Semua drama yang akan diperankan olehnya memutuskan kontrak dengannya....Bagaimana mungkin?"Pagi ini, aku tiba-tiba menerima kabar dari kru film yang kamu terima sebelumnya. Pihak investor seolah-olah sudah berkompromi, semuanya mengirimkan surat pemutusan kontrak pada saat yang bersamaan dan ingin mengakhiri kerja sama secara sepihak ...."Mendengar ucapan ini, ekspresi Winny berubah muram.Membatalkan kontrak pada saat yang bersamaan?Dia kebingungan.Bukankah mereka yang memohon padanya untuk membintangi film mereka? Sekarang, apa yang mereka lakukan?Apa mereka melupakan betapa besarnya usaha mereka untuk membujuknya?"Mana manajer? Mana manajerku? Terjadi masalah sebesar ini, kenapa baru kasih tahu aku?" kata Winny dengan marah."Manajer hanya tinggalkan surat pengunduran diri," kata asisten itu sambil menyerahkan sebuah surat.Winny membelalakkan matanya dengan tidak percaya.Manajernya adalah manajer peraih medali emas yang terkenal di industri hiburan.Ketika dia menjadi peme
Satu hari, dua hari, tiga hari ....Tiga hari berlalu dengan cepat.Tidak ada sutradara ataupun investor yang menghubungi Winny.Dia hampir menggila.Bagaimana bisa segala sesuatu berubah dalam waktu satu malam ....Dari mana asal semua masalah ini?"Kak Winny ...." Asisten itu memasuki ruang ganti."Bagaimana? Ada kabar baik?" Winny menjadi sangat bersemangat.Asisten itu menghela napas, dia tampak sangat gugup."Kak Winny, lihatlah berita utama hari ini ...."Winny mengerutkan kening, lalu mengambil ponselnya untuk membaca berita."Delapan perusahaan ternama mengumumkan pemutusan kerja sama dengan Winny dan akan mencari pengganti Winny!""Ternyata artis papan atas ini berhubungan dengan preman, bahkan dicurigai adalah simpanan seorang preman ....""Semua sutradara terkenal mengakhiri kerja sama. Kini, Winny tidak memiliki tawaran film."...Beberapa berita utama lainnya berkaitan dengan Winny.Ekspresi Winny sangat muram, jantungnya hampir meledak.Selain film, beberapa merek yang me
Sebagai artis papan atas, bisa-bisanya tidak ada yang menawarkannya pekerjaan."Kak Winny, bagaimana kalau kamu mengambil peran yang berhubungan dengan tokoh utama?" usul asistennya."Omong kosong!" Winny mendeliknya. "Dengan statusku, kamu menyuruhku menjadi pemeran pendukung? Konyol!"Asisten itu tidak berani bersuara.Beberapa hari berlalu ....Winny tidak bisa menahan diri. Dia menelepon para sutradara itu untuk meminta peran pendukung."Maaf, kami sudah punya kandidat.""Nona Winny, kamu nggak cocok."Namun, dia tetap ditolak.Winny menghancurkan semua kosmetik mahal di ruang ganti.Dia bahkan menawarkan diri untuk syuting gratis, tetapi para sutradara tetap menolaknya.Winny hampir depresi."Kak Winny, kudengar ada kru film yang sedang mengadakan audisi terbuka untuk pemeran utama wanita. Bagaimana kalau kamu mencobanya?" usul asistennya.Drama itu diadaptasi dari novel fantasi yang sangat populer, pasti akan menarik perhatian banyak orang.Winny menjadi sangat bersemangat.Dia b
