Share

Ledakan Penyelamat

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2023-10-10 21:33:05

BUM!

Suara ledakan terdengar dari halaman rumah besar dan mewah milik Barta. Membuat Barta menghentikan kegiatannya yang baru saja ingin menikmati malam pertama.

Tidak lama setelah suara ledakan itu, terdengar suara ketukan pintu dari luar. Barta langsung memakai handuk piyama untuk menutupi tubuhnya yang hanya menggunakan boxer.

"Tunggu di dalam kamar, jangan keluar!" titah Barta pada Bella.

"Baik Tuan." Bella menutupi tubuhnya yang nyaris ditelanjangi oleh Barta, menggunakan selimut putih.

Malam ini dia selamat, tetapi sejujurnya dia juga penasaran dengan suara ledakan itu. Apa mungkin yang membuat ledakan adalah Edgar?

Bella turun dari atas tempat tidur lalu melihat keluar jendela, tidak ada siapapun di sana. Kemungkinan suara ledakan berasal dari luar rumah Barta.

Bella menghela nafas lega sekaligus masih mengkhawatirkan Edgar, takut Barta mengetahui kalau Edgar berusaha mencegah malam pertama itu terjadi.

***

Barta beserta anak buahnya mengecek ledakan yang terjadi di luar pagar rumah mewahnya Kedua mata melebar saat melihat api berkobar dengan sangat besar, melahap mobilnya yang terparkir di depan pintu pagar.

Mobil tersebut sengaja diparkir di depan karena rusak dan baru akan diperbaiki esok hari.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Barta mencengkram kerah leher anak buahnya.

"Saya tidak tahu, Tuan," ucap sang anak buah ketakutan.

"Sialan! Beraninya mereka membakar mobilku!" Barta terlihat sangat emosi. Deru napas terdengar kencang, dada kembang kempis tak karuan.

Kemungkinan yang melakukan semua itu adalah musuh seorang Barta Wijaya.

Profesinya sebagai lintah darat (Rentenir) memang membuat Barta memiliki banyak musuh, mereka semua dendam karena kekejaman Barta saat menagih hutang.

Barta akan mengambil apa saja yang ada di rumah mereka, termasuk anak gadis atau istri yang masih terlihat cantik.

Kekejaman Barta sudah diketahui hampir seluruh wilayah tempat tinggalnya. Namun, tidak ada yang berani melawan, karena Barta memiliki kekuasaan dan harta yang melimpah.

Barta kembali ke dalam rumahnya setelah petugas pemadam kebakaran selesai memadamkan api.

"Urus mobil itu! Cari pelaku pembakaran. Jangan sampai pelakunya lolos!" titah Barta pada anak buahnya.

"Baik Tuan." Anak buahnya mengangguk menerima perintah.

Barta kembali ke kamar, moodnya sudah rusak karena masalah ledakan tadi. Dan entah mengapa, keinginan untuk bercinta tidak terlalu menggebu tidak seperti biasanya.

Bahkan pusakannya juga belum bediri tegak walau dia melihat tubuh sintal Bella yang menggoda, tetapi tidak membuatnya berhasrat.

Sesampainya di dalam kamar. Ia berbaring di atas ranjang tidak membangunkan Bella yang sudah tertidur.

Bella yang berpura-pura tidur merasa sangat lega, karena dia tidak harus melayani suaminya.

Di tempat berbeda.

Edgar masih belum bisa memejamkan mata walau dia sudah tahu ayahnya tidak jadi melakukan malam pertama dengan Bella.

Perasaan rindu dan ingin menikmati kenikmatan bercinta dengan Bella mengganggu pikirannya, hingga membuat sulit untuk tidur.

Waktu berjalan cepat dan tanpa terasa pagi sudah datang.

Dia beranjak dari tempat tidur saat merasakan haus yang mencekik leher. Berjalan keluar kamar menuju dapur.

DEG!

Tidak seperti biasanya. Pagi ini ada sesuatu yang berbeda. Dia melihat ayahnya sudah bangun dan tengah menikmati kopi buatan Bella.

Sedangkan Bella sedang menyiapkan roti panggang untuk sang suami.

"Duduk di sini! Kita sarapan," ajak Barta saat melihat Edgar.

"Papa sudah bangun? Tumben," tanya Edgar pada Barta, tetapi yang ditatap adalah Bella.

