Share

84 [bagian 2]

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hana langsung melepaskan gandengan dengan Maira lalu mendekati Hafiz segera menggenggam jemari Papanya.

"Gak kok, Hana sayang kalian berdua."

Kedua manusia dewasa itu mengulas senyum mendengar perkataan Hana. Gadis tersebut segera menarik Hafiz agar jalannya sejajar dengan Maira. Perempuan kecil ini langsung menggandeng kembali tangan Maira.

"Ayo masuk, pasti Nenek, Kakek dan Grandma nungguin," seru Hana.

Mereka menganggu lalu melangkah bersamaan menuju ruang tamu. Kala sampai, terlihat tiga manusia itu tengah berbincang lalu terhenti saat melihat yang dibicarakan mereka.

"Ayo cepat sini! Kalian dari tadi udah ditungguin lho," panggil Anggrek.

Hafiz dan Maira mengangguk, mereka mendekat lalu duduk di dekat orang tua masing-masing.

"Kita udah membicarakan semua, besok malam kami akan ke rumah kamu untuk memberikan seserahan," jelas Anggrek.

Maira langsung menatap kedua orang tuanya dan dibalas anggukan mereka.

"Terserah kalian, yang menurut kalian terbaik buat kami aja. Kami
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   85 [bagian 1]

    Maira mengeryitkan alis mendengar ucapan Hafiz, melihat reaksi sang calon istri lelaki itu mendengkus. "Udahlah, gak perlu. Nanti saat acara besok malam kamu harus pake baju yang bakal aku kirim ke sini, ya." Wanita yang tadi kebingungan langsung menganggukan kepala saat Hafiz berkata demikian. Pria tersebut segera pamit dan melangkah pergi. Sedangkan Maira terus menatap sebelum kendaraan milik sang calon suami menghilang dari pandangannya. "Apa yang tadi Mas Hafiz mau dengar ya?" gumam wanita itu. Dia memilih mengedikan bahu, saat sampai di ruang keluarga. Terlihat orang tuanya tengah berbincang soal uang yang akan diberikan untuk membantu acara pernikahan anak dan calon menantunya. "Apa kita minjem ke bank aja, ya Mas? Soalnya ini sangat sedikit, apalagi pasti keluarga calon suami Maira bakal ngeluarin puluhan juta bukan," lontar Dewi. Mendengar perkataan Ibunya, Maira segera mendekat lalu duduk di samping wanita tersebut. "Kalau gak ada gak usah dipaksain, Bu. Lagian mereka

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   85 [bagian 2]

    Dewi menggeleng, ia berusaha mendekati adiknya lagi tetapi Devi teriak kembali. Membuat mereka menjadi pusat perhatian, suami perempuan tersebut langsung memeluknya. "Jangan berteriak lagi, ini rumah sakit," ucap lelaki itu. Devi langsung membalas pelukan suaminya, ia terisak di dekapan lelaki itu. Sedangkan Dewi memandang sendu sang adik."Apa yang kita lakuin sekarang? Padahal kita cuma mau lihat keadaan Syafa, walau dia suka jahat dan ketus tapi gak tega liat dia begini," ujar Maira. Perempuan itu menatap sang ibu, begitupun Ajeng memandang Dewi. Wanita yang lebih dewasa dari mereka berdua memegang lengan keduanya. "Kita pulang saat tau kondisi Syafa, oke. Kita tunggu di sana aja, sambil nunggu emosi adikku stabil," ujar Dewi.Mereka langsung mengangguk lalu melangkah mendekati tempat duduk. Sedangkan Devi terus bolak-balik di depan ruang operasi menunggu anaknya. Suara dering ponsel terdengar, membuat orang tua Syafa melirik mereka dengan tatapan tajam. "Aku angkat telepon d

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   86 [bagian 1]

    Maira menghela napas mendengkus perkataan Syafa, mata wanita itu sembab bahkan jejak air mata masih terlihat. Sedangkan Ajeng dan Ibunya langsung memegang lengan perempuan tersebut untuk menguatkan. "Mana ada orang yang liat keluarganya kena musibah malah seneng Syafa ... kamu ini aneh-aneh aja, mendingan gak usah pikir macem-macem. Sekarang pikirin kesehatan kamu aja," balas Maira. Mendengar perkataan Maira, wanita itu mendelik lalu membuang muka. Memilih menatap Ibunya, sang sepupu hanya menghela napas. "Ra, Bu. Ayo kita duduk dulu di sana, masa berdiri di sini aja.""Lagian kita sama sekali gak dianggap sama pasien ini," kata Ajeng kecil. Maira menyikut Ajeng pelan karena perkataan wanita itu. Sedangkan perempuan tersebut memasang wajah meringis. "Emang sikutanku, sakit ya. Perasaan pelan lho," ucap Maira. Devi menatap kesal ke arah tamu tidak diundangi ini. Ia berkacak pinggang sedangkan Syafa hanya diam karena merasakan nyeri di bagian perutnya. "Kalian ini, mau menjenguk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   86 [bagian 2]

