"Untuk apa gaun gaun ini?" tanya Rachel dengan mata menyipit.
Para penata rias yang sengaja didatangkan oleh David itu sedikit tertegun saat melihat penampilan Rachel yang cukup mempesona itu.David yang juga ikut datang bersama dengan penata rias itu meminta mereka semua keluar. Kini, hanya tersisa David dan Rachel saja."Nanti malam akan ada pesta penyambutan. Maaf kalau aku tidak memberitahumu dari awal. Kau tahu kan, kau baru""Kenapa kau lancang sekali!" sela Rachel dingin.David yang bahkan belum menyelesaikan kata katanya itu terpaku. Namun, ia dengan tenang menganggukkan kepala."Maaf, aku hanya ingin melakukan apa yang harusnya aku lakukan sejak dulu," jelas David degan suara lembut.Rachel yang mendengar itu mengerutkan kening. Tangannya mengepal. Matanya menatap David dingin."Aku tidak membutuhkannya!""Tapi anak kita membutuhkannya," ujar David dengan nada tegas. Tangannya juga ikut mengepa"Waw," depan cermin. ujar Amanda saat melihat pantulan wajahnya diGaun berwarna rose gold yang ia gunakan, di tambah dengan mahkota bunga melingkar yang terbuat dari berlian bercampur batu rubi membuatnya terlihat benar benar memukai."Bagaimana? Amanda suka?" tanya Rachel saat melihat Amanda yang terus terusan tersenyum.Amanda yang mendengar pertanyaan itu menolehkan kepala. la anggukkan kepala tanpa ragu. "Ya, Amanda suka, Ma. Amanda terlihat cantik," ujarnya memuji diri sendiri.Rachel yang mendengar itu tersenyum, begitu pula dengan penata rias yang bertanggung jawab itu."Bagus, kalau begitu, sekarang Amanda duduk saja. Kita akan keluar bersama sama, ujar Rachel yang langsung diangguki Amanda.Amanda yang memang paling menyukai gaun itu tersenyum. la mengangkat ujung gaunnya, berjalan bak model model yang pernah ia lihat dibandara itu.Rachel yang malihat tingkah putrinya bahkan dibuat tersenyum, begitu pula yang
Mata David terpaku ke arah Rachel, Rachel yang berjalan dengan tangan memegang Amanda yang berjalan bak putri kecil itu sama sekali tak memperhatikan sosok David yang terus terusan menatapnya itu.Ali yang berdiri di samping David mau tak mau tersenyum. Baru kali ia melihat atasannya terpesona."Ekhm," dehem Ali berusaha membuat David sadar jika masih ada dirinya di sini.David yang mendengar daheman itu menolehkan kepala. Matanya menatap Ali tajam."Ehm, tenggorokan saya serak, Tuan. Saya izin keluar dulu untuk mengambil air," ujarnya yang langsung berlari keluar meninggalkan David yang siap memberinya hukuman itu.David sendiri yang melihat kepergian asistennya itu hanya bisa menggertakkan gigi. Jika dipikir pikir, akhir akhir ini Ali sedikit berani dengannya. Bahkan, Ali berani berdahem di sampingnya."Papa!" teriak Amanda saat melihat David yang sedang berpikir untuk membuat Ali kembali patuh seperti dulu.David yang
"Aku mohon" bisik David yang diam diam sudah memasangkan cincin pernikahan lagi di jari manis Rachel.Rachel yang memberontak karena David yang diam diam memasangkan cicin yang dulu ia anggap paling berharga itu menggertakkan gigi. Matanya menatap David yang sedang menatapnya iba."Aku tahu, aku belum layak memasangkan cincin ini di jarimu. Tapi, tolong, tetap pakai cincin ini," pintanya lagi mengiba.Rachel menggertakkan gigi. Matanya melirik ke arah Amanda yang duduk ditengah tengah dengan mata mengerjap menatap cincin yang tersemat di jarinya."Waw, cincinnya bagus," komentar Amanda.David yang mendengar itu tersenyum. la dengan cepat meraih cincin satunya lagi yang sengaja ia desain untuk putrinya itu."Tunjukan jari manis Amanda," ujarnya dengan senyum lembut.Amanda yang mendengar itu mengerjap. Matanya yang masih terpaku dengan jari manis mamanya yang selama ini tidak pernah menggunakan cincin itu teralihkan ke ar
