Share

14. Tease

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 21:55:14

"Kalau punya kenapa dan kalau belum punya juga kenapa?"

Tatapan serius Natalia bertaut dengan Sagara yang tiba- tiba saja menawarkan aura yang sama sekali berbeda. Padahal baru saja tadi melihat Sagara yang tersedak karena menyebutkan 'pemandangan seksi'. Kini Sagara justru balik menggoda Natalia dengan tatapannya. Cowok yang tujuh tahun lebih muda darinya itu menyunggingkan senyum kecil di bibirnya dengan sebelah alis yang terangkat naik.

Belum lagi suara milik laki- laki itu yang menjadi semakin dalam. Kesurupan setan sebelah mana, nih?

Jemari lelaki itu dengan lancang mengusap satu bulir nasi yang bertengger di bibir Natalia.

Padahal hanya begitu, tapi entah mengapa untuk pertama kalinya Natalia jadi salah tingkah. Astaga, sejak kapan dia jadi gelagapan begini menghadapi seorang bocah? Anak magang pula!

Dia berkedip tiga kali sampai akhirnya sadar bahwa Sagara telah menukar tatapan menjengkelkannya dengan sebuah senyuman manis tanda kemenangan. Lelaki itu kini bangkit dan dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   15. Renungan Dini Hari

    "Aargh!!" Di tengah malam yang dingin, terutama berkat guyuran shower yang membasahi tubuh kekar sang pemuda. Bantuan sabun dan imajinasi liarnya, pada akhirnya pertahanan pertama lelaki itu runtuh. Sebelah tangannya menyangga pada dinding, sementara satunya lagi jelas sibuk mengemban tugas negara dibawah sana. Sagara meloloskan satu lolongan miliknya setelah pencapaian yang dia dapatkan. Nafasnya menderu, matanya yang sempat terpejam kini telah terbuka kembali dengan sisa hasrat yang menggebu. Pada akhirnya, Sagara telah kalah pada babak pertama. Semua pertahanannya selama ini ternyata justru runtuh hanya karena seorang wanita dewasa yang secara terang- terangan mencoba menggoda dan hanya bermain- main dengannya. Sialnya, Sagara benar- benar jatuh dalam perangkap, dia tergoda. Sagara terdiam di sudut kamar mandi. Meraba rasa yang terlintas di hadapan wajahnya, juga bayang- bayang Natalia yang menggodanya secara halus. Dalam benaknya hanya ada satu pertanyaan utama, mengapa Natal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   16. Tugas Dadakan

    "Kamu rajin bawa bekal juga?"Sagara mendongak saat acara makan siangnya tertumben disapa oleh eksistensi manusia lain. Bibirnya hanya bisa menerbitkan seulas senyuman tipis. Laki- laki itu mengangguk kecil sembari menggeser duduknya—peka bahwa wanita itu juga berniat duduk disebelahnya. "Ya gitu," balasnya singkat. Sendoknya kembali membawa suapan demi suapan masuk ke dalam mulutnya. Jelas Dirga kelaparan setelah pagi tadi hanya meneguk cepat sereal buatan Bu Widya.Demi menghindari Natalia, lelaki itu berangkat dengan super buru- buru. Tentu sembari memanfaatkan dengan baik privilege dari tinggal di rumah Natalia. Kalau bisa bawa bekal gratis untuk berhemat, kenapa harus beli?Gadis berkacamata disebelahnya tersenyum tipis. Meletakkan bekalnya juga meskipun tangan kurus itu sedikit gemetar. Dia duduk tepat disebelah Sagara meskipun tetap memberi jarak agar lelaki disebelahnya tak mendengar detak jantungnya yang berdentum tak karuan. Miskha namanya. Gadis yang satu angkatan magang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   17. Macet

    Mengelana dalam pikiran. Setelah semua yang terjadi, berada dalam mobil hanya berdua dengan Natalia terasa begitu berat untuk Sagara.Dia jelas merasa bak remaja labil. Terkadang merasa aman nyaman bersama sohib mamanya itu, terkadang juga merasa sebal karena serasa dinodai secara tidak langsung, di sisi lain dia juga merasa tergoda karena hanya dengan mencium wanginya saja sudah membuat sisi liar Sagara bergejolak. Dia ingin menjadi berani seperti semalam, tapi entah mengapa pagi ini dia ciut lagi. Pikirnya dia ingin memilih untuk main aman. Sagara tidak mau menimbulkan kesalahpahaman lain apalagi memperburuk hubungan antara mereka. Maka dari itu dia terpikir untuk sebisa mungkin mengurangi interaksi dengan Natalia.Sayangnya, selama dia masih magang di perusahaan yang sama, sepertinya hal itu tidak akan terwujud. Sagara tidak akan pernah bisa menghindar dari Natalia Xaviera.Jujur dia tidak tahu apa yang sebenarnya Natalia inginkan darinya. Dia hanya anak magang yang tentu tidak se

