalam pertempuran telah benar-benar membuat Laila mati rasa dengan sensasi perih yang dia rasakan."Mereka benar-benar membuatku kesal."Laila telah berusaha sekeras mungkin menahan diri, bahkan ketika mereka dengan sengaja mengeroyok Artin malam sebelumnya. Laila telah menyimpan perasaan gelisah di hatinya, yang kali ini tidak lagi sanggup dia tahan.'Aku akan memastikan mereka merasakan sakit yang tidak akan bisa terlupakan hingga jiwa mereka meninggalkan tubuhnya.’Laila masih ingat denga

DMCA.com Protection Status