Akhir-akhir ini, Winny sangat tertekun dan hatinya dipenuhi dengan amarah. Ini adalah kesempatan untuk meluapkan amarahnya.Dia tidak pernah memercayai ucapan Levin.Bagaimana mungkin seorang pecundang dan pemeran figuran dapat memengaruhi kariernya?Sungguh konyol!"Winny, sepertinya kamu belum jera," kata Levin dengan nada dingin.Winny tertegun, dia tampak sangat marah."Dengan statusku saat ini, aku bakal jera? Nggak mungkin!" Dia mendengus dingin. "Sekalipun habiskan waktu seratus tahun, gadis sialan ini nggak bisa tandingi popularitasku. Entah dari mana kepercayaan dirimu!""Jangan buru-buru, kamu akan tahu," kata Levin dengan tenang.Winny melihat antrean panjang di depan, lalu tersenyum sinis."Ya sudah, mengantrelah di sini. Tentu saja, mungkin kalian nggak usah mengantre lagi." Setelah berkata demikian, dia melangkah pergi dengan sepatu hak tingginya.Dia sangat percaya diri.Dengan popularitasnya, pengalamannya dalam membintangi dua film dengan kategori sejenis, kemampuan ak
Dia yakin bahwa dirinya akan menjadi tokoh utama wanita.Dia berdiri di hadapan sutradara, lalu mulai berakting dengan tenang.Setelah Winny mengucapkan dua dialog ...."Sudah, turunlah," kata sutradara dengan kesal.Winny tertegun.Dia baru mengucapkan dua dialog ....Dia adalah Winny, apa kemampuan aktingnya seburuk itu?Apa otak sutradara ini bermasalah?"Sutradara, apa aktingku bermasalah?" tanya Winny dengan nada dingin."Terlalu berlebihan, aktingmu biasa saja. Entah bagaimana kamu bisa menjadi artis papan atas," kata sutradara dengan ekspresi muram.Wajah Winny memerah, sekujur tubuhnya gemetaran.Ini adalah komentar terburuk yang pernah dia dengarkan sejak berkecimpung di industri hiburan.Tidak ada seorang pun yang berani mengomentari kemampuan aktingnya."Sutradara, aku meragukan penilaianmu. Aku adalah artis yang pernah memenangkan Penghargaan Emas, bisa-bisanya kamu mengatakan aktingku buruk?" kata Winny dengan marah."Sejak kapan Penghargaan Emas yang dinominasikan berdasa
"Kenapa seperti ini? Kenapa?"Di ruang ganti, Winny kembali melampiaskan amarahnya.Kali ini, dia merendahkan diri untuk mengikuti audisi, tetapi dia malah dipermalukan.Dia bukan hanya diabaikan dan dihina oleh sutradara, tetapi juga kalah bersaing dengan seseorang yang baru terjun ke industri hiburan, seseorang yang belum pernah mendapatkan peran pendukung.Dia begitu sombong, bagaimana mungkin bisa menerima kenyataan ini?Mengingat ucapan Levin sebelum pergi, amarahnya kembali membara."Dalam waktu tiga bulan, kamu akan menjadi artis papan bawah, bahkan nggak ada yang mau menerimamu menjadi pemeran figuran.""Aku pernah memenangkan Penghargaan Emas, bagaimana mungkin nggak diterima menjadi pemeran figuran? Nggak mungkin!" gumam Winny dengan tegas."Kamu yang namanya Winny?"Terdengar suatu suara.Winny terkejut, dia baru menyadari ada orang lain di dalam ruang ganti."Siapa kamu?" tanya Winny dengan waspada."Geng Perta, Utusan Maut," jawab pria itu dengan nada dingin.Winny tertegu
Levin tersenyum tipis."Benar, akulah pelakunya," jawab Levin dengan tenang.Utusan Maut menyipitkan matanya.Winny tertegun.Mereka tidak menyangka Levin akan mengaku dengan lugas."Bagaimana bisa?" tanya Utusan Maut."Membunuh mereka, lalu menenggelamkan kapal. Sangat sederhana," jawab Levin sambil tersenyum.Senyumannya sangat santai, seolah-olah ini hanyalah sesuatu yang mudah.Utusan Maut kembali menyipitkan mata."Ada lebih dari dua ratus orang di kapal itu, kamu bunuh semuanya? Kamu kira siapa dirimu? Manusia super?" Winny menyindirnya.Di mata Keluarga Narta, Levin hanyalah seorang pecundang yang tidak kompeten.Bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal yang begitu menggemparkan?Winny menatapnya dengan ekspresi menghina."Bagaimana membunuh mereka? Bagaimana menenggelamkan kapal?" tanya Utusan Maut dengan ekspresi muram."Kamu bisa tanyakan pada mereka," jawab Levin dengan tenang.Utusan Maut tertegun."Levin, beraninya kamu! Bisa-bisanya nggak menghormati Utusan Maut!" seru Wi
