Beranda / Romansa / Terjerat Hasrat / 35. Kehangatan

Share

35. Kehangatan

Penulis: Frank R
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-05 20:07:13

Pertemuan siang itu dipimpin oleh Arya dan dibukanya pertemuan itu dengan penjelasan singkat tentang rencana meeting nanti malam. Arya minta Cecil yang menemaninya nanti malam untuk memaparkan rencana proyek tersebut. Tomo setuju karena memang semua persiapan paparan itu sejak awal ditangani oleh Cecil jadi dia yang paling paham tentang paparan itu.

Cecil menampilkan slide demi slide yang akan dijelaskan Arya dalam paparan nanti malam. Arya membahas dengan semua yang hadir di sana garis besar apa yang akan dijelaskannya di setiap slide yang akan ditampilkan Cecil. Setelah sampai pada slide terakhir, Arya tidak minta koreksi apa pun karena apa yang sudah disiapkan Cecil sudah sesuai dengan yang sebelumnya sudah disampaikannya pada Nita. Urusan teknis seperti itu biasanya Nita yang mengatur semuanya dan membahasnya dengan tim multimedia untuk disiapkan paparan dan videonya.

Pertemuan itu diakhiri setelah menonton tayangan video rancangan komplek cluster perumahan mewah y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat   36. Keresahan

    Nita tampak serius menatap layat laptopnya. Diamatinya gambar demi gambar rancangan awal GRAND VINTAGE VILLAGE yang merupakan proyek perumahan mewah yang baru saja mereka dapatkan proyeknya. Selama enam bulan ke depan, kantor mereka akan disibukkan dengan rancangan arsitektur proyek itu. Sebagai konsultan arsitektur, tentu mereka bekerja sama dengan konsultan sipil yang merancang struktur bangunan proyek itu.Nada dering ponselnya berbunyi sambil berderik bergetar di meja kerjanya. Kepala Nita menoleh ke arah ponsel yang diletakkannya tak jauh di sisi kanan laptopnya. Ibu? Ada apa ya? pikir Nita melihat layar ponsel yang menampilkan nama kontak penelepon. Diambilnya ponsel itu lalu menggeser ikon hijau bergambar telepon di layarnya untuk menerima panggilan."Assalamualaikum, Bu." Nada bicara Nita sopan namun tampangnya menunjukkan rasa ingin tahu akan apa yang akan dikabarkan ibunya. Tidak biasanya ibunya meneleponnya saat jam kerja."Waalaikum salam. Gimana kab

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Terjerat Hasrat   37. Kecurigaan

    Setelah melepas sepatunya, dihempaskannya tubuhnya ke tempat tidur. Kemeja lengan pendek dan celana jeans masih melekat di tubuhnya. Tubuhnya berbaring terlentang dengan pikiran yang tak mengenakkan.Bel rumahnya berbunyi. Siapa yang datang? pikir Nita. Dia tak merasa ada janji dengan seseorang untuk datang ke rumahnya. Dengan malas, dia bangkit dari tempat tidur dan melangkah malas ke pintu depan."Halo, Sayang ..." Suara manja seorang perempuan terdengar manis menyapanya ketika pintu depan dibukanya. Nita menjawab salamnya lalu mempersilahkannya masuk ke ruang tamunya yang berukuran kecil. Sebenarnya Nita sedang tidak dalam suasana hati yang tepat untuk menyambut Vina di rumahnya tapi dia berusaha untuk kelihatan tetap senang didatangi perempuan itu."Dari mana? Kok tumben datang gak kasih kabar dulu?" tanya Nita."Tadi sih iseng aja pulang kerja langsung ke sini. Habisnya, kak Arya tadi ngabari kalo dia pulang malam ... mau jalan sama Cecil." Air muka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Terjerat Hasrat   38. Rumah Baru

    "Ruang makannya enak ya, Pak." Cecil tampak menyukai ruang makan yang cukup besar yang menyatu dengan dapur kering di salah satu sisinya. Di sisi lain, dindingnya dipenuhi empat jendela kaca besar yang juga bisa difungsikan sebagai pintu menuju taman di luar ruang makan."Kamu mesti liat ke luar deh," ujar Arya sambil membuka jendela kaca besar menuju ke taman. Taman itu ditanami dengan beberapa jenis tanaman hias yang diletakkan di sekitar kolam ikan yang dibuat dari batu-batu alam berukuran besar. Kolam itu belum berisi ikan meski sudah diisi dengan air. Arya menekan sebuah tombol di tempat yang agak tersembunyi. Terdengar bunyi pompa air berdesing halus diikuti dengan air yang tercurah dari air terjun kecil yang dibuat di dinding kanan kolam menyerupai dinding batu alami yang dicat coklat tua menyerupai bentuk batu-batu besar bersusun ke atas memenuhi dinding."Eksteriornya siapa yang desain ini, Pak?""Semua bagian rumah ini aku desain sendiri baik interior