Barta terlihat sangat menikmati sarapan di depannya.

"Papa ingin mencari dalang dari pembakaran mobil semalam."

Edgar mengangguk lalu mengambil roti di atas meja mengoleskannya dengan selai.

"Kamu tidak kuliah?" tanya Barta.

"Aku berangkat jam delapan," jawab Edgar.

"Kamu pergi bersama Bella ya. Karena Papa banyak urusan."

"Iya," angguk Edgar.

Bella duduk di samping Barta sambil menundukkan kepala, tidak berani menatap anak tirinya.

Sedangkan Edgar tidak melepas pandangan dari Bella.

"Papa dan Bella akan berbulan madu seminggu lagi," ucap Barta tiba-tiba.

UHUK UHUK UHUK

Edgar menyemburkan minuman karena tersedak.

"Kamu kenapa? Kalau makan pelan-pelan! Nyaris saja kamu mengotori pakaian Papa!" bentak Barta emosi.

"Maaf Pa," ucap Edgar. "Papa dan Bella akan berbulan madu ke mana?"

"Mungkin Jepang. Atau Swiss," jawab Barta.

Edgar menatap Bella yang diam membisu.

"Kamu mau kan, Ma?" tanya Barta.

"I-iya, mau," jawab Bella gugup.

Edgar meletakan roti ke atas piring lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu mau ke mana Edgar? Habiskan dulu sarapanmu!" titah Barta.

"Aku mau kuliah." Edgar berjalan meninggalkan ruang makan.

Bella menghela nafas sesak, dia tahu perasaan Edgar.

"Tuan, saya juga ingin siap-siap untuk berangkat kuliah," pamit Bella.

"Ya sudah, aku juga banyak urusan pagi ini. Aku berangkat dulu."

Barta keluar dari dalam rumahnya. Sedangkan Bella kembali ke kamar untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

Bella berdiri di depan pintu kamar utama, menatap heran pada pintu kamar yang sedikit terbuka. Seingatnya dia sudah menutup pintu kamar rapat, tetapi kenapa pintu itu terbuka?

Tidak ingin berfikir macam-macam. Dia masuk ke dalam kamar lalu mengambil pakaian di lemari.

Kemudian Bella masuk ke dalam kamar mandi, mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu. Berdiri di bawah shower sambil memejamkan mata.

KREK!

Suara pintu terbuka lebar. Bella terhenyak melihat Edgar masuk ke dalam kamar mandi hanya menggunakan boxer menutupi tubuh.

Bella mencoba menutupi tubuh polosnya dengan kedua tangan. Percuma ... tubuhnya tetap terlihat jelas.

"Untuk apa kamu menutupi tubuh itu? Aku sudah pernah melihatnya bahkan menikmati tubuhmu." Edgar tersenyum lebar.

"Mau apa kamu ke sini? Bagaimana kalau Tuan Barta melihat?" Bella ketakutan. "Cepat keluar Edgar!"

Edgar tersenyum lebar seraya memegang bibirnya dengan telunjuk meminta agar Bella diam.

Melangkah semakin mendekati Bella, tidak memperdulikan ucapan wanita cantik itu.

"Edgar tolong keluar! Bagaimana kalau Tuan Barta kembali dan melihat kita?"

Bukannya menuruti keinginan Bella, Edgar justru semakin mendekat seraya meloloskan celana boxernya.

Bella melihat dengan jelas pusaka Edgar yang berdiri tegak dengan ukuran luar biasa.

Benda itu yang semalam menembus pertahannya hingga meninggalkan rasa sakit, perih, tetapi nikmat.

Edgar menyandarkan tubuh Bella ke dinding kamar mandi. Keduanya berdiri di bawah kucuran air shower yang dingin.

Deru nafas terdengar memburu saling beradu, dada kembang kempis tak karuan.

Edgar mendaratkan kecupan di bibir Bella, perlahan sangat lembut kemudian menjadi penuh hasrat.

Lumatan bibir Edgar membuat Bella mendesah, lalu memberontak karena kehabisan napas. Bella mendorong tubuh Edgar agar menjauh, tetapi Edgar justru semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Bella.

"Edgar please! Jangan nekat, aku takut!"

"Papaku sudah pergi, aku melihatnya sendiri. Please Bell, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Kamu lihat sendiri dia sudah berdiri tegak, rasanya seperti ingin meledak. Tolong jangan menolak. Aku akan melakukannya seperti semalam agar kamu juga menikmati."

