Celine memang melihatnya.Namun, dia juga hanya melirik pria itu sekilas. Pria itu kira-kira berumur lima puluhan, orangnya sangat gemuk, kesan yang diberikan seperti pria mesum yang suka mabuk-mabukan, membuat orang merasa sangat tidak nyaman.Dia memanggil Sheryn dengan panggilan "sayang".Melihat kelakuan dan kata-kata yang mesra itu, Celine mana mungkin tidak mengerti.Akan tetapi, ini tidak ada hubungannya dengannya.Sheryn punya kebebasan untuk memutuskan mau melakukan apa!Namun, tatapan Celine terhadap pria itu membuat Sheryn marah. Sheryn merasa kejijikan di mata Celine tertuju padanya.Celine menganggapnya rendahan!"Kak Celly, aku dan Nicholas sudah cerai."Sheryn refleks ingin Celine menarik kembali kejijikannya.Namun Celine ...."Aku tahu!"Nicholas pernah bilang padanya, mereka sudah cerai.Namun, Nicholas tidak bilang alasan mereka cerai, dia juga tidak bertanya. Ini masalah pribadi Nicholas dan Sheryn.Reaksi Celine bukan reaksi yang diinginkan Sheryn."Aku sekarang si
"Jangan sampai dia mengenalimu, nanti jadi nggak seru. Sebaiknya jangan sampai meninggalkan jejak."Sheryn tidak mau terlibat.Dia tidak tahu kenapa Celine bisa di Binara, tapi dia tahu kalau sampai Celine terluka sedikit saja, pria-pria yang menyayanginya itu sudah pasti tidak akan diam saja.Oleh karena itu, dia tidak boleh ketahuan."Hehe, aku mengerti, tenang saja. Memang kamu yang paling perhatian sama aku, kamu tenang saja, dia nggak bakal tahu siapa aku, nggak bakal biarin dia mencariku terus."Pria tua itu tersenyum mesum.Meski dia bilang begitu, pikirannya berbeda.Kalau wanita secantik itu mencarinya terus, dia juga tidak rugi. Namun, dia tidak tahu identitas dan karakter wanita itu, lebih baik dia tetap hati-hati.Pria tua itu pun mengejar Celine dengan terburu-buru.Di kegelapan malam, Sheryn mencibir.Dia sengaja mengeluarkan cincin "Penantian" yang diberi pria tua itu. Berlian merah itu meski tidak seberat yang dimiliki Celine, tetap saja menghabiskan banyak uang pria tu
Pengemis itu tertegun lalu perlahan-lahan sadar kembali, matanya yang bergetar melihat ke setumpuk uang itu."Kenapa bengong? Cepat pergi, ini sangat mudah, kamu tinggal bawa dia ke gang yang itu." Pria tua itu mulai merasa kesal.Beberapa kali dia mendongak melihat sosok wanita itu semakin menjauh, dia pun semakin buru-buru.Pengemis itu menelan ludah lalu berkata, "Oke!"Setelah itu, dia pun diam-diam mengejar sosok itu.Suara serak itu sangat tidak enak didengar, pria tua itu pun mengernyit. Namun, teringat orang yang dia suruh sudah menunggu di gang itu, ekspresi mesum di wajahnya semakin jelas.Dia segera memesan sebuah kamar di hotel mewah.Dengan wanita secantik itu, malam ini dia harus bersenang-senang.Sementara saat ini, pengemis tadi melihat sosok wanita di depannya dengan tatapan membara, langkahnya juga semakin cepat.Waktu itu, tidak lama setelah Carla pergi, dia dipukul sampai pingsan. Waktu dia bangun, dia sudah berbaring di jalanan dikelilingi orang-orang yang melihatn