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-07
  • Terjerat Hasrat   39. Menyatu Rasa

    Nita baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Memperbaharui kemajuan pekerjaan proyek adalah salah satu tugas Nita sebagai staf administrasi proyek. Menangani tiga proyek secara bersamaan tentu tak mudah dilakukan, harus bisa memilah permasalahan tiga proyek yang berbeda dan menanganinya dengan tepat.Diliriknya jam di sudut kanan atas laptopnya. Sudah jam setengah empat. Nita berniat menghadap Arya untuk meminta izin tidak masuk kerja. Tadi siang dia mendapatkan kabar kepastian acara lamaran adiknya, Sisi. Nita harus menghadiri acara itu. Kasihan sama ibunya dan Sisi kalau dia tak bisa datang di acara penting itu.Setelah mengetuk pintu ruang kerja Arya dan dipersilakan masuk, Nita masuk ke ruang kerja atasannya itu. Dia mengangguk hormat lalu duduk di hadapan Arya."Pak, saya mau minta izin gak masuk kerja besok. Adik saya mau dilamar besok malam.""Berapa hari?" tanya Arya."Dua hari, Pak.""Lah ... tanggung banget. Sekalian tiga harilah. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Terjerat Hasrat   40. Melepas Sumpek

    Jangan lupa kasih komentar dan bintangnya, ya!Bercinta di ruang tamu tak leluasa bagi Nita. Dia mengajak Arya ke kamar tidurnya agar leluasa bergumul di tempat tidurnya. Nita sudah membayangkan bagaimana pertarungan yang akan dimainkannya.Satu per satu pakaian yang terpasang ditubuhnya ditanggalkannya. Tubuh mulusnya kini telanjang dengan buah dada membusung menantang. Nita lalu memberi isyarat dengan jarinya agar Arya mendekati tubuh telanjangnya. Dengan gaya sensual, jemarinya bermain di dada Arya lalu melepaskan satu demi satu kancing kemeja Arya. Setelah kemeja itu terlepas dari tubuh Arya, dilemparnya kemeja itu ke atas lalu mendarat di lantai.Arya hanya diam memandangi gerakan-gerakan sensual Nita yang meloloskan satu demi satu pakaian yang dikenakan Arya. Ketika Nita yang duduk bertumpu pada dengkulnya itu memelorotkan celana dalamnya, milik Arya mencuat dalam keadaan sudah tegang. Dengan lembut, Nita mengelus-elus benda

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Terjerat Hasrat   41. Lawan Baru

    Rudi mengajak Nita untuk duduk bersamanya. Nita mengikuti Rudi yang berjalan di depannya. Pilihan Rudi jatuh pada sebuah meja di sisi kanan rumah makan itu. Tempat itu agak penuh oleh para pengunjung yang semuanya merupakan orang-orang yang sedang dalam perjalanan luar kota.Suasana rumah makan Padang dengan interior modern dan masakan yang enak membuat Nita merasa nyaman. Rudi tampaknya juga demikian. Sambil makan, mereka ngobrol ringan tentang makanan yang mereka santap.Setelah beristirahat sejenak dan perut yang kenyang, perjalanan pun dilanjutkan. Nita memandangi deretan pepohonan karet di kebun-kebun yang mereka lewati. Jarak antara jalur-jalur pepohonan tampak rapi membentuk lorong-lorong."Boleh minta nomor hapemu?" tanya Rudi sambil menyodorkan ponselnya."Boleh," balas Nita sambil mengambil ponsel Rudi dan membuat kontak baru berisi nama dan nomor ponselnya. "Ada WhatsApp-nya juga. Kamu kirim pesan ke aku ya biar sekalian aku simpen kontak kamu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Terjerat Hasrat   42. Mendominasi

