Bella dan aku tinggal di kompleks apartemen yang sama. Awalnya, karena hubungan kami sangat baik, kami memilih membeli rumah di tempat yang sama agar lebih mudah saling berkunjung.Saat aku turun membuang sampah, aku melihat Bella sedang duduk di dekat taman kecil sambil menelepon. Dia mengenakan topi untuk menutupi rambutnya. Tiba-tiba, seorang anak kecil berlari ke arahnya dan dengan iseng mencabut topinya sehingga memperlihatkan rambutnya yang kini sangat sedikit.Anak itu berlari ke sana kemari sambil memegang topi Bella dan tertawa terbahak-bahak."Hahaha! Tante ini nggak punya rambut! Kayak ayam jantan botak!" seru anak itu dengan keras.Dari jarak sekitar 20 meter, aku bisa melihat bahwa rambut Bella lebih tipis dibandingkan saat dia datang ke rumahku terakhir kali. Rambutnya yang tersisa mungkin hanya setebal jari kelingking jika diikat.Bella yang panik langsung mengejar anak itu. Namun, dia memakai sepatu hak tinggi sehingga membuatnya sulit berlari cepat."Siapa anak nakal i
Video tentang Bella yang viral di internet membuat suasana menjadi sangat panas. Sebagai seorang guru TK, Bella menghadapi ancaman kehilangan pekerjaannya. Tidak ada orang tua yang mau anak mereka diajar oleh guru dengan kondisi seperti itu. Para orang tua murid serempak menuntut agar pihak sekolah memecat Bella.Lucunya, sulit dipercaya bahwa seseorang seperti Bella yang sangat tidak menyukai anak-anak, memilih menjadi guru TK setelah lulus kuliah. Pekerjaan sebagai guru berstatus pegawai negeri yang dia perjuangkan dengan susah payah kini hampir lenyap.Setelah insiden itu, demi keselamatan semua anak di TK, Bella terpaksa bersembunyi di kantor kepala sekolah. Namun, di luar gedung sekolah, para orang tua sudah mengepungnya."Kepala sekolah keluar! Kami butuh penjelasan hari ini. Pecat Bella atau kami menarik semua anak kami dari sekolah!" teriak salah satu orang tua."Kalau bukan karena video itu, kami mungkin nggak akan tahu masalah ini!" tambah yang lain dengan nada emosi."Bagaim
Hasil pemeriksaan kesehatan keluar dengan cepat, dan untungnya tidak ada satu pun siswa di TK yang terdeteksi bermasalah. Para orang tua akhirnya bisa bernapas lega.Namun, Bella benar-benar terkejut ketika membaca hasil tesnya sendiri: dia positif sifilis."Nggak mungkin! Suami Felita bilang padaku ini cuma folikulitis biasa. Mana mungkin aku kena penyakit begini?" serunya dengan wajah tidak percaya.Para orang tua menanggapi dengan nada sinis, "Masih ada yang mau kamu bantah? Lebih baik segera angkat barangmu dan pergi."Tidak mau menyerah, Bella berusaha memohon kepada kepala sekolah. Dia berlutut dan memegangi ujung celana kepala sekolah dengan erat."Tolonglah! Ingat betapa rajinnya aku bekerja selama ini. Berikan aku satu kesempatan lagi. Setelah aku sembuh, aku pasti akan kembali bekerja," katanya dengan suara memelas.Namun, kepala sekolah tampak jijik dan berusaha melepaskan diri. "Lepaskan aku! Karena kamu, sekolah ini sudah rusak reputasinya. Masih berani minta belas kasihan
