Terjerat Pesona Anak Mafia
Chapter 21
“Karin mana ?” Suara Garda memecah konsentrasi Wisnu. Pria yang sedari tadi fokus memandangi gelas yang berisi air berwarna kecoklatan. Beberapa kali dia bergidik, mungkin membayangkan rasa dari minuman yang beraroma menyengat itu.
Garda sampai mendecih karena pertanyaannya tak dijawab, lalu memukul pelan pundak rekannya itu.
“Oh, Karin pergi dengan Jenderal dan Rendra, mereka bilang tak perlu pengawalan karena terlalu mencolok.”
“Hmm, lalu ada apa dengan gelasmu itu ?” tanya Garda sambil ikut memandangi gelas di depan Wisnu.
“Tak ada, ini pemberian Karin.”
“Hmm, itu ramuan ? Memangnya mas Wisnu sakit ?” ledek Garda sambil mengikuti logat Karin saat memanggil Wisnu.
“Dia bilang saya ada usus buntu,” jawab Wisnu menyeringai kesal.
“Ha ?”
Garda menggaruk-garukan kepalanya, ia
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 22Yunlee mendecak kesal sambil menutup matanya, beberapa kali ia mengintip lagi, pemandangan panas itu belum selesai juga. Kapten masih bergerilya hingga tanpa sadar membuat tubuh Karin terpojok ke dinding.Terdengar suara napas yang terengah lalu diikuti dengan desahan menderu dari keduanya. Garda tak memberikan Karin kesempatan untuk lepas darinya, bibirnya seakan ingin terus bertautan, lupa dengan apa yang dulu ia yakini, bahwa ia tak akan pernah jatuh cinta dengan wanita ini.“Sial, apa mereka tak sadar di sini ada aku,” guman Yunlee yang akhirnya pergi dari sana. Awalnya ia ingin menemui Karin dan menyampaikan pesan Michael Lee namun nyatanya ia malah melihat dua insan yang sedang mabuk asmara.“Kapten cukup, orangnya sudah pergi,” ucap Karin sambil terbata. Ia berusaha dengan keras mendorong tubuh Garda.“Baguslah, ayo kita
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 23Darah Karin seakan mendidih, rasanya ia ingin memuntahkan lava panas dari mulutnya, beberapa kali ia menghembuskan napas kasar. Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Ayu membuat darah tingginya kumat.“Grr,” erangnya dalam hati. Ayu begitu semringah mengumbar hubungannya dengan Garda. Kalau hanya itu sih, Karin tak menyoal. Dia tak mau ambil pusing. Hanya saja, Ayu selalu menyindirnya, terang-terangan.“Aku pulang dulu ya, kalian terusin aja,” ucap Karin dengan senyum tipis mengembang di wajahnya. Itu saja sudah susah payah ia lakukan. Entah kenapa ia jadi semeja dengan Ayu dan teman-temannya yang riuhnya seperti satu RT.“Oh, ya sudah. Masih perlu pengawalan gak ? kalau nggak Gardanya aku tahan dulu ya, masih kangen ni soalnya,” kata Ayu yang langsung memeluk tangan Garda. Gadis itu terus tersenyum tanpa memperdulikan Gar
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 24Sinar matahari tampak dari sela tirai berwarna putih terang, memaksa Garda membuka matanya sejenak. Dia menoleh ke arah jam dinding yang menandakan ini sudah saatnya dia bangun.Dia menguap, matanya terasa masih betah untuk terpejam. Beberapa saat dia mengerutkan dahinya, teringat akan sesuatu yang penting.Lelaki berperawakan tinggi besar itu bangun menuju kamar Karin, dia mengetuk beberapa kali, namun belum ada jawaban.Terakhir setelah mereka berpelukan, badan gadis terasa panas, beberapa kali Garda memaksanya minum obat, entah dilakukan atau tidak.“Karin, kamu sudah bangun?” panggil Garda untuk kesekian kalinya. Baru saja akan nekat memaksa masuk, terdengar suara gagang pintu ditekan dari dalam.