"He ... hehe .... Nggak usah berterima kasih, bukannya sudah seharusnya aku melakukannya?"Dylan merasa agak malu karena ucapan terima kasih Celine.........Celine bisa melihat kalau mereka punya rencana lain untuk Lily.Namun, dia tidak bertanya banyak tentang itu, mereka menyuruhnya tinggal sementara di sini, dia sudah bisa menebak kalau sekarang dia tidak boleh menunjukkan diri.Mereka mau membuat Lily mengira kalau dia sudah mati agar Lily menunjukkan wujud aslinya.Lily ....Kalau hanya Lala, Celine tidak akan semarah ini, tapi sekarang pelakunya adalah Lily, semuanya jadi berbeda.Dia masih belum mencari Lily untuk kematian Kakek, kali ini, tagih sekaligus!Celine menanti hari di mana dia bisa menagih utang Lily.Di malam berita kematian Celine tersebar, Andreas buru-buru pulang ke Mastika. Dengar kabar, Tuan Andreas membuat keributan di kantor polisi, tidak menerima penjelasan kalau "Celine meledak sampai tidak tersisa apa pun".Kalaupun tidak tersisa apa pun, pasti ada petunju
Ekspresinya itu membuat orang kasihan padanya, mana mungkin dia bicara dengan sangat sombong? Pasti mereka salah dengar!Wahyu berpikir seperti itu, tapi Carla malah mencibir di dalam hati.Si Lala palsu ini sampai sekarang masih mempertahankan "aktingnya", takutnya tidak lama lagi akan menunjukkan sifat aslinya.Wahyu mengkhawatirkan kesehatan Lala, jadi dia berkata, "Nona Lala, lebih baik Nona jangan pergi ....""Nggak, aku mau pergi, aku mau menjemput Kakak."Setelah itu, dia langsung turun.Tanpa menunggu Wahyu menasihatinya lagi, dia langsung berlari keluar. Tak lama kemudian, terdengar suara mobil di luar."Nona Carla, Nona Lala ...." Wahyu terlihat khawatir.Dia takut Lala menyalahkan dirinya atas kematian Celine, takut Lala tidak bisa konsentrasi menyetir dan terjadi sesuatu.Nona Celine sudah begitu, kalau terjadi sesuatu kepada Nona Lala juga, Tuan Muda mana mungkin bisa menerimanya?Wahyu terlihat seperti ingin menangis.Carla pun menenangkannya. "Nggak usah khawatir, dia ng
Celine sering memakai kalung itu.Lala pernah memuji kalung itu cantik dan ingin membeli yang sama. Namun Celine bilang itu hasil desain dia, di dunia ini cuma ada dua, satunya di Celine satu lagi dia berikan ke temannya.Lala tahu teman itu adalah Winny.Waktu itu Lala bahkan pura-pura cemburu, Celine tetap tidak mengalah mau memberinya satu.Lily ingat hari itu Celine juga memakainya.Semua bukti menunjukkan kalau mayat itu adalah Celine!"Kakak, Celly ... Celly kasihan sekali ...." Lily menangis terisak-isak.Kesedihannya bahkan melebihi Hansen.Namun di dalam hati, dia malah menikmati reaksi Hansen.Sejak melihat "Celine", Hansen seakan-akan juga memastikan identitas Celine dengan kalung itu. Saat itu juga, Hansen seperti kehilangan jiwanya.Dia bahkan sudah jarang menanggapi "penyalahan diri" Lala, seakan-akan tenggelam dalam perasaan sedih dan menderita.Sebagai kakak Celine, dia meminta "mayat" Celine dari pihak kepolisian.Meski dikatakan mayat, sebenarnya hanya beberapa bagian
"Lala, ini bukan salahmu, ini kecelakaan. Albert marah, tinggal dilampiaskan saja. Tapi kamu ... nggak boleh kenapa-napa."Hansen melihat Lala lalu berusaha untuk tersenyum, tapi senyumannya terlihat sangat pahit."Aku nggak berhasil melindungi satu adikku, satu lagi adikku harus aku lindungi baik-baik!"Hansen sangat tegas, seperti sedang bersumpah.Dia dulu tidak berhasil melindungi Lala. Sekarang, dia harus melindungi Celly!Namun, Lily malah mendengarnya sebagai Celine sudah mati, Hansen mau melindungi dia!Meski dia itu palsu, di mata Hansen, dia itu Lala!Lily bersorak gembira di dalam hati.Senang banget jadi Lala!Punya seorang kakak yang melindunginya, di masa depan kalau dia mau menguasai seluruh Grup Nadine, pasti Hansen juga bakal setuju.Abu itu sudah dibawa pergi Albert.Keluarga Nadine pun tidak mengadakan upacara pemakaman. Dengar-dengar, hari itu setelah membawa pergi abu itu, Albert dan Donny langsung meninggalkan Mastika.Selama beberapa saat ini, suasana di seluruh