Markas Geng Perta terletak di sebelah Barat Kota Narsana.Ketika helikopter mendarat di luar markas Geng Perta, Levin langsung melempar Winny keluar dari helikopter sehingga sekujur tubuh Winny pun kotor."Gila! Dasar gila!" seru Winny dengan kesal.Setelah membunuh Utusan Maut, Levin memaksanya naik ke helikopter dan membawanya datang ke markas Geng Perta.Geng Perta mendominasi wilayah ini, markas mereka dipenuhi dengan master tak terkalahkan ....Beraninya Levin berbuat seperti ini?Jangan-jangan, Levin ingin melawan musuh sendirian!"Siapa?"Para anggota Geng Perta bergegas mendekat dan mengarahkan senjata ke mereka.Winny mengangkat tangannya dengan ketakutan."Dia adalah Levin, orang yang membunuh Pak Yohan dan Utusan Maut. Cepat tangkap dia!" kata Winny dengan ketakutan."Apa? Dia membunuh Utusan Maut?" Anggota Geng Perta tercengang.Utusan Maut adalah pasukan unggul Geng Perta yang sangat kuat. Bagaimana mungkin terbunuh begitu saja?"Lancang, pantas dibunuh!" Belasan pistol di
"Kak Yuvi, orang-orang heboh. Semuanya penasaran siapa yang membeli saham Grup Anggora ..." kata Shilla sambil tersenyum.Yuvi menatap Sanny sambil tersenyum."Sanny, bagaimana? Prediksiku benar, 'kan?"Ekspresi Sanny sangat rumit.Dia tidak menyangka bahwa saham Grup Anggora akan meningkat pesat."Mungkin aku yang salah," gumam Sanny."Kak Yuvi, cepat jual! Kalau terlambat, kita bakal menyesal," kata Sanny."Dijual?" Yuvi mengangkat alisnya."Sudah kuanalisis. Saham Grup Anggora akan naik sampai 14.000 atau bahkan lebih. Kalau dijual sekarang, bukankah kita akan kehilangan puluhan miliar?""Aku bukan cuma nggak mau jual, aku mau beli 40 miliar lagi!"Yuvi mengklik tombol beli dengan percaya diri, dia menginvestasikan 40 miliar lagi.Kemudian, dia melipat tangannya dan menunggu harga saham naik.Sanny pun tidak berani berkomentar.Keempat saudara perempuan Keluarga Narta menatap layar komputer dan berharap harga saham akan naik setiap mereka memuat ulang situs tersebut.Di rumah Keluar
"Kak Yuvi, beberapa bulan lalu, Grup Anggora masuk berita. Reputasi mereka hancur karena memalsukan produk. Mereka bukan hanya dimasukkan ke daftar hitam bursa saham, tapi harga sahamnya juga terus anjlok dan merugi ...."Melihat Yuvi ingin menghabiskan 60 miliar untuk membeli saham Grup Anggora, Sanny pun panik."Berdasarkan prediksiku, Grup Anggora nggak akan bertahan lebih dari tiga bulan. Nggak boleh beli saham mereka. Kalau beli, kita pasti rugi!" bujuk Sanny dengan sungguh-sungguh.Namun, Yuvi sangat percaya diri dan gigih."Sanny, kamu memang cerdas. Tapi, pengetahuanmu di pasar saham terbatas, wajar kalau kamu berpikir seperti itu," kata Yuvi sambil tersenyum.Sanny masih ingin membujuknya.Yuvi mengerutkan kening, lalu berkata dengan tegas, "Aku dijuluki sebagai Dewi Saham Kota Narsana! Aku nggak pernah gagal sejak berkecimpung di pasar saham! Penilaianku nggak mungkin salah!""Sebelumnya, aku pernah membeli saham sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Semuanya mengira aku ak
