PoV (3)Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas, hingga saksi berkata mereka sah menjadi suami istri sekarang.Najwa mencium punggung tangan pria yang sudah menjadi istrinya sekarang. Hari yang mereka berdua nantikan datang, dan kini tak ada lagi yang bisa membatalkan acara pernikahan ini. Rintangan itu sudah berhasil di lewati oleh Najwa dan Aldi hingga mereka, menjadi pasangan sah.Najwa tampak sangat cantik dengan kebaya pengantin berwarna putih yang ia kenakan dan riasan yang flawless membuat Aldi semakin terpana pada wanita yang kini menjadi istrinya. Raut wajah Najwa yang lembut dan senyumnya yang manis, sangat memikat Aldi dan selalu membuatnya candu.Aldi merasakan perbedaan yang besar, antara Najwa dan mantan istrinya yaitu Silvi.Silvi hanya penuh dengan keserakahan, dia juga tak mengerti kenapa bisa menikahi Silvi dulu. Betapa ia menyesali kebodohannya telah menikahi perempuan licik itu.Di antara tamu yang hadir, ada Silvi dan juga keluarganya turut hadir.
Bab 37Aldi baru saja keluar dari kamar mandi, dan tubuhnya hanya terbalut handuk berwarna putih, sebatas pinggang sampai lutut. Sedangkan Najwa bersiap untuk berbaring di ranjang, karena ia sudah mandi terlebih dahulu. Tubuhnya terasa letih, karena acara resepsi pernikahannya."Apakah, kamu akan langsung tidur?" tanya Aldi dan berbisik di telinga Najwa sambil merangkul tubuh perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu.Najwa tersipu malu, karena kini jarak mereka yang dekat, dan tubuhnya menempel pada Aldi karena di rangkul dari belakang."Mas, mau malam ini?" tanya Najwa polos. Karena ini pertama kalinya untuk Najwa. 'Apakah pertanyaanku, terdengar bodoh?' gumam Najwa membatin. Ia kemudian menatap Aldi yang justru tersenyum padanya."Jika kamu lelah, tidur saja sayang. Kita lakukan di malam yang lain," ujar Aldi dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaian."Mas, jika kamu mau malam ini. Aku siap," jawab Najwa malu-malu. Karena ia tak enak jika menolak kewajibannya pada sa
TamatNajwa dan Rania muncul. "Najwa!" ucap Silvi lirih membuat Aldi menoleh ke belakang. Sudah berdiri istri dan Kakaknya."Aku ingin membahas hal penting denganmu, bolehkah aku duduk?" tanya Silvi dan kemudian menatap Aldi.Karena sedari tadi ia berdiri tak di persilakan untuk duduk. Aldi seketika kesal dengan Sari karena membiarkan perempuan ini masuk ke dalam rumah. Aldi menunjuk sofa, dan Silvi duduk."Apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Najwa yang sudah duduk berdampingan dengan Aldi. Sedangkan Rania memilih duduk di sudut sofa tunggal dan ingin tahu ada urusan apa lagi, mantan istri Aldi datang."Pasti kamu sudah mengetahui, tentang di tangkap nya Mas Hanan oleh polisi."Najwa menghela nafas, ia kesal dengan Silvi pasti ingin meminta sesuatu hal padanya."Bisakah, kamu mencabut laporan agar Mas Hanan di bebaskan," pinta Silvi yang akhirnya mengatakan apa maksud tujuannya datang ke rumah itu."Aku tidak akan mencabut laporan itu. Maaf, Silvi. Jika itu yang kamu inginkan, leb
Bab 1[Kesal aku Ma, sama nenek tua itu! Ingin kubuang saja dari rumah ini! Sangking jengekelnya, tadi aku biarin dia kelaparan. Ada sih ikan goreng, aku kasih kucing aja dari pada dia yang makan!] chat dari Silvi istriku. [Yang sabar Sil, nanti setelah kamu berhasil mendapatkan semua harta Aldi. Baru deh kamu depak ibunya beserta suamimu itu! Baru dapat rumah 1 kan, belum semuanya!] balas Mama mertua menaggapi chat dari Silvi. Ya, aku kemarin memberi Silvi sebuah rumah dengan atas namanya. [Terus dia makan apa, mbak?] Nadia adik iparku ikut bertanya.[Entah deh makan apa, biar aja ngais dari sisa makanku. Eh tapi tadi aku kasih dia nasi basi sepiring, mungkin sudah di makan dari pada kelaparan haha...!] Silvi kembali membalas.Tanganku mengepal membaca screenshot dari grup WA keluarga istriku. Tringg..Tring..Tring.. Notifikasi pesan kembali memenuhi aplikasi hijauku, dengan foto screenshot dari grup wa keluarga Silvi. [Sil, nanti kamu mau nyumbang berapa untuk pernikahan Nadi