Suasana di dalam ruang rapat hening sekian lama.Hansen menunjukkan ekspresi suram, jelas terlihat sangat tidak senang.Carla duduk di tempat yang paling sudut. Sejak Lala kembali, dia sudah bukan nona pertama Keluarga Nadine, sifatnya juga berubah 180 derajat.Namun tidak ada yang peduli padanya, hari ini dia datang juga cuma supaya anggotanya lengkap.Lily mengernyit, tapi dalam hati sangat senang.Di dalam ruang rapat ini, hanya dia yang paling menyambut kedatangan Jessy. Dia bahkan melakukan sesuatu di belakang agar Jessy bisa datang hari ini.Dia akhirnya bisa meminjam mulut Jessy untuk mengungkit hal yang paling dia pikirkan saat ini.Namun, kesenangannya tidak boleh diungkapkan.Di permukaan, dia mengekspresikan amarahnya. "Bibi, mayat Celly saja belum dingin, kamu sudah bicarain ini. Keserakahanmu bisa jangan terlalu terlihat?""Celly sudah mewarisi Grup Nadine, berarti sudah jadi punya Celly. Kamu kenapa ... kenapa ...."Dia langsung menyalahkan Jessy, bahkan seperti mau menan
Jessy tidak menyangka Hansen bakal setuju semudah ini.Dia bahkan sudah menyiapkan sangat banyak alasan dan jurus cadangan, intinya dia sudah bersiap-siap untuk melakukan perang jangka panjang dengan Hansen.Namun, di luar dugaannya, Hansen bilang ... oke!"Bagus, bagus ... bagus kalau kamu mengerti." Jessy menghela napas lega.Hansen setuju secepat ini justru membuat Jessy selanjutnya tidak tahu harus bagaimana. Untungnya dia segera tenang kembali."Hansen, bagaimana kamu mau membagi Grup Nadine?"Nada suara Jessy jadi jauh lebih tenang, dia pun melihat Hansen dengan mata berbinar-binar.Hansen menunduk, lalu menjawab seperti sebuah robot yang tidak berjiwa, "Selain saham yang dimiliki para petinggi tua, Bibi, Lala dan Carla masing-masing dapat saham lima persen!"Lima persen?Untuk sesaat, Jessy tidak bisa menghitung berapa persen yang dimiliki Hansen.Namun, lima persen sudah pasti tidak cukup.Secara refleks, Jessy memutar bola matanya dan berkata, "Nggak bisa, seenggaknya juga har
Tatapan itu sangat dingin.Selama ini Hansen selalu melihatnya dengan lembut, mana mungkin seperti ini?Namun tak lama kemudian, emosi dingin di matanya menghilang. Waktu Lily melihat Hansen lagi, tatapannya sudah kembali lembut.Namun tadi ... apa cuma bayangannya saja?Tidak, bukan!Hatinya jelas-jelas gemetar karena kedinginan itu, tidak mungkin cuma perasaannya saja.Lily mengernyit, dia mau mencari tahu.Tepat ketika dia sedang berpikir, dia mendengar Hansen berkata secara perlahan, "Aku cuma sisa satu adik, apa yang harus kulakukan?"Suaranya penuh dengan penderitaan.Lily segera sadar kembali. Semakin Hansen sedih, semakin dia harus menunjukkan kegunaannya. "Kak, aku bakal menemanimu seumur hidup!"Sisa satu adik itu sudah pasti dia!"Apakah sepuluh persen cukup?" tanya Hansen.Kalau tadi menghibur Hansen adalah misinya, maka sekarang waktu mendengar pertanyaan ini, dia langsung semangat.Tidak cukup! Tentu saja tidak cukup!Dia mau semuanya, seluruh Grup Nadine! Namun, takutnya
Lily mengira Hansen percaya padanya seratus persen, seketika dia pun semakin tenang. Dia semakin yakin kalau semua yang pernah dia lakukan sebelumnya tidak boleh diketahui Hansen selamanya.Sementara di masa depan ....Dia cuma perlu jadi Lala, jadi adiknya Hansen dan menikmati kebahagiaan ini!"Kak, ayo kita pulang istirahat." Lily pun langsung lega dan mulai bersikap manja pada Hansen.Dia segera menarik Hansen keluar, tanpa sadar begitu dia balik badan, mata Hansen langsung dipenuhi dengan kejijikan.Hansen ingin mengibaskan tangan Lily.Namun dia menahan diri, memberi tahu diri sendiri kalau dia harus memikirkan rencana mereka.Tinggal sebentar lagi, begitu Lily menunjukkan ekor rubahnya, mereka sudah boleh mulai menyerang!Saat ini, Hansen pun merasa iri dengan Andreas.Dengan satu kecelakaan, Andreas keluar dari perhatian publik.Hampir semua orang mengira kalau orang yang terluka parah di kecelakaan hari itu adalah Andreas.Hampir semua orang mengira kalau Andreas tidak muncul b
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s