Ulfa malah segera mencegah, "Ibu, kamu nggak perlu khawatir. Di Kediaman Pradaya, semua perhatian pasti dicurahkan untuk Gita. Mana mungkin dia sampai ditelantarkan? Memang belakangan ini dia sendiri nggak punya selera makan, cuma ingin makan yang asam-asam saja.""Kalau begitu, kemungkinan besar anaknya laki-laki." Gayatri tak bisa menahan tawa. Ulfa hanya tersenyum dan tidak menanggapi.Gayatri kembali menarik napas sebelum berkata, "Kalau nanti Eli bisa seberuntung Gita, aku akan merasa sangat puas."Namun dalam hati Ulfa, dia tak begitu setuju. Meski jodoh Eliska mungkin tidak akan buruk, kalau ingin mendapatkan pasangan yang bisa menandingi menantunya sendiri, itu nyaris mustahil.Walau begitu, Ulfa tetap berkata dengan ramah, "Ibu nggak perlu khawatir soal Eli. Dengan paras cantiknya, jodohnya nggak mungkin jelek. Bahkan, pangeran di istana pun sepadan dengannya.""Jangan bicara soal itu lagi," respons Gayatri sambil menghela napas pelan.Meski status pangeran memang mulia, persa
Yanuar mengangkat tirai kereta. Eliska pun terlihat berdiri rapi di tempatnya. Dibandingkan dengan pertemuan mereka sebelumnya, sepertinya Eliska sudah tumbuh sedikit lebih tinggi. Hanya dengan berdiri di situ saja, dia sudah cukup mencuri perhatian dan begitu memesona.Eliska pun diam-diam memperhatikan Yanuar. Dia tahu bahwa Yanuar dan Arjuna adalah sepupu. Wajah mereka memang ada sedikit kemiripan.Hanya saja dibandingkan dengan ketampanan Arjuna, penampilan Yanuar terlihat lebih elegan dan berwibawa. Kalau keduanya berdiri berdampingan, sosok Arjuna yang tinggi tegap jelas akan lebih mudah menarik perhatian orang.Tak heran, Yanuar di kemudian hari sempat mempunyai sedikit konflik dengan Arjuna. Sebagai seorang pangeran, tentu saja dia tidak rela harus terus-menerus berada di bawah bayang-bayang orang lain."Gimana kamu bisa menebak kalau itu aku?" tanya Yanuar sambil mengangkat alis.Eliska sudah lebih dulu menyiapkan jawaban. Sekarang, dia menjawab sambil tersenyum manis, "Dari s
Sebelum kedai itu resmi dibuka, Eliska diam-diam pergi sekali ke Paviliun Awani. Efisiensi kerja Kendhis membuat Eliska benar-benar kagum.Beberapa ramuan yang sebelumnya Eliska berikan, kini sudah diolah menjadi bentuk pil yang dinamakan Pil Kulit Cerah dan salep bernama Krim Kulit Halus.Kotak kayu yang digunakan untuk mengemasnya pun terbuat dari kayu merah berkualitas tinggi. Tampilannya indah dan mewah. Hanya dengan sekali lihat saja, orang pasti akan langsung yakin kalau ini adalah barang kelas atas.Eliska seketika langsung memahami alasan di masa lampau, ada orang yang membeli kotak dan malah mengembalikan isinya. Bahkan, dirinya pun sempat terpikat oleh kemasan mewah itu."Apa ini sesuai dengan ide awal yang kamu ceritakan padaku waktu itu?" tanya Kendhis."Ide Kak Kendhis malah jauh lebih bagus daripada bayanganku sebelumnya. Kalau Kakak tahu seperti apa ide awalku, pasti akan tertawa terbahak-bahak," jawab Eliska yang merasa sedikit malu.Ucapan Eliska membuat Kendhis tertaw
Dalam sekejap, pedang itu justru mengarah ke arahnya. Hampir tidak ada jarak antara pedang itu dengan lehernya."Putra Bangsawan Arjuna, ini aku." Eliska buru-buru menarik tudung jubahnya ke bawah.Arjuna menatapnya dengan ragu-ragu. Ujung pedangnya bergeser ke atas, lalu perlahan menempel di bawah dagu Eliska. Pria itu lalu sedikit mengangkat pedangnya sehingga dagu Eliska ikut terangkat .... Rasanya seperti sedang dipermainkan oleh seorang pria cabul.Eliska teringat kalau dirinya mengenakan jubah pria. Namun, dia jelas tak percaya kalau Arjuna tidak mengenalinya. Dia menggigit bibir sambil berkata pelan, "Aku Eliska."Arjuna meliriknya datar, lalu menarik kembali pedangnya.Eliska menjelaskan, "Mengingat luka Putra Bangsawan Arjuna belum sembuh, mengenai masalah kedai, seharusnya aku datang langsung untuk mengucapkan terima kasih."Sebenarnya kalau dipikir-pikir, menitipkan ucapan terima kasih lewat Kendhis memang terkesan kurang tulus.Arjuna melirik sekilas ke tangannya, seolah-ol