Bab 2(PoV Aldi)"Aku mau membalik nama sertifikat rumah ini jadi namamu, sayang," jawabku. Padahal aku ingin membalik nama sertifikat rumah yang aku belikan kemarin dengan nama ibu saja. Aku harus bisa bermain cerdik."Beneran Mas?" mata Silvi berbinar senang. Tunggu kamu Silvi. Kamu yang akan pergi dari rumahku dan aku ceraikan."Besok kamu cukup tanda tangan aja, biar Mas yang mengurus ke notaris.""Kenapa aku tidak ikut, Mas?" tanya Silvi.Banyak tanya dia, aku harus bisa menyembunyikan rencana ini dengan baik. Aku butuh tanda tangan Silvi di surat kuasa permohonan."Kamu kan harus ikut mengurus acara pernikahan Nadia sayang,""Benar juga kamu Mas, aku juga sangat repot nanti. Semua antusias dengan pernikahan ini, kami besok akan membuat seragam pernikahan. Baju untuk Ibumu juga Mas, agar kita bisa seragaman nanti." ujar Silvi bercerita akan membuatkan ibu juga. Istriku ternyata sangat pandai bersilat lidah, pantas aku tertipu karena ucapannya yang manis tapi menusuk di belakang
Bab 3(PoV Aldi)Aku harus ke rumah Mama. Apakah aku harus menyelinap seperti pencuri, untuk mengambil kembali sertifikat itu di rumah Mama mertua. Karena jika aku meminta, pasti akan menimbulkan kecurigaan."Mas, aku pinjam mobil ya!" ucap Silvi sambi menyerahkan tas kerjaku."Untuk apa, mobilmu dimana?" tanyaku. Karena aku punya dua mobil yang aku beli sebelum menikah dengan Silvi. Silvi menggunakan mobil yang aku beli setahun yang lalu, dan lebih bagus karena keluaran tahun baru. "Di pinjam sama Nadia Mas, untuk kuliah. Kasihan adikku kalau harus naik ojek ke kampus!" jawabnya.Nadia baru saja kuliah 1 bulan yang lalu, dan juga akan menikah. Harusnya dia fokus dulu dengan kuliahnya, tapi dia malah minta menikah juga. Padahal calon Nadia juga pengangguran. "Kenapa Nadia tak berhenti kuliah saja, dia kan mau menikah!" "Menikah bukan berarti menghalangi dia untuk menuntut ilmu dong Mas, biar saja adikku kuliah, banyak yang sudah menikah tetap melanjutkan pendidikan nya!" ujar Silv
Bab 4 PoV Aldi"Mama, sudah mengajukan pinjaman nya?" aku bertanya berusaha tenang, dan tak menunjukkan kekesalan yang aku rasakan. Walau sebenarnya hati ini memanas melihat rencana mereka."Belum Al, rencananya sih dua hari lagi. Mama akan ajukan 100 juta. Untuk modal pernikahan Nadia," Mama mertua ingin menggunakan uang itu untuk modal pernikahan. Sedangkan kemarin saja ia sudah meminta Silvi untuk minta uang padaku, sebanyak 150 juta. Resepsi semewah apa yang akan diadakan oleh Mama untuk anak bungsunya."Aku bantu Mama untuk mengajukan pinjaman di bank, bagaimana?"Aku menawarkan mama untuk membantunya, semoga ia percaya padaku."Membantu?" dahi mama mengerut."Iya Ma, temanku ada bekerja di bank. Dan dia bisa membantu Mama agar pinjaman itu cepat cair, dalam jangka waktu mungkin hanya satu minggu saja!" jelasku."Kalau begitu tolong kamu bantu Al, karena uang itu sangat mama butuhkan secepatnya. Ada beberapa yang harus dibayar duluan, seperti uang muka untuk dekor dan juga cate