“Hmm, tapi mau tiduran lagi, kepalaku sakit.”Karin kembali lagi ke peraduannya, disusul Garda dari belakang.&ldq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 25Garda menarik napas panjang, dia mengetuk pintu apartemen Karin. Rasanya enggan ingin menyampaikan kabar bahwa dirinya ditugaskan ke Papua.Dia menghembus napas lagi, belum selesai menata ekspresi, pintu itu terbuka. Karin muncul di muka pintu dengan senyum semringah.“Masuk Kapt, mas Rendra lagi masakin makan malam.” Garda hanya mengangguk, walau tersenyum, tapi wajah lelah Karin tetap terlihat. Mungkin kondisi tubuhnya belum pulih, pikir Garda.“Masih gak enak badan?” tanya Garda sambil menyentuh dahi Karin.“Nggak kok, sudah mendingan. Ayo ke dalam!”Garda mengikuti langkah Karin, menatap punggung Rendra yang masih sibuk dengan perkara dapurnya. Dia tersenyum simpul, bisa-bisanya seorang Rendra yang terkenal cuek, berjibaku dengan panci dan wajan.“Kok jadi Rendra yang masak?&rdq
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 26Seminggu sebelum keberangkatan Garda ke Papua, Jenderal akhirnya menyetujui hubungan keduanya, walaupun banyak syarat yang diajukan oleh orang tua itu.Garda yang awalnya memaksa kedua orang tuanya untuk melamar Karin akhirnya harus pasrah. Jenderal tak menyetujui mereka menikah dalam waktu dekat.Cukup tunangan saja, tegas pria tua itu. Dan hari ini, acara pertunangan akan digelar secara sederhana. Persiapan yang cukup singkat dan hanya akan dihadiri oleh keluarga inti saja.“Ibu kecil cantik sekali,” puji Agatha sambil memangku Bian. Karin tersenyum, memainkan jari mungil Bian, kadang ia melirik ke arah depan, melihat wajah masam mantan suaminya yang sedang mengemudikan mobil.Hyuga tak setuju dan tak kan pernah rela dengan hubungan keduanya. Perasaannya sakit, apalagi harus mengantar Karin pada Garda, pria tampan sialan yang merebut kekasih h
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 27“Komplek Pergudangan Hutan Kota,” ucap Rendra. Garda mengangguk lalu beranjak lebih dulu sedangkan Rendra harus menunggu ayahnya sampai, mungkin lima menit lagi. Jenderal sedang berbicara dengan dokter perihal penanganan Hyuga.Garda memacu kendaraannya membelah malam. Seperti dugaan, ini tak kan mudah. Langit belum merestui mereka, mungkin. Hanya bisa berharap Karin baik-baik saja. Jika bukan Michael, lalu ini ulah siapa? Garda harus berpikir keras kali ini.***“Kita ketemu lagi, sayang.” Mata Karin nanar melihat sosok yang berdiri di depannya. Pria itu dengan bangga menunjukan jari tangannya yang buntung.“Hmm, kau ingin aku bereaksi seperti apa?” tanya Karin tersenyum.“Brengsek, ayah dan anak sama saja. Sama-sama jaha**m.”“Jangan mengucapkan kata yang se
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 28Papua, setahun kemudian.“Emm, uh ah,”“Honey um.”“Emm.”“Kenapa dimatiin sih, resek banget kamu, Kay.”“Otakmu rusak kebanyakan nonton beginian, anterin aku ke pasar sekarang.”“Eh, ini buat pelajaran sebelum praktik, dasar kolot.”“Nah, kamu apa? oppa-oppa mesum?”Yun mendecah kesal pada Karin, melemparkan jaketnya lalu berjalan keluar kamar. Di markas ini, selain Michael Lee, titah Karin adalah mutlak.Ya, setahun berlalu setelah kejadian itu. Karin memutuskan untuk ikut dengan Michael dengan syarat melepaskan Garda. Dia tak mau laki-laki itu terlibat. Sudah cukup orang di sekitarnya menjadi korban.Karin memangkas pendek rambutnya, badannya sekarang lebih kurus namun tegap.