    Maira segera mengantarkan Ajeng ke kediaman lalu pamit untuk pulang. Sesampai di rumah, wanita itu lekas mengantarkan kendaraan roda dua ini ke pemiliknya. "Makasih ya, Mpok. Kalau gak dikasih minjem entah gimana pergi ke rumah sakitnya," ucap Maira. Ibu Kayla menganggukan kepala lalu Maira segera melangkah pulang. Segera mengunci pintu dan bergegas mengchanger handphone dan terlelap di kasur. Wanita itu bahkan tidak berganti pakaian ataupun mencuci wajah. Waktu tidak terasa terus berputar, suara gedoran pintu terdengar. Maira menggeliat dan mengucek matanya, terdengar teriakan David memanggil."Iya Bang, bentar," sungut Maira. Suara gedoran kembali terdengar karena menunggu sampai lima menit wanita itu belum membuka pintu. Lalu tak berselang lama perempuan tersebut muncul dengan wajah bantalnya. "Jangan males-malesan! Ayo bangun, kita salat subuh bareng," cecar David.Maira mengiyakan omelan David lalu ia segera masuk kembali ke kamar untuk mengambil handuk dan mukena. Dan melan

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   87 [bagian 1]

    Senyuman sumringah terulas di bibir Hana. Gadis itu menguapkan rasa bahagia dengan jemari membentuk hati pada sang Papa. "Iya, anterin aja Hana ke sini. Tapi ...." Ucapan wanita itu terhenti kala Hafiz menyela. "Jangan bilang kamu terganggu karena ada anakku." Lelaki itu berkata dengan kata dingin, Maira menhela napas mendengar perkataan calon suaminya. Sedangkan Hana langsung cemberut mendapati ucapan Hafiz. "Kalau aku ngomong jangan dipotong-potong kenapa! Kalau nanti kita nikah bisa cekcok terus gara-gara kebiasaan kamu nyela terus," sungut Maira. "Aku cuma mau nanya, itu rombongan kamu nanti malam banyak gak. Kalau banyak aku sama Ibuku bakal masak agak banyakan," lontar Maira.Hafiz hanya meringis mendengar perkataan Maira. Lalu lelaki itu berpura-pura melirik jam dipergelangan tangan. "Eum ... Gak banyak, kalau gitu aku matiin soalnya waktu harus berangkat kerja."Dia segera mematikan sambungan telepon sedangkan Hana masih terus menatap Papanya. "Katanya mau berangkat Pa

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   87 [bagian 2]

    Maira mencubit gemas pipi Kayla membuat wanita itu memekik kesal. "Kamu ini, suka banget ya! Sakit tau," omel perempuan tersebut.Wanita itu hanya mengulas senyuman melihat sang teman mengomel lalu merangkul Kayla. "Bukan acara Abangku, La. Tapi acara aku, nani malam acara seserahan. Pokoknya kamu harus nemenin aku ya. Aku deg-degan banget, padahal yang kedua kalinya ini," ujar Maira. Kayla langsung menatap Maira lalu memeluk perempuan tersebut. Sedangkan di tempat lain, Reyhan terus mengeluarkan amarahnya. Bahkan beberapa kali kasar dengan Thania. "Kamu kenapa sih, Mas! Marah-marah terus padahal aku lagi hamil anak kamu lho," sungut Thania. Reyhan hanya mendelik kesal, ia menggeram dan menggebrak meja. "Kalau gitu kamu jangan deket-deket sama aku! Kamu payah banget gak bisa bantu redahin amarahku, beda banget sama Maira," seru Reyhan.Mata Thania membulat, ia melempar bantal sofa ke meja membuat gelas yang berada di sana terjatuh. Melihat kelakuan istrinya, Reyhan semakin geram

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   88 [bagian 1]