Tenaga itu membuat Lily kesakitan sampai mengernyit.Dia melirik Celine yang tidak jauh darinya. Karena buru-buru, dia ingin mengibaskan tangan yang mencengkeramnya itu, tapi waktu dia berbalik dan melihat orang itu, di matanya hanya ada ketakutan."An ...."Suara Celine bergetar, dia refleks ketakutan sampai tidak bisa bersuara.Andreas ... juga ada di Binara!"Pergi!" Suara Andreas sangat dingin, seakan-akan punya niat membunuh.Dia mengibaskan tangan Lily dengan jijik, membuatnya jatuh ke tanah. Melihat Andreas, Lily bahkan tidak bisa berdiri.Dia tahu, ada Andreas, tidak akan ada yang bisa menyentuh Celine!Lily enggan menyerah, tapi dia juga tidak bisa apa-apa, dia marah tapi tidak ada tempat untuk melampiaskannya.Rambutnya yang berantakan menutupi setengah wajahnya.Andreas hanya meliriknya sejenak, merasa setengah wajahnya yang terlihat itu terasa familier. Namun, dia teringat sesuatu dan kembali melihat sosok yang semakin jauh itu. Setelah diam sejenak, dia kembali mengikuti s
Malam ini dia sudah membelikan banyak barang untuk Sheryn. Meski kebanyakan barang-barang itu akan diganti jadi barang tiruan nantinya, jadi tidak menghabiskan banyak uang,Sheryn tetap tidak pantas dibawa ke hotel terbaik di Binara.Pria tua itu langsung membatalkan pesanannya tanpa ragu-ragu.Waktu Sheryn sampai, pria tua itu langsung menyambutnya dan mengelus pahanya dengan mesum. "Malam ini kita cari yang dekat-dekat sini saja ya?"Dia terlihat sangat buru-buru, seakan-akan ingin langsung menelanjangi Sheryn sekarang juga.Sheryn pun mendorong pria tua itu dengan manja. Sekarang, dia tetap masih penasaran kenapa Celine bisa kabur. "Malam ini bukannya sudah ada rencana? Mana orang tadi?"Maksudnya adalah Celine.Mengungkit hal ini, pria tua itu tetap kesal. "Semua gara-gara pengemis gila ini! Aku suruh dia memancing wanita cantik tadi ke gang di depan itu, aku sudah menyuruh orang menunggu di sana. Tapi pengemis ini malah membiarkan wanita itu pergi. Sialan!"Setelah itu, dia lagi-l
"Kamu salah orang!"Setelah itu, Andreas langsung berbalik pergi.Dia hanya berniat baik, takut orang-orang jahat tadi mengikuti wanita itu, makanya diam-diam mengantarnya pulang.Sekarang wanita itu sudah pulang, sudah aman, tugasnya sudah selesai.Andreas pun menghentikan sebuah taksi.Taksi itu melaju pergi, sedangkan satpam tadi masih kebingungan."Salah orang? Nggak salah, kok. Tadi itu ... bukan Tuan Andreas? Aku salah orang?" Satpam itu mengernyit, lalu kembali memastikan kalau dia tidak salah orang.Meski penghuni di sini tidak sedikit,Tuan Andreas dan istrinya sangat tampan dan cantik, asalkan sudah pernah lihat pasti tidak akan lupa. Dia mana mungkin salah orang?Orang tadi sudah pasti Tuan Andreas!Mereka bertengkar?Satpam tadi berpikir panjang dan memutuskan hanya ada kemungkinan ini.Namun, dengan perasaan Tuan Andreas pada istrinya, kalaupun bertengkar, pasti bakal segera membujuk istrinya.Seperti dugaannya, keesokan paginya, sebelum langit terang, Tuan Andreas sudah d