Bella terdiam membisu, memasrahkan tubuhnya dinikmati oleh Edgar.

"Rasanya tidak akan sakit seperti semalam. Percayalah," bisik Edgar. "Boleh ya aku ... ?"

Bella mengangguk pelan.

Related chapters

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Kita Mau ke Mana?

    Bella ingin menolak permintaan Edgar tetapi tubuhnya berkata lain. Dia sangat menikmati setiap sentuhan lelaki tampan itu, bahkan kini tangan nakal Edgar sudah menyesap memainkan bagian inti tubuhnya.Edgar mulai memainkan jarinya di sana, membuat tubuh Bella menggeliat liar merasakan sensasi yang memabukkan."Edgar. Ugh," racau Bella sambil memejamkan kedua matanya rapat.Edgar tersenyum lebar, lalu mulai mengarahkan pusakanya agar bisa masuk dengan sempurna ke liang kenikmatan Bella."Boleh ya, aku memulainya?" bisik Edgar tepat di telinga Bella."Iya, lakukanlah," angguk Bella memasrahkan dirinya dinikmati oleh Edgar. Suara desahan Edgar terdengar memenuhi ruang kamar mandi saat pusakannya berhasil tenggelam dengan sempurna. Ia memacu tubuhnya dengan ritme cepat, sadar akan waktu yang kurang tepat, karena sebentar lagi mereka akan berangkat kuliah.Kecepatan pacuan Edgar sama seperti kendaraan bermotor yang melaju kencang 120km perjam.Aakhhh! Raungan Edgar memenuhi ruang kamar ma

    Last Updated : 2023-10-10
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Losmen

    Wajah Bella panik saat ia tahu Edgar akan membawanya ke hotel, bukan ke kampus. Edgar sudah dibutakan oleh cintanya pada Bella. "Edgar apa kamu sudah gila? Aku ingin kuliah! Antar aku ke kampus sekarang! Ini sudah terlambat!" Bella menggerakkan lengan Edgar yang tengah fokus menyetir."Hanya sebentar Sayang, aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya. Sangat tersiksa, dia sudah diujung!""Kenapa aku harus berada di posisi seperti ini?" isak Bella lirih.Bella melepas genggaman tangannya, lalu menyilang kedua tangan ke atas dada. Memilih untuk diam seribu bahasa, karena percuma saja melawan lelaki itu."Please, Bell." Edgar menyeringai menatap wanita pujaannya. "Hanya sebentar, kita bisa melanjutkan kuliah di jam kedua pelajaran nanti. Yang kita lakukan tadi sangat tanggung, aku belum mencapai klimaks.""Memangnya kamu pikir aku bisa menolak? Toh kamu yang menyetir mobil ini!" dengkus Bella kesal.Edgar mengalihkan pandangan dari jalanan, menatap Bella yan

    Last Updated : 2023-10-10
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   CCTV

    Harga mobil yang meledak pada malam itu memang tidak seberapa, tetapi bagi Barta Wijaya, mengusik ketenangannya sama saja sudah mengajak perang. Saat ini di tengah perjalanan menuju markas musuhnya--para preman yang sering kali berbuat ulah. Barta sudah bersiap untuk memberi pelajaran pada mereka semua. "Mengusik ketenanganku, sama saja mencari mati!" desis Barta seraya memasukan peluru ke dalam Glock kesayangannya.Anak buah Barta menyadari kemarahan Tuan mereka. Tak ada ampun bagi orang yang sudah berani berurusan dengan rentenir kejam itu. Semua orang yang terjun ke dunia hitam tahu siapa Barta Wijaya, tetapi masih saja ada yang berani mengusiknya. "Jam berapa kejadian ledakan semalam?" tanya Barta pada anak buahnya. "Kemungkinan jam dua belas malam, Tuan." Anak buahnya menjawab sambil menundukkan tubuh.Barta berfikir sejenak lalu kembali mengatakan, "Apa kalian sudah mengecek semua CCTV di rumahku?"Pertanyaan itu sontak membuat anak buah Barta yang duduk di kursi depan salin

    Last Updated : 2023-11-20
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bercak Darah di Seprai