    "Wati, setelah pulang sekolah kamu langsung ke butik saya! Ambil gamis buat acara nanti malam. Calon menantuku harus tampil cantik, ingat itu! Sekalian pakaian buat Hana juga, cepat ke sini setelah pulang sekolah," seru Anggrek. Mata guru itu melebar mendengar perkataan Anggrek, ia langsung pergi tanpa mengatakan apapun. Suara langkah kaki yang terdengar lumayan cepat, wanita tersebut mengulas seringai."Apa dia sudah pergi, enak saja pengen mendekati anakku," sinis wanita itu. Setelah memberikan perintah wanita itu segera mematikan sambungan. Sedangkan Wati hanya menggelengkan kepala lalu bangkit saat mendengar para anak-anak tengah berdoa. "Nyonya memang begitu, beruntung Maira disukainya. Kalau enggak bisa-bisa sakit hati terus denger ocehannya," gumam Wati. Hana langsung keluar mencari Wati, gadis kecil itu sangat bersemangat. Lalu ia mengulas senyum saat melihat pengasuhnya, perempuan kecil tersebut melambaikan tangan. "Bibi! Ayo cepat kita naik mobil, Hana gak sabar ketemu

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   88 [bagian 2]

    Suara teriakan Hana sampai terdengar di dapur, orang yang jalan di depan kediaman Maira langsung menoleh. Melihat Kayla yang berada di sana hanya mengulas senyum dan dibalas olehnya. Maira segera keluar dari dapur dan melihat anak Hafiz yang berusaha ditenangkan oleh Wati. "Eh, Hana? Kapan datangnya, Sayang. Ayo masuk, Bibi juga yuk masuk pasti capek," ujar Maira. Gadis kecil itu langsung menatap Maira lalu memeluk wanita yang ia panggilan Mama ini. Sedangkan Kayla masih kebingungab dengan peristiwa tersebut."Dia siapa Ra? Kenapa manggil kamu Mama, kapan kamu punya anaknya. Bukannya kamu belum pernah hamil ya," seru Kayla. Maira menoleh mendengar sahabatnya bertanya, ia langsung memandang Kayla. Sedangkan Hana dengan cepat menunjuk wanita tersebut membuat mata Kayla melebar. "Dia pecuri, Mah! Lihat banyak makanan yang di tangan cewek itu. Dia kaya orang yang baru aja diceritain sama Ibu guru. Tante harusnya jangan mencuri dong, Tante itu kalau pengen sesuatu harus kerja," tutur H

Latest chapter

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   114 [TAMAT]

    "Mas," panggil wanita itu.Dia tidak menanggapi, lelaki itu melangkah lebar dan mengambil kunci. Maira hendak mengejar tetapi sangat kesulitan. "Jangan tunggu aku! Aku gak bakal pulang," seru lelaki itu. Pria tersebut menutup pintu dengan kencang, Maira menatap nanar adegan di depannya. Lalu berusaha mendekati benda tersebut dan membuka, terlihat kendaraan roda empat milik Hafiz telah melaju."Mas ...."Anggrek segera mendekati menantunya lalu mengusap pundak wanita tersebut. "Sayang, tenangin diri kamu. Jangan begini, kamu lagi hamil lho," seru wanita itu.Maira langsung memeluk sang mertua dan menangis tersedu-sedu. Sedangkan Hana masih syok karena kemarahan Hafiz. Gadis kecil itu bergegas mendekati Maira dan memeluk wanita tersebut. "Mama, jangan nangis. Nanti biar Hana bantuin minta maaf sama Papa," ujar gadis itu.Wanita paling tua dari mereka langsung membelai puncuk kepala Hana. Sedangkan Maira segera memeluk anak sambungnya. Anggrek segera mengajak sang menantu untuk masuk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   113

    Setelah berkata demikian wanita itu langsung mematikan sambungan telepon, tanpa mendengarkan perkataan sang suami. Sedangkan Hafiz hanya menggelengkan kepala lalu mengetik pesan pada Maira. [Makanan udah mateng, kamu turun makan dulu. Susu juga udah aku buatin,] [Karna kamu gak mau ketemu, aku ke kantor aja kalau gitu ya.]Mata Maira melebar membaca deretan pesan sang suami. Dengan berusaha secepat mungkin ia turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu. Mulutnya baru saja hendak berteriak tetapi, terhenti kala seseorang menarik membuat wanita itu tertarik ke pelukan lalu terhalang perut. "Haha ... untung di depannya bantal, kalau bukan perutku pasti sakit."Lelaki itu ikut terbahak karena ucapan sang istri. Setelah melihat Maira memegang perut, pria tersebut menebak jika Maira merasa sakit akibat tertawa. Ia segera memperintah untuk berhenti."Udah, jangan ketawa mulu. Nanti perutmu sakit, mendingan ayo makan," ajak Hafiz.Dia menganggukan kepala lalu ikut melangkah bersama san