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 29“Ini semua gara-gara benda sialan itu, dia mati… .” Karin melampiaskan kekesalannya di tengah hujan deras. Di pangkuannya seorang wanita yang sedang hamil tua meninggal. Jenazahnya sudah evakuasi namun Karin masih bertahan di tempat itu.Dia kesal, sedih dan marah.“Kita pulang,” bisik Yun sambil memeluknya. Dia menutupi tubuh Karin dengan jaketnya, memasangkan penutup kepala di tengah derasnya hujan.Karin tertunduk, langkah terseret, Yun terus menggenggamnya erat. Karin itu perasa, dia tahu itu. Tapi yang lebih penting sekarang adalah, pergi dari tempat ini secepatnya.Bahaya.“Masuk dulu, kalian juga tidak bisa pergi di hujan lebat begini.” Ibu pemilik warung memberikan sebuah kain bersih untuk sekedar menyeka wajah mereka yang kuyup. Dia sibuk, tapi masih sempat memberikan dua gelas teh hangat untuk kedu
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 49 Karin sudah menundukkan tiga orang dengan pelurunya. Meninggalkan seorang lagi yang kini sedang mengacungkan samurai panjang di depannya. Siapa dia? Karin merasa mengenalnya, dia sampai memicingkan mata, karena gestur pria ini sangat mirip dengan pria yang ditemuinya semalam, Yamaguchi. Tapi apa mungkin? Karin lalu melirik pada Aron, mungkin pria itu harus menjalani perawatan rumah sakit lagi, ada luka tebasan di tangannya dan itu pasti sakit sekali. Dan, jangan tanya tentang keadaan Leo, karena lelaki itu sekarang dalam posisi mati segan hidup tak mau. Dia terkulai lemas di tanah dengan sekucur tubuh penuh sayatan, ditambah lagi bekas luka tembak yang terus mengalirkan darah. Mengerikan. “Hmm, akhirnya aku benar-benar melihatmu,” suara itu langsung menyadarkan Karin. Pria di depannya buka suara. “Kehormatan bagiku, Tuan Yamaguchi?”
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 48“Utari?”“Maaf kak, siapapun akan mengambil tawaran yang lebih baik.” Kalimat Utari membuat Karin menaikan sudut bibirnya. Matanya sontak melirik pada Leo, pria yang mengajaknya bekerjasama yang berbuntut kesialan seperti ini.Hmm, tapi Karin juga tak memungkiri bahwa kalimat Utari itu benar. Dia juga sekarang sedang mempertimbangkan tawaran mana yang lebih baik.Ikut bersama Garda dan dikejar sebagai penjahat atau berlindung di ketiak Aron.“Aku akan belajar denganmu soal ini,” kata Karin menjawab Utari.“Bagus, sekarang serahkan wanita itu pada kami,” ucap pria dengan tangan terhunus Samurai. “Dia pikir ini jaman apa, masih mondar mandir bawa senjata,” gumam Karin sambil menghela napas. Lalu matanya beralih pada Garda yang sudah mangambil ancang-acang akan memulai serangan.Selang b
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 47Karin berada di rumah Utari sekarang, tak jauh dari tempat yang disebut gerombolan kecil itu markas. Setelah berdebat panjang lebar, ketemulah titik terang, bahkan Karin akan berada dalam pengawasan Utari.Mereka sepakat menolak mengantar Karin pulang karena takut gadis itu ingkar.Karin duduk terdiam, mengamati Utari yang dari tadi bolak balik ke kamar lalu keluar lagi. Ada saja barang yang disodorkannya.Mulai dari pakaian ganti hingga kudapan ringan untuk sarapan, ah tapi tadi Karin sudah makan subuh jadi dia tak begitu lapar.“Tak usah repot-repot Utari, aku juga sudah makan tadi,” kata Karin tak enak hati. Bukan apa-apa, jika dilihat dari rumahnya, anak ini bukan dari kalangan menengah ke atas. Bisa saja kue-kue yang diberikan diambil dari kue yang harusnya mereka jual pagi ini.“Bukan aku kak, emak yang suruh. Kakakkan t
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 46Yun termenung, dia masih menunggu Leo siuman usai operasi pengangkatan peluru. Mungkin sekitar 15 menit lagi, kata dokter yang merawatnya.Tapi, 15 belas menit yang ditawarkan terasa lama, bahkan sekarang hari sudah menjelang subuh.“Akhirnya,” kata Yun saat meihat tubuh Leo begerak. Tak lama mata pria tinggi besar itu perlahan terbuka. Yun tahu, sekuat apa pertahanan tubuh orang kepercayaan Aron ini, tak mungkin sampai mati kalau hanya terkena satu peluru saja.“Cepat beri petunjuk dimana terakhir kau meninggalkan Kayra?” tanya Yun terburu. Ya, dia harus bergegas, sebelum Michael Lee tahu perkara ini.Walau Yun tahu pria tua itu masih berjuang melawan rasa sakit mendera akibat luka-luka yang diterima, pasca insiden dengan Garda tempo hari.Leo memandang tajam pada Yun, lalu memberikan alamat dimana dia terpisah terakhir denga
