Home / Romansa / Terjerat Cinta Sang CEO / Sequel Part 86 (Ketegangan)

Share

Sequel Part 86 (Ketegangan)

Author: AR_Merry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Gabriel.”

Seringai liar itu semakin mengembang. “Kau harus tahu, berkencan dalam kamusku bukan sekadar jalan berdua ataupun makan malam bersama.”

Deg!

Jantung Celine nyaris jatuh ke dasar perut. Sekejap ia tersipu hingga bias merah muda memenuhi kedua pipinya.

“Kau tahu maksudku bukan?” tanya Gabriel dengan mata berkedip sekali.

Wanita itu terhipnotis. Seumur hidupnya belum pernah ia duduk berdua dengan Gabriel dan berbicara santai, sehingga hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah.

“Celine,” panggil Gabriel dengan suara sedikit mendesah. Sengaja ia lakukan guna memancing reaksi Celine kemudian.

Ajaib. Celine yang sudah memiliki jam terbang tinggi dengan para pria di atas ranjang tentu sangat paham.

“Tentu saja.” Bibir Celine melengkung ke atas. Membentuk senyuman manja layaknya wanita penggoda.

“Bagus.” Gabriel membalas senyuman itu. “Aku akan mengatur jadwal kita berkencan nanti. Setidaknya, setelah memastikan pekerjaanku selesai.”

“Kenapa tidak malam ini?” tanya Celine tanp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 87 (Terkikis Kenyataan)

    “Ide bagus. Lakukan apa yang kau mau.” Seringai liar dan mesum itu tersungging di bibir pemilik nama Albert Dominic.“Terima kasih, Sir. Saya akan ....”“Siapkan kamar yang bagus untukku,” perintah Albert dengan rahang mengeras. Ini adalah kesempatan yang telah lama ia nantikan. Tanpa mengalihkan tatapan liarnya dari Becca, ia lanjut berkata, “Aku ingin menikmati sekaligus memberi pelajaran pada jalang itu. Biar dia tahu, berhadapan dengan siapa dia saat ini.”“Baik, Sir. Akan segera saya lakukan,” jawab Derick dengan penuh semangat. Jika sang majikan bermain dengan tawanan itu, ini berarti dirinya juga akan mendapat kesenangan yang sama. Mengingat dia tertantang dengan wanita yang kini mengintai setiap gerakannya itu. Mengalihkan sejenak dengan kesenangan yang akan ia dapatkan, Derick lanjut bertanya, “Lalu, apakah ada permintaan lain seperti menyiapkan wanita ini tanpa pakaian, dengan keadaan terikat, atau ....”“Tidak perlu,” pungkas Albert cepat. Secepat kilat imajinasi liarnya b

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 88 (Sesuatu Buruk Terjadi)

    Deg!Aliran darah dalam tubuh Becca seolah berhenti. Mengingat pertemuan mereka yang dimulai dengan penawaran pernikahan dan berakhir di atas ranjang kala ia menyerahkan diri begitu saja. Semua berbalik menjadi busur panah yang menusuk tepat di jantungnya.“Tidak mungkin Gabriel mengkhianati pernikahan kami. Dia sangat mencintaiku dan ... dia selalu mengatakan jika hanya aku yang bisa membuatnya menginginkan hal itu,” batin Becca memberontak. Ia berharap apa yang didengar baru saja hanya sebuah bualan. “Tapi kau tidak perlu khawatir, asal kau mau menjadi penurut, aku bersedia menampungmu.” Dengan sengaja Albert mendekatkan bibirnya ke telinga Becca. Seringai liar di bibirnya lantas terbit. “Tentu kau tahu maksudku, hm?”Tak ada jawaban atau reaksi yang Becca berikan. Namun, saat Albert hendak mengecup telinganya, ia seketika memalingkan kepala, sehingga bibir pria itu menyentuh rambutnya yang tergerai.Alih-alih emosi karena merasa dipermalukan di depan asistennya, Albert tertawa ken

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 89 (Emosi yang Meledak)

    Bugh!Bugh!Bugh!Gabriel berulang kali menghajar Peter yang tak sedikit pun memberikan perlawanan. Sementara Sherly dan beberapa pengawal yang menyaksikan kemarahan sang majikan tak bisa berbuat banyak.“SUDAH KUKATAKAN JANGAN MENEMPATKAN ISTRIKU PADA BAHAYA, TAPI KAU MALAH MENGGUNAKAN DIA SEBAGAI UMPAN TANPA SEPENGETAHUANKU!” teriak Gabriel dengan nada tinggi dan terus melayangkan pukulan tangannya ke wajah Peter berulang kali. Pria yang kini bersimbah darah itu pun menahan nyeri saat serangan Gabriel melayang pada wajahnya secara bertubi-tubi. Tidak melawan dan tetap pasrah hingga sang tuan muda melampiaskan amarahnya.Gabriel terengah-engah. Pukulan yang sejak tadi membabi buta kini melemah. Bukan melepaskan, ia lantas menarik kerah kemeja Peter dan membuat pria mengenaskan itu mendongak.“Kalau terjadi sesuatu pada istriku ....” Gabriel memaku tatapan tajam dan mengerikan yang selama ini belum pernah dilihat oleh siapa pun. Termasuk keluarga besar Johnson. “Aku akan mematahkan l

