Share

Waspada

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-10 23:16:04

"Tunggu!"

Suara Satya tak Kalila hiraukan. Ia harus cepat berlari, mencapai mobil yang mejemput Ghaza dan membebaskan pemuda itu dari amukan anak buah papanya.

Namun, baru separuh jalan, suara tembakan memekakkan telinga. Suara itu terlalu keras, hingga ia perlu memastikan sesuatu dengan menoleh. Dugaannya benar, selepas suara tembakan, tubuh Ghaza ambruk ke tanah.

"Ghaza!" teriak Kalila yang terkejut. Menatap sebentar pada Satya yang mengarahkan pisau ke mereka, sebelum dijatuhkan tubuh ke tanah untuk memeriksa kondisi Ghaza.

"Ghaza, Ghaza! Kamu gak papa?"

Sementara pemuda yang tertembak itu tak bisa mengucap apapun. Hanya suara yang tertahan karena rasa sakit akibat selongsong peluru bersarang.

Fay dan Ali yang juga terkejut melihat Ghaza tersungkur akibat tembakan, segera keluar dari mobil untuk melakukan sesuatu.

"Ali!" seru Fay selagi memegangi gagang pintu dan sebelum mereka keluar.

"Ya, Pa?"

"Hati-hati, mereka memegang senjata!"

"Ya!" jawab Ali mantap. Tangannya lekas mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Tanggung Jawab

    "Pa, tangan Kalila sakit," rengek gadis yang hanya mengenakan kaos lengan pendek dengan celana jeans ketat."Papa gak habis pikir apa yang ada di kepalamu Kalila?" omel Bondan yang memegangi tangan puterinya erat sembari terus berjalan, tak peduli protes gadis itu.Bondan benar-benar marah sekarang, Kalila bergerak di luar batas. Untung saja dia masih bisa mengendalikan keadaan.Dari arah lain, Habib masuk bersama Raudah. Wanita bercadar itu menghentikan langkah menatap pria yang berpapasan dengannya. Wajah yang tak dia lupakan begitu bertemu dengan sepupu Habib yang menyelamatkannya dulu.Sementara Bondan hanya melirik mereka sekilas, seolah tak ada yang menarik baginya dengan pertemuan itu.Setelah masuk ke dalam lift, dan pintu bergerak menutup, Raudah yang menghadap keluar tak berhenti berkedip menatap Bondan yang menarik paksa seorang gadis. Mata wanita bercadar itu menyipit, ikut emosi kala melihat ekspresi gadis tersebut.'Apa dia akan memperkosa gadis itu?'Seperti ada sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Tangis Seorang Ghaza

    "Saya Ardi, ketua investigasi kasus ini." Lelaki bertubuh tegap menyodorkan tangan dengan seulas senyum. Berusaha ramah agar sang pemilik rumah tidak takut kepadanya.Tadi pagi, Ardi ingin melakukan wawancara di rumah sakit. Namun, karena Ghaza tertidur ia pun mengurungkan niat. Mengingat sejak sore pria itu tak beristirahat dan sudah melewati banyak kesulitan ketika disekap."Ohya, silakan masuk." Habib mempersilakan petugas tersebut masuk dan menggiring tamu-tamunya ke kamar di mana Ghaza beristirahat. Pengasuh pesantren itu tak mau menyulitkan polisi melakukan pekerjaan.Setelah merasa lebih baik, Ghaza akhirnya dibawa kembali ke pesantren. Semua orang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tadinya pemuda itu enggan bicara dan malas menceritakan. Namun, karena polisi bertanya Ghaza pun terpaksa bercerita."Maaf, jika tak berkenan. Tapi kami harus menyelesaikan kasus ini." Ketua tim yang menangani kasus Ghaza berbasa-basi. Pria itu duduk menghadap Habib yang berdiri di ujung ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Gadis yang Dinodai

    Ubed dan Fozee berjalan setengah berlari memasuki lobi, lalu menaiki lift dan melewati lorong-lorong mencari kamar Alhesa. Begitu ketemu, langkahnya berbelok masuk. Di dalam, Alhesa sedang dibantu uminya berganti pakaian bersiap untuk pulang."Assalamualaikum," ucap Fozee nyaring. Gadis itu penuh semangat pagi ini. Bisa bolos dari sekolah itu seperti sebuah keajaiban baginya."Waalaikumsalam." Liana menoleh. Begitu juga dengan Alhesa. Gadis itu senang melihat abinya dan Fooze datang. Semua perasaannya berubah, tadinya Alhesa pikir, Fozee adalah adik tiri dari istri abinya. Namun, ternyata mereka memiliki ibu yang sama, rasa sayang dan rindunya jadi bertambah-tambah."Mbak Al." Fozee menghambur ke arah puteri sulung Liana. Alhesa menyambutnya dengan senyum hangat."Gimana keadaannya?" tanya Ubed pada Liana yang menyodorkan tangan dan langsung diraih Alhesa untuk dicium punggungnya. "Apa kata dokter?""Alhamdulillah. Gak ada apa-apa. Hasil diagnosa aman tak ada perdarahan. Alhesa cuma