Terjerat Pesona Anak Mafia Chapter 45 Darah bercucuran di lantai, Karin memandang ke arah tangannya yang menggenggam pistol. “Bukan, bukan aku, yang menembak,” gumamnya dalam hati, karena dia memang tak menarik pelatuknya. Walau begitu, Karin kembali disadarkan dengan erangan kesakitan dari Tn. Yamaguchi yang memegang pundaknya. Benar, puluru itu dari arah belakang. Karin memandang dengan seksama, tak lama sosok Leo keluar dari balik sebuah pintu rahasia yang ada di bagian yang tertutup rapi dengan wallpaper. Mungkin itu yang menyebabkannya orang-orang termasuk dirinya tak sadar akan kehadiran orang kepercayaan Aron itu. Leo berjalan dengan tatapan tajam, Tn. Yamaguchi memutar badannya sambil melihat orang yang menembakinya dengan timah panas. “Seharusnya aku tahu akan begini, anjing tetaplah anjing,” kata pria bermata sipit itu pada Leo. Bahasa Inggrisnya terdengar belepotan kali ini, b
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 44Karin sudah bersiap dengan balutan mini dres ketat berwarna hitam, bibirnya berwarna merah terang kontras dengan kulitnya yang putih. Dia tampak menonjol malam ini. Gadis itu berjalan dengan anggun menuju mobil fort hitam yang sudah menunggunya dari tadi.“Bagaimana?” Karin tersenyum menggoda. Leo sampai menghela napas untuk menetralisir degupan jantungnya yang terasa kuat.“Seksi,” kata Leo singkat sambil membukakan pintu mobil. Karin baru saja keluar dari sebuah salon kecantikan yang mengubah penampilannya 180 derajat.Rambutnya panjang terurai, tubuhnya terekspos dengan jelas lekuk-lekuknya bahkan bagian dada terasa sangat vulgar, hingga membuatnya risih sendiri.Gadis itu melirik pada Leo yang sesekali mencuri pandang padanya yang duduk di kursi belakang. Dia sadar tampilannya begitu menggoda, tapi ini dilakukan semata-mata
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 43Yun dan Putri kini duduk berhadapan, sekarang mereka berada di sebuah cafe yang tak terlalu ramai. Walau begitu cafe ini sepertinya diperuntukan bagi kaum kelas atas, tampak dari tampilan orang-orang yang datang.Yun menatap Putri, gadis ini memakai mini dress berwarna merah jambu, kontras dengan warna kulitnya yang putih pucat. Dari caranya berdandan, benar-benar tak seperti orang buta.“Dengan siapa kamu datang?” tanya Yun penuh selidik.“Pengawalku, dia duduk di pojokan, katanya.”“Oh,” kata Yun singkat sambil melihat ke arah pojokan. Ada dua orang wanita yang sedang mengobrol, apa itu? pikir Yun, karena tak ada lagi pojokan yang terisi selain di sana.“Lalu tujuanmu mengajak bertemu apa? cepatlah, aku sedang tak punya waktu sekarang.” Yun menyeruput kopi hitam yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Menarik napas sejenak, menunggu j
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 42Karin menatap Yun dengan seksama, dia (Yun) sedang mengangkat senjata untuk siapa? Karin tak pernah bisa menebak isi hati orang-orang ini.Baik Yun, Leo atau Garda sekalipun, punya maksud masing-masing atas dirinya, lalu dia harus bagaimana? Karin gusar.Tangan Garda kini menggenggam erat tangannya, seketika jantung Karin berdetak kencang. Perasaan bodoh yang selama ini ingin dibuangnya, kembali lagi. Dia, masih memendam rasa pada pria ini.Entah itu suka atau benci, tapi Karin masih peduli.“Kapten pergilah.”“Aku tak mau.”“Aku mohon, aku akan menemuimu nanti.”Garda menoleh pada Karin, ditatapnya mata gadis itu yang memandangnya dengan penuh pengharapan.Pergi sekarang? apa kesempatan ini akan kembali lagi? batin Garda beradu dengan logikanya. Sepersekian detik dia disadarkan dengan su
Terjerat Pesona Anak MafiaChapter 41Karin membuka matanya perlahan, sekujur tubuhnya terasa kaku dan sakit. Ini hari kedua dia tak sadarkan diri.“Eh,” gumamnya pelan saat melihat sosok yang tak asing sedang duduk di samping tempat tidurnya. Sesaat lelaki tinggi tegap itu tak sadar sedang diperhatikan. Dia masih sibuk dengan secangkir kopi hangat yang baru saja selesai diseduh. “Kenapa ada di sini?” Karin mengatakannya agak keras, dia berharap pria itu mendengarnya.“Kamu sudah sadar?”“Hmm.” Pria itu terlihat kaget namun senang, tergambar jelas dari ekspresi wajahnya. Dia meletakkan bukunya, dan tak lagi sibuk menyeruput kopi hitam itu.Dia fokus pada Karin yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit, diraihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat.“Apa masih sakit?” tanyanya sambil mendekatkan wajahnya.