POV (3)Semua berjalan baik-baik saja ketika mereka berkumpul. Aldi sadar harus berhati-hati dan bersabar menghadapi permainan istrinya. "Mas, kapan kamu membalik nama sertifikat rumah ini atas namaku?" tanya Silvi ketika mereka berdua sudah berada di dalam kamar.Aldi tampak berpikir sejenak, dan menyimpulkan senyum pada bibirnya."Mungkin 2 hari lagi, aku akan mengurusnya segera ke notaris. Kamu cukup besok berikan tanda tangan saja,""Oke Mas, aku percaya padamu." ucap Silvi dan menggelayut manja pada Aldi. Ia kemudian mengecup pipi sang suami dengan mesra."Oiya Mas, kenapa ya Ibu selalu saja membahas tentang kehamilan? Aku belum hamil, seperti di sudut kan terus. Kita kan sudah berusaha, jika belum di beri momongan aku bisa apa," ujar Silvi dengan raut wajah sedih."Apa Ibu bertanya seperti itu padamu?"Seketika raut wajah Silvi semakin sendu dan air matanya menetes, dengan kasar Silvi mengusap air mata yang lolos."Kamu tak percaya padaku, Mas?" tanya Silvi dengan berusaha ters
TamatNajwa dan Rania muncul. "Najwa!" ucap Silvi lirih membuat Aldi menoleh ke belakang. Sudah berdiri istri dan Kakaknya."Aku ingin membahas hal penting denganmu, bolehkah aku duduk?" tanya Silvi dan kemudian menatap Aldi.Karena sedari tadi ia berdiri tak di persilakan untuk duduk. Aldi seketika kesal dengan Sari karena membiarkan perempuan ini masuk ke dalam rumah. Aldi menunjuk sofa, dan Silvi duduk."Apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Najwa yang sudah duduk berdampingan dengan Aldi. Sedangkan Rania memilih duduk di sudut sofa tunggal dan ingin tahu ada urusan apa lagi, mantan istri Aldi datang."Pasti kamu sudah mengetahui, tentang di tangkap nya Mas Hanan oleh polisi."Najwa menghela nafas, ia kesal dengan Silvi pasti ingin meminta sesuatu hal padanya."Bisakah, kamu mencabut laporan agar Mas Hanan di bebaskan," pinta Silvi yang akhirnya mengatakan apa maksud tujuannya datang ke rumah itu."Aku tidak akan mencabut laporan itu. Maaf, Silvi. Jika itu yang kamu inginkan, leb
Bab 37Aldi baru saja keluar dari kamar mandi, dan tubuhnya hanya terbalut handuk berwarna putih, sebatas pinggang sampai lutut. Sedangkan Najwa bersiap untuk berbaring di ranjang, karena ia sudah mandi terlebih dahulu. Tubuhnya terasa letih, karena acara resepsi pernikahannya."Apakah, kamu akan langsung tidur?" tanya Aldi dan berbisik di telinga Najwa sambil merangkul tubuh perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu.Najwa tersipu malu, karena kini jarak mereka yang dekat, dan tubuhnya menempel pada Aldi karena di rangkul dari belakang."Mas, mau malam ini?" tanya Najwa polos. Karena ini pertama kalinya untuk Najwa. 'Apakah pertanyaanku, terdengar bodoh?' gumam Najwa membatin. Ia kemudian menatap Aldi yang justru tersenyum padanya."Jika kamu lelah, tidur saja sayang. Kita lakukan di malam yang lain," ujar Aldi dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaian."Mas, jika kamu mau malam ini. Aku siap," jawab Najwa malu-malu. Karena ia tak enak jika menolak kewajibannya pada sa
PoV (3)Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas, hingga saksi berkata mereka sah menjadi suami istri sekarang.Najwa mencium punggung tangan pria yang sudah menjadi istrinya sekarang. Hari yang mereka berdua nantikan datang, dan kini tak ada lagi yang bisa membatalkan acara pernikahan ini. Rintangan itu sudah berhasil di lewati oleh Najwa dan Aldi hingga mereka, menjadi pasangan sah.Najwa tampak sangat cantik dengan kebaya pengantin berwarna putih yang ia kenakan dan riasan yang flawless membuat Aldi semakin terpana pada wanita yang kini menjadi istrinya. Raut wajah Najwa yang lembut dan senyumnya yang manis, sangat memikat Aldi dan selalu membuatnya candu.Aldi merasakan perbedaan yang besar, antara Najwa dan mantan istrinya yaitu Silvi.Silvi hanya penuh dengan keserakahan, dia juga tak mengerti kenapa bisa menikahi Silvi dulu. Betapa ia menyesali kebodohannya telah menikahi perempuan licik itu.Di antara tamu yang hadir, ada Silvi dan juga keluarganya turut hadir.
