Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Om Om / 6. Berjuang untuk menang

Share

6. Berjuang untuk menang

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-08 18:23:27

Alisa pulang ke rumahnya membawa kantong yang berisi sate madura kesukaan mamanya. Hari ini Alisa gajian sehingga bisa membelikan makanan favorit mamanya.

"Assalamu'alaikum, Mama Isa pulang," ucap yang menyalami tangan mamanya.

“Wa'alaikumussalam," ucapnya yang tersenyum. Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu sudah pulang, sejak tadi ia tidak mau tidur karena menunggu putrinya pulang ke rumah. Nur tahu jadwal kerja putrinya, Ia tahu bahwa hari ini putrinya tidak bekerja di pom bensin. Sehingga putrinya bisa pulang lebih cepat untuk beristirahat serta tidur di rumah bersama dengannya.

"Mama Isa bawain Mama sate madura," ucap Alisa yang mengangkat kantong plastik di tangannya.

Nur begitu sangat senang saat melihat putrinya itu datang membawakan sate. "Mama sangat ingin sekali makan sate madura," ucap Nur yang terlihat begitu sangat senang.

"Hari ini Isa gajian ma, Jadi bisa beli sate," ucap Alisa yang mengeluarkan sate dari dalam plastik bening.

Nur tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Uangnya di hemat-hematkan," ucapnya mengingatkan kepada putrinya.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Iya ma, mama mau makan Isa suapin," ucapnya yang masih memakai baju seragam kerjanya.

Nur menggelengkan kepalanya. "nggak usah, Mama makan sendiri. Isa ganti baju biar kita bisa makan sama," ucapnya.

Alisa tersenyum saat mendengar ucapan mamanya "beneran mama mau makan sendiri, nggak mau disuapin nih?" ucap Alisa memberi penawaran.

Nur menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, Mama makan sendiri. Isa beli berapa bungkus?" tanyanya.

"Sate madura porsinya sedikit jadi kita nggak bisa makan berdua, nanti mama gak kenyang. Jadi Isa beli dua bungkus," ucap Alisa yang senyum dan mengangkat dua jarinya.

"Sudah cepat buka bajunya, biar kita makan bersama," ucap Nur.

Alisa menganggukkan kepalanya. Ia kemudian pergi meninggalkan kamar mamanya tersebut. Alisa mengganti baju seperti yang diperintahkan oleh mamanya.

Alisa mengambil piring dan juga sendok untuk perlengkapan makannya. Alisa kembali kedalam kamar mamanya dan duduk disamping tempat tidur. Alisa mendudukkan mamanya dan menyandarkan punggung mamanya di kepala tempat tidurnya yang sudah di tumpuknya beberapa bantal. Ia membukakan sate madura untuk mamanya tersebut mereka makan bersama di dalam kamar itu.

Alisa tidak ada henti-hentinya bercerita dengan mamanya. Mamanya tidak tidur-tidur hingga jam 12.00 malam.

Nur akan memanfaatkan waktu seperti ini, seperti ini bila putrinya libur, ia akan memuaskan untuk bercerita dengan putrinya.

"Mama lupa kalau Isa kurang tidur, mama malah cerita terus," ucapnya yang tersenyum memandang putrinya yang berbaring di atas tempat tidur nya.

Alisa hanya bisa tersenyum memandang mamanya. “Iya nggak apa-apa ma. Isa belum ngantuk juga," ucapnya tersenyum memandang putrinya.

"kita tidur ya," ucapkan

“Iya Ma, ayo tidur sudah malam," ucap Alisa.

Nur mulai memejamkan matanya begitu juga jangan Alisa namun ia tidak benar-benar tidur ia hanya menunggu sampai Mamanya itu tertidur.

Yang mana wajah mamanya yang sudah tertidur dengan nyenyak. Alisa kemudian turun dari atas tempat tidur itu dengan sangat berhati-hati Dia berjalan menuju ke kamarnya. Ia melihat jam yang menunjuk pukul 12.30 malam. ia mengganti bajunya dengan baju kaos kemudian memakai sweater, celana jeans dan sepatu. Alisa membawa helmnya.

Alisa mendapatkan pesan w******p dari Ferdian dengan cepat yang membuka pesan w******p tersebut.

Ferdy.

Sa, Aku udah di depan gang rumah kamu cepat keluar.

