Hari itu juga, semua hal yang berkaitan dengan ketidakberesan Robby diselesaikan semuanya. Sejumlah instruksi dari Kenzo bisa dilaksanakan dengan baik oleh anak buahnya.Sementara itu juga, sambil ditemani sejumlah staf, Kenzo berkeliling ke areal perusahaan. Dia meninjau seluruh divisi dan bertemu dengan setiap karyawan dari kalangan bawah sampai kalangan atas.Bahkan, Kenzo membagi-bagikan angpau ke setiap karyawan yang dijumpainya. Masing-masing karyawan mendapatkan amplop berisi uang limaratus ribu rupiah.“Bekerjalah dengan baik. Ini hadiah buat para pekerja keras di perusahaan ini,” kata Kenzo, ia serahkan sebuah amplop kepada seorang petugas cleaning service.Tentu saja, petugas cleaning service itu—begitu juga yang lainnya—merasa sangat gembira. Maka, sepanjang berkeliling, Kenzo selalu menuai pujian dan penyambutan yang ramah.“Terima kasih banyak, Pak. Terima kasih banyak. Semoga Bapak mendapatkan rezeki berlimpah dan umur yang panjang.” Begitu ungkapan ketulusan para karyaw
Kenzo sampai di depan perusahaan. Seperti biasa, dia bercanda dengan dua satpam yang berjaga di pintu parkiran. Mereka sangat akrab, bahkan Kenzo sering ditraktir makan oleh dua satpam itu.“Vin, Nona Claudia nyariin lu tuh, lu ke mana aja tiga minggu ini,” seloroh Paidi, dia adalah teman dekat Kenzo sampai sekarang. Jika uang gaji Kenzo belum cair bulan ini, Paidi sering mentraktirnya makan cuma-cuma.Rahman, rekan kerja Paidi, ikut menambahi. “Noh lihat si Juki, kemarin dia bolos tiga hari tanpa alasan, dia langsung diberi surat peringatan dua. Untung Bu Tenkar nggak PMS waktu itu.”“Juki tiga hari bolos aje dimarahin segitunya, apalagi lu yang bolos tiga minggu. Pasti Nona marah besar tahu lu bolos kerja tanpa alasan,” seloroh Paidi.“Halah, tenang saja, aku bisa mengurusnya.” Kenzo berujar pelan, lantas tertawa.“Preett...”“DAVIINN!” Seorang perempuan berteriak sangat keras. Dia berdiri di depan lobby dengan tangan melingkar di dada. “CEPAT KE SINI!” dia terus berteriak.“Tuh cep
Lagi dan lagi, dua satpam itu dibuat tercengang oleh Kenzo. Setelah kartu bertuliskan Daidalos, jam tangan berlapiskan perak, sekarang apa lagi... Tuan Zero? Apa tidak salah dengar?Seperti julukan yang pernah dilihat mereka di televisi; julukan untuk seorang militer legendaris dengan prestasi mentereng.“Kemarilah, aku di warung merah tempat biasanya.”“Kenapa dengan Anda, Tuan? Siapa yang menyakiti Anda, katakan padaku, aku akan membalasnya dan membuatnya tunduk padamu!”“Temui aku di sini, dan kita akan membalasnya dengan cara yang lebih kejam. Pelan namun mematikan!”Hampir sepuluh menit Kenzo menunggu, tiba lah super car Ducati FX 150 super mewah diparkir di depan warung merah. Boris membawa supir dan dokter pribadi Daidalos.Di tempat itu juga, Kenzo mendapat penanganan pertama. Luka di mulutnya diobati dengan obat khusus. Dokter sudah membuatkan pil penambah stamina tanpa efek samping untuk Kenzo.“Ohh, aku kenal kalian, Tuan Zero tidak pernah bosan cerita tentang kebaikan kali
Kenzo meninggalkan istana megah itu tanpa membuka lemari pakaian. Dia pergi dengan pakaian biasa. Sesampainya di bawah, Kenzo menghidupkan motor bututnya, lantas pergi ke alamat yang diberikan Boris.Kota J tidak terlalu padat, hanya beberapa mobil yang lalu lalang di bundaran pusat kota, apalagi BMKG memperediksi suhu kota J berada di angka 34 derajat.Setelah 20 menit mengendarai motor, Kenzo sampai di sebuah showroom mewah. Satpam memandang remeh Kenzo, menyuruhnya parkir di depan gerbang.“Kenapa harus di luar, bukannya parkir motor ada di dalam showroom?” Kenzo tidak terima diperlakukan berbeda dengan orang lain. “Kenapa hanya motorku? Lihatlah, motor R-15 itu tidak kau berhentikan!”“Dia pemimpin showroom ini, beda denganmu, gelandangan tapi sok kaya!”Kenzo bersikukuh membawa motornya masuk hingga adu mulut terjadi. Seorang lelaki berjas datang dan melerai mereka, mempersilakan Kenzo masuk, tapi tidak dengan motor bututnya.“Luxury FX Showroom? Aku tidak salah alamat. Ini tempa