"Maaf ya, bosku tiba-tiba menyuruhku lembur. Gimana kalau kamu masuk sendiri dulu? Atau tunggu aku satu jam, aku akan coba datang secepat mungkin," kataku kepada Bella di telepon.Bella terdengar hampir menangis. "Felita! Kamu sengaja, ya? Aku sekarang berdiri di depan rumah sakit dan semua orang yang lewat terus melihatku. Kalau aku nggak segera obati penyakit ini, Wardo pasti benar-benar akan meninggalkanku!""Maaf, maaf, aku benar-benar nggak bisa sekarang," jawabku sebelum menutup telepon dengan cepat.Setelah itu, aku pergi ke kafe di sebelah rumah sakit dan mempersiapkan diri untuk menonton drama berikutnya. Tadi pagi, aku sengaja memakai pakaian yang sangat berbeda dari gaya biasanya agar Bella tidak mengenaliku.Saat Bella akhirnya mengumpulkan keberanian untuk masuk sendiri, sebuah suara menghentikannya."Bella? Kenapa kamu ada di sini?" Suara itu adalah Wardo.Wajah Bella langsung menunjukkan ekspresi terkejut dan ketakutan begitu mendengar suara pacarnya."Kamu bohong sama a
Aku menghabiskan uang untuk menyewa seseorang mencari tahu siapa yang menjual ASI kepada Bella. Setelah mendapatkan alamatnya, aku mengirimkannya secara anonim kepada Bella. Kali ini, akhirnya dia memiliki target yang jelas untuk melampiaskan dendamnya.Malam itu, berita tentang Bella muncul di media sosial. Dia menyerbu rumah orang yang menjual ASI kepadanya dan membunuh orang tersebut beserta seluruh keluarganya. Karena tindakannya yang sangat keji, Bella dijatuhi hukuman mati dalam proses persidangan.Bella akhirnya menerima ganjaran berat untuk semua perbuatannya, termasuk kesalahannya di kehidupan sebelumnya.Polisi yang menyelidiki kasus itu menemukan jaringan orang-orang yang sengaja menyebarkan penyakit menular sebagai bentuk balas dendam terhadap masyarakat. Jaringan ini bahkan memiliki organisasi tersendiri.Para anggota jaringan itu akhirnya dihukum sesuai tingkat kejahatan mereka, dari hukuman ringan seperti tahanan rumah dan kerja sosial, hingga hukuman berat seperti penja
Tangisan yang mendadak membuyarkan lamunanku dan membuatku tersadar. Aku buru-buru menoleh ke arah putriku yang ada di sebelahku. Saat itu aku baru menyadari bahwa aku telah terlahir kembali.Dengan hati-hati, aku mengangkat putriku yang lapar, lalu membuka bajuku untuk menyusuinya.Di kehidupan sebelumnya, seorang sahabatku pernah memintaku meminjamkan ASI untuk mencuci rambutnya. Aku tidak bisa menerima permintaan aneh itu, jadi aku menolaknya. Namun, aku tidak menyangka dia masih bersikeras dengan metode aneh tersebut dan akhirnya membeli ASI dengan harga tinggi di internet.Sayangnya, ASI yang dia beli ternyata mengandung virus yang membuatnya terinfeksi sifilis. Dia malah menyalahkanku dan mengatakan bahwa putriku telah menghabiskan semua ASI-ku sehingga aku tidak meminjamkannya untuknya. Menurutnya, jika aku meminjamkannya, dia tidak akan tertular penyakit menjijikkan itu.Dia mengumpulkan semua rambut rontoknya, memelintirnya menjadi sebuah tali, lalu menyelinap ke rumahku ketik
Awalnya aku berpikir aku tidak akan terlahir Kembali. Bagaimanapun juga, aku sudah membuat Bella membayar atas perbuatannya. Namun, mungkin Tuhan merasa kasihan padaku dan tidak rela melihatku kehilangan putriku begitu saja. Oleh karena itu, aku diberi kesempatan lagi untuk melindunginya.Aku dan Bella adalah sahabat baik selama lebih dari sepuluh tahun. Kami sudah saling mengenal sejak SD. Oleh karena itu, dia tahu kode pintu rumahku. Hal ini yang memberinya peluang di kehidupan sebelumnya.Segala kejadian di kehidupan sebelumnya melintas di pikiranku seperti kilasan film. Putriku sudah kenyang dan tertidur pulas dalam pelukanku. Aku mengulurkan tangan untuk menghapus sisa susu di sudut bibirnya. Putriku mungkin sedang bermimpi indah, terlihat dari caranya mengisap jari kecilnya dengan bahagia.Melihat pemandangan ini, aku tidak bisa menahan air mata yang mengalir. Perasaan mendapatkan kembali sesuatu yang telah hilang sungguh tidak mudah untuk diterima.Suamiku yang melihat reaksiku