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 90 (Terjerat Semakin Dalam)

    Gabriel menghela napas dalam-dalam seraya menatap nanar pada sang istri yang terbaring lemah di atas ranjang. Berkali-kali ia bertanya dalam hati mengapa wanita itu tak menginginkan keberadaannya.“Apa yang terjadi padamu, Baby?”Kedua manik kebiruan itu mengerjap. Ia tertarik untuk membenarkan selimut dan memberikan kecupan.“Beristirahatlah. Aku keluar sebentar.”Dengan tak rela Gabriel keluar. Tujuan utamanya adalah mencari Sherly.“Ke mana dia?” Pria dengan wajah kusut itu merogoh ponselnya. Namun, belum sampai mencari nomor kontak Sherly, suara pintu utama terbuka. Di sana, orang yang ia cari membungkukkan badan padanya.Beralih ke ruang kerja, Gabriel duduk di kursi kebesaran sementara Sherly berdiri di seberang meja.Hening. Baik Gabriel maupun Sherly belum mengatakan apa pun.Sampai pada akhirnya, setelah beberapa menit terdiam, Gabriel berdehem kencang.“Ada yang ingin aku tanyakan, Sherly,” ucap Gabriel dengan pandangan menghunjam lurus pada sang pengawal.“Silakan, Tuan Mu

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 91 (Luka yang Tak Terlihat)

    Sesuai apa yang telah dijanjikan, Gabriel dengan berat hati mengantarkan sang istri ke rumah sakit. Tak ada obrolan selama perjalanan di antara mereka. Baik Gabriel maupun Becca terdiam seribu bahasa dengan fokus yang berbeda.“Kita sudah sampai, Tuan Muda.”Masih belum mengeluarkan suara, Gabriel turun melewati pintu lain. Dan hal itu membuat air mata menetes tanpa sadar.“Kau telah berubah, Gabriel,” lirihnya pilu. Tanpa Becca sadari, tak lama kemudian pintu di sebelahnya terbuka. Di sana ada Gabriel yang memperlihatkan wajah dingin mengulurkan tangan.“Turun.”Perintah itu menyentak Becca dari pikirannya sendiri. Ingin sekali ia menangis dan menolak, tapi demi mempertahankan harga diri, ia berusaha tetap tenang.Becca pun mengulurkan tangan menyambut Gabriel. Akan tetapi, begitu ia sudah turun, dengan penuh ketegasan ia berkata, “Kau tidak perlu berlebihan.”“Tidak ada yang berlebihan. Sebagai suami, aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan,” balas Gabriel tak kalah tegas

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 100 (Titik Terang)

    “Apa kau yakin ini semua akurat?” “Tentu, Sir,” jawab pria di seberang sana dengan yakin. Bahkan Alexander tidak perlu bertanya dua kali untuk hal seperti itu.“Dan apa kau tahu di mana tempat tinggal Gabriel sekarang?” tanya Alexander penasaran. Karena sampai saat ini ia tidak berhasil menemukan keberadaan putranya.Terdengar helaan napas singkat di seberang sana. “Maaf Sir, saya tidak bisa mencari tahu. Semua akses tentang Gabriel Johnson telah dikunci. Pun dengan keberadaan Rebecca Annastasia.”Tangan Alexander mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Emosi seketika mendominasi otak pintarnya yang menjadi bodoh karena merasa dikelabuhi oleh anak-anak muda nakal.“Tapi, saya bisa mencari tahu lewat akses orang tua Rebecca Annastasia jika Anda mengijinkan.”Mengingat siapa orang tua Becca saja membuat Alexander terus murka. Apalagi jika diingatkan bagaimana Gerald membuat kekacauan hingga nyaris membuat keluarganya berantakan. Ingat! Gara-gara ulah Gerald bukan hanya Adelia, tapi Jenn

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 99 (Ketegangan)

    Suasana meja makan di Keluarga Johnson tampak hening setelah Maria dan William duduk di tempatnya. Alexander yang sedari tadi lebih banyak diam pun hanya membalas tatapan Maria sebentar sebelum kembali berpura-pura fokus dengan sarapan di piringnya.“Besok kita akan pergi berlibur,” ucap Maria yang kemudian menatap satu per satu anggota keluarga di sana. “Kalian bisa berkemas mulai hari ini.”Christian dan Christopher mengangkat wajahnya sejenak hanya untuk memperhatikan atmosfer dingin, lalu berpaling ke arah sang nenek. Mereka tersenyum sebelum kembali kompak menundukkan wajah. Tak terkecuali Clara yang diam-diam hanya mengintip tanpa berani menyela seperti kebiasaannya.Namun berbeda dengan Alexander yang memang tak bisa menerima begitu saja. Putra satu-satunya William dan Maria itu menegakkan punggung untuk menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat sangat santai.“Kita tidak akan pergi tanpa Gabriel!” tolak Alexander tiba-tiba.Bukan Maria dan William saja yang terkejut, tapi