"Sekarang, siapa yang bisa menghubungi Levin?"Yuvi melipat tangannya, lalu bertanya pada para adik perempuannya dengan kesal.Dia sangat membenci Levin dan tidak ingin berinteraksi dengannya.Namun, sekarang dia memerlukan Levin.Dulu, setiap pagi dia akan membaca koran ekonomi yang disiapkan oleh Levin. Di koran itu, terdapat bagian khusus tentang pasar saham yang sering membahas soal saham dari perusahaan besar dengan ulasan yang berbeda-beda.Yuvi menganalisis sejenak, lalu membeli saham dari beberapa nama perusahaan yang tertera di koran. Sejauh ini, dia tidak pernah merugi.Hal ini membangkitkan kepercayaan dirinya.Oleh karena itu, ketika perusahaan mulai merugi, dia berencana untuk berinvestasi saham.Kali ini, dia berencana untuk membeli beberapa saham yang berpotensi, lalu menjualnya dengan harga tinggi.Langkah pertamanya adalah menemukan koran ekonomi itu.Sayangnya, setelah mencari sekian lama, mereka tidak menemukan koran ini."Kak Yuvi, Levin sangat membenci kita, bagaim
"Hasil terburuk adalah Keluarga Narta kalah dalam pertarungan ini. Keluarga Kartono bekerja sama dengan pihak lain untuk memberi tekanan pada kita dan memusnahkan bisnis keluarga kita!"Perkataan Sanny mengejutkan semua orang."Nggak separah itu. Keluarga Narta lebih kuat dari Keluarga Kartono, loh," bantah Lisa."Jangan lupa. Sewaktu masih muda, Pak Gandi adalah tokoh terkemuka. Koneksinya sangat luas." Sanny mengerutkan kening. "Selain itu, kali ini Keluarga Narta menyinggung begitu banyak dokter ternama. Latar belakangan sebagian dokter itu sangat kuat dan mereka sedang mengincar kesempatan untuk membalas dendam."Mendengar ucapan ini, ekspresi mereka berubah muram.Sepertinya Keluarga Narta tidak akan selamat.Shilla tiba-tiba bertanya, "Kak, bagaimana kalau kita gunakan kekuatan rahasia Keluarga Narta?"Yuvi mengangkat alisnya dan langsung menggelengkan kepalanya."Belum sampai tahap itu dan belum waktunya." Yuvi menolak dengan tegas."Aku akan coba berbicara dengan Keluarga Karto
"Levin, ada kabar baik!"Pagi-pagi, Sindy menemui Levin dengan gembira."Keluarga Kartono tiba-tiba berubah pikiran. Ayah Charles meneleponku untuk meminta maaf atas pembatalan kontrak dan mengatakan ingin melanjutkan kerja sama dengan kami, bahkan menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari sebelumnya!" kata Sindy dengan penuh semangat.Beberapa hari ini, dia sangat khawatir.Levin melukai Charles, dia khawatir Keluarga Kartono akan membalas dendam dan terus memikirkan cara untuk melindungi Levin.Tak disangka pagi ini, anggota Keluarga Kartono terus meneleponnya. Semuanya meminta maaf padanya dan menyatakan ingin menyuplai material Keluarga Tandio dengan harga rendah.Sindy sangat kaget.Charles terluka parah, Keluarga Kartono bukan hanya tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi juga ingin melanjutkan kerja sama dan menurunkan harga material.Sindy sangat berpengalaman dalam bidang ini. Dengan harga yang ditawarkan oleh Keluarga Kartono, mereka pasti akan rugi.Kenapa sikap mereka ber
Yuvi datang ke rumah Keluarga Kartono dengan mengendarai Maserati.Akhirnya, dia memutuskan untuk datang ke rumah Keluarga Kartono.Keluarga Kartono adalah salah satu keluarga besar di Kota Narsana, mereka cukup berkuasa.Yuvi sangat takut pada tuan besar Keluarga Kartono yang dikenal oleh banyak orang ini. Beberapa tahun ini, dia tidak terlalu mencampuri urusan keluarga. Namun, begitu dia turun tangan, segala sesuatu akan beres.Mendengar pernyataan Gandi, Yuvi sangat khawatir.Suasana hatinya sangat buruk. Dia tidak mengerti mengapa situasi menjadi seperti ini.Jelas-jelas, dia menjebak Levin dan Keluarga Tandio. Alhasil, pelaku malah meninggalkan Keluarga Kartono dengan selamat dan tidak disalahkan ....Dia bukan hanya datang untuk memperbaiki hubungan, tetapi juga untuk mencari tahu kebenaran."Tolong sampaikan. Aku, Yuvi dari Keluarga Narta datang untuk menemui Pak Gandi dan menjenguk Pak Charles," kata Yuvi sambil tersenyum pada penjaga pintu.Berita itu segera disampaikan dan Yu