"Terimakasih atas kehadiran kalian semua. Pertama, saya ingin menyampaikan berita yang mungkin sudah kalian dengar sejak lama. Acara ini saya buat, khusus untuk istri saya, Rachel mahendra. Harusnya, pesta ini sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Hanya saja, karena beberapa alasan, pesta ini baru bisa digelar hari ini," ujar David di atas podium.Matanya menatap istri dan putrinya yang tampak duduk di depan dengan lembut. Semua tamu undangan yang memang pernah mendengar tentang pernikahan David lima tahun lalu terdiam. Mata mereka diam diam melirik ke arah meja."Bukan hanya itu, adanya pesta ini, saya juga ingin memperkenalkan kalian pada putri saya, Amanda Mahendra. Sebenarnya bukan hanya memiliki seorang putri, saya juga memiliki seorang putra, yang sayangnya Tuhan lebih mencintainya," ujarnya dengan nafas berat.Matanya kembali melirik ke arah Rachel yang masih memasang wajah tanpa ekspresi."Dengan adanya pesta ini, saya hanya ingin menegask
Jeglek!Padam.Ruangan yang terang benderang dihiasi dengan kerlap kerlip itu tiba tiba gelap. Rachel yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres itu menegang, begitu pula dengan David."Amanda," panggil mereka serentak.Tak mempedulikan keriuhan sekeliling. Mereka bergegas di tengah gelap gulitanya tempat acara itu untuk mencari Amanda.Hanya saja, tepat saat mereka hendak satu langkah mendekati meja Amanda, lampu kembali nyala, dan riuh para tamu mulai mereda."Di mana Amanda?" tanya David dingin saat melihat meja kosong.wajah Rachel terlihat pucat pasi. Tangannya mengepal. Matanya melirik ke tempat pengasuh yang tak lagi di tempatnya itu."Pengasuh hilang, Amanda juga hilang. Lampu tiba tiba padam, gumam Rachel mengurutkan kejadian yang terlalu tiba tiba itu.David yang sudah paham jika semuanya pasti sudah direncanakan dengan cepat menolehkan kepala. Wajahnya yang dingin dan menggelap membuat orang oran
"Aku menemukan lokasinya," ujar Rachel dan David secara serentak.Mereka berdua saling tatap. David langsung mendekati Rachel. Saat seperti ini, mereka benar benar tampak kompak."Dia ada di gedung kosong di daerah Egg," ujar Rachel yang membuat David mengerut."Tapi alamat yang aku dapat tidak di sana, dia berada di gedung Rose, gedung yang dulu pernah menjadi rumah sakit," ujar David yang membuat Rachel terdiam.Mata Rachel yang memerah semakin memerah. David pun sama. Sepertinya mereka sama sama tahu apa yang terjadi."Gps nya ditemukan, dan mereka sengaja membuang gps itu untuk mengecoh kita," gumam David yang diangguki Rachel.Rachel yang mendengar itu menutup wajahnya. Air matanya keluar. Namun, ia tak ingin siapa pun melihatnya.David yang melihat bagaimana Rachel menutup wajahnya benar benar merasa bersalah. Matanya menatap dingin ke arah laptop yang menyala dan ahli IT yang masih bekerja sama untuk melacak keber
