Share

Bab 29. Keberanian Isabel

Author: Vi_Novi
last update Last Updated: 2025-03-11 14:07:29
Pagi itu, sinar mentari menerobos masuk melalui jendela kantor Alejandro, namun tak sedikit pun mampu menerangi kegelapan yang melanda hatinya. Sambil menatap layar komputer yang penuh dengan laporan kerugian, Alejandro meremas kertas-kertas tersebut dalam kekesalan.

Tiba-tiba, pintu ruangan tersebut terbuka dengan suara yang agak keras. Isabel, dengan gaun cerah dan senyum yang lebar, masuk tanpa permisi. Entah di mana Xaviera berada, hingga tak menghalangi langkah Isabel yang anggun.

“Alejandro, ayo kita keluar! Cuaca cerah sekali hari ini,” ujar Isabel dengan nada yang ceria namun menyebalkan bagi Alejandro.

Alejandro menatap Isabel dengan tatapan tajam. “Tidak bisa. Kau tahu aku sedang sibuk. Aku tidak punya waktu untuk itu,” sahutnya dengan nada rendah namun penuh penekanan.

Namun, Isabel tak kenal menyerah. Dia mendekat ke meja Alejandro dan menarik lengan bajunya. “Ayolah, sedikit angin segar pasti akan membuatmu lebih baik. Aku bosan harus selalu mengurus pekerjaan, ak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 30. Xaviera Dimarahi

    Xaviera berlari dengan nafas tersengal menuju ruangan Alejandro, tangannya membawa berkas penting yang perlu segera disampaikan. Tanpa memikirkan konsekuensi, dia menerobos masuk ke ruangan bosnya, meninggalkan etiket kantor yang seharusnya dia pegang. “Maaf mengganggu, Mr. ada hal sangat mendesak yang—” Saat pintu terbuka, mata Xaviera terbelalak menyaksikan pemandangan di dalam sana. Xaviera bukan hanya berhenti berbicara, namun juga membelalakkan matanya. Pandangan Xaviera dan kedua insan bertemu beberapa saat. Hingga Xaviera yang sadar lebih dulu, langsung menutup kedua matanya. “Maafkan saya, Mr. maafkan saya, Nona,” ujar Xaviera, sebelum akhirnya keluar. Di luar, Xaviera langsung memegangi dadanya, bukan berdebar karena cemburu, melainkan takut—takut jika Alejandro menghukumnya karena telah mengganggu aktivitasnya. Isabel yang memeluk Alejandro dari belakang, serta satu tangannya berada di area sensitif Alejandro. Sementara Alejandro sendiri sedang memegang lengan Isab

    Last Updated : 2025-03-11
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 31. Mempermalukan Xaviera

    Cahaya matahari menyinari ruang rapat di lantai atas gedung NOWZ COMPANY, menciptakan siluet yang dramatis di antara para peserta. Siang ini, Isabel yang datang untuk membahas lebih lanjut kerjasamanya dengan Alejandro, duduk tampak gelisah. Di sebrang, Alejandro duduk dengan postur yang tenang, sementara Xaviera berada di sampingnya dengan penuh percaya diri, memegang beberapa dokumen dan laptop yang siap mencatat poin penting pertemuan siang itu. Ketika Alejandro meminta Xaviera untuk menjelaskan detail kerjasama tersebut, Isabel tidak bisa menyembunyikan rasa irinya. Dia memotong pembicaraan dengan nada yang tajam, “Apakah benar-benar perlu mendengarkan ini dari dia yang hanya seorang sekertaris? Mungkin lebih baik jika langsung dari CEO?” Suasana menjadi tegang, Xaviera menatap Isabel dengan keheranan yang jelas terlihat di wajahnya. Alejandro, yang merasakan ketegangan, mencoba menenangkan situasi dengan berkata, “Xaviera sangat paham dengan detail kerjasama ini, Isabel. Ayo

    Last Updated : 2025-03-12
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 32. Isabel Tahu Perasaan Alejandro

    “Isabel, ini bukan tentang orang asing atau orang dikenal, tapi tentang tata krama dan sikapmu yang sungguh terlewat batas. Sadarkah kau yang kau lakukan hari ini tidak mencerminkan nama baikmu?” Suara besar Alejandro memenuhi seisi ruangannya, beruntunglah pintu tertutup, sehingga tak ada satu pun orang di luar yang mendengarnya.“Kalau begitu, jika sewaktu-waktu Xaviera atau orang lain yang berbalik menyerang dan mempermalukanku seperti yang aku lakukan barusan, kau juga akan memarahi Xaveria seperti ini?”Alejandro tak langsung menjawab, melainkan mencerna setiap kata-kata Isabel barusan. Setelah beberapa saat, ia akhirnya mengeluarkan suaranya, “Tentu. Aku akan membela yang benar dan menyalahkan yang salah.” Kali ini nada bicara Alejandro merendah, berbeda dengan sebelumnya.Isabel tersenyum segaris bibir. “Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Rapat kita sudah selesai, kau boleh pergi.” Alejandro mengusir secara halus.Setelah merapikan pakaian dan rambutnya yang sediki