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   18. Lepas Kendali

    Setelah ketegangan yang tak kunjung berhenti, Sagara merasakan getaran di saku celananya dan mendapatkan kesempatan untuk menghempas jemari Natalia yang masih asik membelai lembut tangannya.Laki- laki itu secara cepat meraih benda pipih yang berteriak minta diangkat lalu menggulir tombol tanpa memperhatikan kembali siapa yang memanggil. "Halo Sagara!"Wajahnya agak panik saat menyadari itu adalah panggilan video dari sang mama. Dengan cepat Sagara mengatur posisi, memasang senyum kecil memandang sang mama diseberang sana yang nampak ceria. "Ya ma, ada apa?" Karina setengah cemberut, "memangnya mama harus punya alasan untuk nelpon anak mama sendiri?"Sagara menggeleng kecil, "nggak kok, ma, tumben aja," jawab dia seadanya. Melirik sekilas Natalia yang kini duduk menyilangkan kaki sehingga roknya agak tersingkap."Kamu lagi di mobil ya? Mama kira sudah pulang kerja," terka Karina saat melihat latar dan juga pakaian putranya tersebut. Belum sempat Sagara menjawab, Natalia sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   19. Seal The Deal

    "Dibandingkan melampiaskan secara asal- asalan, mbak juga harus menikmatinya dengan baik."Sagara sangat berani untuk maju perlahan dan mempertemukan kembali bibir keduanya. Tidak kasar seperti sebelumnya, kali ini dia memulai dengan perlahan. Memberikan lumatan- lumatan lembut yang mengirimkan sinyal- sinyal menyenangkan bagi Natalia yang tengah kebingungan. Laki- laki itu mengakhiri lumatannya dan menemukan Natalia yang mematung bingung. Bibir Sagara melengkungkan senyuman misterius setelah mengusap sudut bibir Natalia, "manis.""Cara terbaik untuk membalas dendam adalah menampilkan sisi terbaik dan bahagia yang tidak dia dapatkan saat dulu kalian bersama. Tidak perlu menghadapinya dengan emosi, juga tidak perlu melayangkan serangan- serangan brutal pada sembarang lelaki tanpa mengetahui tujuannya," bubuh Sagara sembari masih membelai lembut pipi wanita yang lebih dewasa darinya itu.Natalia menatap bingung sepasang bola mata hazel yang tak berkedip dihadapannya. Permainan kata- ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   20. Selamat Pagi

    Pagi itu kediaman Natalia Xaviera sunyi seperti biasanya. Sebenarnya sih sudah cukup siang untuk dikategorikan sebagai pagi. Jam dinding menunjukkan pukul 9. Di lantai 1 hanya ada Ibu Widya yang mengerjakan pekerjaannya dengan tenang. Tidak ada drama suara- suara panci ataupun vacuum cleaner bising yang merayap. Semuanya halus dan rapi dalam sekejap. Sementara itu, di lantai dua, wanita dengan rambut lurus panjang yang bergelung dalam selimut itu menggeliat pelan. Netranya terbuka secara perlahan kala sang surya menyelinap masuk dari jendela dekat balkon. Pinggangnya agak berat, rupanya ditimpa oleh lengan semi berotot pria muda yang masih terjerat mimpi dengan tenang. Natalia tidak heran saat menemukan presensi laki-laki yang memeluknya erat itu. Kulit mereka bersentuhan langsung, begitupula deru nafas yang saling bersahutan. Setelah kegiatan agak panas subuh tadi, mereka tak lanjut bicara apapun dan langsung terlelap begitu saja. Astaga, mengingat bagaimana manisnya Sagara