Aku berlari ke kamar mandi untuk membasahi seluruh rambutku, lalu membungkusnya dengan handuk sebelum pergi membukakan pintu untuk Bella."Kenapa ribut banget? Aku tadi lagi keramas, jadi nggak dengar ketukan pintumu," kataku dengan nada kesal. "Lagian, ada apa sih yang penting banget sampai harus dibicarakan sekarang?"Bella langsung balik bertanya, "Kenapa kamu ganti kode pintu?""Aku dengar katanya kalau pakai satu kode terus itu nggak aman. Jadi, setiap beberapa waktu harus diganti," jawabku santai.Bella kemudian menyibakkan rambutnya, memperlihatkan area di kepalanya yang hampir tidak ada rambut. Kulitnya bahkan terlihat mengilap karena refleksi cahaya.Aku menutup mulutku untuk menahan tawa dan berkata, "Sepertinyak amu kena alopecia, ya?""Felita, gimana ini? Aku kan masih umur 20-an dan belum nikah. Kalau aku botak, siapa yang mau sama aku?" keluhnya."Aku sudah coba pakai segala macam shampo perangsang rambut, tapi nggak ada hasilnya. Awalnya cuma rontok beberapa helai, tapi
Aku menghabiskan uang untuk menyewa seseorang mencari tahu siapa yang menjual ASI kepada Bella. Setelah mendapatkan alamatnya, aku mengirimkannya secara anonim kepada Bella. Kali ini, akhirnya dia memiliki target yang jelas untuk melampiaskan dendamnya.Malam itu, berita tentang Bella muncul di media sosial. Dia menyerbu rumah orang yang menjual ASI kepadanya dan membunuh orang tersebut beserta seluruh keluarganya. Karena tindakannya yang sangat keji, Bella dijatuhi hukuman mati dalam proses persidangan.Bella akhirnya menerima ganjaran berat untuk semua perbuatannya, termasuk kesalahannya di kehidupan sebelumnya.Polisi yang menyelidiki kasus itu menemukan jaringan orang-orang yang sengaja menyebarkan penyakit menular sebagai bentuk balas dendam terhadap masyarakat. Jaringan ini bahkan memiliki organisasi tersendiri.Para anggota jaringan itu akhirnya dihukum sesuai tingkat kejahatan mereka, dari hukuman ringan seperti tahanan rumah dan kerja sosial, hingga hukuman berat seperti penja
"Maaf ya, bosku tiba-tiba menyuruhku lembur. Gimana kalau kamu masuk sendiri dulu? Atau tunggu aku satu jam, aku akan coba datang secepat mungkin," kataku kepada Bella di telepon.Bella terdengar hampir menangis. "Felita! Kamu sengaja, ya? Aku sekarang berdiri di depan rumah sakit dan semua orang yang lewat terus melihatku. Kalau aku nggak segera obati penyakit ini, Wardo pasti benar-benar akan meninggalkanku!""Maaf, maaf, aku benar-benar nggak bisa sekarang," jawabku sebelum menutup telepon dengan cepat.Setelah itu, aku pergi ke kafe di sebelah rumah sakit dan mempersiapkan diri untuk menonton drama berikutnya. Tadi pagi, aku sengaja memakai pakaian yang sangat berbeda dari gaya biasanya agar Bella tidak mengenaliku.Saat Bella akhirnya mengumpulkan keberanian untuk masuk sendiri, sebuah suara menghentikannya."Bella? Kenapa kamu ada di sini?" Suara itu adalah Wardo.Wajah Bella langsung menunjukkan ekspresi terkejut dan ketakutan begitu mendengar suara pacarnya."Kamu bohong sama a