    Seorang asisten rumah tangga masuk ke dalam kamar yang menjadi saksi bisu penyatuan peluh antara Edgar dan Bella. Wanita paruh baya itu melihat ada bercak darah di atas seprai putih. "Kok ada darah? Darah siapa ini?" gumamnya. Tak ingin berpikir macam macam, ia pun menggulung seprai tersebut lalu memasukkan seprai ke dalam keranjang yang biasa digunakan untuk menampung pakaian kotor.Sepanjang jalan menuju ruang khusus mencuci pakaian. Pikiran wanita paruh baya itu melayang jauh, masih mengingat jelas kalau bercak darah di seprai tadi seperti sisa pergumulan pasangan yang melewati malam panas. Namun seingatnya, yang menikah semalam adalah Tuan Barta dengan wanita cantik bernama Bella, tetapi di dalam kamar pengantin justru tidak ada bercak darah apapun. Ranjangnya juga terlihat sangat bersih. "Bik, ngapain ngelamun begitu?" Suara berat seorang laki laki mengangetkan wanita yang biasa dipanggil dengan sebutan Bik Inah."Anu, itu ... apa ya ... ngga tahu. Udah, ah. Bibi lagi banyak

    Last Updated : 2023-11-21
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Hukuman

    "Pegang anak kurang ajar ini! Aku ingin memberinya pelajaran!" titah Barta pada anak buahnya.Dua orang anak buah Barta mendekati Edgar.Melihat itu Edgar melangkah mundur menjauh dari anak buah ayahnya tersebut."Menjauh dariku! Sialan!" bentak Edgar."Maaf Tuan Muda, kami hanya menjalankan perintah."Edgar menatap ayahnya lalu berkata, "Pa, aku tidak melakukan itu. Aku bisa menjelaskan semuanya." Ia melangkah mundur menghindari anak buah ayahnya.Barta tersenyum sinis, bukannya menghentikan anak buahnya dia justru kembali mengatakan, "Lumpuhkan dia! Cepat!""Baik Tuan.""Menjauh dariku! Jangan mendekat! Bangsat kalian semua!" bentak Edgar mencoba melawan. "Maaf Tuan Muda. Tolong jangan melawan, atau kami tidak akan segan segan untuk menyakiti Anda." Dua orang anak buah Barta memegang lengan Edgar, mencengkram kuat.Edgar masih berusaha memberontak. Namun, pada akhirnya Edgar berhasil dilumpuhkan oleh dua orang anak buah bertubuh lebih besar dari lelaki tampan itu. Saat ini, Edgar

    Last Updated : 2023-11-22
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Penjara Bawah Tanah

    Saat ini, Edgar tengah berada di dalam ruangan pengap tanpa adanya ventilasi udara. Ruang bawah tanah yang biasa menjadi tempat sang ayah memberinya hukuman saat dia melakukan kesalahan. Ruangan yang minim pencahayaan itu menjadi saksi bisu kesedihan Edgar dan kekejaman Barta pada dirinya.Edgar tengah duduk di atas lantai dingin sambil menyandarkan kepalanya ke dinding.Kilasan kenangan tentang ibunya melintas di dalam ingatan saat dia memejamkan kedua mata.Tepat lima tahun yang lalu, saat ibundanya masih hidup. Ibunya selalu membela Edgar dan meminta Barta untuk mengampuninya. Namun sekarang, siapa yang akan menolongnya? Siapa yang akan mendengar ceritanya? Deg!Edgar membuka mata lebar saat ia mengingat, Bella .... "Jam berapa sekarang? Apa dia sudah pulang kuliah?" Edgar berjalan cepat menuju pintu yang tertutup rapat. "Buka pintunya! Buka! Tolong buka pintu ini! Atau aku akan membakar rumah ini! Buka!"Suara teriakan menggema Edgar tak ditanggapi oleh tiga anak buah Barta, y

    Last Updated : 2023-11-23
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Cambukan Malam Pertama 21+

