Ian Palmer memberi kode pada Dianne untuk menemani Tina, sementara ia kemudian membawa kedua petugas polisi itu berbincang sedikit menjauh dari sana.
Dianne langsung duduk di samping Tina dan memegangi tangan ibunya itu. “Apa yang diambil perampok Bu?” tanyanya cemas.
Mereka sudah tidak memiliki apa-apa, lalu mengapa perampok sampai datang ke rumah mereka?
Apa lagi yang bisa diambil dari rumah ini?
“Se-semua… perhiasanku… tidak ada… mereka me-mengambilnya…”
“Perhiasan apa?“ Dianne terkejut. “Ibu sudah tidak punya perhiasan, kita sudah menjualnya semua untuk bayar hutang kartu kredit Ibu, kan?”
“Perhiasanku! Yang aku sembunyikan di brankas kecil di lemari!” pekik Tina histeris. “Aku masih memiliki beberapa!”
“Kenapa bisa--” Dianne tersentak. “Jangan bilang kalau saat itu Ibu membohongi Paman Tony soal investasi??”
“Silakan Nona kembali ke dalam. Jika Nona perlu sesuatu dari luar, kami akan membawakannya untuk Nona.”‘Sial!’ Elara mengumpat dalam hati.Gadis itu baru saja ingin keluar. Siapa sangka, begitu ia membuka pintu, satu sosok bertubuh tinggi besar langsung menghadang tepat di depan pintu dan melarangnya keluar.Tanpa banyak kata, Elara menutup pintu dengan setengah membantingnya dan berjalan gusar ke pantri.Ia menuangkan segelas air putih, untuk menenangkan diri dan duduk setelah mengempas kasar bokongnya di salah satu kursi terdekat.Sejak ia bangun tadi, ia tidak mendapati Arion di manapun. Semula ia mengira Arion sudah kembali. Ternyata pria itu belum kembali.Ini sudah jam 10 pagi.“Hah! Biar saja jika dia tidak mau pulang!” gerutu Elara lalu meneguk air dalam gelas hingga tandas dan meletakkannya kasar ke atas meja, hingga terdengar berdentang cukup kencang.Jari jemarinya yang lentik mengetuk meja. Sesaat berikutnya ia kembali mengisi gelas dengan air putih lalu melangkah menuju p
“Hey apa nih?!” Kedua mata Jeanne melebar saat melihat dua lelaki yang berdiri di depan pintu apartemen yang akan ia tuju.Sungguh, ia terkejut. Begitu tiba di apartemen dan di depan unit yang disebutkan Arion melalui pesan teks, ia mendapati kedua orang sangar ini ada di depan pintu.“Apa aku salah tempat yah?” Jeanne bergumam lalu membuka lagi pesan dari Arion. “Ini unit 1016. Benar.”Gadis itu melirik pada dua lelaki bertubuh besar tegap itu. “Apa ini… unit 1016?” Kalimat retoris Jeanne hanya untuk membuka percakapan dirinya dengan para lelaki tampak sangar tersebut.“Kau siapa? Ada perlu apa?” Salah satu dari kedua orang itu bertanya datar dengan suara yang cukup membuat Jeanne urung maju, karena takut.“Aku.. teman Elara. Arion memintaku datang untuk menemani--”“Oh Nona! Maafkan kami, silakan masuk!”Belum sempat Jeanne menuntaskan kalimat penjelasannya, kedua orang itu tampak terkesiap begitu mendengar nama Arion keluar dari mu
“Jadi Arion bilang, itu baru calon? Belum benar-benar menjadi tunangan?”Elara mengangguk pelan, menjawab cecaran pertanyaan Jeanne sedari tadi.“Jadi apa masalahnya? Itu baru calon, Sayang! Calon. Baru. Mau. Akan. Itu pun kalau jadi dan kalau Arion nya mau. Kau bilang tadi, Arion mengatakan tidak mau?”“Ya. Dia bilang karena kami sudah menikah. Karena dia telah menikah denganku.”“Ya memang seharusnya begitu. Lalu?” Jeanne mengernyit.“Jika kami belum atau tidak menikah, apakah itu berarti dia akan bertunangan dengan perempuan itu?” keluh Elara.Jeanne yang mendengarnya, memiringkan kepala. “Memang kau berharap apa?”“Apa?” Kepala Elara terangkat lalu menggeleng lemah. “Tidak, aku tidak berharap apa-apa.”“Masa?”“Ah, aku tahu!” cetus Jeanne lagi dengan suara keras. “Kau berharap mendengar ‘aku tidak menerima pertunangan itu, karena aku mencintaimu’! Iya kan?”“Kau gila.”“Aku gila, tapi aku benar,” dengkus Jeanne sambil mencibir.Elara menggigit bibirnya --menampik perkataan ngawur J
Dear all ReeFellows teman setia Elara dan Arion,Author mo curhat yang dikit lebay nih yah…Author terkaget-kaget saat cek GEMS* dari kalian semua, itu melimpah dan saling susul menyusul.Terima kasih banget Author ucapkan. Hadiah GEMS kalian Author terima sebagai bentuk apresiasi dan dukungan luar biasa dari kalian.Saking terharunya, kemarin Author pun langsung semangad menulis sampe lupa waktu *neguk kopiMeski linu, pantat panas dan sedikit sakit pinggang kebanyakan duduk berjam-jam di depan laptop, tapi demi membalas apresiasi kalian, Author rela.. #AhiiwwAlhasil, untuk kalian kesayangan Author, 5 bab hari ini on the go!. #Yeaayy!!Pokoknya, gitu deh. ^,^So…. Thank You So Much dan Enjoy 5 Bab kalian spesial hari ini!!==== * * * ===Buat yang belum tahu apa itu Gem di GoodNovel;*GEMS (yang bergambar berlian biru itu tuuh) diberikan untuk buku yang kalian baca, saat kalian menekan “VOTE” di kanan bawah setiap Bab/Chapter berdampingan dengan kolom “Komentar”. Bagaimana cara me