Alisa.

oke

Ia melihat mamanya yang sedang tertidur. Ia berjalan mendekati pintu dengan sangat pelan pelan dan hati-hati agar tidak mengeluarkan suara. Ia membuka pintu dengan sangat berhati-hati dan kemudian menutup pintu itu kembali.

Ia berjalan kaki ke Simpang di mana Ferdi menunggunya. Ia melihat pria itu duduk di atas motor dengan memakai helm dan jaket kulitnya. Alisa berjalan mendekati motor besar milik pria itu.

"Ayo naik," Ucap Ferdi ketika Alisa sudah sampai di dekatnya.

"Iya," jawab yang naik ke atas motor gede tersebut.

Ferdi melajukan motornya ke tempat tujuan mereka ya kemudian memberhentikan motornya ketika mereka sudah sampai di tempat tersebut.

"Sa ingat ya ya baca bismillah dan dua kalimat syahadat," ucapnya yang memasangkan helm di kepala gadis tersebut. Sebagai seorang pembalap mereka selalu melakukan hal tersebut karena mereka tahu bisa saja mereka mati di atas aspal hitam.

Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya

"Jangan terlalu dipaksakan untuk menang kalau rasanya berbahaya mengalah saja," ucap Ferdi mengingatkannya.

Alisa tersenyum dan mengangkat jempolnya. "Sip," ucapnya.

Ferdi memeriksa semua pengaman yang dipakai Alisa. Ia memakaikan pengaman lutut, pengaman siku, sepatu. Ia juga membetulkan helm yang dipakai Alisa. Ia memeriksa satu persatu tanpa ada yang dilewati nya. Alisa juga membawa motor balap yang dimiliki oleh pria itu, mereka memang sering melakukan balap liar seperti saat ini. Bila Alisa ikut balap liar guna mendapatkan uang. Berbeda dengan Ferdi yang mengikuti balap liar karena hobi.

Ferdi menyingkir dari motor Alisa, Ketika bendera sudah akan dikibarkan. Ia memandang Alisa. Ia akan merasa sangat kasihan setiap kali melihat gadis itu. ia merasa sedih saat melihat Alisa duduk di atas motor.

Hanya ada beberapa perempuan yang mengikuti balapan tersebut.

suara mesin motor mulai terdengar begitu sangat ribut gas yang turun naik sepeda balap akan segera dimulai.

Alisa mulai menaikkan gas motornya ketika bendera sudah dikibarkan. Ia berdoa sebelum ia melakukan motor tersebut.

"Mama doakan Isa pulang bawa uang, agar mama besok bisa berobat," ucapnya saat ia menaikkan gas motornya. Ia menaikan gas di tangannya hingga gas itu habis tanpa sisa. Ia mengendarai motor itu dengan kecepatan tinggi. Motor yang di bawanya melaju sempurna di jalan yang sunyi tersebut.

Beberapa motor sudah berada di belakangnya, berusaha untuk mengejarnya . Ia membawa motornya begitu sangat lincah dan juga gesit. Bak seorang pembalap profesional, Ia meliuk sempurna di tikungan tajam. Ia begitu sangat konsentrasi melihat jalan yang ada di depannya. Ia memberhentikan motornya Ketika ia sampai di garis finish yang ditentukan.

Air matanya menetes saat ia menyadari bahwa ialah orang pertama yang sampai di garis finis tersebut. Ia mendengar suara tepuk tangan yang begitu sangat kuat.

"Alisa keren," ucap penonton.

"Alisa hebat, I love you," ucap penonton tersebut yang 85% laki-laki.

Ferdi berlari mendekati nya, "Kamu keren," ucapnya yang tersenyum dan menepuk-nepuk pundak gadis cantik tersebut.

Alisa tersenyum memandangnya. “Fer apa aku dapat juara 1," ucapnya.

"Iya sa, kamu benar-benar Keren sumpah. Selamat ya Sa," ucap Ferdi yang menjabat tangan nya.

"Ya Allah Alhamdulillah besok aku bisa bawa Mama ke rumah sakit untuk berobat," ucapnya yang mengusap air matanya. Ia tidak menyangka bahwa ia bisa dapat meraih juara pertama. Selama ini ia hanya memegang juara 2 dan 3.