    Tidak bisa menghindar lagi dan tidak mungkin ada pertolongan dari Edgar. Bella memasrahkan diri kalau memang dia harus melayani suami sahnya. Barta tersenyum melecehkan saat melihat Bella keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan lingerie seksi. Ia menatap tubuh sintal istrinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Ke sini, Sayang. Cepat, aku sudah tidak bisa menahannya lagi." Barta mendekati Bella yang terlihat gugup dan ketakutan.Bella melangkah perlahan dengan ragu sambil menundukkan kepala. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Aku tahu caranya memanjakan wanita di atas tempat tidur. Aku pastikan kamu akan menikmatinya dan mungkin kamu akan meminta lagi dan lagi." Barta tersenyum mesum. Lintah Darat itu memegang bahu Bella, membawa istrinya menuju tempat tidur. "Kamu takut? Apa yang kamu takutkan, Sayang?" Barta berisik mesra di telinga Bella yang masih terlihat sangat canggung. Bahkan wanita cantik itu tidak berani menatap suaminya. Bella mengatur napas y

    Last Updated : 2023-11-25
  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Pijatan Nikmat 21++

    Bella tidak pernah menyangka pernikahannya akan membuat luka mendalam seperti ini. Disiksa, bahkan tidak dianggap sebagai seorang istri dari laki laki yang sudah resmi menjadi suaminya. Belum lagi, dia juga mendapat pelecehan dari anak tirinya sendiri. Hingga mereka melewati malam panas berkali kali. Saat ini di dalam kamar. Bella tengah disiksa oleh suaminya sebelum mereka melewati malam panas di atas ranjang."Ayolah Sayang, jangan menangis. Nikmati ini. Kita akan bersenang senang malam ini." Barta tersenyum mesum melihat tubuh polos istrinya. Cetak! Cambukan kembali menghujani tubuh Bella membuat istrinya itu menjerit kesakitan. Tangisan Bella terdengar semakin kencang. Ia menatap sang suami dengan tatapan lirih, meminta ampun. Akan tetapi, Barta justru semakin menggila."Sudah Tuan. Sakit, tolong hentikan," isak Bella berlutut di depan suaminya. Barta tertawa jengah. "Tahan rasa sakitnya. Setelah ini kamu akan menikmati permainanku. Aku akan membayar rasa sakit ini dengan ke

    Last Updated : 2023-11-25

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 111

    Satu tahun kemudian, memasuki usia Bryan dan Nancy yang ke 6. Tepat hari itu pula, sebuah acara besar-besaran digelar dengan sangat meriah.Hari ini adalah hari dimana Naomi akan melangsungkan pernikahan dengan Galih. Setelah sebelumnya Edgar dan Bella berusaha untuk menjodohkan mereka, akhirnya keduanya kembali dekat dan saling mengungkapkan perasaan.Hingga akhirnya setelah satu tahun menjalin hubungan, kini Naomi dan Galih pun memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.“Sayang, aku sangat bahagia karena akhirnya Naomi dan Galih benar-benar akan menikah,” kata Bella pada Edgar, sesaat setelah mereka tiba di aula pernikahan tersebut.“Aku juga sangat bahagia, Sayang. Tidak sia-sia kita membuat kedekatan di antara mereka lagi.” Edgar mengangguk setuju.Bella hanya terkekeh mendengar perkataan sang suami. Kini mereka melanjutkan langkah mereka, menjadi saksi pernikahan antara Naomi dan Galih.Tepat di atas pelaminan, keduanya tampak bersanding dengan senyum yan

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 110

    “Rencana kita pagi ini mau kemana?” tanya Edgar pada anak-anak dan istrinya.Mereka telah menyelesaikan acara sarapannya dan kini tengah bersiap untuk berangkat menuju tempat liburan.“Bagaimana kalau ke water park atau ke pantai saja, Pa?” Nancy menawarkan.“Hmm, sepertinya bagus juga. Ya sudah, kalau begitu kita pergi ke water park dulu, setelah itu baru kita pergi ke pantai.” Edgar mengangguk setuju.“Yeeii.” Bryan dan Nancy bersorak kegirangan.Kedua anak kecil itu dengan antusias segera masuk ke dalam mobil, hendak disusul oleh Bella dan Edgar. Namun sebelum mereka masuk mobil, tiba-tiba saja datang sebuah taksi yang berhenti tepat di depan rumah mereka.Tak lama setelah itu, terlihat seorang wanita yang melangkah masuk ke halaman dan berhenti di hadapan Bella.“Bella,” ucapnya menyapa wanita itu.Mendengar suara itu, sontak membuat Bella terkejut dan segera mengangkat wajahnya. Seketika ia tercengang, saat melihat sosok Naomi sedang berdiri di hadapannya.“Naomi!” pekik Bella kag