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 98 (Percikan Masalah)

    “Sungguh, aku sangat malu.” Kedua pipi Becca masih merona setelah William dan Maria meninggalkan ruang perawatan sejak satu jam yang lalu. Jelas, tuntutan yang terang-terangan ditujukan padanya menjadi tanggung jawab.Melihat tingkah sang istri Gabriel justru tersenyum geli. “Kemari.”Membawa langkahnya yang lesu, Becca segera mendekat. “Bagaimana nanti aku bertemu mereka lagi, Gabriel?”Dada Gabriel bergetar menahan tawa. Lalu, tangannya meraih pipi merona sang istri yang membuatnya sangat gemas. Ia tersenyum. “Kenapa mesti malu, hm? Mereka pernah muda, tentu saja hal seperti tadi sangat wajar.”“Tapi tetap saja aku malu,” kelit Becca masih tak mampu menjabarkan perasaannya sendiri. “Bagaimanapun juga kau masih sakit dan bisa-bisanya aku berbuat seperti tadi. Oh ….”Melihat kegusaran Becca, Gabriel mengabaikan tangannya yang cedera hanya untuk mencium bibir sang istri. Hal spontan itu tentu saja membuat Becca terkejut hingga kedua matanya membulat sempurna.“Daripada memikirkan hal

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 97 (Tuntutan Orang Tua)

    Jari-jari yang memiliki kuku panjang itu mengepal erat. Amarahnya sudah mendominasi hingga ia nyaris berbuat ceroboh.“Dasar jalang tak tahu malu!” desisnya tak suka. Masih memperhatikan aktivitas kedua orang di atas ranjang perawatan, pemilik nama Celine Addison mengambil kamera dan membidik beberapa foto.“Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Uncle Alexander mengetahui ini.”Seolah mendapat kemenangan, Celine menatap sinis wanita yang baru saja turun dari tubuh pria yang ia inginkan.“Tunggu pembalasanku!”**Bukan hanya Adelia yang pulang setelah memastikan Gabriel dan Becca baik-baik saja. Gerald yang melihat bagaimana pasangan muda dimabuk asmara itu bersama juga memutuskan untuk memberi mereka privasi.Pria yang saat ini telah tiba di halaman rumahnya langsung masuk dan mengabaikan sapaan para pelayan. Tentu saja mereka bingung, tapi tak berani bertanya.“Bagaimana keadaan menantu kita, Gerald?” tanya Lucia cemas karena sepulang dari rumah sakit Gerald belum mengatakan apa pun

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 96 (Musibah Membawa Berkah)

    “Belum puas memandangiku, hm?”Becca menggeleng. Bibirnya masih terasa kebas setelah Gabriel menciumnya dengan isapan dalam.“Sini.” Gabriel menepuk tempat di sampingnya yang masih muat untuk Becca berbaring, tapi hingga beberapa saat lamanya wanita yang telah ia nikahi itu masih tak bergeming. Hanya menatap tanpa berucap sepatah kata pun.Gabriel maklum. Pasti sang istri masih syok. Dan bukan Gabriel jika tak mampu membujuk.“Ayolah, Baby. Jika kau ingin aku sembuh, kau juga harus menemaniku tidur,” bujuk Gabriel yang sudah tak sabar untuk memeluk sang istri setelah beberapa hari ia harus tidur sendiri di apartemen mereka.“Kau membuatku takut,” ucap Becca lirih. Matanya kemudian terpejam demi menghalau butiran-butiran kristal yang telah menggenang.Gabriel tertegun.“Kau begini karena aku.” Lagi, Becca masih menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab Gabriel celaka. Jika saja ia tidak menolak untuk permintaan pria itu, maka kecelakaan ini tidak akan terjadi.“Kalau kau menyesal, s

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 95 (Saling Menguatkan)

    Entah apa kalimat yang cukup untuk menggambarkan perasaan Becca saat ini. Belum kering air mata mengalir di pipinya, ia kembali dikejutkan oleh kabar dari sang ibu mertua.Becca syok hingga ponsel yang masih tersambung dengan Adelia jatuh ke lantai. Tenggorokannya seketika kering dan kedua kakinya gemetar.“Mama!” teriak Becca begitu kesadaran menghampirinya.Lucia yang kebetulan akan keluar dari kamar pun segera mencari sumber suara. Matanya membulat saat putri semata wayangnya sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang tersendat.Buru-buru Lucia turun setelah memanggil Gerald yang tak lama kemudian menyusulnya keluar. Lucia segera mendekat dan memeluk Becca yang masih menangis.“Kenapa, Sayang?” tanya Lucia cemas. Namun sayangnya, Becca tak mampu menjawab. Wanita dengan wajah memerah dan basah karena air mata itu balas memeluk dan malah histeris.“Ada apa?” Gerald terkejut melihat keadaan putrinya, tapi ia mencoba tenang saat kedua wanita yang menempati posisi tertinggi di hatiny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

DMCA.com Protection Status