Ferdy membukakan helm Alisa, Ia begitu sangat senang dan juga bangga melihat keberhasilan Alisa. "Ayo Sa turun," ucapnya yang menarik tangan gadis tersebut.

Alisa tersenyum dan turun dari atas motornya. Motor Ferdi tersebut dialihkan oleh asistennya.

Mereka duduk ditepi sambil menyaksikan balap yang lain. Ia masih menunggu giliran Ferdi yang ikut serta menjadi peserta balap tersebut.

Malam ini ada 3 putaran yang akan bermain dan Ferdi kebetulan di putaran terakhir.

Alisa memandang Ferdi yang sudah duduk di atas motornya. Ia tersenyum memandang sahabatnya itu. “Semangat Fer, semoga sukses," ucapnya yang mengepalkan tangannya dan mengangkat tangannya ke udara memberi semangat untuk sahabatnya itu.

***

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Om Om   7. Kenangan ayah

    Ferdi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Doakan aku menang jangan sampai aku kalah dengan cewek cantik seperti kamu," ucapnya yang mencubit pipi gadis itu. Alisa memajukan bibirnya."Kamu pandai sekarang ya, cubit-cubit pipi aku," protes Alisa yang mengusap pipinya. Ferdi hanya tersenyum saat mendengar ucapan Alisa. "Doain aku," pintanya. "Aku pasti doain kamu, semangat." Alisa kemudian berlari ke tepi saat bendera itu sudah mulai dikibarkan. Melihat sahabatnya itu berada di barisan paling depan, Alisa merasa sangat senang. Saat ini sahabatnya itu yang memimpin. Dalam kelompok putaran ketiga ini mereka yang masuk adalah kelas berat. Namun Walaupun begitu belum ada yang mampu mengalahkan Ferdi saat mereka melaju di jalan hitam tersebut. Alisa memandang motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ia menutup matanya ketika dua motor terjatuh di bela

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Terjerat Cinta Om Om   8. Diantar Ferdi

    Nur tersenyum saat mendengar pertanyaan putrinya. "Nanti ya Mama bakalan bangunin Isa, kalau mama sudah bisa berjalan," ucapnya. Air mata Alisa menetes Saat mendengar ucapan mamanya tersebut. Mengapa dirinya sangat bodoh sekali memberikan pertanyaan yang seperti itu. Alisa membalikkan tubuhnya dan menghapus air matanya agar mamanya tidak melihat bahwa ia sedang menangis. "Kita siap-siap ya mau mandi nanti kita akan ke rumah sakit," ucap Alisa yang mendekati tempat tidur mamanya. Nur menggelengkan kepalanya. "Nggak usah dipaksakan Mama harus berobat kalau memang nggak ada uang," Nur berkata pasrah. Alisa tersenyum dan mencium punggung tangan mamanya. "Kebetulan Isa sudah gajian jadi ada uang. lagipula untuk berobat mama ditanggung Jamkesda. Kita hanya membayar obat yang diluar dari ini," jelas Alisa. Ia akan selalu berbohong kepada mamanya mengenai biaya pengobatan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • Terjerat Cinta Om Om   9. Kursi roda

    Ferdi memberhentikan mobilnya di depan pintu masuk rumah sakit. "Sebentar ya ma," dengan cepat Ferdi turun dari dalam mobil.Nur menganggukan kepalanya.Ferdi turun dari dalam mobil, Ia sedikit berlari masuk ke dalam rumah sakit tersebut.Alisa dan nur memandang Ferdi yang masuk ke dalam rumah sakit dan menunggunya.Ferdi datang dengan mendorong kursi roda yang telah dimintanya dengan petugas rumah sakit. Ia membuka pintu penumpang "Kita turun ya Ma," ucapnya yang kemudian menggendong Nur. Ia menurunkan wanita yang bertubuh rapuh itu dengan sangat berhati-hati. Ia mendudukkan nya di atas kursi roda tersebut. ia"Kamu bawa Mama masuk, Aku mau parkir mobil. Langsung ambil no antrian ya" ucapnya yang memerintahkan Alisa.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Fer makasih," ucapnya.Ferdi tersenyum dan mengusap kepalanya. Ia kemu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Terjerat Cinta Om Om   10. Cuti sementara