Eliska terdiam. Kalau Arjuna benar-benar meminta Busur Cahabinar langsung dari Pradipta, pria itu pasti tak akan sanggup menolak karena status Arjuna adalah putra bangsawan dari Kediaman Raja Kawiswara. Mana berani dia menyinggungnya? Itu pasti akan menyulitkannya.Setelah memikirkan matang-matang, Eliska tidak mengungkapkan bahwa Busur Cahabinar saat ini ada di tangan Pradipta. Dia hanya berkata, "Busur Cahabinar adalah bagian dari harta sesanku, jadi maaf aku nggak bisa memenuhi permintaan Putra Bangsawan Arjuna."Lagi pula, Arjuna sendiri sudah pernah menolak perjanjian pernikahan dengannya. Dengan begitu, dia seharusnya juga tidak akan terus mengejar soal ini. Benar saja, Arjuna pun tidak membahasnya lagi."Beberapa waktu ke depan, selama punya waktu luang, aku akan datang lagi untuk menemani Putra Bangsawan Arjuna supaya kamu nggak merasa bosan," ucap Eliska dengan tulus.Eliska tahu bahwa Arjuna menggunakan alasan sedang dalam masa pemulihan untuk membungkam Yanuar, jadi dia suda
Setelah membaca tulisan di atas kertas itu, Arjuna tersenyum penuh ejekan."Dari rumah bordil, bukankah itu berarti ...." Kata "pelacur pria" nyaris meluncur dari bibir Nindia, tetapi dia tak sanggup mengucapkannya.Nindia hanya melirik ke arah Arjuna. Dia makin marah saat memikirkannya, sampai-sampai kakinya mengentak lantai. Bagaimana mungkin Arjuna yang selalu dia hormati bisa terlibat dengan orang seperti ini?"Dasar berengsek! Beraninya kamu menaruh niat jahat terhadap Keluarga Raja Kawiswara!" maki Nindia. Dia mengangkat tangan dan berniat menampar wajah Eliska.Namun Eliska segera melangkah mundur dua langkah, lalu bersembunyi di balik tubuh Arjuna. Seluruh tubuhnya nyaris tersembunyi di balik sosok pria itu yang tinggi dan tegap. Dia terlihat memegang lengan Arjuna, seolah ketakutan dan juga sedang mencari perlindungan.Arjuna pun tidak berusaha menghentikannya. Eliska benar-benar seperti jalang manis yang terlihat lemah dan tak berdaya, tetapi sesungguhnya mampu mengguncang or
Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi
"Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat
Nindia mengingat sejenak. Selain para selir, hari ini Adelia memakai tusuk konde bunga dahlia dan Eliska memakai tusuk konde bunga anggrek."Apa Kak Banyu merasa hari ini tusuk konde yang dipakai Kak Eliska sangat cantik?" tanya Nindia. Hari ini dia juga tertarik pada tusuk konde yang dipakai Eliska. Tusuk kondenya sangat mungil. Gaya sanggul Eliska juga sederhana, tetapi unik.Kalau bukan karena Nindia merasa canggung saat berbicara dengan Eliska, dia pasti bertanya kepada Eliska kedai mana yang membuat tusuk konde bunga itu.Sementara itu, sekarang Banyu benar-benar merasa canggung. Dia tidak mungkin memperhatikan dandanan orang lain, menurutnya sama saja. Itulah sebabnya dia memakai Winka sebagai alasan."Kenapa Kak Banyu nggak langsung bilang saja kalau merasa tusuk konde Kak Eliska cantik? Ini bukan hal yang nggak sopan," komentar Nindia.Saat ini, Nindia tidak curiga. Bagaimanapun, Arjuna sudah menolak Eliska. Jadi, Nindia menganggap anggota Keluarga Raja Kawiswara tidak akan ber