Mata para wanita pun berbinar-binar.Andreas seakan-akan tidak melihat tatapan mereka.Tiba-tiba, dia melihat seorang gadis kecil yang jualan bunga dan tanpa dia sadari, dia berjalan menghampirinya."Kak, mau beli bunga?" tanya gadis kecil itu.Andreas tiba-tiba sadar lalu tersenyum pahit. Apa yang sedang dia lakukan?Dia benar-benar menuruti kata-kata sopir itu?Wanita itu jelas-jelas tidak kenal dia."Pacar Kakak pasti bakal suka." Gadis kecil itu mengeluarkan sebuket bunga mawar.Warna merah yang mencolok itu membuat Andreas melamun sejenak. Di benaknya bisa-bisanya muncul seseorang yang memakai gaun merah. Dia ingin menangkap ingatan itu, tapi terlambat.Hatinya penuh dengan kekecewaan seakan-akan kehilangan sesuatu."Kakak ...."Gadis kecil itu mengulurkan bunga itu ke depan Andreas.Andreas sadar kembali, lalu akhirnya dia mengambil buket bunga itu dan bayar.Melihat bunga merah di tangannya, sebuah gejolak muncul di hatinya, di benaknya muncul adegan dia memberikan bunga ini ke
Orang di depannya ....Begitu Celine memanggil nama itu, dia sudah tahu kalau dia salah panggil.Bukan Andreas, itu Dylan.Celine merasa kecewa, lalu melihat kekecewaan di wajah Dylan, dia juga merasa bersalah. "Dylan, maaf, aku ....""Nggak apa-apa ...."Tanpa menunggu Celine selesai minta maaf, Dylan sudah tersenyum cerah.Dia mana mungkin tidak tahu serindu apa Celine pada kakaknya!Namun, mereka sudah cari selama ini, tetap tidak ada kabar apa pun, Dylan juga merasa bersalah. Dia pun mendorong buket bunganya ke Celine sambil berkata, "Kak Celine, aku dan kakakku memang mirip. Ini untukmu, anggap saja aku ini kakakku. Aku juga menggantikan kakakku memberimu bunga ini."Menggantikan kakaknya memberinya bunga ....Celine pun menerima bunga itu. "Terima kasih, Dylan."Dia melihat-lihat bunga itu, lalu melihat orang itu. Namun, sosok yang muncul di benaknya adalah Andreas."Ah, bunganya sudah dikasih ...."Para wanita di sekitar refleks berteriak.Bisa menerima bunga dari pria tampan me
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s
Dia pernah membayangkan berbagai macam skenario waktu mereka bertemu, tapi dia tetap tidak berani.Asistennya seakan-akan bisa menebak apa yang dia pikirkan. "Nyonya mau bertemu Nona?"Nyonya kalau mau bertemu Nona, dia akan segera mengaturnya.Namun, setelah merenung sekian lama, wanita itu akhirnya menggeleng. "Nggak, nanti saja ...."Nanti saja ....Jelas-jelas baik di Mastika maupun di Binara, Nyonya selalu diam-diam melihat Nona. Namun, setiap kali selalu hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekat.Dia sepertinya takut mendekati Nona.Asisten itu tidak bertanya lagi.Suasana di dalam kamar hening sampai wanita itu tiba-tiba berkata, "Bagaimana dengan dia?"Waktu mengucapkan kata "dia", mata wanita itu terlihat dingin, sampai-sampai membuat asistennya merinding."Dia ada di Asia." Asisten terus mengikuti lokasi terbaru "dia"."Sudah di Asia?" ujar wanita itu sambil mengangkat alisnya.Dia seperti orang yang sedang bermain dengan kucing peliharaannya, sangat menikmati kesenangan
Sebenarnya mananya yang salah?Celine terus berpikir, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban.Albert dan Dylan bertatapan, menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghibur Celine.Beberapa hari ini, waktu mereka sedang mencari Andreas, mereka selalu merasa ada sepasang tangan tidak terlihat yang terus menghalangi mereka.Sebenarnya masalahnya di mana?Mereka juga ingin tahu.Sementara saat ini, di suatu tempat di Binara.Di sebuah ruangan yang sangat luas, di depan jendela panorama, seorang wanita duduk di sofa sambil memegang segelas arak.Dia mengaduk anggur merah di tangannya, membentuk lengkungan yang indah di gelasnya, tapi wanita itu tidak meminumnya.Dia melihat ke luar jendela dengan ekspresi serius, seperti sedang memikirkan sesuatu.Asisten wanita di sebelahnya tiba-tiba menerima sebuah panggilan, lalu berkata pada wanita di sebelahnya, "Nyonya, mereka sudah mau naik pesawat, apakah mau dihentikan?"Mereka yang dia maksud adalah Andreas dan Lala y