PoV (3)Silvi dengan berat hati mengizinkan Mama dan adiknya untuk kembali ke rumahnya. Karena Silvi masih merasakan sakit hati pada keluarganya, ketika ia ditinggalkan saat itu dan kini mereka kembali lagi ke rumahnya yang disewakan oleh Aldi.Karena Ella telah mengusir mereka, dan tidak mau menerima keluarga Hanan."Kenapa Nadia, kamu balik lagi ke rumah ini? Bukankah kamu sudah menikah dengan pria kaya seperti Reno. Apakah dia sudah mengusirmu dari rumah itu, di mana kesombongan-mu kemarin yang membanggakan suamimu!" ujar Silvi mencerca Nadia."Nadia bawa barang-barang kita, ke kamar," titah Bu Irma menyuruh Nadia membawa tas mereka ke dalam kamar, dan tidak menanggapi pertanyaan Silvi. "Hei, kenapa kamu tidak menjawabku. Kamu tinggal di sini, di rumahku! Jadi kamu harus menjawab pertanyaanku!" pekik Silvi. "Silvi kamu bisa diam, tidak? Dan tak usah banyak bertanya dengan Nadia. karena itu bukan urusanmu!" ucap Bu Irma yang membela putrinya. Silvi semakin kesal karena ibunya sel
PoV Najwa Aku yakin Mas Hanan membawa Silvi ke sini, pasti ada hal yang terjadi pada adik perempuannya itu. Silvi "Biang masalah." Itulah julukan yang tepat untuknya.Aku muak melihat wajah Mas Hanan. Dan ia juga sangat keras kepala, tidak mau mengakui kesalahannya padaku dan Mbak Ella.Padahal apa yang ia perbuat padaku tadi, sangat fatal dan bisa mengancam nyawa kami di rumah ini. Dia seorang pria pengecut yang berani menganiaya perempuan, yang secara fisik lebih lemah dan kalah tenaga darinyaDi tambah tadi sebelumnya. Dengan kedatangan mertua Mbak Ella. Mereka ingin tinggal di rumah ini, setiap ada masalaha datang kemari. Memang ini rumah kos-kosan.Keluarga mereka memang selalu menyusahkan, harusnya diberi kemudahan kemarin, mereka syukuri cukup tidak berbuat ulah. Tapi ini seperti tidak pernah belajar dari sebuah kesalahan.Mbak Ella tidak terima dengan mertuanya yang datang, dan ingin menepati rumah ini. Ditambah lagi dengan perdebatan masalah dengan kakakku. Bahkan Silvi men
PoV Silvi"Kenapa denganmu, kenapa kamu masih saja kusut. Bahkan lebih kacau dari penampilan tadi sore?" Najwa bertanya padaku.Perempuan satu ini, selalu ingin tahu. Jika dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, pasti dia akan bersorak senang karena aku mengalami musibah. "Apalagi ini Mas, Kenapa kamu membawa Silvi datang ke rumah ini. Semua keluargamu berkumpul di sini! Apakah mereka akan tinggal di rumahku?" ucap Mbak Ella bertanya dengan nada yang sengit. Kenapa Mbak Ella sangat sinis, wanita ini mentang-mentang Kakakku tinggal di rumahnya dia seperti tidak mempunyai sopan pada suaminya sendiri, ketika bertanya. "Ella, kamu jangan banyak bertanya. Dekarang bantu Silvi, pinjamkan dia pakaian Najwa!" titah Mas Hanan. "Aku tidak akan diam saja, ketika kamu membawa keluargamu datang kemari. Apakah kamu akan mengajak mereka tinggal di sini, jawab Mas!" hardiknya.Ingin aku menampar mulut Mbak Ella."Adikku mengalami musibah, dan kamu sama sekali tidak mempunyai rasa empati untuk menol
