"Kau ingin tetangga ku masuk paksa ke dalam apartemen ku ini?" Segah Arka dengan wajah panik. Dia terpaksa mendiamkan Yixin dengan berkata begitu, karena Arka yakin hal itu pasti mujarab untuk membuat Yixin diam. Namun seperti nya Yixin malah berpikir sebalik nya. Dia ingin orang- orang masuk paksa ke tempat itu. Karena dalam pikiran nya saat ini, diri nya sedang di culik oleh seorang pria brengsek. Jadi bila ada yang masuk setelah mendengar teriakan nya maka diri nya akan terselamatkan pasti nya. Yixin dengan semangat empat lima pun terus berteriak meski suara nya tertahan oleh tangan Arka yang menutupi setengah wajah nya. "Lepaskan aku...!@#$*^%$#@!@#$%^.. Lepaskan aku!!" Yixin memberontak sebisa nya tapi Arka sama sekali tidak memberikan nya kesempatan untuk berteriak lebih kencang. “Bagaimana ini??” Batin Yixin mulai panik. Yixin memperhatikan wajah Arka lalu mata nya turun ke tubuh Arka yang tidak memakai apapun itu. “FIX!! Aku di culik dan ..daan....!!” Kepanikan tingkat tin
Setelah beberapa saat, Arka pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang Arka lilitkan di pinggang nya. "Kau mandi lah. Pakaian mu tidak bisa kau pakai lagi. Aku akan minta seseorang untuk mengantarkan pakaian ganti untuk mu. Cepat! Aku tidak ingin terlambat rapat karena diri mu!" Seru Arka dengan tatapan dingin pada Yixin. Yixin pun menyeret selimut yang dia lilitkan di tubuh nya. Dengan bersusah payah dia berjalan menuju kamar mandi. Setelah Yixin selesai berpakaian, Arka memasangkan borgol milik sahabat nya yang dahulu tertinggal di apartemen nya. Sahabat itu adalah seorang polisi di Milan. “Apa ini?” Seru Yixin yang terkejut saat tangan nya di borgol oleh Arka tiba- tiba. “Ini supaya kau tidak kabur dan berlarian seperti orang gila saat keluar dari apartemen ku! Aku tidak ingin mengambil resiko! Wanita gila seperti mu bisa melakukan apa pun!” Sebut Arka lalu mencabut kunci borgol itu. “Dasar penjahat kela*min gila!” maki Yixin yang kali ini lebih berani dari sebelum nya. “
“Anak ku?!” Sontak Arka membuka pesan terakhir yang Maria kirimkan. Dia ingin memastikan apakah yang terbaca oleh nya di notifikasi tadi benar atau tidak. Bergegas dia membuka pesan itu dan.......... “Apa yang dia katakan ini? Anak ku? Memang nya kapan aku tidur dengan nya!” Berang Arka sampai memukul meja kerja nya saking kesal nya. James yang sudah dalam mode silent tentu saja jadi langsung melirik ke bos kecil nya itu. Dalam hati nya James berkata, “dia kenapa lagi?” James melihat sang bos kecil sedang akan menelpon seseorang. Tapi untuk bertanya sang bos kecil akan menelpon siapa, tentu saja James tidak berani. Jadi dia pun memutuskan untuk mengamati apa yang bos kecil nya kerjakan dari ujung ekor mata nya. Sementara itu, Arka terlihat berpindah posisi dari meja kerja nya menuju ke sisi jendela kaca di ruangan nya, dimana pemandangan indah kota London terlihat sangat jelas dari titik itu. “Apa maksud mu Maria? Kau sedang bermain- main dengan ku?!” Sentak nya marah begitu telp
Arka menarik nafas dalam dan panjang lalu melepaskan nya dengan perlahan. Lalu dari ujung mata nya dia melihat ke arah James yang sedari tadi memonitor apa yang Arka kerjakan. “Mau sampai kapan kau terus mengamati ku James?” Seru nya kesal. Seperti biasa, James memang selalu menjadi sasaran semua kekesalan Arka. “Aku tidak sedang mengamati anda tuan muda. Aku sedang menghitung besar sudut kaca di jendela anda itu. Seperti nya sudut kaca yang itu tidak sama seperti yang lain nya.” Jawab nya asal dan langsung menunduk melanjutkan pekerjaan nya. Arka mendengus kesal lalu kembali ke tempat duduk nya. Dai terpaksa mengabaikan jawaban asal James agar emosi jiwa tidak naik turun. “Apa kau sudah menyampaikan jawaban ku atas penawaran papa untuk tinjauan kerja ke Indonesia?” tanya Arka setelah menghempaskan punggungnya kasar ke sandaran kursi nya. “Tinjauan kerja ke Jakarta maksud anda, tuan muda? Yang anda tolak sewaktu itu? Humh.. belum. Aku baru akan mengabari hal itu pada tuan Ishak si
