Share

Bab 23

Langkah Henry terhenti. Dia menunduk untuk melihat Tanaya.

Wanita itu sudah tertidur. Bulu mata lentiknya terlihat jelas. Mungkin karena tadi minum terlalu banyak, bibir Tanaya agak merah dan bening. Dia tampak polos.

Henry tidak tahu ucapan itu untuk siapa, tetapi dia tahu bahwa bukan dirinya.

Dia menekan gejolak pikirannya, menggantikan pakaian yang nyaman untuk Tanaya, kemudian meletakkan wanita itu di kasur dengan pelan.

Cahaya di dalam kamar agak redup, suhunya sedikit hangat.

Henry berdiri di samping kasur, mendengar napas Tanaya yang teratur. Tatapannya gelap.

Saat ini ponsel Tanaya berdering.

Henry ingin mematikannya, tetapi melihat ID "Kak Reiga" yang tertera di layar ponsel, gerakannya pun berhenti.

Ponsel Tanaya berdering sekian lama. Henry mengernyit lalu mengangkatnya.

"Halo, Naya. Kenapa kamu nggak membalas pesanku? Apakah kamu sudah memastikan nggak ada yang salah dengan dokumen yang kamu salin dari Henry?"

Suara lembut Reiga terdengar dari ujung telepon, tetapi kata-kat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status