"Dion, kirimkan paket sarapan pagi untuk Olivia dan teman-teman sekelasnya. Cepat." perintah Samuel pada asisten pribadinya yang serba bisa."Bos ingin mengirimkan sarapan untuk nona Olivia? Tapi kenapa harus sekelas?" tanya Dion yang masih tidak paham kenapa harus sebanyak itu."Olivia pasti akan tahu kalau sarapan itu dari ku jika sarapan itu hanya satu untuknya. Tapi kalau sarapan itu diberikan kesetiap orang di kelasnya, maka ia tidak akan berpikir itu dari ku." Terang Samuel."Cinta mu untuk nona Olivia memang sungguh luar biasa bos!" Puji Dion. "Tapi kebodohan mu lebih di luar nalar!" Sambung, cemooh."Kutu kupret! Sana jangan banyak bacot! Kerjakan yang aku perintahkan!"Titah Samuel."Siap laksanakan captain!" sahut Dion."Oh iya! Bagaimana dengan misi pintu rahasia yang aku perintahkan padamu kemarin? Kapan kau akan eksekusi?" Tanya Samuel, teringat akan misi yang telah dia berikan kemarin pada Dion."Misi itu akan di eksekusi pagi ini juga. Aku sudah mengatur aga pagi ini ti
"Kak, apa kau masih tidak menemukan dimana Samuel?" tanya Sonya pada Deri.Dengan terpaksa Deri mengeluarkan beberapa foto kepada Sonya."Apa ini?" tanya Sonya sambil mengambil foto-foto itu."Kalau kau ingin tahu dimana Samuel beberapa hari ini, maka jawabannya akan kau dapat di foto itu." Jawab Deri lemah. Deri tidak bermaksud untuk mengkhianati sahabatnya itu. Namun adiknya sudah mengacam untuk bunuh diri berkali-kali padanya. Apa yang harus dia lakukan? Apakah dia tega melihat adik satu-satunya mati di hadapannya?Tidak! Sebagai seorang kakak, Deri pasti akan lebih memilih adiknya. Sehingga dengan terpaksa dia menutup matanya atas cinta Samuel pada Olivia."Apa? Samuel saat ini sedang bersama Olivia?!" Sentak Sonya kaget dan marah."Benar. Sudah beberapa hari ini Samuel bersama dengan Olivia." Angguk Deri pelan."Sonya! Kau tahu sendiri kalau Samuel dan Olivia itu saling mencintai. Aku harap kau menyudahi saja cinta mu pada Samuel. Tidak ada guna nya kau memaksa kan cinta mu itu
Samuel langsung bersembunyi di bawah tempat tidur Olivia saat Olivia tiba-tiba bergerak. Tentu saja untuk kabur ke kamar nya yang ada di sebelah kamar Olivia, waktunya pasti tidak cukup. Sehingga satu-satunya cara untuk tidak ketahuan adalah dengan ngumpet di bawah tempat tidur. "Aaooomm!!" "Apa aku tertidur?" Olivia merenggangkan semua otot-ototnya lalu mengusap matanya. Rupanya tanpa dia sadari tadi dia tertidur sewaktu melihat fotonya dan Arka, bayi laki-laki kecil yang menggemaskan. "Bisa-bisa nya aku tertidur." Gumam Olivia kemudian turun dari tempat tidur untuk meletakkan kembali figura itu di tempatnya. Olivia sama sekali tidak memiliki prasangka apapun malam itu. Dengan woles dia kembali menaikinya, tanpa menyadari kalau Samuel berada di bawah tempat itu. Olivia melanjutkan tidurnya sedangkan Samuel sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Bukan karena dia takut ketahuan oleh Olivia, tapi dia masih terpikirkan siapa bayi yang ada di foto yang Olivia pegang saat tidur.