“Kami mendeteksi pergerakan orang itu masuk ke Nevada, Tuan. Namun kami kehilangan jejak setelah dari sana. Orang itu sepertinya menyadari telah diikuti.”Arion bergeming. Kedua kelopak mata itu menurun dengan tubuh bersantai ke belakang. Namun berbanding terbalik dengan itu, kedua tanga Arion mengepal erat.Bertahun-tahun sudah, ia mencari orang itu. Tidak pernah satu kali pun terdeteksi keberadaannya.Saat ini, ia mendapat petunjuk keberadaan orang itu. Tentu saja, ia tidak boleh kehilangan jejaknya lagi.Max menoleh sesaat untuk memperhatikan ekspresi Tuan-nya, lalu berkata pada anak buahnya yang berdiri di seberang mereka. “Terus pantau dan kerahkan beberapa orang yang berada di Nevada dan jalur penghubung darat di empat titik.”Anak buah Arion mengangguk takzim. “Baik Bos.”Max memberikan isyarat tangan dan membiarkan bawahannya itu keluar ruangan.Ia dan juga Tuan-nya kini tengah berada di San Bernardino.Pusat pemantauan terlengkap dan tercanggih, Arion tempatkan di markasnya y
“Sebelah sini, Nona Goldwin,” Kepala Pelayan merentangkan sebelah tangan sebelum ia memimpin jalan bagi Isabelle Goldwin ke satu ruangan.Isabelle mengedarkan pandangan dan mengagumi setiap sudut bangunan megah serupa mansion itu.Langit-langit yang tinggi dengan ukiran rumit dan chandelier megah menghiasinya. Kaca-kaca tinggi dengan dinding perpaduan warna putih dan emas yang terlihat mewah.Jantung Isabelle berdetak kagum melihat segala kemegahan yang tersaji sejak pertama matanya menangkap pemandangan di gerbang depan.Semua sajian kemewahan serta kemegahan tersebut, memang pantas diwakili oleh sebutan ‘Grand Haven’ yang dipilih dan digunakan sebagai nama mansion tempat tinggal keluarga Ellworth ini.Butuh sekian menit untuk tiba di lobi depan dan beberapa menit lainnya, untuk masuk lebih ke dalam.Sungguh, ia bisa membayangkan kelak akan menjadi Nyonya dari kediaman megah ini.Semua yang ada di mansion tersebut tidak bisa tidak membuat Isabelle membayangkan betapa indahnya menjadi
Membutuhkan waktu sekitar enam jam setengah untuk kembali ke Hillsborough dari San Bernardino.Arion melonggarkan dasi dengan tangan kiri, lalu menyandarkan tubuh ke belakang. Memandangi jalan mulai temaram dan terlihat sepi.Ini adalah bulan Juli, suhu siang hari mencapai dua puluh empat derajat celcius --tidak sejuk, namun juga tidak terlalu panas, sementara di malam hari akan bekisar delapan belas derajat celcius.Amerika memang memiliki suhu yang bervariasi karena ukuran dan topografinya yang beragam. Setiap negara bagian memiliki karakteristik iklim yang berbeda.Iklim di bagian barat seperti California ini, terdapat iklim Mediterania dengan musim panas yang hangat dan kering serta musim dingin yang sejuk dan basah.Karena itu, meskipun bulan ini masuk pada musim panas, namun siang hari terasa masih cukup hangat dan tidak terik seperti di wilayah lain.Musim panas selalu menjadi bayang-bayang gelap bagi Arion, karena pada musim panas --tepatnya pada minggu awal bulan Juli, ia da
Elara menatap jam duduk di atas nakas.Ia telah membereskan semua bungkus atau kemasan kosong bekas dirinya dan Jeanne sejak sore tadi.Jeanne makan siang di tempat Elara dengan memesan makanan dari luar. Elara bahkan memesan dan memberikan bagian juga pada kedua anak buah Arion yang berjaga di luar.Gadis bermanik zamrud itu juga menawarkan keduanya masuk, namun dengan sangat cepat mereka menolak dan terlihat gugup.Tidak ada satu pun dari mereka yang bahkan memikirkan tawaran Elara itu dan hanya langsung menolak mentah-mentah gadis itu.Elara hanya mendapat kesan, bahwa keduanya teramat takut pada Arion dan tidak berani melewati batas dengan berada dalam satu ruang tertutup dengan dirinya.Gadis itu menghela napas.Makan malam pun baru ia pesankan untuk kedua penjaga tersebut, sementara dirinya sendiri tidak makan apapun malam ini.Ia sungguh tidak berselera.Makan siang tadi pun, ia hanya melakukannya karena ada Jeanne dan Jeanne yang bersikeras agar dirinya makan.Elara mengesah l