    Ferdi berjalan menuju ruang bendahara sekolahnya. Pria berseragam putih abu-abu itu berdiri di depan pintu sambil mengetuk pintu ruangan yang terbuka tersebut.Dian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah pintu. "Masuk." Dian tersenyum saat melihat Ferdi berdiri di ambang pintu tersebut. ."Assalamu'alaikum Bu Dian," sapa Ferdi dengan sangat sopan. Ia masuk dalam ruangan dan duduk di kursi yang berada di depan bendahara sekolahnya."Wa'alaikumussalam," Dian tersenyum Ramah. Dian memandang Ferdi yang duduk di depannya. Anak itu tidak memiliki tunggakan apapun. Dian sedikit mengerutkan keningnya.Ferdi tersenyum memandangnya. "Aku mau tahu masalah utang-piutang Alisa," ucapnya tanpa basa-basi. Dian kemudian tersenyum. "Ibu sudah menduga," ucapnya."Bu Dian bisa hitungkan berapa semua utang Alisa hingga nanti Alisa tamat dari sini. Termasuk u

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Terjerat Cinta Om Om   11. Cleaning service

    Selama mengikuti ujian Alisa hanya bekerja di pom bensin saja. Waktunya dihabiskan untuk belajar dan beristirahat, sebelum ia mulai bekerja. Alisa juga selalu merawat dan memperhatikan kondisi mamanya. Sampai saat ini kondisi mamanya masih belum ada perubahan, bahkan kontrolnya semakin sering.Saat ujian Alisa duduk di depan Ferdi. mereka memang satu jurusan hanya saja tidak pernah satu kelas. Saat ujian, siswa duduk secara acak yang hampir rata-rata dalam satu kelas hanya ada 5 orang yang dari kelas yang sama.Saat ujian soal mereka dipaket. Mulai dari Paket A,B dan C. ada tiga paket soal. Ferdi dan Alisa sama-sama mendapat paket B. Setiap kali ujian Alisa selalu memberikan kunci jawabannya ke belakang. Apakah ini hanya secara kebetulan saja atau mungkin keberuntungan untuk Ferdi, sehingga pemuda itu selalu mendapatkan bocoran Jawaban dari gadis cantik yang duduk di depannya. Saat jam istirahat, ia selalu makan di kantin bersa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Terjerat Cinta Om Om   12. Ruang Direktur Utama

    Alisa mengendarai motornya menuju bangunan kantor yang akan menjadi tempat ia bekerja. Selama satu minggu kedepan Alisa akan menjadi CS di sini.Kantor ini belum beroperasi dan baru selesai sekitar 2 bulan yang lalu. Pemilik perusahaan akan melakukan peresmian gedung di awal bulan depan.Alisa memarkirkan motornya di parkiran luas yang hanya ada beberapa unit motor saja yang terparkir di sana. "Kantor besar gini kalau dalam kondisi kosong, seram juga." Alisa berkata ketika memandang gedung yang begitu sangat besar dan tinggi. Alisa sudah bisa membayangkan sepinya di dalam.Alisa bekerja bersama tim nya. Mereka di bagian beberapa tim dan di tempat yang berbeda-beda.Disaat yang lain beristri dan makan, Gadis itu lebih memilih untuk tetap bekerja tanpa mengambil jam istirahatnya. Bahkan dia tidak ada beristirahat sama sekali. Agar bisa pulang ke rumah secepatnya, pekerjaan ini harus disel

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Terjerat Cinta Om Om   13. Anak kecil.

    Attar melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Namun matanya masih memandang gadis cantik yang sibuk dengan alat pembersih kaca di tangannya. Dikeluarkannya ponsel dari dalam saku celananya dan memotret gadis itu secara diam-diam. Ia kemudian meninggalkan ruangannya dan menutup pintu ruangan tersebut. Senyum mengembang di bibirnya saat mengingat gadis tersebut.Pria itu menggelengkan kepalanya saat mengingat gadis itu bercerita. "Dasar anak kecil," ucapnya yang kemudian berjalan menuju lift pribadinya.Attar masuk ke dalam lift nya dan memandang lift tersebut. Selama ini dia tidak pernah memperhatikan lift khusus miliknya bahkan dia tidak tau bentuk lift yang bisa dipakai karyawannya. Namun saat mendengar ucapan gadis tersebut membuatnya memperhatikan lift khusus untuk direktur utama. Attar kemudian tersenyum saat mengingat ucapan gadis tersebut. Atar berdiri menunggu pintu lift terbuka. Ia tersenyum saat pintu lift itu terbuka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Terjerat Cinta Om Om   14. Seragam yang berbeda