PoV SilviMas Aldi sama sekali tidak menaruh rasa kasihan padaku. Setelah mendapatkan pukulan dan di hajar oleh Reni. Aku berlari keluar kantor. Bingung mau pergi kemana, karena aku juga di pecat hari ini. Bertubi-tubi kesialan yang aku alami. Sekarang posisiku serba salah, dan sangat menderita. Tak ada kerjaan, seorang janda yang di permainkan oleh pria seperti Heru.Aku menaruh harapan besar padanya. Jika gagal mendekati Mas Aldi kembali, bisa meminta untuk di nikahi olehnya. Aku pikir dengan menyerahkan tubuh ini dan semua kemauan Heru. Bisa membuatku, memisahkan ia dengan Reni.Akan tetapi dugaan-ku salah. Dan inilah akibatnya, semua orang akan tahu perbuatanku. Sungguh, aku malu di buatnya. Mas Aldi bisa membantu, aku pikir dia akan memberi uluran tangan karena kasihan padaku. Bagaimana pun kami pernah bersama dan saling menyukai.Tapi yang kudapatkan sama saja. Mas Aldi hanya menambah luka di hati ini, ia tak peduli padaku. Bahkan dengan penampilan yang sudah kusut ini, tak c
PoV Najwa Ella, apa kamu budek!? Cepat buka pintu!" terdengar suara perempuan berteriak memanggil nama Mbak Ella.Aku sangat kenal dengan suara itu. Bukankah itu suara Mama mertua, Mbak Ella. Yaitu Tante Irma.Pintu di buka, benar dugaanku Tante Irma yang datang. "Kamu ngapain aja, sengaja lama buka pintu!" hardiknya pada Kakakku. Tante Irma memang seperti itu. Dia kasar jika bicara dan sama dengan anak-anaknya."Tau tuh, lelet banget kayak siput!" timpal Nadia putrinya."Ada apa, Mama datang kemari? kenapa membawa koper dan juga tas?" tanya Mbak Ella. Mereka membawa 2 koper dan juga 3 tas. Seperti orang mau pindahan saja. "Heh Najwa, bawa itu koper dan tas!" titah tante Irma mengabaikan pertanyaan menantunya.Tante Irma masuk ke dalam rumah dan menabrak bahu Mbak Ella ketika ia akan masuk.Aku tidak suka dengan sikap mereka. Biarkan saja koper itu ada di sana. Mereka datang kemari. Bukankah putrinya Nadia satu bulan yang lalu sudah menikah, harusnya dia tinggal di rumah suamin
PoV Najwa (2)Mas Hanan melepaskan tangannya pada leherku. Mbak Ella menghantam kedua kalinya kepala Mas Hanan dengan keras. Hingga ia meringis kesakitan dan menjerit.Mas Hanan memegangi kepalanya. Kini sasaran berpindah. Mbak Ella menghantam kan teflon pada tubuh mas Hanan berkali-kali tanpa ampun.Kali ini terlihat jelas Kakakku sangat murka dengan suaminya. Aku mengusap leherku. Terasa sakit, dan tercekat. Cekikan Mas Hanan kuat, seakan ingin membunuhku saat tadi juga. Aku tidak menyangka, Kakak iparku tega melakukan hal yang keji demi adiknya. Mas Hanan memang akan melakukan apa saja untuk keluarganya. Sekalipun membahayakan dan mengorbankan orang lain."Aku yang akan menghabisi kamu, beraninya kamu main tangan dan mencekik adikku!" teriak Mbak Ella dengan amarah yang meluap. "Berhenti, La! Sakit badanku!" pinta Mas Hanan. Namun Mbak Ella tak menggubris terus melakukan aksinya."Tak ada ampun bagimu! Rasakan ini!" Mbak Ella terus memumul suaminya menggunakan teflon itu, berul