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 2]

    Seharian ini lelaki itu dikerjain sang istri, ia didandani seperti ibu hamil. Tetapi keletihan tersebut tergantikan dengan tawa bahagia sang istri."Yang ... udah ya, aku udah ngerasain kok ini. Capek banget baru beberapa jam juga, udah ya aku lepasin semua," pinta Hafiz. Maira yang tertawa langsung cemberut, wanita itu menggelengkan kepalanya. Membuat Hafiz mendapatkan tanggapan tersebut menghela napas. "Ya udah kalau gak boleh, sekarang kita makan yuk! Aku lapar nih," ajak lelaki itu.Wanita itu mengangguk lalu dibantu berdiri oleh sang suami. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut kala terulur, dan melangkah bersama ke ruang makan. Terlihat meja yang hanya tersaji buah-buahan, Maira segera duduk di kursi dan Hafiz lekas melihat isi kulkas. "Mau makan apa, Yang?" tanya Hafiz.Semenjak Bi Wati sudah tidak bekerja, lelaki itu mulai belajar memasak kembali. Karena dia sangat sulit percaya dengan orang lain, dan hanya menyuruh pembantu membereskan kediaman saja. Kalau memasak itu ad

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 1]

    Maira akhirnya menelepon nomor handphone Maira, telepon langsung tersambung. Wanita itu segera bertanya pada tetapi ia terdiam kala jawaban dari yang mengangkat."Kamu bohong kan, padahal seminggu yang lalu aku telepon sama Bibi lho," pekik wanita itu. Anggrek yang mendengar teriakan Maira terkejut, bahkan Hana yang terlelap terbangun. Gadis kecil itu kaget kala melihat Mama sambungnya menangis sangat kencang."Ada apa, Ra? Siniin handphonenya!" pinta wanita itu.Dia langsung merebut handphone itu karena tak kunjung diberikan oleh Maira. Hana membantu menenangkan wanita tersebut yang terus menangis tersedu-sedu. Sedangkan Anggrek sekarang tau kenapa menantunya menangis sampai begini. "Makasih ya, kalau gitu saya matiin teleponnya."Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Anggrek segera menelepon handphone anaknya. Hafiz yang memilih bekerja melirik benda pipih itu lalu mengeryitkan alis saat snag Mama menelepon."Kebiasaan banget," gerutu lelaki itu. Hafiz segera mengangkat t

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 2]

    Lima hari berlalu, keinginan Wati untuk pensiun tidak bisa dicegah. Kini mereka tengah mengantarkan wanita itu untuk kembali ke kampung. Hana yang mengetahui hal tersebut terus memeluk perempuan paruh baya ini. "Bibi ... kenapa Bibi pulang, apa Bibi gak sayang sama Hana. Apa Hana nakal bikin Bibi marah," cerocos gadis tersebut. Sesampai di kediaman wanita itu, Hana sudah terlelap karena kelelahan menangis. "Jaga kesehatan ya kalian," ucap Wati.Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu segera pamit karena Hafiz hendak kembali ke kantor. "Maaf mengganggu waktu kalian jadinya," tutur wanita itu. Hafiz dan Maira langsung menggeleng, lalu wanita yang suka dipangil Neng oleh Wati itu memeluk perempuan tersebut."Pokoknya nanti Bibi harus angkat telepon aku," rengek Maira. Wati hanya menganggukan kepala pelan, lalu mereka segera pulang. Hana yang terbangun tidak mendapati perempuan yang menjaganya sangat lama itu menangis kembali. Maira berusaha menenangkan Hana.*** Waktu te

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 1]