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   21. Good Mood

    "Seger banget tampang lo, habis dapet jatah?"Celetukan asal tepat sasaran milik Mario membuat Sagara semakin berpikir bahwa lelaki itu adalah cenayang. Dia seorang pengamat yang baik selama ini, setiap detil perubahan mood Sagara dapat ditangkapnya dengan baik. Syukurnya, Mario sendiri pun hanya asal terka, dia bahkan tidak akan menganggap serius omongannya sendiri. Sagara sadar, sejak tadi pagi memang suasana hatinya sangat amat terlampau bagus. Lelaki itu datang ke kantor lima belas menit lebih awal dibarengi senyum yang tidak luntur sedetik pun. Dia juga membalas setiap sapaan dengan baik dan ceria. Wajahnya berseri seperti habis memenangkan undian berhadiah bernilai miliaran. Yap, Sagara terlihat sebahagia itu.Bagaimana tidak? Meskipun bukan menjadi kekasih, dia baru saja memenangkan jackpot! Bekerjasama dengan Natalia Xaviera—wanita cantik idaman semua pria, siapa yang menolak? Sagara beruntung, bukan?Kali ini dia berusaha untuk mengontrol ekspresinya agar tidak terlalu kent

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Terjerat Hasrat Anak Magang   22. Game (18+)

    “Sial!” Lelaki usia awal dua puluhan itu merutuk—mengabsen pengisi kebun binatang dengan luwes. Bibirnya komat-kamit berbarengan dengan emosinya yang kian memuncak. Sepolos apapun Sagara, nyatanya dia masih bisa mengumpat di depan ponselnya ketika sedang bermain game.Dua alisnya mengerut sementara matanya sibuk menganalisis pergerakan karakter dalam layar. Jemari- jemarinya super sibuk dengan debaran kencang karena aroma kekalahan yang semakin tercium jelas. Di tengah masa- masa kritisnya, Sagara justru semakin tidak fokus kala merasakan sesuatu merayap dari belakang lehernya hingga benda kenyal menempel di punggungnya. Belum lagi helaan nafas yang menggelitik telinganya. Astaga, siapa yang bisa fokus? “Sedang main game?” Sagara makin panik kala jemari- jemari panjang itu dengan semakin berani meraba kulit dadanya. Selain itu, ada satu tangan nakal yang berusaha bergerak turun dan jelas saja membuatnya was- was. “S-sebentar,” cegahnya saat menyadari wanita dibelakangnya justru s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   122. Satu Hari Penuh Kejutan

    Natalia melongo saat menemukan sang kekasih sudah berdiri di depan lobby kantornya dengan santai. Dia memeriksa kembali penanda waktu yang melingkar di tangannya, benar kok ini jam 5 sore waktu setempat. Wanita itu berjalan pelan mendekati pria yang sibuk dengan ponselnya itu, bersandar di tembok pilar. Memastikan lebih dekat bahwa benar dia tidak salah lihat si tampan yang berada dihadapannya itu. “Kenapa kamu disini?” Pertanyaan Natalia membuyarkan kegabutan Sagara. Laki-laki itu tersenyum dengan sumringah saat menemukan Natalia sudah berada dihadapannya dengan tampang kebingungan.Alih-alih langsung menjawab, Sagara lebih memilih untuk langsung merebut tas file yg Natalia bawa. Juga mengamit lengan wanita itu untuk membawanya ke parkiran. Tentu saja pemandangan manis itu tidak luput dari perhatian pegawai lainnya yang juga berada di lobby.Natalia menahan Sagara dengan menarik sisi belakang jasnya.“Tunggu! Kamu belum menjawab pertanyaanku!”Tentu saja, siapa yang mau mengekor b

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   121. Memberi Pelajaran Penguntit

    Kendaraan roda empat berwarna hitam semi glossy itu berhenti tepat di depan pintu masuk utama Xavier Group. Sagara yang berada di kursi kemudi menghentikannya dengan stabil. Menoleh kearah kekasihnya yang kini duduk disampingnya sudah lengkap dengan tampilan kerjanya yang menawan.Natalia meliriknya dengan senyum masam, "Kamu tidak perlu repot-repot mengantarku begini padahal," ujarnya sebal setelah kalah adu argumen saat di parkiran rumah tadi. Sagara ngotot minta mengantarnya ke kantor sebelum dia kembali ke kotanya. Suatu tindakan yang menurut Natalia sangat buang-buang waktu mengingat arah kantor dan juga arah bandara sangat berbanding terbalik. Jelas Sagara harus putar arah lagi nantinya.Mendengar keluhan dari sang kekasih, Sagara hanya bisa tersenyum tipis. Dia mendaratkan tangan lebarnya untuk menyentuh puncak kepala Natalia, memberinya sebuah belaian sayang penuh perhatian."Kamu yakin bisa bekerja hari ini?"Pertanyaan yang sia-sia karena mereka sudah berada di depan pintu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   120. Selamat Pagi (+)