Kenzo hanya diam. Dia akhirnya paham kenapa Ayahnya menyuruhnya pergi ke showroom dan memilih mobil yang paling mewah.Memang ya, orang-orang sok kaya... suka memandang fisik.Dia juga heran kenapa dia dihina seperti ini. Padahal, Boris sudah bilang kalau Tuan Zero Daidalos akan datang lalu membeli mobil itu secara tunai. Apa mereka tidak tahu, yang mereka hina adalah tamu paling istimewa showroom?Nina memanggil salah seorang SPG yang nampaknya merupakan anak baru di showroom ini.“Kerja itu yang becus! Gembel kayak gini tuh ga perlu disambut, buang saja dia! Baju saja kumal, tubuh juga bau, mana mungkin orang kayak gitu punya banyak duit!” Nina memaki SPG bernama Icha."Maafkan saya, Kak""Enak saja cuma minta maaf ... kamu yang harus tanggung jawab!“Karena kamu yang mengizinkan gembel ini masuk, kamu juga yang harus tanggung jawab! Bawa dia keliling melihat mobil, siapa tahu mau beli... maksudnya mau ngehayal buat beli! Hahaha!”Icha mengajak Kenzo naik ke lantai dua, tempat mobil
Icha terkejut. Mendengar ungkapan dipecat adalah momok paling menakutkan dalam hidupnya. Dia baru bekerja di sini, mungkin baru beberapa hari. Kata-kata Nara bagai panah yang menusuk relung hatinya.Mengetahui hal tersebut, Kenzo segera menghibur Icha."Tenang. Kamu sudah bekerja sangat baik, kok. Kamu harus naik gaji. Jika tidak, manajernya sungguh keterlaluan membiarkan sales sebaik kamu digaji sangat rendah. Ucapanku benar, kan?" Kenzo memandang Nara.Nara membatin pelan, mana mungkin dia menaikkan gaji Icha yang baru bekerja di sini, sales-sales lain pasti iri dan minta naik gaji juga?Mengingat itu permintaan Kenzo, terpaksa Nara menurutinya."Oh iya, mobil Valkyrie putih sudah siap dibawa ke istana Anda. Tapi kalau boleh tahu, Anda adalah calon penerus semua bisnis Daidalos, kan?""Aku tidak suka basa-basi. Cepat urus surat-suratnya agar aku bisa membalas semua sales yang tadi menghinaku!" Kenzo mendongakkan kepalanya. "Berapa lama aku harus menunggu surat-surat itu selesai dita
Perdebatan akhirnya selesai.Boris menjemput Kenzo dan minta maaf atas keterlambatannya. Nara, Boris, dan Kenzo duduk di ruangan direktur lantai dua. Tidak hanya membeli mobil Valkyrie 46 miliar, Kenzo ingin membeli semua mobil yang ada di showroom.Mendengar hal tersebut, Nara seketika terjengkang dari kursinya. "Apa, Tuan? Membeli semua mobil di showroom kata Anda?" Kejadian serupa juga dialami Boris."Cepat urus semua suratnya! Showroom ini resmi jadi milik Daidalos." Kenzo menghela nafas, lalu melanjutkan kalimatnya. "Ada dua hal yang ingin kuminta darimu. Pertama, jangan bilang siapapun kalau Daidalos sudah mengakusisi perusahaan. Kedua, aku ingin kamu tetap jadi direktur di sini. Kinerjamu sangat apik. Kamu sangat bertanggung jawab."Semua surat sudah diurus. Sidik jari Kenzo diminta sebagai bukti pemindahan kuasa perusahaan. Kenzo dan Boris menjabat tangan Nara. Ketuk palu dilakukan. Luxury FX Showroom akhirnya resmi menjadi milik Daidalos.Kenzo turun dari tangga, memandangi s
Kenzo begitu kaget mendengarnya dan dengan cepat berkata, "Tidak, tidak, jangan diberikan begitu saja. Kamu bisa memberitahuku berapa harganya, nanti aku akan membayarnya padamu.”Bella tidak tahu kenapa orang setingkat Kenzo bisa tertarik pada perusahaan kecil seperti itu. Dia hanya perlu memenuhi persyaratan pihak lain.Tapi setelah mendengarkan perkataan Kenzo, Bella memutar matanya…"Begini saja Pak Kenzo, kami tak membutuhkan uang itu, tidak peduli berapa pun jumlah uangnya. Jika bos saya sampai tahu kalau saya menerima uang dari Bapak, bisa-bisa dia membunuh saya."Jadi Bapak hanya perlu menyetujui sebuah syarat dari saya saja. Bagaimana?”Kenzo sedikit keheran mendengarnya. "Apa syaratnya?""Jadi nanti lusa sa… aku akan pergi ke pesta koktail. Bisakah kamu... Menemaniku kesana?" tanya Bella dengan gugup.Kenzo kira dia harus melakukan syarat apa, ternyata hanya itu saja."Tentu saja bisa selama