    Maira bernapas lega setelah menaruh kue ulang tahun itu ke kulkas. Suara telepon terdengar, Wati terkejut karena hal tersebut. Ia mengelus dada sedangkan Hana tertawa melihat keterkejutan sang pengasuh. "Tuan Hafiz yang nelepon, Neng," lapor Wati. Maira menyuruh wanita ituhmengangkat telepon Hafiz. Sedangkan dia menyuruh sang supir untuk memarkirkan kendaraan di garasi. "Bi! Udah ditangkep belum hewan itu, pokoknya harus di tangkep ya, Bi!" seru lelaki itu. Terdengar suara lelaki itu sedikit gemetar. Wati merasa bersalah karena hal tersebut. "Udah ketangkep Tuan, Tuan bisa keluar sekarang. Nyonya Maira juga udah pulang nih," balas Wati.Hafiz langsung mematikan sambungan telepon, lalu tak lama lelaki itu keluar dari kamar. Tubuh pria tersebut masih gemetar. "Sini Mas, kamu takut banget ya."Lelaki itu menganggukan kepala, ia mendekati Maira dan duduk di tengah-tengah para perempuan. Mereka segera memeluk pria tersebut."Kita peluk nih, Pah. Papa jangan takut lagi ya," ucap Han

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 2]

    Maira menyipitkan mata mendengar suara Thania. "Beneran kamu Nia? Kok bisa kamu ngemis gini, emang harta Mas Reyhan habis?" tanya wanita itu. Mendengar deretan pertanyaan Maira, wanita itu langsung menatap sinis sang mantan teman."Gak usah pura-pura gak tau, kamu! Aku begini gara-gara kamu. Pasti kamu bilang kalau anakku bukan anak Mas Reyhan, kan! Kamu menghasut dia kan," sentak wanita itu.Alis Maira sampai menyatu mendengar sentakan wanita di hadapannya ini. "Dia tau kalau kamu bukan hamil anaknya? Lagian emang bukan anak Mas Reyhan, kan. Ngaku aja kamu, karena Mas Reyhan itu mandul.""Lagian main nuduh aja, aku gak pernah ketemu dia semenjak menikah. Hidupku udah bahagia, Nia, ngapain ngurusin kalian. Kita jalani masing-masing aja," lontar Maira. Setelah mengatakan hal itu semua mobil melaju, Maira segera menyuruh sang supir agar menjalankan kendaraan roda empat ini. Sedangkan Hana, gadis kecil tersebut mengeluarkan suara."Mah, Tante-Tante yang tadi itu yang pernah ngomelin

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 1]

    Mendapatkan notifikasi balasan dari istrinya, ia segera membaca lalu mengelus dada kala mendapatkan deretan permintaan istrinya lagi. "Kenapa gak minta beliin aja sih, Yang. Kamu demen banget buat aku nyobain hal baru," keluh lelaki itu."Untung cinta, kalau enggak. Huh ...."Hafiz langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju dapur. Wati yang mau keluar, terkejut dengan kedatangan sang majikan yang tiba-tiba."Kenapa jalan Tuan gak kedengaran suara," lontar wanita itu. Pria tersebut tidak menjawab, malah helaan napas yang terdengar. Wati mengerutkan kening kala sang majikan mengambil cobek dan ulekan. "Bi, ini gimana caranya buat sambel rujak?" tanya Hafiz. Mendengar pertanyaan Hafiz, Wati segera melihat kulkas mengambil bahan untuk membuat rujak. "Tuan pengen ngerujak? Sini biar saya aja yang bikinin," ucap Wati. Lelaki itu menggeleng, lalu menganggukan kepala saat paham. "Ini biar saya yang siapin ya, terus Tuan yang ulek," lontar perempuan tersebut. Hafiz hanya meng

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   109 [bagian 2]

    Hafiz langsung menyuruh Wati untuk tidak mengatakan hal itu. Ia segera bangkit dan melangkah keluar, dia lekas menoleh menatap wanita tersebut. "Kamu ikut, Bi. Sekalian videoin sebagai bukti kalau aku yang beneran minta mangga itu ke pemiliknya," ajak pria tersebut. Wati langsung menganggukan kepala, ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya dan menvideokan lelaki itu yang melangkah. Saat sampai di kediaman sang tetangga, Hafiz segera memencet bel. Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang perkiraan lebih muda dari pengasuh Hana. "Boleh minta tolong panggilin pemilik rumah ini gak," pinta Hafiz. Wanita itu mengerutkan keningnya tetapi menganggukan kepala mengiyakan permintaan Hafiz. Dia pamit sebentar untuk memanggil sang majikan. Beberapa menit kemudian, keluar seorang wanita yang lebih tua dari perempuan tadi. "Ada apa ya, Hafiz?" tanya wanita itu. Hafiz menundukan kepala dan mengatur napasnya. Sedangkan wanita paruh baya itu mengerutkan kening melihat pembantu pria tersebu

DMCA.com Protection Status