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alamat Rumah

    Ubed menghentikan langkah, kala ponselnya berdering."Siapa, Bi?" tanya Liana yang sudah berada di dalam mobil dengan Alhesa dan Fozee. "Sebentar," sahut Ubed sembari mengambil ponsel di jaketnya.Begitu dilihat, rupanya panggilan itu berasal dari Habib."Assalamualaikum, Akh.""Waalaikumsalam," jawab orang di seberang telepon."Gimana? Apa ada kabar baru?" Ubed penasaran."Eum, itu ...." Suara Habib tertahan, sangat ingin memberi tahu Gus Bed. Namun, merasa berat untuk bicara."Ya?" Ubed merasa bahwa apa yang Habib katakan sesuatu yang penting. Tapi jika dilihat dari suaranya yang tampak ragu-ragu dalam bicara, yang terjadi bukan hal baik."Ghaza membawa kasus ini ke polisi.""Ya, bagus memang begitu seharusnya. Penjahat itu harus mendapat keadilan.""Gus, em. Masalahnya ... yang menembak Ghaza adalah Bondan.""Bondan?" Ubed mengerutkan dahi. Mengingat-ingat nama yang sepertinya tak asing."Bondan?!" Liana yang mendengar nama itu tersebut, panik seketika. Ada apa lagi dengan pria ja

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Khamr

    Mobil terus melaju membelah jalanan kota. Setidaknya perlu waktu sekitar dua jam untuk sampai di pesantren. Namun, Ubed sengaja memacu kecepatan lebih dari biasa seolah tengah mengejar waktu. Pria itu ingin berada di sisi Ghaza selama masa-masa sulitnya. Selama ini ia hanya bisa melihat dari kejauhan tanpa bisa berbuat banyak untuk menjaga Ghaza.Sementara suasana di antara para penumpang terasa hening. Mereka sibuk, memiliki pikirannya masing-masing tentang Ghaza. Mereka terus khawatir setelah nama Bondan disebut-sebut. Namun, berbeda dengan Alhesa, bukan hanya sangat khawatir pada pemuda itu, ia juga tengah patah hati begitu tahu bahwa Ghaza adalah saudara sedarahnya."Abi akan mengantar kalian ke pesantren. Setelah itu langsung ke Almujahid menemui abinya Ghaza," ucap Ubed pada tiga perempuan yang bersamanya sambil menyetir."Fozee boleh ikut, Bi? Biar Fozee nemenin Umi Nissa di pesantren," celetuk puteri bungsu Ubed dan Liana."Kamu di pesantren saja. Temenin Mbak Alhesa. Kalian

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Kebaikan Bondan?

    "Minuman apa ini?" tanya Faqih yang sempat memejam ketika sedikit rasa pahit menyentuh indera pengecapnya.Ghaza menggeleng. Ia sendiri bahkan sudah meminum setengah dari gelas yang berisi sirup buah tersebut. Tak lama kepalanya sedikit berdenyut hingga ia perlu untuk memijit pelipis. Sementara Faqih memilih hanya mencicip ketimbang terus meminum minuman yang dicurigainya. Tadinya ustaz muda itu hendak meminta pada Ghaza untuk tidak minum sepertinya. Namun, rasanya berlebihan menurutkan pemikiran yang tak beradasar soal minuman itu.Namun, ketika ingat bahwa seorang muslim harus memperhatikan minumannya, Faqih yang melihat Ghaza kembali meneguk sisa minuman dalam gelas, Faqih segera meraihnya tanpa permisi."Maaf Gus.""Ada apa, Ustaz?" Ghaza meletakkan begitu saja minuman yang tinggal sepertiga gelas. Bertanya datar seolah tak masalah atas perlakuan Faqih. Lalu mengambil piring cake dan memakannya."Eum, seharusnya kita memperhatikan makan dan minum kita, Gus. Apalagi di tempat seper

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Siapa yang Menolong Siapa?