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 109

    “Papa, ayo kita main!” Suara seorang anak laki-laki memecahkan kesunyian di pagi hari yang cerah.Bersamaan dengan itu, terdengar suara ketukan pintu yang cukup keras dari arah luar kamar.Tak terasa lima tahun kemudian berlalu dengan sangat cepat. Kehidupan Edgar dan Bella semakin bahagia sekarang. Mereka tinggal di rumah utama milik Barta, bersama dengan kedua anaknya dan ditemani oleh kedua asisten rumah tangga yang setia, Bi Marni dan Bi Imah yang merupakan mantan asisten rumah tangga Barta dulu.Tok! Tok! Tok!“Papa, bangun!”Edgar membuka selimutnya dengan cepat. Pria itu tampak menghembuskan nafasnya kasar. Ia memutar bola matanya malas, seraya melirik pada Bella yang sedang tertawa kecil sambil menyandarkan kepala di dadanya.“Astaga, Sayang! Kenapa sepagi ini Bryan sudah mengganggu momen kebersamaan kita?” dengus Edgar pelan.“Karena dia tahu kalau hari ini kamu tidak masuk kantor, Sayang. Jadi dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bermain denganmu,” jawab Bella sembari

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 108

    Edgar menajamkan pandangannya, untuk memastikan jika pria pengemis yang dilihatnya itu memang benar-benar adalah Barta.“Iya, tidak salah lagi. Itu memang papa.” Ia mengangguk cepat.Setelah memastikan bahwa pria pengemis itu adalah Barta, maka Edgar pun lekas turun dari mobilnya. Ia berniat untuk menemui papanya itu. Dari kejauhan, Edgar sudah mengamati setiap detail penampilan papanya. Barta tampak mengenakan pakaian dan topi compang camping yang seolah menyembunyikan jati dirinya.Tak akan ada satu orang pun yang mengira jika pria itu adalah Barta Wijaya, sosok rentenir kaya raya yang terkenal kejam.Tak butuh waktu lama, kini akhirnya langkah Edgar pun tiba juga di hadapan Barta. Ia melihat pria itu terus saja membungkukkan kepalanya.Namun satu hal yang membuat Edgar merasa kebingungan, karena sejak tadi papanya itu tampak sembunyi-sembunyi memainkan sebuah ponsel mewah dari balik bajunya.“Papa,” panggil Edgar dengan keheranan.Suara panggilan dari Edgar itu pun sontak membuat

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 107

    “Sudah apa, Bi?” desak Edgar merasa penasaran, karena ia merasa jika ART nya itu terlalu berbelit-belit untuk bicara padanya.“Begini, Den. Setahu bibi, Tuan Barta pernah mempunyai seorang nasabah yang tidak sanggup membayar hutangnya. Dia juga tidak punya apa-apa untuk bisa dijadikan sebagai jaminan atau penebus hutang. Jadi Tuan Barta mengirim para debt colector untuk menagih hutang nasabahnya itu. Tapi rupanya tak hanya sekedar menagih hutang saja, para debt colector itu bahkan sampai mencelakai nasabah itu dan membuatnya meninggal dunia,” terang wanita paruh baya itu dengan sedikit takut-takut.“Astaga!” Edgar membeliak, sebab rupanya pernyataan dari asisten rumah tangga di rumah papanya itu cukup membuatnya terkejut bukan main.Edgar meraup wajahnya kasar, merasa frustasi dengan apa yang sudah dilakukan oleh papanya. Pria itu bahkan tampak menghembuskan nafasnya yang terasa berat, seolah menyimpan sebuah beban besar di dadanya.“Bibi serius? Orang itu sampai meninggal dunia?” tan

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 106

    Edgar merasa sangat terkejut saat melihat ada foto Brata yang terpampang di dalam sebuah artikel berita. Namun yang lebih membuatnya terkejut, yakni karena artikel itu memuat berita jika Barta masuk dalam DPO atau Daftar Pencarian Orang, alias buronan.“Ini benar papa kan? Lalu kenapa papa bisa jadi DPO?” Edgar bertanya pada dirinya sendiri, dengan kedua mata yang membelalak kaget.Pria itu terus menatap lekat ke arah foto pria yang terpampang di ponselnya tersebut. Ia ingin memastikan sekali lagi, bahwa pria di foto itu bukanlah Barta.Namun, mau sekeras apapun Edgar berusaha untuk meyakinkan dirinya, tetap saja tak bisa memungkiri bahwa pria di berita itu memanglah papanya.“Astaga! Ini memang benar-benar papa. Sebaiknya nanti aku cari dia dan tanyakan apa yang sebenarnya terjadi,” angguk Edgar pada dirinya sendiri.Jam sudah menunjuk ke angka setengah tujuh, membuat Edgar tak punya banyak waktu lagi untuk lebih berlama-lama berada di tempat perbelanjaan tersebut.Pria itu pun denga