    Nita yang sudah dikuasai berahinya lalu mendorong tubuh Rudi hingga jatuh terlentang di tempat tidur. Dengan gaya erotis, dilucutinya celananya sendiri hingga kini tubuhnya telanjang bulat. Nita lalu naik ke tempat tidur dan menaiki tubuh Rudi yang terlentang.Cumbuan demi cumbuan dilakukan Nita pada Rudi. Lelaki itu memang kelihatan tak berpengalaman dan hanya menikmati perlakuan Nita. Rudi bahkan langsung ejakulasi ketika Nita menggesek-gesekkan selangkangannya ke batang kelamin Rudi.Sambil tersenyum, Nita meraih tisu dan mengelap cairan sperma Rudi yang tumpah di badannya sendiri. Setelah itu dengan lembut Nita mengarahkan batang Rudi ke bibir kewanitaannya, lalu menggesek-gesekkannya.Rudi seperti menahan napas. Jantungnya berdebar keras. Dia merasa antara takut dan ingin merasakan persetubuhan yang belum pernah dilakukannya sebelumnya.Perlahan Nita mendorong tubuhnya ke bawah yang membuat batang kejantanan Rudi terbenam seluruhnya dalam celah kewan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Terjerat Hasrat   43. Dendam

    Sementara itu, Rudi semakin bersemangat mencumbui sasarannya. Kombinasi permainan mulut dan lidahnya membuat lawannya tak berkutik dan hanya mengerang lembut. Erangan-erangan lembut itu membuatnya makin bersemangat untuk menaklukkan lawannya. Tak lama, lawannya mengejang dengan erangan panjang.Rudi merasa puas telah menaklukan lawannya. Dibiarkannya Nita merasakan sisa-sisa klimaksnya. Kepercayaan dirinya mencumbui perempuan meningkat. Dengan cepat dia telah mempelajari bagaimana menaklukkan tubuh perempuan.Nita tersengal dengan napas memburu dan degub jantung yang terpacu. Tubuhnya yang menegang perlahan mulai mereda kembali seperti semula. Saat kesadarannya baru pulih sebagian, Nita menyadari bahwa Rudi berusaha membebaskan tubuhnya dari dirinya. Sejenak Nita merasa rileks tertelungkup di kasur. Namun, keadaan itu tak berlangsung lama. Nita merasakan tangan Rudi telah menyeret tubuhnya ke pinggir tempat tidur. Nita hanya menurut ketika Rudi memposisikan tubuhnya be

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat   47. Memaafkan

    Nita dan Vina berbaring bersisian. Tubuh mereka masih telanjang. Keduanya kelelahan setelah pergumulan mereka barusan.“Yuk ....” panggil Nita.“Hmmm ....” Vina membuka matanya. Menatap Nita yang ada di sisi kanannya.“Gimana hubungan Kak Arya dengan Ayuk belakangan ini?”Vina menghela napas panjang. “Entahlah, Nit. Kak Arya beberapa hari ini sibuk. Setiap hari pulang malam.”“Sibuk dengan kerjaan kantor?”“Aku gak tahu persis. Kadang, dia pulang sore, mandi, terus pergi lagi. Dia gak bilang mau ke mana persisnya. Aku pikir Kak Arya pergi kencan dengan Cecil.”“Kenapa bisa mikir gitu?” tanya Nita penasaran.“Naluri istri, Nit. Tiga hari lalu, Kak Arya pulang sore dan pergi lagi. Aku ikuti. Ternyata, dia ketemu Cecil di suatu tempat, lalu pergi bersama.”“Mungkin pergi ngurus kerjaan?”“Bukan kerjaan, t

  • Terjerat Hasrat   46. Penyelesaian

    Arya terdiam seribu bahasa. Apa yang dikatakan Nita seolah menamparnya dengan sangat keras. Mukanya memerah entah karena marah atau malu.“Putuskan Cecil! Bapak sudah melanggar kesepakatan dengan Bu Vina karena mencintai Cecil.”Arya menghela napasnya. “Kamu benar. Aku memang mencintai Cecil.”“Sekarang, Bapak silakan pergi. Jangan pernah menyentuhku lagi. Ini untuk terakhir kalinya.”“Maafkan aku,” ujar Arya. “Aku telah membuatmu jadi begini.”“Sudahlah. Kita lupakan yang pernah terjadi.”“Suruh Bu Vina kemari nanti sore,” pinta Nita. “Jangan bilang apa-apa tentang hal ini. Biar aku yang bicara padanya.”Bagaimanapun, bukan cuma Arya, Nita juga harus menyelesaikan apa yang telah dimulainya. Apa yang terjadi sudah menjadi lingkaran setan yang harus diputusnya. Semua harus kembali ke asalnya.Setelah Arya pergi, Nita mandi dan bersiap