Eliska tidak menunggu Arjuna menanggapi perkataannya. Dia langsung menambahkan sambil mengernyit, "Apa ke depannya aku harus membiarkan Putra Bangsawan Arjuna menyeleksi dulu waktu memilih suami? Jadi, aku baru bisa menikah setelah mendapatkan persetujuan Putra Bangsawan Arjuna?"Nada bicara Eliska sangat lembut, tetapi sindiran Eliska lebih kentara dari ucapannya tadi. Biasanya Eliska bersedia menoleransi sikap Arjuna dan menerima semua perintahnya demi kepentingan keluarga adipati. Namun, Eliska tidak terima kalau Arjuna terlalu mencampuri urusannya.Arjuna memandangi Eliska. Ekspresi Eliska tetap terlihat ramah dan tidak berubah sedikit pun. Hanya saja, telinga Eliska yang memerah menunjukkan dia sedikit emosional. Sepertinya sekarang Eliska sedang kesal, jadi Arjuna membalas, "Aku bukan meremehkanmu."Eliska tidak berbicara. Arjuna menjelaskan pada Eliska, "Bibiku sudah memilih kandidat untuk menjadi istri Yanuar. Lagi pula, Yanuar itu pria buaya darat. Biarpun sekarang dia menyuka
"Kalian main saja, aku mau masuk untuk menyalakan perapian," ujar Winka. Dia tidak ingin main lagi setelah kembang apinya padam. Winka kedinginan, jadi dia buru-buru masuk ke dalam istana.Eliska berpura-pura santai saat bertanya, "Kudengar Tuan Banyu mau pergi ke Surtara setelah tahun baru, ya?"Banyu menjawab, "Iya. Aku bertanggung jawab mengantar gaji prajurit dan pangan. Aku akan berangkat setelah tahun baru hari kelima. Butuh waktu 2 bulan sebelum aku kembali."Eliska berkata seraya menunduk, "Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi Tuan Banyu diserang orang dari Suka Surtara secara diam-diam waktu dalam perjalanan mengantar pangan. Kamu terluka parah. Jadi, Tuan Banyu harus hati-hati waktu melakukan perjalanan sendiri."Banyu memang tidak terlalu mahir dalam urusan asmara, tetapi dia bukan orang yang bodoh. Banyu tahu Eliska mengkhawatirkannya. Sepertinya hari ini Eliska mengajak Winka bermain kembang api demi membicarakan hal ini dengan Banyu.Seketika Banyu merasa Eliska sangat l
Eliska tanpa sadar mencari Arjuna. Selama ini, Arjuna ingin menikahi Adelia. Namun, sepertinya ini bukan hal yang mudah karena saingannya adalah Taraka. Jika Arjuna kehilangan wanita yang dicintainya lagi, entah siapa yang akan dinikahinya di kehidupan ini.Arjuna melirik Eliska sekilas, lalu tidak melihatnya lagi. Banyu yang berdiri di samping Arjuna tetap menunjukkan ekspresi serius seperti biasanya.Menurut Eliska, Banyu termasuk pria baik. Dia bukan pria yang bisa mengkhianati istrinya dan tertarik pada wanita lain. Sudah jelas, Banyu adalah pria yang jujur dan bertanggung jawab.Sementara itu, Eliska tidak bisa menilai Arjuna adalah pria yang baik atau jahat. Arjuna hanya fokus memikirkan kepentingan Keluarga Raja Kawiswara.Dalam urusan percintaan, Arjuna bukan pria yang setia. Arjuna bisa tertarik pada wanita lain, tetapi biasanya wanita yang tergoda dengannya. Jadi, Arjuna tidak pernah rugi.Eliska teringat masalah di kehidupan sebelumnya saat melihat Banyu. Setelah melewati ta
Ucapan Arjuna membuat Banyu lebih tenang. Sekarang mereka berada di istana, bukan di kediaman raja. Jadi, mereka harus tahu batasan. Banyu tetap menunjukkan ekspresi datar, tetapi dia tidak minum arak lagi.Jyena menoleh setelah mendengar suara mereka berdua. Dia berkomentar sembari tersenyum saat melihat ekspresi Banyu, "Kualitas Arak Batari sangat bagus. Kalau Banyu suka, jangan larang dia minum."Zuhair menimpali, "Semua yang merayakan tahun baru di sini keluarga. Nggak masalah kalau mabuk. Apa istana yang besar ini kekurangan tempat untuk istirahat?"Banyu membalas, "Maaf sudah membuat Paman dan Bibi repot."Zuhair memandang Eliska lagi, lalu bercanda dengannya, "Eli, apa kamu mau mencoba arak ini? Aku ingat kamu juga suka minum arak."Yang dimaksud Zuhair adalah kejadian Eliska mabuk saat perburuan musim gugur. Eliska menyahut dengan ekspresi malu, "Setelah pulang ke kediaman, Ibu menceramahiku. Sejak saat itu, aku nggak berniat minum arak lagi. Kalau nggak, Ibu pasti nggak akan m