    Last Updated : 2025-03-12
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 33. Konspirasi Alejandro

    Matahari terbenam memberi sinar terakhirnya ke kantor mewah di lantai atas gedung pencakar langit milik Alejandro. Di ruangan itu, hanya ada dia dan Xaviera yang masih sibuk dengan tumpukan dokumen di meja kerjanya. Alejandro berdiri di belakang jendela kantornya, matanya tidak lepas memandangi sosok Xaviera yang serius menyelesaikan pekerjaan.Setiap gerakan Xaviera, setiap kali dia membetulkan kacamata atau menggulung rambut panjangnya yang terlepas, semakin memperdalam obsesi Alejandro. Dia merasakan sebuah keinginan yang begitu kuat untuk membuat Xaviera tidak bisa meninggalkan dirinya, bahkan untuk sesaat.Dengan sebuah rencana yang telah matang, Alejandro memutuskan untuk berbicara kepada Xaviera. “Xaviera, bisakah kau datang sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan,” ucap Alejandro dengan suara yang terdengar berat dan serius.Xaviera yang mendengar panggilan itu merasa sedikit cemas, mengingat Alejandro dikenal sebagai CEO yang sangat tegas dan jaran

    Last Updated : 2025-03-13
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 34. Rencana Licik Alejandro

    Xaviera memang patut diberikan predikat karyawan terbaik. Jika kemarin Alejandro memintanya untuk datang jam 6 pagi, Xaviera sudah datang ke kantor lebih dulu—15 menit sebelumnya. Sambil menunggu kedatangan Alejandro, Xaviera merapikan meja kerjanya. Semua berkas dan peralatan yang memenuhi di sana dan belum sempat Xaviera bereskan semalam, ia rapikan hingga tak lagi berantakan seperti sebelumnya.Hari ini adalah hari libur, wajar saja jika kantor sangat sepi tanpa ada satu pun orang berlalu-lalang. Sementara Alejandro yang baru saja tiba, dan melihat Xaviera sibuk berbenah, kedua sudut bibirnya langsung terangkat. Namun senyuman itu menghilang ketika Xaveria menyadari kehadirannya.Xaviera buru-buru mendatangi Alejandro dan menyapa, “Selamat pagi, Mr.”“Hem, selamat pagi.” Setelah membalas, Alejandro melanjutkan langkahnya dan memasuki ruangannya. Begitu berbalik, ia mendapati pintu terbuka lebar dan Xaviera masih berada di luar.“Kenapa berdiri di sana? Sini masuk!” perintah Alejan

    Last Updated : 2025-03-14
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 35. Tidak Bisa Melawan

    “Ba–bandara?” Xaviera berbicara dengan terbata-bata ketika menginjakkan kakinya ke tempat di mana sopir pribadi Alejandro membawa mereka. “Apa maksudnya ini? Kenapa harus bandara?” Xaviera sempat mematung beberapa saat, wajahnya penuh kebingungan saat melihat keramaian tempat tersebut. Hingga ia tersadarkan oleh panggilan Alejandro.“Kenapa diam saja? Ayo masuk!” ucap Alejandro. Baru saja berjalan dua langkah, gerakan kakinya harus terhenti ketika telinganya mendengar suara Xaviera memanggil.“Mr. kenapa kita ada di bandara? Bukankah kita akan menemui klien?” Xaviera bertanya-tanya dengan nada sedikit panik. Xaviera tahu bagaimana 'gilanya' seorang Alejandro.Sementara Alejandro sendiri hanya menoleh dengan tatapan sinis, sambil mengangkat sebelah alisnya. “Lalu menurutmu? Memangnya apa tujuan kita ke sini selain menaiki pesawat?”“Tapi, kenapa harus naik pesawat?” tanya Xaviera lagi. Tanpa sadar nada bicaranya sedikit naik.“Karena kantor cabang klien kita ada di luar kota.” Alejand

    Last Updated : 2025-03-15
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 36. Tamu Tak Diundang