"Setinggi apa statusnya sampai seorang pendekar tingkat raja pun tunduk padanya?"Ekspresi Gandi berubah muram."Di dunia ini, orang yang memiliki kekuasaan seperti ini pasti sangat mulia. Hanya dengan satu entakan kaki, dia dapat menggemparkan dunia!""Ucapan Kairi membuatku teringat akan sesuatu." Gandi merenung sejenak. "Kalau tebakanku benar, Levin adalah penguasa dunia gelap, Raja Demon!"Begitu kata-kata ini dilontarkan, wajah seluruh anggota Keluarga Kartono memucat dan disertai dengan keterkejutan.Raja Demon ... gelar yang menakutkan ....Dia dapat menaklukkan mantan penguasa dunia gelap sendirian, Imperium Bayangan. Kemudian, dia mendirikan Demon dan hanya menggunakan waktu beberapa tahun untuk mengembangkan Demon menjadi penguasa baru dunia gelap.Beberapa tahun ini, Demon sudah membantai banyak orang dan ditakuti oleh banyak orang.Nama Raja Demon sudah tersebar ke seluruh dunia.Sekarang, setelah mendengar bahwa Levin adalah Raja Demon, anggota Keluarga Kartono pun gempar.
"Pak Gandi!""Ayah!"Tindakan Gandi mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Gandi adalah seseorang yang mementingkan harga diri, dia tidak pernah menunduk kepada siapa pun.Mereka tidak mengerti mengapa Gandi begitu menghormati orang yang melukai Charles?Hanya karena dikejutkan oleh kekuatan Kairi? Tidak mungkin.Gandi adalah tipe orang yang tidak pernah menyerah.Gandi melambaikan tangannya untuk menegur anggota Keluarga Kartono.Anggota Keluarga Kartono tidak tahu bahwa punggungnya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Kalau Kairi memajukan tangannya, Gandi akan meninggal.Dia menyimpulkan bahwa kekuatan Kairi sangat menakutkan.Tingkat raja!Dia tidak dapat membayangkan identitas seseorang yang dihormati oleh pendekar tingkat raja.Orang seperti ini dapat memusnahkan Keluarga Kartono dengan mudah.Di ruang tamu, Charles perlahan-lahan siuman.Begitu membuka mata dan melihat Levin duduk di dekatnya, dia pun membelalakkan matanya."Kamu ... kenapa kamu ada di sini?" tanya Charle
Dia melambaikan tangannya dengan santai, lalu seorang ahli Keluarga Kartono beraksi dan hendak menyerang Levin.Levin berdiri dengan ekspresi datar.Kairi beraksi.Dalam satu serangan, ahli Keluarga Kartono itu langsung terhempas mundur dan memuntahkan darah."Apa?" Anggota Keluarga Kartono tercengang.Gandi mengerutkan keningnya sambil menatap Kairi.Tadi, dia tidak memperhatikan gerakan Kairi.Namun, orang ini memang kuat."Siapa kamu?" tanya Gandi dengan heran."Aku adalah anak buah Raja," jawab Kairi dengan tenang."Siapa rajamu?" Gandi kaget."Kairi, siapa izinkan kamu mengobrol dengannya?" kata Levin dengan kesal.Kairi berlutut di hadapan Levin, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Maaf, Raja!"Adegan ini mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Bisa-bisanya ahli sehebat itu tunduk pada pemuda seperti Levin!Siapakah orang yang dihormati oleh Kairi ini?Ekspresi Gandi berubah muram."Sebenarnya ... siapa kamu?" tanya Gandi sambil menatap Levin."Aku nggak ingin memberitahu