Eliska memberi hormat dan berucap, "Selir Agung Jyena, aku nggak pantas terima pujian seperti itu."Zuhair berkomentar, "Kamu sangat perhatian. Ini pertama kalinya kamu masuk istana, tapi kamu memperhatikan semua selirku."Zuhair melihat burung bayan putih di dalam kandang yang lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Burung bayan itu terlihat lemas. Zuhair menambahkan, "Kenapa kamu memelihara burung bayan hingga menjadi seperti ini?"Eliska bersujud. Dia yang malu mengakui kesalahannya, "Paman Zuhair, Paman Sadali sudah bantu aku cari pelatih burung demi memelihara burung bayan ini. Tapi, aku benar-benar nggak mampu memelihara burung. Jadi, aku bawa burung bayan ini ke istana biar Paman Zuhair bisa bantu aku cari cara."Meskipun Yanuar yang menyuruh Eliska membawa burung bayan ke istana, sekarang Eliska tidak boleh mengungkitnya.Zuhair menceletuk, "Yang pandai memelihara burung cuma Yanuar. Biar dia yang bantu kamu pelihara saja."Yanuar memberi hormat sambil menyahut, "Oke, Ayah."Elisk
Gayatri berucap sambil mengernyit, "Apa bedanya anak selir atau anak sah? Semuanya tetap cucuku. Lihatlah, Rumi berdandan dengan begitu rapi. Dia juga gadis cantik kok. Kesehariannya pun perlu lebih banyak diawasi dan dibimbing. Kalau saja aku nggak minta orang untuk mengukur badannya, mungkin pakaian baru yang dipakainya hari ini pun nggak akan ada."Sebenarnya, Rumi menuruti ucapan Eliska tempo hari. Itulah sebabnya dia dengan inisiatif mendekati Gayatri beberapa kali dan mengatakan bahwa dirinya kekurangan pakaian. Mendengar itu, Gayatri merasa iba dan langsung memerintahkan pelayan menyiapkan pakaian baru untuknya.Mendengar Gayatri kembali membelanya di hadapan banyak orang hari ini, Rumi tidak kuasa menahan air mata. Dia buru-buru mengangkat tangan dan mengusapnya perlahan.Di sisi lain, Ulfa hanya bisa mencibir dalam hati. Dia merasa Verani benar-benar bodoh, bahkan anak sendiri pun tidak dibela. Namun dia senang melihat kebodohan itu terus berlanjut, jadi dia hanya tersenyum ti
"Aku sangat sadar kalau Keluarga Bramantya nggak punya latar belakang yang kuat. Wanita yang kusukai belum tentu juga akan menyukaiku. Sekalipun dia menyukaiku, aku pun nggak mau dia harus hidup menanggung perasaan terpaksa atau teraniaya." Pradipta menatap Eliska dengan serius. Kata-katanya terdengar begitu tulus.Eliska tidak tahu apakah wanita yang dia maksud itu adalah dirinya, tetapi jantungnya tetap saja berdegup makin cepat.Eliska perlahan mendongak dan menatap pria di hadapannya. Wajahnya memiliki garis-garis yang tegas dan rupawan.Meskipun hanya mengenakan pakaian sederhana berwarna hitam, ketampanannya sama sekali tak kalah dibanding pemuda-pemuda dari keluarga terhormat lainnya. Pradipta ibarat secangkir teh harum yang pekat. Makin lama dipandang, makin terasa dalam pesonanya."Semoga apa yang diinginkan Tuan Pradipta bisa segera terwujud," ucap Eliska pelan sambil menundukkan pandangannya.Pradipta melihat telinganya yang memerah. Dia tak kuasa menahan senyum, lalu berkat
Menjelang pergantian tahun, barulah Eliska mengerti maksud dari kalimat "lain kali kalau masuk istana" yang pernah diucapkan oleh Yanuar.Zuhair adalah seseorang yang paling tidak menyukai suasana sepi. Setiap malam tahun baru, dia selalu mengundang para wanita dan pemuda yang dekat dengan keluarga kekaisaran untuk masuk istana dan menemaninya merayakan malam pergantian tahun.Tahun-tahun sebelumnya, Eliska tentu saja tidak pernah mendapatkan kehormatan seperti itu. Namun tahun ini, dia sempat menjadi pusat perhatian di hadapan Zuhair. Jadi, sang kaisar pun langsung teringat padanya.Yanuar kemungkinan besar sudah lebih dulu mendengar kabar ini, makanya lebih awal mengisyaratkan hal tersebut pada dirinya.Sepanjang hidupnya, bahkan dihitung dari dua kehidupan sekalipun, kesempatan Eliska untuk masuk istana tak pernah lebih dari sepuluh kali. Jadi meskipun bersikap tenang, tetap saja hatinya terasa sedikit gugup.Bisa mendapatkan perhatian dari Zuhair adalah sebuah kehormatan besar bagi