“Kau pasti sudah tahu semua nya kan kak Shuya? Kau sudah tahu kalau kak Tian datang dan ingin bertemu dengan ku sebelum kemari. Maka nya waktu itu kau sengaja telponan dengan kak Tian di depan ku. Fiiuufffth.. bodoh nya aku jatuh ke dalam rencana mu dan kak Tian.” Dengus Yixin kesal. “Maafkan aku Yixin. Aku hanya tidak ingin saudari ku terluka karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Mau sampai seribu tahun kau menanti cinta sahabat ku itu, maka hasil nya tetap akan sama. Wanita di dalam hati nya hanya ada satu-...” “Siapa?” Tanya Yixin dengan tingkat kekepoan yang tinggi. Dia memang sangat ingin tahu siapa wanita itu sebenarnya. Dia ingin tahu seperti apa wujud rival nya itu. “Aku tidak bisa mengatakan nya pada mu. Kau akan tahu sendiri nanti jika kau nekat kembali ke Jakarta dengan Tian. Sebagai saudara satu satli pusar dengan mu, aku hanya bisa menasehati mu untuk tidak melukai diri mu lebih dari ini. Asal kau tahu Yixin, ini lah alasan papa selalu berusaha menjodohkan mu denga
“Kau itu sungguh membuat ku bingung kak Shuya! Kau itu sebenarnya sayang tidak sih pada ku! Bilang sayang, kau paling sering menjitak ku! Di bilang tidak sayang, kau yang selalu ada untuk ku! Tuh kan! Aku jadi terhuraa.. eh terharus maksud nya! Sini, peluk dulu!” Yixin membentangkan tangan nya, mengira Shuya akan memeluk nya mengingat tadi Shuya sudah mencium kening nya. “Pletakkkkkkk!!” Jitakan kedua pun mendarat di kepala Tang Yixin. “Bisa- bisa badan ku bentol- bentol setelah memeluk mu! Ayo cepat ke bawah.” Seru Shuya yang setelah nya langsung memasang sarung tangan nya. “Hah? Yakini nih, gak ada pelukan? Pelukan untuk adik yang comel dan menggemas kan seperti diri ku?” Goda Yixin. “Kau ingin aku jitak lagi Tang Yixin? Kalau tidak cepat lah bergerak! Atau aku akan minta Christian untuk meninggalkan mu!” Ancam Shuya. “Ih! Dasar beruang kutub!” Ejek Yixin lalu berdiri dan pura- pura berjalan pelan di samping Shuya. Di saat Shuya lengah, Yixin pun mencium pipi kakak kembarnya itu
(maaf, ada revisi isi. Mohon baca kembali besok sore. Terima kasih)“Kami pergi dulu.” Pamit Christian pada keluarga Tang setelah ritual perpisahan penuh haru itu selesai.“Hati- hati...” Jawab Bao- Yu melambaikan tangan nya pada Yixin dan Christian.Setelah menempuh perjalanan belasan jam akhir nya Christian dan Tang Yixin pun sampai di Jakarta...“Ya Tuhan!!!bibi rindu sekali pada mu Yixin!!.”Ariana memeluk dan mencium Tang Yixin yang baru saja sampai di kediaman mereka.“Aku juga rindu pada bibi.. dan terlebih lagi pada putra nya bibi.” Jawab Nya sambil malu – malu kucing lalu mencuri lihat pada Christian.“Maka nya bibi minta kamu pulang ke Indonesia dulu sayang. Bibi dengar ayah mu mau menjodohkan kamu dengan anak rekan bisnis nya, yang bule itu. Dari pada sama bule itu mending kamu sama Christian. Kan bisa jadi anak nya bibi sekalian.” Ariana memeluk gemes Yixin.Ariana memang suka melihat Yixin. Sedari Yixin kecil, Yixin sudah mencuri perhatian nya. Maka nya Ariana sempat memin