"Sekarang!" perintah Rachel yang diangguki oleh anak buah David.David yang berdiri di samping Rachel sempat terpesona dengan cara berikir dan rencana Rachel untuk melumpuhkan musuh. Matanya bahkan tak berkedip, sampai saat Rachel melangkah maju, ia dengan cepat mengikutinya.Theo yang juga sudah masuk lebih dulu dengan sigap berjalan dengan tenang. la berdiri diantara kerumunan bawahan Carlos, berpura pura terkejut dengan apa yang ia lihat.Sementara Nuh, yang bertugas mengawasi seluruh ruangan dengan robot kecil yang ia kembangkan, yang bisa merekam seluruh ruangan itu bekerja di balik layar, dan memberikan komando pada bawahan lainnya dibawah intruksi Rachel. Mereka benar benar sigap.***"Amanda," gumam Rachel tak percaya saat melihat wajah Amanda yang pucat dengan tangan yang dililit kasa.David juga yang melihat keadaan putrinya merasa marah. Tangannya mengepal. Kebenciannya untuk orang yang memperlakukan putrinya dengan ke
Sementara Theo yang berada diantara bawahan Carlos, dan didampingi oleh beberapa anak buah khusus David itu mulai bergerak. Mereka dengn cekatan mengambil barang bukti, menyimpan semuanya dengan baik. Termasuk, tentang informasi Angelo, di mana ia yakin jika mayat mayat orang yang hilang ada di tangannya. dalam artian, mayat calon istrinya juga ada di sana."Akan aku pastikan kalian benar benar mendapatkan balasan yang setimpal," ujarnya dingin saat ia mengingat kata kata mereka yang menyebutkan tentang tubuh para mayat yang dijadikan wadah untuk memproduksi jamur."Bagaimana? Apa kau sudah puas bermain main selama ini?" bisik Rachel yang sudah berdiri di belakang Carlos.Carlos yan tak bisa melihat wajah Rachel itu menegang. Tangannya yang hendak mengambil semprotan beracun itu tiba tiba berubah kaku."Kau! Kau yang mengambil putriku?" tanya Carlos dingin.Rachel yang mendengar Carlos menyebut Amada sebagai putrinya itu mendengus dingin.
"Apa apa kau yakin, dia cucu kita?""Aku yakin, sangat yakin. Tapi, kita tetap harus menunggu hasil penyelidikan. Setelah semuanya sudah memiliki titik terang, kita akan menemuinya, dan melakukan tes DNA, agar semuanya jauh lebih jelas lagi," jawab Maximo yakin.Kareena terdiam. Air matanya kembali mengalir. "Tuhan benar benar baik. Dia ... dia mengambil putri kita, dan Tuhan menggantinya dengan memberi kita cucu," ujarnya di sela sela tangisnya yang menggugu."Ya, Tuhan benar benar baik," timpal Maximo yang ikut menangis juga.Dua pasangan baya yang sudah bertahun tahun menunggu kepulangan putrinya, dan harus dikecewakan dengan berita kematian putri semata wayang mereka akhirnya bisa bernafas lega saat ini."Percepat penyelidikan, aku ingin bertemu dengan cucu kita. Aku ingin secepatnya melihatnya," ujar Kareena dengan suara bergetar."Ya, kita akan segera bertemu dengannya. Tapi sebelum itu, kau harus sehat terlebih dahulu. Kau
"Bagaimana? Apa Amanda masih menangis?" tanya Rachel saat masuk ke dalam ruang rawat Amanda.Violet yang duduk di sebrang Amanda itu mendongak. Matanya menatap Rachel yang tampak kelelahan."Dokter baru saja menyuntikan obat untuknya. Sekarang dia tidur," ujar Violet lemah.Rachel menghembuskan nafas kasar. la berjalan mendekat, menatap wajah putrinya yang kian hari kian terlihat lemah.Tangannya dengan hati hati mengelus pelipisnya."Maafkan Mama, Mama tidak ada saat Amanda mencari Mama, bisiknya penuh permohonan maaf.Namun, tak ada sahutan. Amanda benar benar terlelap. Violet yang melihat penampilan Rachel yang berbeda itu mengerutkan kening."Apa kau benar benar menggantikan David di perusahaan?" tanya Violet penasaran.Rachel menolehkan kepala. la menganguk. Namun, sebelum ia menjawab lebih jauh, terdengar suara ketukan pintu."Ada apa?" tanya Rachel saat melihat Ali lah yang muncul di sana.