"Siapa itu?" Tiba-tiba terdengar suara seseorang.Lala langsung tersentak dan menoleh melihat Andreas di sampingnya.Tadi Andreas mendengar gumaman Lala yang meminta maaf pada kakaknya. Dia pun mengikuti arah pandang Lala dan melihat sosok itu.Sosok itu ....Andreas mengernyit.Lala menyadari sesuatu dan langsung menjelaskan, "Orang itu dari belakang mirip kakakku, tapi cuma mirip, bukan dia.""Oh ya?"Di ingatan Andreas sepertinya tidak ada informasi tentang kakaknya Lala.Dia tidak tertarik dengan kakaknya Lala, tapi sosok itu ...."Aku kenal dia?" ujar Andreas tiba-tiba. Dia merasa sosok itu agak familier.Lala terkejut di dalam hati. "Kamu mana mungkin bisa kenal dia? Kamu nggak kenal dia!"Tidak kenal?Muncul kekecewaan di mata Andreas. Kemudian, dia melihat sosok yang tadinya buru-buru pergi itu tiba-tiba berhenti.Lala juga melihatnya.Menyadari sesuatu, Lala langsung merangkul lengan Andreas dan menariknya ke samping.Ketika Hansen berbalik, sebuah tiang kebetulan menutupi mer
Dua pertanyaan ini terus berputar di benak Celine.Semakin dia pikirkan, hatinya semakin gelisah.Dari telepon saja Hansen bisa merasakan suasana hati Celine saat ini."Celly, dengarkan aku, jangan memikirkan ini lagi. Kamu tunggu aku, aku ...." Saat berbicara sampai sini, Hansen tiba-tiba melihat sosok yang familier di antara kerumunan orang.Hanya dalam sekilas, dia sudah mengenali orang itu."Andreas ... " gumam Hansen.Dia seketika lupa kalau dia sedang berbicara dengan Celine di telepon, dia langsung berlari ke arah sosok itu."Kak, kamu bilang apa?" Celine menyadari keanehan Hansen.Namun, pertanyaannya ini tidak mendapatkan jawaban.Saat ini di benak Hansen hanya ada sosok itu, dia pun berlari ke kerumunan. Jelas-jelas dia terus menatap sosok itu, sama sekali tidak melepaskannya,tapi waktu dia tiba di tempat dia melihat sosok itu, orang itu sudah hilang.Hansen segera melihat sekeliling, dia melihat setiap orang yang berlalu lalang secara saksama. Waktu melihat sosok yang mirip
Jantung Celine berdetak sangat kuat.Kegelisahan yang dia rasakan semakin kuat, dia segera meninggalkan kursinya lalu berpesan pada staf dan kembali ke belakang panggung.Rekaman CCTV pun diputar.Staf yang ada di samping Celine sama sekali tidak berani lengah, dia mencari sosok orang itu dengan saksama.Namun ....Orang yang mengantarkan cincin itu seakan-akan menghilang tanpa jejak, seolah-olah orang ini tidak pernah ada."Kenapa ... kenapa bisa begini? Jelas-jelas ... tadi seorang pria yang memberikannya padaku. Orangnya nggak tinggi, dia pakai masker, yang lainnya biasa-biasa saja ...."Staf yang tadi berusaha mendeskripsikan orang itu.Namun, ketika mereka mencari-cari orang yang sesuai dengan deskripsi dia, tetap tidak menemukan orang itu.Celine semakin merasa hal ini tidak normal.Siapa sebenarnya? Apa yang mau dia lakukan dengan mengantarkan cincin ini?Kenapa harus "Penantian"?Celine melihat cincin di tangannya, satunya diberikan oleh Andreas, sedang dipakai di jari manis ki