Hasil pemeriksaan kesehatan keluar dengan cepat, dan untungnya tidak ada satu pun siswa di TK yang terdeteksi bermasalah. Para orang tua akhirnya bisa bernapas lega.Namun, Bella benar-benar terkejut ketika membaca hasil tesnya sendiri: dia positif sifilis."Nggak mungkin! Suami Felita bilang padaku ini cuma folikulitis biasa. Mana mungkin aku kena penyakit begini?" serunya dengan wajah tidak percaya.Para orang tua menanggapi dengan nada sinis, "Masih ada yang mau kamu bantah? Lebih baik segera angkat barangmu dan pergi."Tidak mau menyerah, Bella berusaha memohon kepada kepala sekolah. Dia berlutut dan memegangi ujung celana kepala sekolah dengan erat."Tolonglah! Ingat betapa rajinnya aku bekerja selama ini. Berikan aku satu kesempatan lagi. Setelah aku sembuh, aku pasti akan kembali bekerja," katanya dengan suara memelas.Namun, kepala sekolah tampak jijik dan berusaha melepaskan diri. "Lepaskan aku! Karena kamu, sekolah ini sudah rusak reputasinya. Masih berani minta belas kasihan
Video tentang Bella yang viral di internet membuat suasana menjadi sangat panas. Sebagai seorang guru TK, Bella menghadapi ancaman kehilangan pekerjaannya. Tidak ada orang tua yang mau anak mereka diajar oleh guru dengan kondisi seperti itu. Para orang tua murid serempak menuntut agar pihak sekolah memecat Bella.Lucunya, sulit dipercaya bahwa seseorang seperti Bella yang sangat tidak menyukai anak-anak, memilih menjadi guru TK setelah lulus kuliah. Pekerjaan sebagai guru berstatus pegawai negeri yang dia perjuangkan dengan susah payah kini hampir lenyap.Setelah insiden itu, demi keselamatan semua anak di TK, Bella terpaksa bersembunyi di kantor kepala sekolah. Namun, di luar gedung sekolah, para orang tua sudah mengepungnya."Kepala sekolah keluar! Kami butuh penjelasan hari ini. Pecat Bella atau kami menarik semua anak kami dari sekolah!" teriak salah satu orang tua."Kalau bukan karena video itu, kami mungkin nggak akan tahu masalah ini!" tambah yang lain dengan nada emosi."Bagaim
Bella dan aku tinggal di kompleks apartemen yang sama. Awalnya, karena hubungan kami sangat baik, kami memilih membeli rumah di tempat yang sama agar lebih mudah saling berkunjung.Saat aku turun membuang sampah, aku melihat Bella sedang duduk di dekat taman kecil sambil menelepon. Dia mengenakan topi untuk menutupi rambutnya. Tiba-tiba, seorang anak kecil berlari ke arahnya dan dengan iseng mencabut topinya sehingga memperlihatkan rambutnya yang kini sangat sedikit.Anak itu berlari ke sana kemari sambil memegang topi Bella dan tertawa terbahak-bahak."Hahaha! Tante ini nggak punya rambut! Kayak ayam jantan botak!" seru anak itu dengan keras.Dari jarak sekitar 20 meter, aku bisa melihat bahwa rambut Bella lebih tipis dibandingkan saat dia datang ke rumahku terakhir kali. Rambutnya yang tersisa mungkin hanya setebal jari kelingking jika diikat.Bella yang panik langsung mengejar anak itu. Namun, dia memakai sepatu hak tinggi sehingga membuatnya sulit berlari cepat."Siapa anak nakal i
"Aku juga butuh sedikit privasi," kataku tegas."Aku kan nggak sengaja waktu itu. Masalah kecil begini, kenapa kamu masih mengingatnya?" Bella menjawab dengan nada kesal sebelum akhirnya pergi.Setelah Bella pergi, aku segera memeriksa tubuh putriku untuk memastikan tidak ada yang salah. Namun, dugaanku benar, ada memar di lengannya. Kulit anak kecil memang lembut, dan dari parahnya memar itu, jelas Bella menggunakan tenaga yang cukup kuat.Putriku menangis begitu Bella menggendongnya tadi adalah sesuatu yang tidak terjadi di kehidupan sebelumnya. Kini aku tahu, Bella bahkan sudah mulai membenci kami sejak saat ini. Betapa mengerikannya dia, bahkan lebih menakutkan daripada hantu.Aku mengambil sebutir telur rebus dan menggunakannya untuk mengompres memar di lengan putriku dengan harapan bisa meredakan rasa sakitnya.Aku tahu Bella tidak akan menyerah begitu saja untuk mencari ASI. Dari unggahannya di media sosial, aku melihat bahwa dia sudah menemukan sumber baru. Dia menggunakan berb