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 105

    “Aku sama sekali tidak tahu dimana Tuan Barta, Pa. Sejak semua permainan licikku terbongkar dan para polisi menangkapku, dia marah dan pergi begitu saja meninggalkan aku. Aku tahu kalau dia pasti marah dan kecewa, apalagi setelah tahu bahwa anak kami bukanlah anak laki-laki seperti yang dia harapkan,” jawab Naomi dengan suaranya yang serak menahan isak tangis.“Tapi kenapa kamu sampai nekat melakukan itu, Naomi? Sedangkan kamu tahu sendiri, seperti apa Tuan Barta itu.” Mamanya Naomi ikut menimpali.Naomi kembali mengangkat wajahnya, menatap pada kedua orang tuanya itu secara bergantian. Gadis itu pun juga lekas menyeka air matanya dengan kasar.“Karena Tuan Barta berjanji untuk memberikan hartanya pada anakku, jika aku berhasil melahirkan anak laki-laki, Ma. Kalau sampai aku melahirkan anak perempuan, maka dia pasti tidak akan mau memberikan hartanya pada kami.” Naomi masih saja menangis tanpa bisa ia bendung lagi.Kedua orang tuanya pun kini nampak saling berpandangan. Rasa iba mulai

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 104

    “Bagaimana, Sayang? Apa kamu setuju?” tanya Edgar, membuat Bella segera tersadar atas pertanyaan suaminya barusan.“Tentu saja aku sangat setuju, Edgar. Lagipula aku juga sudah mulai menyayangi bayi ini, sama seperti aku menyayangi Bryan.” Bella mengangguk, setuju dengan apa yang disarankan oleh Edgar, jika mereka akan mengasuh bayi itu.“Syukurlah kalau kamu setuju. Sekarang kita harus memberi nama pada bayi ini.”“Kalau begitu, biar aku saja yang memberi nama pada bayi ini,” sahut Bella tiba-tiba.“Silahkan, Sayang.”Bella segera tersenyum manis, sembari menatap bayi mungil dalam gendongannya itu. Dibelainya pipi sang bayi yang masih merah itu, lalu dikecupnya kening bayi tersebut dengan sangat lembut.“Aku akan memberinya nama Nancy. Ya, Nancy Wijaya,” ucap Bella dengan wajah yang sangat bahagia.“Wah, nama yang sangat indah, Sayang. Mulai sekarang, kita punya sepasang bayi yang tampan dan cantik. Bryan dan Nancy.” Edgar pun turut merasa bahagia.“Iya, dan mereka adalah anak kita.

  • Terjerat Hasrat Anak Suamiku   Bab 103

    “Syukurlah karena sekarang kamu sudah kembali ke pelukan papa, sayang,” ucap Edgar sambil terus menciumi wajah baby Bryan berulang kali.Pria itu tak hentinya menitikkan air mata, tapi buru-buru menyekanya karena perasaan haru kini sudah mulai menguasainya. Edgar mengangkat wajah, menatap pada para polisi yang membawa Naomi ke mobil mereka. Lalu pandangannya kembali tertuju pada Baby Bryan yang kini nampak tertawa-tawa di pelukan Edgar.“Semuanya sudah berakhir, Sayang. Sekarang kita pulang dan temui mama kamu. Oke?”Edgar tersenyum dan menciumi wajah putranya sekali lagi. Dengan langkah tergesa, pria itu pun lekas menuju ke mobilnya yang terparkir di basement hotel tersebut.Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, kini ia pun lekas mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya, dimana saat ini Bella pasti sedang menunggu kedatangannya.***Di rumahnya, sejak tadi Bella terus saja mondar-mandir dengan perasaan panik. Ia terus berdecak cemas, memikirkan nasib Edgar yang kini entah berada dim

DMCA.com Protection Status