  • Terjerat Hasrat   45. Desakan

    Nita merasa batinnya lelah. Bangun dari tidur di pagi hari tidak membuatnya merasa segar. Dengan malas, diliriknya jam dinding. Hampir pukul setengah tujuh pagi. Andai dirinya tak mesti ke kantor.Otaknya terasa penuh. Setelah Vina pulang semalam, dia hampir tak bisa tidur memikirkan apa yang terjadi beberapa bulan belakangan. Mulai dari sentuhan pertama Arya di tubuhnya sampai dirinya terjebak dalam perilaku biseksual yang telah melenakannya.Ingatannya akan ibunya membuat dadanya terasa sesak. Nita sadar dirinya telah mengecewakan ibunya andai beliau tahu apa yang telah dilakukannya. Dia bahkan merasa jijik dengan dirinya sendiri. Jijik dengan perilakunya yang liar.Apa artinya marah dengan keadaan dan kesalahan orang lain dengan membuat kesalahan sendiri? Itu tak membuat dirinya lebih baik. Bahkan, lebih buruk. Marah dengan orang-orang yang dianggapnya bersalah, tetapi dirinya sendiri berkubang dalam kesalahan-kesalahan yang membuatnya semakin terbenam.

  • Terjerat Hasrat   44. Resah

    Nita sudah selesai mengikat tali sepatunya. Disandangnya ranselnya lalu mencium punggung tangan ibunya."Bu, aku pamit dulu.""Iya. Jaga dirimu baik-baik, Nit!" Mata ibunya tampak berkaca-kaca setelah mengurai pelukannya pada Nita."Iya, Bu. Ibu jangan khawatir." Nita menyambut uluran tangan Sisi yang akan mencium punggung tangannya. "Kamu baik-baik, ya, Sis!""Iya, Yuk," jawab Sisi sambil memeluk Nita.Di depan rumah, mobiltraveltelah menunggunya. Nita menyerahkan ranselnya pada sopir yang akan memasukkan ransel itu ke bagasi di bagian belakang mobil. Nita berbalik lalu melambaikan tangan pada ibu dan adiknya sebelum masuk ke mobil. Sesuai pesanannya, Nita duduk di barisan paling belakang.Kepulangannya kali ini memberi kesan lain dari biasanya. Menyadari adiknya yang akan segera menikah membuat Nita kembali mengenang kebersamaan mereka di masa kecil. Waktu seakan berjalan begitu cepat. Kini, adiknya sudah jadi perempua

  • Terjerat Hasrat   43. Dendam

    Sementara itu, Rudi semakin bersemangat mencumbui sasarannya. Kombinasi permainan mulut dan lidahnya membuat lawannya tak berkutik dan hanya mengerang lembut. Erangan-erangan lembut itu membuatnya makin bersemangat untuk menaklukkan lawannya. Tak lama, lawannya mengejang dengan erangan panjang.Rudi merasa puas telah menaklukan lawannya. Dibiarkannya Nita merasakan sisa-sisa klimaksnya. Kepercayaan dirinya mencumbui perempuan meningkat. Dengan cepat dia telah mempelajari bagaimana menaklukkan tubuh perempuan.Nita tersengal dengan napas memburu dan degub jantung yang terpacu. Tubuhnya yang menegang perlahan mulai mereda kembali seperti semula. Saat kesadarannya baru pulih sebagian, Nita menyadari bahwa Rudi berusaha membebaskan tubuhnya dari dirinya. Sejenak Nita merasa rileks tertelungkup di kasur. Namun, keadaan itu tak berlangsung lama. Nita merasakan tangan Rudi telah menyeret tubuhnya ke pinggir tempat tidur. Nita hanya menurut ketika Rudi memposisikan tubuhnya be