Aku berlari ke kamar mandi untuk membasahi seluruh rambutku, lalu membungkusnya dengan handuk sebelum pergi membukakan pintu untuk Bella."Kenapa ribut banget? Aku tadi lagi keramas, jadi nggak dengar ketukan pintumu," kataku dengan nada kesal. "Lagian, ada apa sih yang penting banget sampai harus dibicarakan sekarang?"Bella langsung balik bertanya, "Kenapa kamu ganti kode pintu?""Aku dengar katanya kalau pakai satu kode terus itu nggak aman. Jadi, setiap beberapa waktu harus diganti," jawabku santai.Bella kemudian menyibakkan rambutnya, memperlihatkan area di kepalanya yang hampir tidak ada rambut. Kulitnya bahkan terlihat mengilap karena refleksi cahaya.Aku menutup mulutku untuk menahan tawa dan berkata, "Sepertinyak amu kena alopecia, ya?""Felita, gimana ini? Aku kan masih umur 20-an dan belum nikah. Kalau aku botak, siapa yang mau sama aku?" keluhnya."Aku sudah coba pakai segala macam shampo perangsang rambut, tapi nggak ada hasilnya. Awalnya cuma rontok beberapa helai, tapi
Awalnya aku berpikir aku tidak akan terlahir Kembali. Bagaimanapun juga, aku sudah membuat Bella membayar atas perbuatannya. Namun, mungkin Tuhan merasa kasihan padaku dan tidak rela melihatku kehilangan putriku begitu saja. Oleh karena itu, aku diberi kesempatan lagi untuk melindunginya.Aku dan Bella adalah sahabat baik selama lebih dari sepuluh tahun. Kami sudah saling mengenal sejak SD. Oleh karena itu, dia tahu kode pintu rumahku. Hal ini yang memberinya peluang di kehidupan sebelumnya.Segala kejadian di kehidupan sebelumnya melintas di pikiranku seperti kilasan film. Putriku sudah kenyang dan tertidur pulas dalam pelukanku. Aku mengulurkan tangan untuk menghapus sisa susu di sudut bibirnya. Putriku mungkin sedang bermimpi indah, terlihat dari caranya mengisap jari kecilnya dengan bahagia.Melihat pemandangan ini, aku tidak bisa menahan air mata yang mengalir. Perasaan mendapatkan kembali sesuatu yang telah hilang sungguh tidak mudah untuk diterima.Suamiku yang melihat reaksiku
Tangisan yang mendadak membuyarkan lamunanku dan membuatku tersadar. Aku buru-buru menoleh ke arah putriku yang ada di sebelahku. Saat itu aku baru menyadari bahwa aku telah terlahir kembali.Dengan hati-hati, aku mengangkat putriku yang lapar, lalu membuka bajuku untuk menyusuinya.Di kehidupan sebelumnya, seorang sahabatku pernah memintaku meminjamkan ASI untuk mencuci rambutnya. Aku tidak bisa menerima permintaan aneh itu, jadi aku menolaknya. Namun, aku tidak menyangka dia masih bersikeras dengan metode aneh tersebut dan akhirnya membeli ASI dengan harga tinggi di internet.Sayangnya, ASI yang dia beli ternyata mengandung virus yang membuatnya terinfeksi sifilis. Dia malah menyalahkanku dan mengatakan bahwa putriku telah menghabiskan semua ASI-ku sehingga aku tidak meminjamkannya untuknya. Menurutnya, jika aku meminjamkannya, dia tidak akan tertular penyakit menjijikkan itu.Dia mengumpulkan semua rambut rontoknya, memelintirnya menjadi sebuah tali, lalu menyelinap ke rumahku ketik