    Xaviera berdiri seorang diri sambil menempelkan ponselnya pada telinganya. Ia diam saat Gabriel—sang lawan bicaranya di panggilan video tersebut tiada hentinya mengucapkan kata-kata. Saat kepergiannya ke luar kota bersama dengan Alejandro, Xaviera memang tidak memberitahukan Gabriel, karena memang keadaan yang tidak memungkinkan. Dan kini, setelah memiliki waktu sendiri, Xaviera mengabari sang tunangan juga menceritakan segalanya. Jangan tanya seberapa terkejutnya Gabriel. Tak hanya itu, pria itu juga panik luas biasa karena tahu Xaviera hanya pergi berdua bersama Alejandro, tidak membawa staf lainnya. Lihat saja wajah Gabriel yang memenuhi layar ponsel Xaviera—cemas berlebihan. “Aku sadar aku salah, karena tidak langsung mengabarimu, dan aku minta maaf. Tapi asal kau tahu, ini di luar kehendakku, Gabi. Aku pun tidak ingin ke luar kota secara dadakan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi?” Xaviera akhirnya bisa mengeluarkan suaranya sejak beberapa waktu lalu hanya diam dan menden

    Last Updated : 2025-03-16
  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 37. Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

    Berbeda dengan hari sebelumnya yang bersikap kaku, hari ini Xaviera menunjukkan sebuah perbedaan. Tak ada yang tahu bahwa alasan dibalik senyuman sumringah yang Xaviera tampilkan adalah karena Isabel. Meski Xaviera tak memungkiri ada rasa kesal karena sikap arogan Isabel, namun di sisi lain ia pun senang. Karena dengan kehadiran Isabel, Xaviera tidak akan lagi hanya berdua dengan Alejandro. Meskipun sedikit, namun setidaknya Xaviera memiliki ruang untuk bergerak. “Ini minuman Anda, Nona.” Xaviera datang dengan membawa secangkir Cafe Con Leche—kopi susu khas Spanyol, sesuai permintaan Isabel. Sementara Isabel yang sebelumnya sedang membaca majalah, hanya melirik sekilas dan mengambil cangkir tersebut. Ia menyesap sedikit minumannya dan meletakkan cangkir tersebut di meja, lalu matanya kembali teralihkan pada majalahnya. TIdak ada ucapan 'terima kasih' yang keluar dari bibir Isabel, membuat Xaviera hanya bisa geleng-geleng kepala. “Mau pergi ke mana kau?” ujar Isabel menahan p

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 50. Teror

    Xaviera menutup matanya, menikmati kenyamanan yang disajikan untuknya. Bukan hanya karena udara pagi hari yang terasa menghangatkan tubuhnya, namun juga pelukan Gabriel yang sangat menenangkan. Saking nyaman dengan posisinya, Xaviera sampai menutup mata. Semua masalah dan beban berat yang akhir-akhir ini dipikulnya seorang diri, sejenak Xaviera lupakan. Di sana, di balkon kamar, hanya ada Gabriel dan Xaviera, ditemani dengan cinta yang setiap harinya semakin tumbuh.“Mi amor, ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujar Gabriel, sambil mengecup lembut dahi Xaviera.“Hem, tanyakanlah.” Xaviera memang merespon, namun tidak mengubah posisinya sedikit pun.“Ini tentang rencanamu yang ingin berhenti dari pekerjaanmu. Apa bos-mu itu setuju?”Padahal Xaviera berusaha sekuat tenaga melupakan nama Alejandro dan segala hal yang berhubungan dengannya, namun Gabriel justru bertanya. Terkejut, Xaviera sontak membuka matanya.“Apa ada kompensasi yang harus kau ganti karena melanggar kontrak?” tanya G

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 49. Ayo Kita Pergi!

    Xaviera duduk memeluk lututnya seorang diri di kamarnya. Setelah siang tadi meninggalkan NOWZ COMPANY dengan tanpa memberikan Alejandro jawaban, Xaviera masih merenungi pilihan yang ditawarkan padanya. Tidak ada yang lebih baik dari kedua pilihan itu, keduanya sama-sama menjerumuskan dan menyakitkan Xaviera. Bingung, takut, cemas dirasakannya dalam waktu yang bersamaan. Xaviera tidak menyadari berapa lamanya ia diam seperti patung seperti itu. Bahkan hingga malam harinya ketika Gabriel pulang, kedua telinga Xaviera seperti tertutup, sehingga tidak mendengar seruan Gabriel. “Mi amor ...” Panggilan lembut dan usapan di kepala yang Gabriel lakukan, membuat Xaviera gelagapan. “Kenapa kau terkejut sekali? Seperti melihat hantu saja.” Gabriel terkekeh pelan karena respon Xaviera. “Atau jangan-jangan kau mengira aku hantu, ya? Mana ada hantu setampan diriku.” Gabriel kembali bergurau, namun Xaviera tetap pada diamnya. Bola mata Xaviera yang jernih bergerak mengikuti langkah Gab