"Kumpulkan semua dokumen dokumen tentang proyek di negara Ital dan Jerm," perintah Rachel tepat saat ia masuk ke dalam ruang kerja David.Ali yang masih terpesona dengan tindakan Rachel yang menurutnya benar benar seperti rubah licik, yang mampu membungkam orang orang munafik itu mengerjap."Ah, dokumen?" tanyanya sedikit bingung."Ya, dokumen. Berikan semua dokumen padaku. Aku akan mempelajari semuanya," ujar Rachel yang membuat Ali terdiam."Nyonya, saya tahu anda ingin membuktikan kemampuan anda di depan mereka. Tapi, di depan saya, anda tidak perlu melakukan semua ini. Saya benar benar berterimakasih atas tindakan anda tadi. Tindakan anda benar benar membuat mereka tak akan pernah berani melirik, atau memiliki keinginan untuk menggeser tuan David dari posisinya," ujar Ali sungguh sungguh.Rachel yang mendengar itu mendatarkan wajahnya. Matanya menatap Ali dingin."Apa kau pikir apa yang aku bicarakan tadi hanya bercanda?" tan
Drt ... Drt .... Suara getaran ponsel Ali membuat Rachel yang melihat pantulan David dari kaca pintu itu menolehkan kepala. Ali sendiri yang melihat jika pihak perusahaan yang menghubunginya dengan cepat menjauh. Wajahnya terlihat benar benar kusut, lebih lebih, ia mendengar kata kata timnya di sana. Rachel yang merasa ada yang tidak beres itu menatap Ali yang tampak mengatakan beberapa kata kasar sebelum menutup panggilan itu. "Apa terjadi sesuatu dengan perusahaan David?" tanyanya dengan nada lelah. Ali yang mendengar pertanyaan itu menatap Rachel dengan pandangan dalam. la dengan lemah menganggukkan kepala. "Ya, beberapa pemegang saham mengetahui keadaan tuan saat ini. Rachel terdiam. Matanya menatap Ali, menunggu Ali menyelesaikan kata katanya. "Mereka meminta kita untuk segera melakukan rapat besar besaran untuk memilih ketua yang baru," tambahnya dengan wajah
Namun, kata kata yang dikeluarkan Rachel saat ini sama saja ingin menantang mereka yang membenci Rachel. "Oh ya, apa anda tahu, perusahaan sedang menjalankan proyek besar. Proyek ini menyangkut negara Ital dan negara Jerm. Apa anda yakin bisa menyelesaikannya? Anda tahu, jika proyek ini gagal, maka perusahaan akan mengalami kerugian besar," komentar satu satunya wanita yang menjadi pemegang saham di perusahaan ini. Rachel yang mendengar itu tersenyum. la tak mempedulikan kecemasan Ali. Yang ia pedulikan hanya satu, bagaimana cara membungkam mereka semua yang meremehkannya. "Saya tahu, saya juga akan berusaha agar proyek itu tetap berlanjut tanpa adanya kendala," jawabnya tenang. Tak ada ekspresi takut sama sekali di wajahnya, dan hal itu membat pemegang saham lainnya itu mendengus, merasa kesal, dan menganggap jika Rachel hanya lah wanita yang pandai berbicara. "Nyonya, apa yang anda katakan, tidak akan sama
"Nyonya," panggil pelayan saat melihat Rachel tertidur.Rachel yang tertidur sambil menunggu Amanda itu mengerjap. la menegakkan tubuh. Matanya menatap pelayan itu dengan bingung."Hmm?" Rachel mengerjap bingung.Pelayan itu tersenyum penuh simpati. "Di luar, ada teman teman nyonya, jelas pelayan itu.Rachel yang mendengar itu mengerutkan kening. "Teman teman?" gumamnya bingung. Hingga wajah Theo, lev dan Nuh memenuhi otaknya."Oh, iya," ujarnya sambil menganggukkan kepalala segera keluar, tak mempedulikan penampilannya yang acak acakan. la membutuhkan Lev saat ini."Kepten_""Lev, apa kau bisa meminta kakekmu untuk mengoperasi David?" tanya Rachel yang tak mempedulikan kata kata Theo yang disela.Semua orang yang mendengar itu terdiam. Ya,mereka tahu apa yang terjadi dengan David. Tapi, mereka tidak berpikir jika keadaan David akan separah itu sampai mengharuskan kakek Lev yang sudah pensiun dari peke