    Suara ketik yang mengalun lembut merayap memasuki pendengaran Natalia. Wanita itu perlahan membuka matanya—rasa kantuk sudah mulai sirna berkat cahaya tipis yang turut menembus jendela. Natalia melirik bagian sisi kanannya, menemukan lelaki dengan kaos polos bersandar sembari serius memandangi laptop di pangkuannya. Jari jemari laki-laki itu menari lincah diatas keyboard. Rambut acak-acakan dan tampilan paginya yang super fokus itu nampak sangat seksi di mata Natalia sekarang.Semalam saat Natalia menyarankan sebuah tidur yang berkualitas, wanita itu benar-benar berupaya mewujudkannya dengan serius. Benar-benar tidur yang nyaman dengan sebuah pelukan sepanjang malam yang dia harap bisa merecharge kembali energi mereka berdua setelah bekerja keras seharian.Natalia melirik jam dinding, pukul enam lebih tiga puluh menit di pagi hari. Sebenarnya sudah cukup siang namun mereka masih punya cukup waktu untuk tidur sebelum mulai bersiap beraktivitas hari ini. Tapi lihat? Bahkan sepagi ini sa

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   119. Istirahat Berkualitas

    Saat cincin itu melingkar di jari manisnya, Natalia merasakan sensasi hangat yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Matanya membelalak sejenak, tercengang oleh kejutan yang tak terduga. Dalam keheningan penuh emosi itu, Sagara menatapnya dalam-dalam, bibirnya tersenyum penuh arti."Aku tahu orang tua kita bahkan sudah curi start lebih dulu. Tapi tentu tidak adil jika kita yang katanya sudah terlalu matang ini hanya mengikuti arahan. Aku rasa aku tetap perlu melamarmu secara langsung," bubuh Sagara sembari menatapnya lembut. Tubuh Natalia kaku di pangkuan Sagara. Wanita itu masih menatap cincin dan Sagara secara bergantian. Apalagi sentuhan lembut Sagara pada jemarinya turut membuat wanita itu menghangat dalam hati. “Natalia,” kata Sagara dengan suara lembut namun penuh keyakinan, “aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kamu adalah segalanya bagiku, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Maukah kamu menikah denganku?”Natalia dipenuhi oleh campur aduk perasaan—kebah

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   118. Melingkari Jari Manis

    Natalia membuka matanya dengan paksa saat mendengar nada dering yang mengganggu pertapaannya di bath tub. Wanita itu hanya bisa melirik ponsel yang teronggok di meja wastafel tersebut tanpa berniat mengambilnya. Dia menghela nafasnya malas. Daripada harus buru-buru mengangkat panggilan, Natalia lebih memilih untuk menghentikan aktivitas berendamnya yang sudah berjalan selama kurang lebih lima belas menit.Sebenarnya, dia pun merutuk pada diri sendiri. Kalau tahu tak akan menerima panggilan atau memegang ponsel, kenapa juga dia harus membawanya ke kamar mandi?Secara bertahap dan perlahan, Natalia menarik handuk mandinya lalu keluar dari bath tub. Aroma flowery menyeruak sebab malam ini dia memilih wewangian itu untuk menenangkan pikirannya setelah lelah bergelut dengan pekerjaan.Usai memanjakan diri, barulah Natalia mengambil ponselnya. Sedikit terkejut dengan mata setengah melotot saat melihat nama pemanggil dan membaca pesan yang pemilik nomor itu kirimkan padanya. 'Aku ada di dep

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   117. Perjodohan Ulang

    Sagara mengusap sudut bibirnya yang belepotan bekas pewarna merah milik Natalia. Tersenyum miring saat mengingat memori singkat keduanya yang baru saja terjadi lagi. Dia bersandar pada tembok di rooftop, entah apakah kejadian tadi diantara mereka bisa membuka jenis hubungan baru buat keduanya.Satu kali lagi Sagara membenahi tatanan dasinya yang sedikit berantakan sebab diacak Natalia tadi. Lelaki itu juga memasang kembali jasnya yang sudah dikembalikan oleh wanita yang dengan wajah memerah buru-buru turun meninggalkannya sendirian disini. Pada akhirnya, Sagara turun dengan perasaan yang lebih lega daripada sebelumnya. Bibirnya terus mengulas senyuman tipis sepanjang perjalanannya menuju ballroom pesta. Pesta yang mendadak dan secara terpaksa dia hindari ternyata memberinya sebuah kesempatan luar biasa. Seperti yang Natalia katakan tadi padanya, sangat tidak sopan kalau Sagara meninggalkan pesta tanpa memberikan selamat kepada sepasang mempelai yang menghelat acara ini. Maka Sagara

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   116. Make Up?

    "Mbak Lia dimana?" Gisela menggendong sang putri yang mulai mengantuk setelah hampir dua jam berada di pesta pernikahan. Putri kecil itu menggeliat hampir tantrum dan mulai merengek sehingga dia dan Samuel siaga untuk segera meninggalkan kursi mereka. Samuel menggeleng, laki-laki itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan berusaha menemukan keberadaan sang kakak yang tiba-tiba saja menghilang setelah tadi mengucapkan selamat pada mempelai. "Sam, udah mau balik?" Tanya Darius yang menyambanginya setelah tamu-tamu mulai sibuk sendiri. Samuel mengangguk, "Iya nih, Kasihan Cia udah mulai ngantuk. Saya pamit ya Pak Darius, sekali lagi semoga pernikahannya langgeng dan bahagia," ucap Samuel dengan hormat.Laki-laki itu mengangguk dengan sedikit senyumannya. Melihat Samuel yang nampak kebingungan, Samuel kembali menerbitkan senyuman tipisnya."Natalia? Dia bawa mobil sendiri, kan?" Terka Darius yang sepertinya langsung paham kekhawatiran Samuel.Mendengar nama kakaknya disebu

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   115. An Apology

    Cengkraman pada pinggang ramping Natalia mengerat. Wanita itu berkedip dua kali dalam paniknya. Tatapan laki-laki dihadapannya itu masih sama tajamnya seperti dahulu. Hanya saja, Natalia dapat merasakan aura yang lebih dingin meradiasi darinya. Sesuatu yang jarang sekali Sagara Adinata kuarkan dahulu.Dengan kesadaran penuh, Natalia kembali pada posisinya. Berdiri tegap membenahi helaian gaunnya yang sudah sedikit berubah tatanannya. Debaran jantungnya menggila entah karena hampir mencederai kepalanya sendiri atau karena bertemu lagi dengan laki-laki masa lalunya. Presensi yang sebenarnya tak pernah absen dari pikirannya."Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Natalia dingin. Wanita itu membuang tatapannya kearah lain. Dua tangannya secara refleks memeluk lengannya yang terekspos akibat potongan off shoulder tersebut.Sagara tak melepaskan pandangannya dari detail gesture kecil seperti itu. Tangannya secara otomatis membuka kancing jasnya dan melepas kain tebal tersebut."Mengha

  • Terjerat Hasrat Anak Magang   114. Slow It Down

    Sagara berdiri di depan pintu megah yang dihiasi lampu-lampu berkilauan dan bunga-bunga segar. Lelaki dengan setelan rapi dan rambut ditata sedemikian rupa itu berjalan tegap memasuki area pesta sendirian setelah memarkirkan kendaraannya. Ia datang bersama kedua orang tuanya dan telah lebih dahulu dia turunkan di lobi utama. Lelaki itu seperti biasa memasang wajah dingin tak tersentuh miliknya. Mencoba mendeteksi keberadaan orang tuanya yang pasti sudah lebih dulu tenggelam dalam pesta. Pernikahan ini katanya adalah pesta pernikahan sepupu jauhnya. Saking jauhnya, Sagara sampai tidak benar-benar kenal siapa sepupunya ini. Namun dilihat dari skala pesta yang diadakan, Sagara rasa sepupunya menikahi pria yang benar-benar kaya. Area pesta memancarkan aura glamor dan kemewahan. Di dalam, suasana pesta ala konglomerat sangat terasa. Sempat dia dengar beberapa bisikan bahwa pernikahan kali ini memang merupakan pernikahan seorang konglomerat penting.Saking cueknya, Sagara bahkan tidak mem

DMCA.com Protection Status