    Alhesa hanya tersenyum sesekali. Dia yang mulai banyak bicara tiba-tiba jadi pendiam. Bahkan ketika telah selesai diurut dan badannya sudah kembali ke kondisi semula, gadis itu hanya menjawab seperlunya."Apa kamu perlu sesuatu yang lain?" tanya Liana yang mengambil gelas di nakas.Alhesa tersenyum kecil menutupi luka hatinya yang kian berdarah. Menerima takdir tak semudah ketika mengiyakan kala mendapat ilmu teorinya, bagaimana seorang hamba mendapati takdir yang tak bisa dipilih."Em, afwan, Mi. Bisakah Alhesa istirahat sendiri dulu?""Ohya, tentu saja. Biar umi dan Fozee tidur di kamar abi." Liana mengusap rambut Alhesa yang tergerai."Makasih, Mi."Liana mengangguk. Ia bisa menangkap redup di raut wajah puterinya. Hingga ia terus menanyakan pada diri sendiri, kesalahan apa yang diperbuat? Apa Alhesa belum bisa menerimanya secara tulus?Wanita itu pun bergerak meninggalkan kamar. Namun, langkahnya terhenti sebelum sempat mencapai pintu karena panggilan Alhesa."Mi.""Ya?" Liana berb

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10
  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Mengikuti Permainan

    "Bagaimana keadaanya sekarang?" tanya Arina pada Aishwa yang berada di ujung telepon, menanyakan kabar Alhesa. "Alhamdulillah sudah ditangani tukang urut kami, Bude.""Alhamdulillah.""Oya, Bude tak usah ke sini. Istirahat di rumah saja.""Loh? Malah gak boleh berkunjung.""Bukan begitu, hehe. Bude ah, bisa saja. Nanti kalau Alhesa sudah benar-benar pulih, biar dia yang ke sana berkunjung.""Ya, sudah. Biar Fay dan istrinya saja kalau begitu yang ke sana."______Bondan tersenyum sinis, mengingat bagaimana ekspresi Ghaza melihat salah satu anak buahnya dan menyebutnya sebagai Kalila. "Heh. Anak itu benar-benar polos."Entah jenis bius GBH atau obat depresan yang dicampur kue dan wisky, lelaki itu tak peduli. Dia juga tak peduli saat Ghaza tidak ingat apapun, yang penting sidik jarinya sudah tertinggal dalam surat pernyataan yang dibuatnya."Ah, senangnya punya kebebasan di pesantren. Apa aku perlu mengadakan pesta miras dan seks di sana? Hahaha."Lelaki itu bicara ngelantur saking ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-10

Bab terbaru

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Pernikahan Alhesa

    Administrasi sudah selesai dilaksanakan oleh Alhesa. Ketika kembali ke kamar dilihatnya semua barang bawaan sudah bersih tidak ada, faqih begitu tangkas dan cekatan akan hal ini, lalu abi dan uminya sudah siap untuk kembali ke pesantrennya.Faqih membantu membopong abinya dari samping dan umi menggandengan tangan alhesa dari belakang. Jika hal ini dilihat orang mereka seperti sudah menjadi keluarga asli. Dimana menantu bersama sang mertua laki-laki dan putrinya bersama sang ibu dari belakang.Sesampainya di mobil kyai ubed yang duduk disamping faqih banyak berbincang mengenai perhelatan politik yang sedang terjadi. Dirinya bersama umi berbincang mengenai model gamis yang saat ini sedang tren. Sudah sangat seperti keluarga yang menyatu dari mereka.Sesampainya dirumah para santri sudah berjejer di sepanjang jalan untuk menyambut sang guru yang sudah sehat. Iringan hadroh dan sholawat saling bersahutan, di saat itu juga kyai ubed menitikan air mata karena pesantren yang selama ini dilind

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Faqih juga Melamar

    “Baiiklah kyai, saya memahami semua itu. Tapi saya sebagai laki-laki yang sudah sangat jatuh hati dengan putri kyai berusaha untuk mencoba bisa mempersunting putri kyai. Alasan saya mempersuntingmu bukan hanya sekedar paras yang memang cantik, tapi perilaku, kepribadian dan kecerdasannya yang membuat saya luluh untuk jatuh hati yang pertama kalinya. Karena selama ini saya belum pernah merasakan yang namanya jatuh hati kepada wanita. Apapun hasilnya nanti, saya sudah menyiapkan diri dengan segala kemungkinan. Jika kyai berkenan al hess saya sunting saya akan berjanji membuat dirinya bahagia, aman dan nyaman seumur hidup. Tapi sebaliknya jika Alhesa sendiri yang sudah memiliki tambatan hati, dirinya merasa bahagia bersama orang tersebut maka saya akan menerimanya. Bagi saya kebahagiaan Alhesa yang terpenting bagi saya.” Ujarnya kepada nabinya.“Baiklah, saya ucapkan terimakasih atas niat baikmu dan saya juga yakin kamu memang orang yang baik,amanah, dan bisa bertanggung jawab. Tapi kam