Tubuh Olivia membeku saat tangan Samuel melingkar di dada atas nya. Terasa bagai ada jutaan kaki semut segang goyang dumang sambil maraton pagi di sekujur tubuh nya saat tangan Samuel skin to skin dengan kulit nya.“Sudah siap?” Bisik Samuel, membuat Olivia sampai susah menelan saliva nya.“Siap kemana?” Saat-saat seperti ini, jurus mendadak bego.“Ke Syurga dunia.” Jawab Samuel yang langsung memutar tubuh Olivia dan langsung mengunci tatapan nya dan tatapan mata Olivia.Olivia pun hanya bisa nyengir kuda. Mau kabur, tapi kaki nya sedang tidak mau beranjak sedikit pun dari hadapan Samuel.Olivia- Olivia kecil yang biasa nya kompak dengan diri nya, seperti nya juga sedang tidak bisa di ajak bekerja sama. Mereka sedang terhipnotis menatap wajah tampan Samuel dari jendela mata Olivia.Tatapan Samuel semakin tajam dan seolah sedang mengajak Olivia untuk melakukan sesuatu. Dan Olivia sangat paham hal apa itu.Ibu jari Samuel membelai bibir mungil Olivia yang selalu mengoceh tidak karuan it
"Aku sungguh berharap kau akan pulang bersamaku." kata Samuel, memegang lembut kedua pipi Olivia."Selama wanita itu masih berada di sana, aku akan tetap di tempat ini." Olivia sudah tidak berkeinginan untuk menjelaskan permasalahan setahun yang lalu. Baginya, jika Samuel benar-benar mencintainya maka Samuel akan percaya padanya tanpa harus dia mengungkapkan kebenaran setahun yang lalu.Namun bila Samuel masih lebih mempercayai wanita itu maka enyah lah sudah sisa cinta yang ada."Aku mencintai mu, Love." Ungkap Samuel. Dia ingin Olivia percaya akan cintanya."Aku juga mencintaimu." Balas Olivia menyentuh pipi Samuel. "Tapi aku tidak bisa berada di bawah atap yang sama dengan nya. Maafkan aku." ucap Olivia."Aku akan bicara pada Deri. AKu tidak sanggup lebih lama jauh dari mu, love. Aku yakin Deri akan mengerti."Seolah tidak ingin membuang waktu, Samuel pun hendak menelpon Deri. Namun saat dia akan menekan nomor Deri, sebuah panggilan masuk pun muncul di layar handphone nya."Uncle
Samuel tidak bisa menahan amarahnya setelah mendengar semua cerita Arya tentang kejadian di hotel waktu itu.Samuel merasa dibodohi oleh Sonya, wanita yang selama ini dia anggap tidak akan pernah berbohong padanya. Yang dengan bodohnya, lebih dia percaya dari pada Olivia.Samuel sungguh menyesal telah tidak mempercayai semua yang dikatakan oleh Olivia. Menganggap Olivia mengatakan semuanya itu karena terlalu membenci sonya.Tapi lihatlah kenyataannya. Sonya yang dia percaya sepenuhnya malah menikamnnya. Samuel sungguh tidak percaya bahwa Sonya bekerja sama dengan Dario, kakak tirinya yang membenci Samuel."Sam, tunggu! Kau mau kemana? Keadaan Arya bagaimana?!" teriak Olivia yang melihat Samuel berlari keluar dari kamar Arya dalam keadaan marah.Entah mengapa, Olivia khawatir melihat Samuel seperti itu. Seolah-olah Samuel akan melakukan sesuatu yang nekat.“Sam?” tahannya setelah mengejar Samuel."Lepaskan aku, Olivia! Aku harus menyelesaikan ini sekarang juga!" jawab Samuel tanpa meno
"Ada apa Sam?" Tanya Olivia cemas karena tiba-tiba Samuel mengabaikannya. Bukan kah mereka sudah baikan? Harusnya sikap Samuel tidak seperti itu padanya."Liv, .. ?""Ya?""AKu minta maaf." ujar Samuel dan langsung memeluk Olivia dengan erat. Olivia yang tidak paham akan situasi yang anehnya ini, jadi bertanya-tanya dalam hati. Ada apa sebenarnya? Mengapa semenjak bertemu dengan Arya ada banyak hal yang tidak Olivia mengerti."Kau mau kan memaafkan ku?" tanya Samuel dengan suara beratnya."Untuk?" "Untuk sikap ku yang tidak mempercayai mu. Arya sudah mengatakan semuanya. Dan semua yang kau katakan pada ku setahun yang lalu benar adanya. Aku sungguh menyesal karena tidak mempercayai ucapan mu. Aku menyesal sayang. Maaafkan aku." Mohon Samuel dengan teramat sangat."Lalu Sonya-" ucap Olivia terputus sebab Samuel memotong perkataannya."Aku sudah mengusir Sonya keluar dari apartemen ku. Begitu Arya mengatakan semuanya, aku menyeretnya keluar. Aku memang berhutang nyawa pada kakaknya. T
"Video? video apa?"Oivia yang tidak tahu sama sekali soal video yang telah di share oleh Sonya, pasti lah tidak mengerti akan hal yang ditanya oleh Siska. Sampai Siska memperlihatkan video itu padanya."Ini.." ucap Siska dengan perasaan tidak enak harus memutar video tersebut di depan Olivia.Olivia tercengang melihat wajahnya sebagai pemain utama dalam video berdurasi sembilan belas detik tersebut.Namun pastinya dia yakin pemeran utama wanita itu bukan lah dirinya. Karena dia memang tidak pernah melakukan aksi panas di dalam video tersebut.Hanya saja jika dia mengatakan kalau wanita di dalam video tersebut bukan dirinya, mana ada orang yang akan percaya. Secara wajah pemeran utama wanita yang mendesah itu jelas-jelas adalah wajah nya.Olivia pun memutar otaknya. Dia tidak akan membiarkan fitnah keji seperti ini merusak nama baiknya. Olivia melihat dengan seksama wanita di dalam video. Dan ya! Akhirnya dia menemukan sesuatu. Tato! ada tato mawar hitam di punggung wanita itu. Dan
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan