Beranda / Romansa / Terjerat Daun Muda / Bab 15 - Pengintai

Share

Bab 15 - Pengintai

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 11:50:52

15

Sepanjang pagi hingga siang, Avreen gelisah. Dia berulang kali teringat wajah Truman saat badan lelaki tersebut diputar ke belakang olehnya.

Berbeda dengan Owen, korban yang selamat, Truman sudah nyaris tidak bergerak saat tubuhnya diperiksa Nuriel, yang ingin memastikan apakah ada luka lainnya.

Avreen menggeleng pelan saat terbayang mata cokelat Truman yang memandanginya sesaat, sebelum pria itu memejam sembari berusaha untuk tetap bernapas.

Panggilan Jauhari menyebabkan Avreen memandangi pintu kamar, yang perlahan terbuka. Jauhari memasuki ruangan bersama Bryan dan Jourell.

Avreen bangkit duduk dan menyalami kedua sahabat Tio itu dengan takzim. Avreen memaksakan senyuman, saat Bryan duduk di tepi kasur dan memerhatikannya saksama.

"Sudah lebih tenang?" tanya Bryan.

"Ya, Pak," cicit Avreen.

"Pesananmu ada di depan. Mau dimakan kapan?"

"Sekarang. Tadi aku sudah pesan wortel, buncus, selada dan kentang kukus. Hanya kurang tahu dan kangkungnya."

"Mau dibuat apa?"

"Gado-gado.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
~•° Aishiteru °•~
cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk. ari dkk. dan semoga saja teman apa kolega yang ada di Australia kenal sama mafia, biar si gengster bisa di lumpuh kan
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
duuuh Ari kamu beneran mau gantiin posisinya Avreen buat jadi saksi utama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Daun Muda    Bab 16

    16Dedi mengulum senyuman ketika mobil Jeep hitam ternyata benar-benar mengikuti mobil yang ditumpanginya. Dedi menginstruksikan beberapa trik pada Jafan yang segera melaksanakannya. Kedua gadis yang berada di kursi tengah, sibuk memvideokan mobil Jeep. Hal itu diminta Dedi, yang nantinya akan meneruskan video itu ke Harwill. Tyas dan Viviane sudah cukup hafal berbagai teknik yang digunakan para pengawal, dalam usaha mereka untuk menghindari pengintai maupun penguntit. Setelah cukup jauh dari pusat kota, Jafan memutar mobil tanpa menyalakan lampu sen. Kemudian dia memacu kendaraan lebih cepat, agar tidak bisa diikuti lagi. "Sial!" umpat sopir mobil Jeep. "Mereka ke mana?" tanya pria bertopi bisbol hitam sembari memindai sekitar. "Tadi mereka memutar arah, lalu mengebut." Sopir memukuli kemudi, karena kesal incarannya berhasil lolos. "Lalu, kita harus bagaimana?" "Kamu telepon Monti. Tanyakan posisinya. Kita menyusul ke sana." Sementara itu di hotel baru yang berada di pusat k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Terjerat Daun Muda    Bab 17

    17Belasan pasang mata menatap layar televisi nyaris tanpa kedip. Berita tentang kedatangan banyak orang ke hotel dekat pantai, menjadi trendung topik di banyak media sosial. Kendatipun tidak terjadi keributan, tetapi polisi maaih berjaga-jaga di sekitar. Mereka khawatir akan terjadi serangan susulan dari gerombolan yang disinyalir sebagai anggota gangster. Harwill sudah menelepon Bryan dan meminta tim Indonesia untuk tetap berada di hotel. Hingga suasana kembali kondusif. Selain itu, Harwill juga mengusahakan agar kelompok Jauhari diperbolehkan untuk meninggalkan Port Stephens, secepatnya. Seusai menonton berita, Jauhari berpindah ke kamarnya untuk menelepon Wirya. Kala panggilan diangkat, Jauhari terkejut, karena bukan Wirya yang menyapanya dengan ucapan salam. Melainkan Alvaro. "Waalaikumsalam. Bang Varo lagi sama Bang W?" tanya Jauhari, seusai menjawab salam dari komisaris 4 PBK tersebut. "Ya, kami masih di kantor," jelas Alvaro. "Di sini baru jam 4 sore, Ri," lanjutnya. "Ah,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Terjerat Daun Muda    Bab 18

    18Kelompok Said tiba di hotel Arvasathya Grup, beberapa saat mendekati jam 5 subuh. Said, Jeffrey dan Nanang langsung mendatangi Jauhari di kamar ujung kanan. Dedi yang mendampingi Jauhari di kamar itu, turut berbincang dengan Said dan kedua pengawal lapis tiga lainnya. Dedi menduga, jika bos pusat tengah mempersiapkan sesuatu, untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan. Percakapan itu terjeda saat mereka hendak menunaikan salat Subuh. Seusai berwudu, kelima pria tersebut melakukan salat berjemaah dengan Saud menjadi imamnya. Setelahnya, mereka kembali beristirahat. Meskipun Said diberikan kamar sendiri, tetapi dia enggan menempatinya dan memilih untuk bergabung dengan keempat juniornya. Dedi terkejut, ketika Jauhari menceritakan hasil penerawangan Mulyadi, setahun silam. Sementara Said, Jeffrey dan Nanang yang sudah mengetahui tentang itu, hanya diam dan menunggu Jauhari menuntaskan penuturannya. "W lagi tegang banget, Ri. Diajak ngomong pun, dia jawabnya nggak nyambung," tu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjerat Daun Muda    Bab 19 - Fight!!

    19Harzan mengemudi sembari menggerutu. Dia kesal, karena masih terus dikuntit. Padahal Harzan telah mengebut dan mengemudi dengan zig-zag.Jauhari mengambil senapan laras pendek miliknya dari tas selempang. Dia mengecek isi peluru, lalu memastikan kuncinya terpasang. Jauhari menyelipkan pistol ke saku dalam jaket jin birunya, kemudian dia melepaskan tas selempang dan meletakkannya ke lantai. "Am, cek senjata kita," tutur Jauhari sambil melirik spion kiri. "Sudah, Bang," jawab Irham yang duduk di kursi belakang bersama Chalid. "Ada apa aja, dan jumlahnya berapa?" "Tongkat bisbol, dua. Tongkat satpam, tiga. Double stick, dua. Dan tongkat besi, tiga." "Aku minta tongkat besi." "Oke." "Kamu mau pegang apa, Zan?" tanya Jauhari. "Double stick," sahut Harzan. "Kalian bertiga, pegang tongkat satpam dan sisa tongkat besi. Tyas dan Viviane, kasih tongkat bisbol." Jauhari memutar badannya ke belakang agar bisa melihat Avreen. "Non bisa pakai double stick, kan?" tanyanya. "Bisa," balas

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjerat Daun Muda    Bab 20

    20 "Awas!" jerit Nuriel. "Bang, nunduk!!" titahnya yang segera dikerjakan Harzan. Nuriel melemparkan tongkat besinya, hingga menghantam wajah lelaki bersweter hijau, yang hendak menusuk perut Harxan. Chalid berbalik dan menendangi pria berambut pirang itu hingga menabrak temannya. Harzan menambah dengan tendangan putar, hingga kedua lawannya terdorong ke belakang. Ketiga pengawal terkejut saat Avreen memukuli kedua pria yang terjatuh ke jalan, dengan doublr sticknya. Nuriel dan yang lainnya tidak melihat sang nona turun dari mobil.Nuriel bergegas menyambangi Avreen dan memegangi lengan kanan perempuan berjsket abu-abu, yang seketika berhenti menghajar lawannya. "Non, mundur," tukas Nuriel. "Enggak mau!" bantah Avreen. "Bahaya, Non." "Aku bisa jaga diri." "Nanti Bang Ari marah." "Biarin aja!" Nuriel tidak bisa mencegah ketika nonanya menghambur ke dekat Irham dan memukulkam double stick ke lawannya. Irham menendangi musuh hingga terjetembap. Dia meringis kala Avreen memukuli

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Terjerat Daun Muda    Bab 21

    21Jauhari menguap untuk kesekian kalinya. Dicecar banyak pertanyaan selama hampir 8 jam, membuatnya lelah jiwa dan raga. Meskipun diperlakukan dengan baik oleh pihak penyidik, tetap saja Jauhari merasa terintimidasi. Cayden dan Geof, kedua sepupu Aruna yang merupakan kuasa hukum PG, PC dan PBK di Australia, berusaha keras agar kedelapan ajudan yang terlibat perkelahian tadi siang, tidak ditahan lama. Cayden telah meminta bantuan sahabatnya, Ditmer Van Antwerpen, salah satu pengacara ternama di Australia, untuk turun tangan agar bisa melepaskan seluruh ajudan dari tuntutan hukum. Ditmer yang datang bersama adiknya, Dominic, langsung bergerak cepat bernegoisasi dengan kepala polisi. Mereka berhasil meloloskan Dedi, Jafan, Chatur dan Angga yang datang belakangan ke tempat kejadian perkara. Sementara Harzan, Chalid, Nuriel dan Irham terpaksa harus ditahan sampai penyidikan selesai. Sedangkan Jauhari, tidak bisa dilepaskan, karena menjadi pelaku utama penembakan terhadap Daymion, yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Terjerat Daun Muda    Bab 22

    22Siang menjelang sore itu, kantor polisi terdekat dengan tempat kejadian perkara, terlihat ramai orang. Puluhan pria berseragam safari hitam memenuhi tempat parkir. Hal itu menjadi tontonan warga yang tengah melintas. Bahkan video tentang peristiwa tersebut telah beredar di dunia maya. Sementara di dalam gedung, Ditmer dan Dominic serta Cayden, tengah mendampingi keempat ajudan muda di ruang kerja kepala polisi. Seusai penandatanganan surat pelepasan dengan jaminan, Dedi, Jafan, Chatur dan Angga akhirnya resmi dibebaskan. Namun, mereka tidak diperbolehkan ke luar kota hingga persidangan usai, dan harus memberikan laporan dua kali seminggu. Pada ruangan khusus penerimaan tamu, Avreen tengah berbincang dengan Nuriel, Chalid dan Irham. Sebab ketiganya belum bisa dibebaskan, maka kepulangan mereka ke Indonesia terpaksa ditunda. Seusai mencatat apa saja yang hendak dikirimkan untuk ketiga ajudan muda, Avreen berpindah duduk ke kursi ujung kanan. Dia memandangi Jauhari yang sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Terjerat Daun Muda    Bab 23

    23Jalinan waktu terus bergulir. Rombongan pimpinan Yusuf tiba di bandara Sydney. Bryan dan kedua ajudannya, Samuel dan Tylor, menjemput langsung belasan orang tersebut. Para tamu diantarkan ke hotel Timothy Grup untuk beristirahat. Esok pagi mereka akan diajak menemui para tahanan di kantor polisi. Bryan berbincang serius dengan Alvaro, Haikal dan Hamid yang berada di kursi depan. Yanuar dan Zulfi turut mendengarkan dari kursi samping kanan. "Wirya kenapa jadi pendiam begitu?" tanya Bryan, sesaat setelah percakapan itu usai. "Dia masih syok," jawab Alvaro. "Apalagi waktu ikut aku, Mas Tio dan Ayah menemui orang tua Jauhari. Wirya berulang kali meminta maaf pada mereka, karena merasa bersalah telah meminta Ari mengawal Avreen ke sini," lanjutnya. "Penerimaan keluarga Ari, gimana?" "Mereka juga syok, tapi mereka nggak nyalahin Wirya, karena tahu jika Ari sudah diterawang akan menghadapi masalah berat, oleh Pak Mulyadi." "Aku sebetulnya mau membiayai orang tua Ari ke sini. Karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29

Bab terbaru

  • Terjerat Daun Muda    Bab 76

    76Kedatangan para petugas polisi kantor pusat pada Sabtu pagi menjelang siang, menjadikan Jauhari gembira, karena Gilbert, Paul dan Harper juga mengajak keluarga mereka berkunjung ke lapas kejaksaan. Keempat bocah serentak mengangguk, ketika diajak Yusuf untuk melihat isi caravan. Sedangkan kedua anak Gilbert yang sudah remaja, justru sibuk berbincang dengan Jauhari. Nicoline dan Lenard, bergantian bertanya pada Jauhari tentang kasus yang menimpa pria berlesung pipi terpaksa. Kedua remaja berambut pirang gelap, bahkan mencatat dan merekam penjelasan Jauhari. Gilbert meringis ketika Lenard berkata bila dirinya ingin berkaries sebagai pengawal. Menurut Lenard, karier sebagai bodyguard lebih menantang dibandingkan menjadi polisi, seperti daddy-nya. "Berapa usiamu?" tanya Jauhari. "16 tahun," jawab Lenard. "Kalau kamu?" desaknya. "31.""Apa kamu sudah menikah?" "Belum, tapi aku tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihku." "Yang itu, bukan?" Nicoline menunjuk Avreen yang teng

  • Terjerat Daun Muda    Bab 75

    75Bulan Mei berganti menjadi Juni. Musim gugur telah berakhir dan hawa musim dingin mulai terasa. Orang-orang mengeluarkan jaket tebal dan berbagai atribut lainnya, untuk bersiap-siap menghadapi musim paling sejuk di Australia. Pagi itu, Avreen tengah berias, ketika Aisyah memasuki kamarnya dengan raut wajah tegang. Sang ajudan tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik tangan kanan nonanya menuju luar kamar. Avreen membeliakkan mata, ketika melihat Jauhari telah berada di ruang tamu. Dia masih terperangah, ketika pria berjaket abu-abu tebal itu menyambanginya sambil membawa kotak kue kecil. "Happy birthday, Sayang," ucap Jauhari seraya tersenyum. "Ehm, ya, makasih," sahut Avreen. "Abang, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya. "Aku diminta jadi saksi kasus penyerbuan Mason ke lapas, tempo hari. Kebetulan, Bang Harper yang ngawal, dan aku minta diantarkan ke sini dulu. Sebelum ke kantor pengadilan." "Abang bikin aku kaget." "Sukses berarti kejutannya." "Hu um." "Tiup dulu lil

  • Terjerat Daun Muda    Bab 74

    74Hari berganti menjadi minggu. Pasukan pengganti telah tiba dan ditempatkan di unit apartemen, di sebelah kanan unitnya Avreen. Seusai beristirahat selama beberapa jam, Qadry, Jeffrey dan ketujuh pengawal muda, berangkat menuju kediaman Keven, untuk melaporkan wajah-wajah pengawal baru angkatan 18. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Keven, Aruna, Bryan, Sekar, Jourell, Vlorin, Cayden dan Geoff yang berkumpul di sana sejak sore tadi. Begitu pula dengan Dedi dan rekan-rekannya yang kebetulan tengah off. "Sudah siap serah terima jabatan, Dhif?" tanya Dedi sambil memandangi pengawal lapis 7 tersebut. "Siap," balas Nadhif. "Walaupun aku deg-degan harus mimpin pasukan besar, tapi insyaallah, aku bisa meneruskan kerja keras Abang selama 3 tahun terakhir di sini," lanjutnya. "Petugas pengganti, namanya siapa saja?" Nadhif menunjuk pria muda di sebelah kanannya. "Ini, Yovhi. Seterusnya, Firman, Banyu, Singgih, Zakaria dan Nurikmas," jelasnya. "Banyu, wajahmu mirip sama Eros," sela

  • Terjerat Daun Muda    Bab 73

    73Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan cepat, hingga nyaris tidak dirasakan oleh manusia di seluruh dunia. Jauhari dan tim Rupert, telah diizinkan untuk beraktivitas di luar sel. Setiap pagi hingga siang, mereka akan mengerjakan apa pun untuk membantu petugas. Jauhari lebih menyukai kegiatan bersih-bersih. Dia bisa berjam-jam di bagian laundry, ataupun menyapu halaman di sekitar bangunan. Tim Rupert yang cukup berbakat memasak, menjadikan para koki senang, karena mereka sanggup menjadi asisten andalan. Pagi itu, seperti biasa, Jauhari keluar dari pintu samping sambil membawa sapu bergagang panjang. Dia memulai rutinitas sembari mendengarkan musik dari earphone. Jauhari tidak menyadari jika tengah diperhatikan beberapa orang dari dalam bangunan. Dia meneruskan menyapu dan memindahkan sampah ke drum. Kemudian Jauhari mencuci tangannya di wastafel luar. "Apa dia pembunuh Daymion?" tanya pria bercambang, sambil memerhatikan Jauhari yang sedang mengusap wajahnya denga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 72

    72Rombongan dari Hervey Bay tiba di Sydney siang itu. Mereka langsung menemui keluarga masing-masing yang menunggu di hotel milik keluarga Arvasathya. Seusai bersantap di restoran utama, mereka beranjak menuju kamar yang ditempati sejak 5 hari silam. Tim Yusuf dan tim Taylor juga diinapkan di sana, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum bertugas kembali esok hari. Matahari bergerak cepat menuju barat. Langit perlahan menggelap, hingga sang surya benar-benar tenggelam di garis cakrawala. Malam harinya, seusai salat Magrib, tim PBK berangkat menuju kantor polisi pusat. Dua unit mobil MPV hitam melesat di jalan raya yang cukup lengang, karena hari itu merupakan penghujung minggu. Puluhan menit berlalu, kelompok Alvaro telah berada di ruang tunggu. Mereka berbincang dengan Jauhari dan Loko, yang turut menemani di dalam sel. "Jadi, aku nggak dipindahkan ke lapas umum?" tanya Jauhari. "Ya. Tim pengacaramu berhasil meyakinkan pihak kejaksaan, jika akan sangat berbahaya bila kamu dip

  • Terjerat Daun Muda    Bab 71

    71Peristiwa yang terjadi siang tadi di Hervey Bay, menjadi trending topic di semua media sosial. Pro dan kontra bermunculan. Banyak yang lebih mendukung perlawanan tim PBK, dan menganggap polisi setempat sangat lamban dalam menangani kasus tersebut. Cayden telah menghubungi temannya sesama pengacara yang bermukim di sana, untuk mendampingi tim PBK. Cayden dan Geoff juga sudah berangkat ke Hervey Bay bersama dua asisten mereka, serta Andrew, direktur operasional Arvasathya Grup. Andrew merupakan sahabat Keven semenjak beberapa tahun silam. Pria berbadan tinggi besar itu juga pernah mendekam di sel penjara kantor polisi Sydney, karena ikut berkelahi bersama Keven, melawan kelompok penjahat yang dikerahkan lawan bisnis mereka. Kelompok Cayden tiba saat hari sudah malam. Tanpa beristirahat, mereka langsung bergabung dengan teman-teman pengacara, yang tengah berusaha membebaskan para pengawal PBK dan semua bos yang terlibat dalam pertempuran tadi siang. "Kalian sudah makan?" tanya Cay

  • Terjerat Daun Muda    Bab 70

    70Khairani mendekap keluarganya satu per satu. Saat tiba di depan Benigno, keduanya saling menatap sesaat, sebelum pria berparas blasteran itu memeluk Adik iparnya, yang langsung terisak-isak Akrab sejak bertahun-tahun silam, menjadikan Benigno menganggap Khairani sebagai Adik kandungnya. Begitu pula sebaliknya. Bagi Khairani, Benigno adalah Kakak tertua sekaligus jadi panutannya dan semua saudara Falea. Benigno mencium puncak kepala Khairani dengan segenap rasa sayang. Dia tahu, jika gadis dalam dekapannya memang harus pergi menjauh, untuk mengobati hatinya yang terluka karena cinta. "Jangan keluyuran sendiri, Ran. Tunggu Novan atau Syafid datang ke Belanda, baru kamu bisa keliling tempat wisata," tutur Benigno seusai mengurai dekapan. "Syamsiah dan Abyaz itu junior, mereka belum tahu sikon. Jadi kamu yang harus lebih mengarahkan mereka dan para sekuriti serta junior lainnya di sana," tambah Benigno. "Kalau ada masalah, usahakan untuk diselesaikan sendiri. Nggak sanggup, seger

  • Terjerat Daun Muda    Bab 69

    69Berita tentang rencana pernikahan Jauhari dan Avreen, akhirnya sampai pada Khairani. Gadis tersebut memutuskan untuk menyendiri dan lebih banyak diam. Hal itu tentu saja membingungkan teman-teman satu mess. Sebab biasanya Khairani akan ceria. Terutama setelah mudik dari kampung halamannya. Andara yang tahu penyebab sepupunya murung, tidak bisa melakukan apa pun. Begitu pula dengan Falea. Andara yang baru tiba kemarin sore dari Sydney bersama orang tuanya, mengajak Khairani untuk menginap di rumah Falea. Namun, ditolak gadis berpipi tembam tersebut, dengan alasan tengah tidak enak badan. Andara mengajak Falea dan Benigno berbincang di ruang kerja. Supaya tidak terdengar keluarga lainnya yang tengah berkumpul di ruangan depan. "Dia sedang parah hati, Ra. Nggak bisa dinasihati. Mental semuanya," keluh Falea. "Wajar itu. Rani sedang dalam proses melupakan, lalu ada kabar kayak gini. Dia pasti kaget," sahut Benigno. "Kupikir ikut terapi bisa membuatnya cepat melupakan Bang Ari. T

  • Terjerat Daun Muda    Bab 68

    68*Grup Petinggi PBK New*Tio : @Jauhari, kamu bikin heboh keluarga di Malang.Yanuar : Ada apa, @Mas Tio? Aku nggak ngeh. Zulfi : What happen, aya naon? Yoga : Aku baru on. Andri : @Jauhari. Terangkanlah. Haryono : Aku masih menunggu artisnya muncul. Hisyam : Mungkin Ari sudah tidur. Di sana hampir jam 12 malam. Yusuf : Minal aidin wal faidzin, semuanya. Aditya : Mohon maaf lahir batin. Wirya : Sama-sama, @Yusuf dan @Aditya.Wirya : Di Taiwan malah sudah sepi. Aku bingung mau ngobrol sama siapa. Biasanya ada tim Loko, tapi mereka lagi stand by di Sydney. Mardi : Aku baru bangun. Habis salat isya, tepar. Capek keliling rumah keluarga. Said : Di rumah abi-ku, sepi. Kakak dan adikku lebaran di tempat mertua masing-masing. Mertuaku rumahnya dekat. Jadi nggak berasa lagi lebaran. Jaka : Aku baru kali ini lebaran di Yogyakarta. Enak juga. Ilyas : Aku tadinya pengen lebaran di Antartika, tapi takut nggak bisa napas. Jeffrey : @Bang Ilyas, aku ngakak dan dicubit istriku, karena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status