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alex yang Melamar

    Alhesa kembali terbangun dan merasakan sakit dikepalanya. Dirinya diam sejenak dan meratapi apa yang sedang terjadi padanya. Dirinya tidak menyangka akan menerima mimpi yang sangat aneh baginya. Seolah-olah mimpi itu sangat nyata adanya. Lal dilihat jam yang berada di dinding kamarnya, dirinya melihat waktu sedang menunjukkan pukul empat dini hari. Akhirnya dirinya menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil dan sekalian mengambil air wudhu.Dilaksanakannya sholat malam dan diri nya terlihat sangat khusuk di setiap rakaatnya. Selain itu dirinya mengucapkan dzikir di setiap untaian tasbih yang terjadi putranya. Dirinya memohon petunjuk mengenai permasalahan yang sedang dihadapinya. Tapi sebelum itu dirinya memanjatkan rasa syukur akhirnya dirinya dan keluarganya bisa hidup tenang tanpa ada rasa takut dan penuh tekanan dari para penjahat yang selma ni menegurnya. Sang nabi juga sudah kembali normal dan umi puns sangat bahagia dengan keadaan nabi yang sekarang.“berilah hamba jodoh yang

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bantuan Bude

    Sesampainya di kamar Alhesa, dirinya langsung mandi dan menyalakan shower air hangatnya. Dipakaikan sabun yang memberikan aroma terapi yang menenangkan isi kepalanya yang sedang berkecamuk. Dirinya harus bagaimana agar perjodohan itu tidak terjadi. Jujur dalam waktu yang diluar duanya saat ini ada laki-laki yang mendekat tanpa terduga.Alex yang begitu berkharisma dan entah mengapa dirinya begitu nyaman saat bercerita dengannya. Bukan tangisan yang biasanya dirinya sembunyikan dikeluarkan seketika kepadanya.Tapi saat ditelusuri kepada alex, hantianya hanya sebatas berteman seperti biasa. Tidak ada rasa jatuh hati sedikitpun, dirinya merasa nyaman dan aman menjadi teman alex. Lalu laki-laki yang ditemuinya hari ini adalah ustadz faqih yaitu laki-laki yang membuatnya cukup berdebar hatinya sejak pertama kali masuk ke ruangan tdi. Entah mengapa rasa aman dan terlindungi langsung terkuak saat melihatnya. Apalagi tadi terjadi sedikit obrolan yang membuatnya cukup untuk semkai penasaran den

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Perjodohan Lagi

    “anakku Alhesa ini dirinya masih senang berpetualang dan mencari wawasan. Entah kapan dirinya memikirkan pesantren dan nasib keturunanku.”“y amlaah baik tp kyai, dirinya begitu demi membangun pesantren sang ayah untuk menjadi lebih baik lagi dan inovatif. Karena kau dengar kalau Alhesa juga menulis banyak buku dan aksi sosialnya membela pernikahan untuk tidak buru-buru. Harus matang secara spiritual, sosial dan finansial. Bukan begitu nak?” Tanya sang kyai kepada Alhesa.“hee betul kyai!” Jawabnya kepada sang kiai.Setelah semuanya terasa nyaman, dan tenang sang kyai yang undur diri dan berkata sesuatu yang membuat Alhesa mengerutkan keningnya. “nanti ku tunggu jawabanmu terhadap Alhesa ya!” Sambil bersalaman dan cipika-cipiki layaknya tradisi para kyai yang demikian. Alhesa hanya mampu diam dan berpura-pura tidak tahu akan hal yang membuat hatinya tidak enak hati.Semuanya berpamitan termasuk dengan faqih yang tadi cukup berbincang dengannya dan bisa nyambung dengan pemikirannya me