Tok ... TokSuara ketukan pintu membuat Rachel yang menangis itu dengan cepat menegakkan punggung. Matanya lagi lagi harus melihat wajahnya yang kuyu."Nyonya, apa anda masih lama?" tanya pelayan dari luar.Rachel yang mendengar itu mencoba menormalkan suaranya. Hanya saja, suara yang keluar dari bibirnya tetap terdengar serak."Ya, aku baik baik saja. Tunggu sebentar, aku akan segera keluar," jawa Rachel dari dalam.Pelayan itu mengangguk. Hampir lima menit ia berdiri di depan pintu menunggu Rachel keluar.Rachel yang hanya membasuh wajahnya sekedarnya, dan mengganti pakaiannya cepat cepat itu langsung keluar. la bisa melihat wajah panik pelayan itu."Ada apa?" tanya Rachel."Nyonya, nona muda sedari tadi hanya diam, nona muda tak mau menjawab apa pun pertanyaan kami," jelas pelayan itu yang embuat Rachel tertegun."Apa maksudmu?""Nona muda sepertinya trauma, ujarnya hati hati.Wajah
"Tuan David sekarat. la tak bisa melakukan apa pun, dan anda tahu, tidak ada satu pun orang yang tahu dengan keadaan tuan. Untuk ayah nona Clarisa yang bisa menyalah gunakan kekuasaan tuan David, semua itu murni karena ketidak tahuan dan ketidakmampuan tuan David saat itu.""Dengan kondisi tuan David yang bahkan tak bisa bergerak sama sekali, dan harus melakukan operasi berulang, tuan David harus mempercayakan perusahaan itu pada orang lain. Dan saat itu, hanya ayah nona Clarisa yang dekat dengan tuan," jelasnya dengan nafas berat."Anda menyalahkan tuan David karena ayah nona Clarisa menggunakan kekuasaannya? Anda tahu, tuan David tidak tahu apa pun menyangkut pembunuhan yang dilakukan nona Clarisa. Tuan David harus fokus dengan kesehatannya, dan yang paling penting, tuan David juga harus terfokus pada pencarian anda," jelasnya masih ingat dengan jelas hari hari berat David saat itu."Jika anda merasa terkhianati, tuan David juga seperti itu," tambahnya d
"Anda harusnya tahu, tuan David tidak sama degan laki laki pada umumnya. Tuan David bukanlah laki laki romantis. Tuan David juga bukan laki laki yang mudah mengumbar kata kata manis. Tapi ... bisakah anda mengerti sedikit saja tentang tuan David?""Apa aku selama ini kurang mengertinya?" Rachel menatap Ali dingin. Matanya memerah.Ali tersenyum. "Apa dengan meninggalkan tuan David itu disebut pengertian?""Apa hanya karena skandal itu? atau, karena sikap para pelayan? Atau, karena sikap para wanita wanita sosialita di luar sana anda memilih untuk meniggalkan tuan David?""Nyonya, harusnya anda lebih mengenal tuan David dibanding orang lain. Saya dengar, anda teman kecil tuan David dulu."Rachel memejamkan mata. Ada sedikit perasaan sakit saat Ali mengatakan kata kata itu."Untuk skandal itu, harusnya anda tahu, berapa banyak oknum yang ingin menghancurkan tuan David? Saat mereka tahu tuan David memiliki kelemahan, apa anda pikir