"papa dengar kamu setuju ke Jakarta? "Mungkin karena terlalu bahagia dengan semua ini maka nya Samuel sampai mendatangi ruangan Arka tidak lama setelah James menyampaikan keputusan Arka pada Ishak- asisten pribadi nya Samuel."Pa? Tumben kau ke sini?" Sahut Arka yang lansung menghentikan pekerjaan nya lalu berjalan menuju ke arah papa nya."Kebetulan papa memang ada perlu dengan Veronica tadi. Maka nya saat Ishak mengatakan kau bersedia meng-handle semua urusan di Jakarta, papa ingin bertemu langsung dengan mu." Samuel pun menempatkan diri nya senyaman mungkin di sofa mewah di ruang kerja putra nya itu.Kalau Samuel ingat- ingat, genap lima tahun sudah Samuel menyerahkan posisi direktur dj perusahaan ini pada Arka. Dan semenjak itu diri nya fokus pada perusahaan nya yang lain yang bergerak di bidang infrastruktur."Aku hanya perlu memperbaiki kinerja hotel kita kan pa? Dan memeriksa beberapa mall kita, terutama yang ada di Jakarta kan? Dari omongan paman Ishak aku hanya menangkap h
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Pandangan mereka beradu. Detak suara jantung saling menabuh di dalam dada mereka masing-masing seolah sedang berpacu satu dengan lainnya. "Aku lupa. Sepertinya aku lupa mematikan kompor." Ujar Yixin beralasan agar bisa kabur. Tapi tentunya Arka sudah tahu kalau itu tidak lebih dari sebuah alasan belaka. Lagian mana mungkin Yixin lupa mematikan kompor. Kalau itu benar maka sudah pasti terbakar rumah Arka sedari tadi. "Apa kau mau kabur?" Tanya Arka, menatap dalam mata Yixin. "Kabur? Kabur kemana? Aku tidak berniat kabur kemana pun. Lagi pula untuk apa aku kabur, sudah jelas pekerjaan ku masih banyak di sini." Ocehnya tidak tentu arah alias asal jawab saja. "Kalau kau memang benar tidak ingin kabur, kenapa kau buru-buru untuk pergi? Apa kau tidak nyaman duduk di atas pangkuan ku?" Tanya Arka penuh jebakan. Bagaimana mungkin ini bukan pertanyaan jebakan. Karena apapun jawaban yang Yixin berikan sudah pasti membuat nya salah. Jika dia katakan dia nyaman, maka apa kabar dunia. Nam
"Ayo buka mulut mu. Ini tidak mudah membuatnya. Aku harus mencuci beras berkali-kali, dan memasaknya sepenuh hati agar tidak gosong." Bak sudah berteman akrab, Yixin memerintah Arka sesukanya. Arka menuruti Yixin. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan pertama yang Yixin arahakan ke mulut Arka. Tapi tentu saja bubur itu tidak bisa melewati kerongkongan Arka. Baru masuk ke dalam mulut saja, Arka langsung melepehnya karena terlalu panas. "Kau ingin membunuh ku?" Teriak Arka menyala sepanas bubur yang Yixin masukan ke dalam mulut Arka. "Tentu saja tidak. Kau saja yang bereaksi berlebihan tuan Arka Ruiz. Baru kena senggol bubur hangat saja lebaynya membumi dan melangit." Celoteh Yixin mengejek. Sebenarnya Yixin mengetahui kalau dirinya memang salah langsung memberikan suapan itu begitu saja. Hanya saja dia pikir Arka lah yang akan menghembus bubur itu sendiri, bukan langsung melahap saja. "Sudah-sudah. Aku ingin tidur. Kau pulang lah. Aku sudah tidak ingin makan lagi." Lagi da
"Menjauh dari ku." Perintah Arka, menghindari Yixin. Tapi bukan Tang Yixin nama nya kalau dia akan menuruti perintah seseorang begitu saja. Perintah ayahnya saja dia lawan, apatah lagi hanya perintah seorang Arka Ruiz.“Arka, kau harus mau dibantu. Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Aku akan mencari handuk atau selimut untukmu. Kau harus mengeringkan badanmu dan beristirahat.” Kata Yixin dengan nada bersahabat.“Kau tidak perlu repot-repot. Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu tidur sebentar. Kau bisa pergi saja. Aku tidak butuh bantuanmu.” Jawab Arka dengan suara dingin.“Apa kau marah padaku? Aku tahu, semalam kau yang telah menyelamatkan ku. Meski kau juga yang telah menyebabkan aku terjatuh ke kolam. Aku tetap menganggap aku berhutang budi padamu. At least pada akhirnya, kau telah menyelamatkanku dari tenggelam di kolam renang. Dan ini, lihatlah baju ku! ini perbuatan mu juga kan> Sementara kau membiarkan diri mu kedinginan sepanjang malam.” Ucap Yixin dengan