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 48. Pilihan Yang Sulit

    Kedua netra Xaviera yang berkaca-kaca masih terpaku pada layar tablet Alejandro. Meski video tersebut minim penerangan, namun Xaviera sangat mengenali kamarnya, tata letak dan barang-barang di kamarnya. “Ke–kenapa Anda bisa ada di sana?” ujar Xaviera dengan suara bergetar. “Kau tidak mengingatnya, Xaviera?” Alejandro balik bertanya. Ekspresi Xaviera membuatnya tersenyum licik. “Anda hanya perlu menjawabnya! Kapan ini terjadi?” Sesaat Xaviera terdiam, mencoba mengingat kejadian tersebut. Xaviera mencoba menyangkalnya. Jangankan bercinta, Xaviera bahkan tidak memiliki perasaan sedikit pun untuk Alejandro. Bagaimanapun juga Xaviera selama ini menganggap Alejandro hanya sebagai atasannya. Namun video itu? Bagaimana mungkin bisa terjadi? Dalam hati Xaviera merutuki dirinya. Semakin lama menyaksikan video tersebut, membuat Xaviera merasa menjadi orang paling bodoh di dunia. 'Bagaimana mungkin aku bisa bercinta dengannya, tapi aku sama sekali tidak mengingatnya.' Xaviera bergumam

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 47. Video Percintaan

    Xaviera yang duduk di depan meja riasnya, tiada bosannya memandang pantulan wajah Gabriel dari kaca di depannya. Pria yang menyandang sebagai tunangannya itu dengan sangat perhatian membantu mengeringkan rambutnya. “Kenapa melihatku seperti itu, hm?” ujar Gabriel, tentu ia menyadari tatapan Xaviera dan baru berani bertanya sekarang. “Kenapa kau mencintaiku?” Bukannya menjawab, Xaviera justru memberikan pertanyaan lain, yang membuat tangan Gabriel seketika berhenti bergerak. “Pertanyaan macam apa itu?” Xaviera menggeleng pelan. “Aku hanya penasaran,” jawabnya dengan senyum yang tak lekang di wajah cantiknya. Gabriel meletakkan hairdryer yang sudah dimatikannya tersebut, lalu berlutut di hadapan Xaviera. “Aku tidak butuh alasan khusus untuk mencintai ciptaan Tuhan seindah dirimu.” Gabriel menatap mata Xaviera yang berbinar, penuh rasa penasaran yang tulus. “Setiap kali aku melihatmu, hatiku terasa hangat, seperti ada sinar matahari yang selalu mengikutiku,” ucap Gabriel dengan le

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 46. Penyatuan Alejandro & Xaviera

    “Akh, kepalaku sakit.” Xaviera melenguh, tangannya merambat memijat pangkal hidungnya, berharap dapat mengurangi rasa tak nyaman yang menyerang kepalanya. “Gabi ...” Xaviera menatap pintu kamarnya, berharap dapat melihat sosok Gabriel di sana, namun pria itu tak menunjukkan tanda-tanda akan kembali. Ponselnya yang berbunyi menandakan panggilan masuk, memecah keheningan kamar. Buru-buru Xaviera mengambilnya. Melihat nama Gabriel tertera di sana, membuat sudut bibir Xaveria terangkat.“Halo, Sayang.” Xaviera menyapa gembira, namun yang terdengar dari ponselnya bukanlah suara hangat Gabriel yang amat sangat disukainya, melainkan suara bising hingga membuat telinganya berdengung.“Sayang, apa kau masih di tempat kerjamu?” Perlahan senyuman Xaviera menghilang, ketika Gabriel mengatakan ia tidak bisa pulang cepat, lantaran pekerjaannya membutuhkannya. Diam-diam Xaviera menoleh ke arah balkon, melihat langit yang sudah gelap. “Ya sudah, tidak masalah. Kau selesaikan saja pekerjaanmu. Fok