Namun, orang-orang yang hadir adalah orang-orang penting. Setelah pertunjukan selesai, mereka pun tenang kembali dan fokus ke kompetisi yang dilanjutkan kembali.Begitu Celine kembali ke kursi juri, staf di belakang panggung pun memberi tanda "mulai" kepada pembawa acara."Selanjutnya, kita persilakan desainer selanjutnya ...."Seiring dengan ucapan pembawa acara, desainer yang dia maksud naik ke panggung. Layar proyektor yang tadi menunjukkan video memalukan pun menunjukkan karya desainer.Setelah itu, satu per satu karya desainer dipertunjukkan ke para juri dan penonton.Celine melihat karya-karya itu, tapi entah kenapa di benaknya muncul nama "Tuvin Sarwen".Tidak hanya itu, dia bahkan merasa gelisah, seakan-akan ada sesuatu yang semakin jauh darinya, dia akan segera kehilangan sesuatu itu.Ada apa dengannya?Jelas-jelas sudah terbukti kalau Tuvin Sarwen bukan Andreas.Kenapa tiba-tiba dia merasa seperti ini lagi?Celine merasa hatinya sangat tidak enak, dia refleks menyentuh cincin
Sheryn melihatnya, di matanya pun muncul harapan.Namun, sosok itu hanya berhenti sejenak lalu kembali berjalan maju dan menghilang dari pandangannya.Sheryn merasa hatinya seketika kosong, seakan-akan ada sesuatu yang keluar........."Celly, aku ...."Di perjalanan kembali ke lokasi lomba, Nicholas terus mengikuti Celine.Dia merasa bersalah karena kejadian hari ini.Hari ini Grup Nadine mengadakan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional, tapi karena masalah keluarga mereka, babak final itu jadi harus dihentikan sementara.Sheryn melakukan semua ini sebenarnya karena menargetkan dia dan Keluarga Tantra.Selain itu, hal yang tidak dia katakan pada Celine itu ....Nicholas sudah memikirkan banyak kata-kata untuk menjelaskan, tapi begitu dia membuka mulut, Celine seakan-akan sudah tahu apa yang mau dia katakan."Kak Nicholas ...."Celine berhenti melangkah lalu menyela Nicholas. Saat ini, Celine terlihat tulus tapi juga tegas, seakan-akan mau mengatakan hal yang sangat penting p
"Aku tahu malam itu kamu sengaja, tapi aku tetap pergi bukan karena kamu itu Sheryn, tapi karena kamu tunangannya Kak Nicholas.""Aku juga tahu kamu menyembunyikannya dari Kak Nicholas. Sejak kapan dia tahu? Apa pas kalian pulang ke Binara untuk pesta pernikahan?"Celine teringat pertemuannya dengan Nicholas setelah itu.Nicholas seperti ingin memberi tahu dia sesuatu, tapi ragu-ragu.Namun, ada hal-hal yang lebih baik tidak usah diungkit.Kalaupun Nicholas ingin memberi tahu dia, dia juga akan mencari alasan untuk menyela Nicholas."Aku tidak mau Kak Nicholas merasa bersalah. Malam itu, aku nggak apa-apa, Kak Nicholas juga nggak perlu menanggung hal yang nggak seharusnya dia tanggung karena kamu.""Sedangkan kamu ...."Ekspresi Sheryn semakin suram."Semua rencana dan jebakanmu itu cuma nggak aku anggap. Kamu ... juga nggak kuanggap."Sheryn akhirnya tahu apa arti dari ketenangan Celine.Tidak peduli ....Benar!Dia bahkan tidak berhak untuk dianggap oleh Celine.Apa pun yang dia laku