  • Terjerat Hasrat   42. Mendominasi

    Nita yang sudah dikuasai berahinya lalu mendorong tubuh Rudi hingga jatuh terlentang di tempat tidur. Dengan gaya erotis, dilucutinya celananya sendiri hingga kini tubuhnya telanjang bulat. Nita lalu naik ke tempat tidur dan menaiki tubuh Rudi yang terlentang.Cumbuan demi cumbuan dilakukan Nita pada Rudi. Lelaki itu memang kelihatan tak berpengalaman dan hanya menikmati perlakuan Nita. Rudi bahkan langsung ejakulasi ketika Nita menggesek-gesekkan selangkangannya ke batang kelamin Rudi.Sambil tersenyum, Nita meraih tisu dan mengelap cairan sperma Rudi yang tumpah di badannya sendiri. Setelah itu dengan lembut Nita mengarahkan batang Rudi ke bibir kewanitaannya, lalu menggesek-gesekkannya.Rudi seperti menahan napas. Jantungnya berdebar keras. Dia merasa antara takut dan ingin merasakan persetubuhan yang belum pernah dilakukannya sebelumnya.Perlahan Nita mendorong tubuhnya ke bawah yang membuat batang kejantanan Rudi terbenam seluruhnya dalam celah kewan

  • Terjerat Hasrat   41. Lawan Baru

    Rudi mengajak Nita untuk duduk bersamanya. Nita mengikuti Rudi yang berjalan di depannya. Pilihan Rudi jatuh pada sebuah meja di sisi kanan rumah makan itu. Tempat itu agak penuh oleh para pengunjung yang semuanya merupakan orang-orang yang sedang dalam perjalanan luar kota.Suasana rumah makan Padang dengan interior modern dan masakan yang enak membuat Nita merasa nyaman. Rudi tampaknya juga demikian. Sambil makan, mereka ngobrol ringan tentang makanan yang mereka santap.Setelah beristirahat sejenak dan perut yang kenyang, perjalanan pun dilanjutkan. Nita memandangi deretan pepohonan karet di kebun-kebun yang mereka lewati. Jarak antara jalur-jalur pepohonan tampak rapi membentuk lorong-lorong."Boleh minta nomor hapemu?" tanya Rudi sambil menyodorkan ponselnya."Boleh," balas Nita sambil mengambil ponsel Rudi dan membuat kontak baru berisi nama dan nomor ponselnya. "Ada WhatsApp-nya juga. Kamu kirim pesan ke aku ya biar sekalian aku simpen kontak kamu.

  • Terjerat Hasrat   40. Melepas Sumpek

    Jangan lupa kasih komentar dan bintangnya, ya!Bercinta di ruang tamu tak leluasa bagi Nita. Dia mengajak Arya ke kamar tidurnya agar leluasa bergumul di tempat tidurnya. Nita sudah membayangkan bagaimana pertarungan yang akan dimainkannya.Satu per satu pakaian yang terpasang ditubuhnya ditanggalkannya. Tubuh mulusnya kini telanjang dengan buah dada membusung menantang. Nita lalu memberi isyarat dengan jarinya agar Arya mendekati tubuh telanjangnya. Dengan gaya sensual, jemarinya bermain di dada Arya lalu melepaskan satu demi satu kancing kemeja Arya. Setelah kemeja itu terlepas dari tubuh Arya, dilemparnya kemeja itu ke atas lalu mendarat di lantai.Arya hanya diam memandangi gerakan-gerakan sensual Nita yang meloloskan satu demi satu pakaian yang dikenakan Arya. Ketika Nita yang duduk bertumpu pada dengkulnya itu memelorotkan celana dalamnya, milik Arya mencuat dalam keadaan sudah tegang. Dengan lembut, Nita mengelus-elus benda

  • Terjerat Hasrat   39. Menyatu Rasa

    Nita baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Memperbaharui kemajuan pekerjaan proyek adalah salah satu tugas Nita sebagai staf administrasi proyek. Menangani tiga proyek secara bersamaan tentu tak mudah dilakukan, harus bisa memilah permasalahan tiga proyek yang berbeda dan menanganinya dengan tepat.Diliriknya jam di sudut kanan atas laptopnya. Sudah jam setengah empat. Nita berniat menghadap Arya untuk meminta izin tidak masuk kerja. Tadi siang dia mendapatkan kabar kepastian acara lamaran adiknya, Sisi. Nita harus menghadiri acara itu. Kasihan sama ibunya dan Sisi kalau dia tak bisa datang di acara penting itu.Setelah mengetuk pintu ruang kerja Arya dan dipersilakan masuk, Nita masuk ke ruang kerja atasannya itu. Dia mengangguk hormat lalu duduk di hadapan Arya."Pak, saya mau minta izin gak masuk kerja besok. Adik saya mau dilamar besok malam.""Berapa hari?" tanya Arya."Dua hari, Pak.""Lah ... tanggung banget. Sekalian tiga harilah. Ka

DMCA.com Protection Status