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 45. Nekat Mendatangi

    Alejandro berdiri di tengah ruang kerja luas dengan dinding berlapis kaca yang memantulkan cahaya rembulan. Sang ayah berdiri di depannya dengan dahi berkerut dan mata yang berapi-api. Tangannya terkepal, seolah menggenggam amarah yang siap meledak kapan saja. Udara di ruangan itu seakan membeku, setiap suara terdengar lebih keras dan setiap gerakan terlihat lebih tajam. Ayah Alejandro—seorang pria paruh baya dengan aura otoritas yang kuat, memulai serangannya dengan suara yang keras dan tegas, “Kau tahu betul, Alejandro, betapa pentingnya hubungan keluarga kita dengan keluarga Isabel. Keluarga mereka telah banyak membantu kita. Bagaimana bisa kau begitu tega menolak membantu ketika dia membutuhkanmu?” Alejandro menggertakkan giginya, merasakan beratnya beban yang selama ini dipaksakan ke pundaknya. Dia menghirup nafas dalam-dalam, menyiapkan diri untuk konfrontasi yang sudah lama ia hindari. Ayah Alejandro merah wajahnya, nadanya meningkat, “Kau tidak mengerti pentingnya menj

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 44. Kau Milikku, Xaviera

    “Argh! Shh!” Suara Xaviera meringis, seakan menjadi sinyal bagi Gabriel, membuat Gabriel yang semula berada di luar langsung berlari ke kamar mereka. “Mi amor!” Gabriel memekik kuat ketika melihat Xaviera terduduk di lantai. Segera, Gabriel berlari lalu mengangkat Xaviera dan mendudukinya di pinggir tempat tidur. “Kau baik-baik saja?” Gabriel dengan cemas menyingkirkan rambut Xaviera, sehingga wajah pucat Xaviera dapat dilihatnya dengan jelas. “Gabi, aku haus.” Xaviera hanya mampu mengeluarkan beberapa kata saja, karena sejujurnya tenggorokannya sangat kering dan sakit. “Tunggu sebentar, biar aku ambilkan.” Gabriel kembali berlari keluar dari kamar, dan tak lama datang kembali dengan membawa segelas air. “Ini, minumlah!” Gabriel membantu Xaviera meminumnya, lalu mengusap bibir Xaveria yang kering. “Apa ada lagi yang kau inginkan?” Xaviera menggeleng. “Aku hanya ingin dirimu. Tolong peluk aku!” Xaviera bukan meminta, namun terdengar seperti memohon. Gabriel tentu tak

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 43. Tidak Akan Melepaskan

    Semalaman Xaviera seorang diri di apartemen, hanya berteman kesunyian. Berharap Gabriel datang untuk memeluknya, dan menenangkannya di tengah gempuran rasa takutnya, namun itu semua hanya angan. Matahari sudah menampakkan dirinya, namun Gabriel tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan datang. Sementara Xaviera yang masih duduk di lantai, hanya bisa memeluk lututnya sendiri. “Gabi ...” Secara kebetulan, panggilan Xaveria terkabulkan. Sang pemilik nama yang terus Xaviera panggil, akhirnya menampakkan dirinya. “Mi amor!” Gabriel tentu terkejut sekaligus cemas melihat keadaan Xaviera. Langsung saja ia melepaskan sepatunya dan berlari mendatangi, lalu berakhir memeluk Xaviera. “Gabi ....” “Iya, ini aku. Kau kenapa, Sayang? Kenapa duduk di lantai seperti ini?” Gabriel mengusap lembut rambut kecoklatan Xaviera. “Aku menunggumu,” jawab Xaviera lemah. Gabriel meregangkan pelukannya dan mengusap Wajah cantik Xaviera yang pucat dan kulitnya terasa hangat. “Apa kau tidak membaca pes

  • Terjerat Pesona Sekertaris Lugu Sang CEO   Bab 42. Xaviera Ketakutan

    Plak! Tanpa ada keraguan sedikit pun, Xaviera memukul wajah Alejandro. Saking keras tamparannya, Xaviera bahkan dapat merasakan telapak tangannya kebas. Air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata Xaviera, akhirnya terjatuh juga, membasahi wajahnya yang merah menahan amarah. Tanpa berucap apa pun, Xaviera berbalik dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Sementara itu, Alejandro masih terpaku di tempatnya berdiri. Satu tangan Alejandro masih berada di wajahnya. Alejandro akui pukulan Xaviera cukup menyakitkan, namun di saat yang sama pikirannya masih terpaku pada reaksi Xaviera. Akibat amarah bercampur penat yang dirasakannya, membuat pikiran Alejandro berkecamuk. Alejandro tak bisa lagi menahan dirinya, hingga akhirnya ia melampiaskannya pada Xaviera. Padahal yang menantang kejantanannya adalah Isabel, namun yang menjadi ajang pembuktian adalah Xaviera. “Sial!” Sadar akan ketidakberadaan Xaviera di depannya, Alejandro mengumpat kesal. Alejandro melepaskan paksa paka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status