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Bertemu Faqih

    Korean melihat Alhesa sudah merasa sedih dirinya tidak ingin melanjutkan perbincangan mengenai perjodohan tersebut. Lalu dialihkannya topic mengenai masa depannya itu, dan tak lama kemudian datanglah pesanan mereka berdua. Alhesa juga memesankan bungkusan nasi kepada umminya agar mati usai makan dirinya tidak usah menunggu lama lagi.“ayuk makan” ujar Alhesa yang melihat alex terlihat melamun.Suasana makna pun tras ahneing. Alhesa terbiasa untuk tidak bicara saat makan, selain itu alex juga tidak ingin membuat suaan aman tidak nayamanapalagi Alhesa makan dengans edikit menahan gerak karena luka yang ada di lengannya.Setelah selesai makan bersama. Akses menuju ke kasir untuk membayar semua tagihannya, alex yang berada disampingnya membantu membawakan nasi bungkus untuk sang ummi.Setelah menyelesaikan pembayaran alex pamit ke para temannya untuk mengantarkan Alhesa kembali. Sebenarnya Alhesa menolak untuk diantarkan, tapi alex berkata kalau dirinya tidak tega dan tidak enak dengan ky

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Kasih Sayang

    Alex yang baru saja keluar ruangan seketika langsung melenggang tanpa menengok ke belakang. Dirinya kaget ketika Alhesa mengantarkannya sampai pada pintu ruangan.“hati-hati” ujarnyaAlex langsung berhenti dan mengobrol dengannya seketika.“kamu begitu menyayangi kedua orang tuamu ya, sampai-sampai berkata pun tidak keluar tadi.”“ya begitulah, mereka yang membesarkanku susah payah terutama suamiku yang aku tahu perjuangannya yang tidak mudah. Jadi di hari tua nanti aku ingin mereka damai tanpa memikirkan apapun. Hidup nyaman dan aman. ““keren ah kamu ini, gimana kalau makan bareng ya? Kamu kan juga belum makan sama sekali?” Tanya alexAlhesa tampak berpikir sejenak dan menengok ke belakang. Akhirnya dia setuju tapi harus minta izin kepada abi dan uminya.“oke, sekalian beliin ummi sepertinya beliau juga belum makan, aku izin dulu ya. Tunggu!”Alex hanya menganggukkan kepalanya dan Alhesa langsung masuk ke dalam lagi.“abi, ummi , alhesa beli makan dulu ya baeng sam alex. Nanti sek

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Alhesa Membuka Hati

    “Tentu saja tidak, melihat abi yang terus dalam bahaya. Lalu ummi yang begitu khawatirnya aku selalu diam dan mengatasinya sendiri.”“Kalau seperti tadi aku tidak datang kau mati disini juga tidak masalah kalau keluargamu juga tidak tahu?’’“Ya mungkin saja begitu, toh juga abi sudah siuman.” Jawabnya dengan enteng.Alex hanya terkagum dengan wanita yang sedang dibopongnya ini. Karena dari depan yang terlihat anggun, kalem dan cuek dirinya memiliki sikap kokoh dan sangat berprinsip.Alhesa tidak sadar bahwa dirinya sedang dibopong oleh laki-laki asing yang itupun pertama kalinya. Karena dirinya tengah asyik ngobrol panjang lebar. Sedangkan alex yang sadar akan tindakannya hanya berpura-pura diam hingga Alhesa sadar dan dirinya jika thu minta turun seketika akan diturunkan seketika.Di saat itu juga seluruh tim mleihat kemesraaan dan keindahan pemandangan sang big bos dan wanita yang meman ayu dan terlihat sangat cerdas.‘cantik bener rek, kayak yuki kato. Tahu begini ya benar saja bos

  • Ternoda sebelum Malam Pertama    Menyelamatkan Alhesa

    Alex langsung pergi ke kantor rahasianya untuk mengirim beberapa senjata yang harus dikirimkan oleh para tim ke tim yang berada di lapangan. Seketika juga dirinya pergi tanpa pamit karena kondisi sangat tepat untuk melangkah maju ke strategi selanjutnya.Setelh sampai di lokasi dirinya memilih baju-baju dan senjata yang harus dibawa ketika nanti ke tahap strategi selanjutya. Karena di tahap itu seharusnya ada ranah-arah yang harus segera diwaspadai karena dirinya juga berada di titik vital. Saat strategi sudah berjalan dengan sangat baik. Dirinya merasa ada insting tidak enak, karena sesuatu yang mudah di awal pasti akan ada hal yang diluar dugaan. Tapi dirinya terus fokus dan meneliti setiap step agar bisa menjaga sisi rawan-rawan tertentu.Tiba-tiba ada telepon dari penjaga di rumah sakit bahwa Alhesa tidak kunjung ada di rumah sakit. Dan dari tim yang berada di sasaran kembali menelpon bahwa sedang melihat seorang wanita berkerudung dibawa masuk ke lokasi.Dan alex langsung menangk

DMCA.com Protection Status