    Alisa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Sudah lewat 30 menit ia terlambat ke tempat kerja nya. Tiba-tiba saja mobil mewah di depannya mengerem secara mendadak, sehingga Alisa tidak bisa mengerem motor yang dikendarainya hingga motornya menabrak mobil mewah tersebut."Prak," suara yang terdengar cukup keras saat motor nya menabrak mobil mewah di depannya. Wajahnya memucat saat mobil itu berhenti. Kakinya sudah gemetar, air matanya sudah terasa meluncur. Alisa diam dengan tubuh yang teramat kaku karena rasa takut. bersyukur ia masih bisa mengendalikan keseimbangan tubuhnya sehingga tidak terjatuh. Alisa masih duduk diatas motornya.Ada apa?" Attar bertanya saat mendengar suara mobilnya yang ditabrak dari belakang."Cewek yang membawa motor di belakang itu nabrak kita pak, " ungkap sopirnya dengan wajah yang begitu sangat marah.Attar memutar kepalanya dan memandang pengendara

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Om Om   137. Ulang Tahun

    "Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut."Depan," ucap Azahra.Ferdi menjongkok di depan Azahra dan mengembangkan tangannya.Azahra tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher Ferdi. Gadis kecil itu begitu sangat senang ketika tubuhnya yang bulat terangkat oleh pria yang berubah tinggi tersebut."Rara gak sangka kalau Abang akan pulang," Azahra berkata dengan memandang wajah tampan pria tersebut.“Abang udah janji akan pulang ulang tahun adik. Jadi Abang harus tepati janji," Ferdi berucap dengan tersenyum.“Rara senang Abang pulang. Rara rindu Abang. Rindu rindu rindu serindu-rindunya." Azahra berkata dengan tersenyum lebar.“Mana bukti rindunya,” tanya Ferdi yang menarik hidung milik Azahra.Azahra memeluk Ferdi dengan sangat erat,

  • Terjerat Cinta Om Om   136. 10 Tahun Berlalu

    "Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar."Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saat melihat suaminya yang baru pulang dari kantor. "Tasnya hubby Isa bawain," ucap Alisa yang ingin mengambil tas milik suaminya."Gak usah sayang, hubby aja yang bawain. Baru lepas melahirkan, tuh gak boleh angkat yang berat-berat," ucapnya sambil mengusap pipi istrinya, dan meletakkan tas tersebut ke tempatnya."Kalau cuma tas Isa bisa, Isa kuat kok angkat tas," ucap Alisa yang memegang manja lengan suaminya."Jangan dulu sayang.""Hubby tangannya di cuci dulu," Alisa berucap saat melihat suaminya yang ingin mengambil putrinya.Attar membatalkan niatnya, pria itu menganggukkan kepalanya."Bajunya wajib ganti dulu, nggak boleh pakai baju yang dari luar langsung megang anak," ucap Alisa itu yang sudah mulai cerewet.

  • Terjerat Cinta Om Om   135 Calon Istri

    Alisa sudah berada di dalam kamarnya. Alisa tidak ada henti-hentinya menatap wajah bayi mungilnya. Wajah yang begitu sangat cantik dan juga imut imut.Attar duduk di samping bayinya itu, menatap wajah putrinya, dan kemudian berpindah ke wajah istrinya.“Dari tadi lihatin Isa, terus lihatin anak,” ucap Alisa.“Sama,” ucap Attar.“Hidungnya punya hubby,” ucap Alisa yang memandang hidung putrinya.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu mencium kening putrinya, kemudian pipi putrinya kiri dan kanan. "Pipinya lembut sekali.” Attar merasakan betapa lembutnya pipi putrinya. Attar kemudian memandang istrinya, mencium kening istrinya, pipi istrinya kiri dan juga kanan, Ia juga mencium bibir istrinya.“Isa udah lupa by gimana rasa sakitnya melahirkan, rasa sakitnya hamil karena udah lihat muka

  • Terjerat Cinta Om Om   134. Panik

    “Melahirkan normal memang seperti ini Pak Attar, jadi walaupun sakit tetap harus dibawa berjalan,” ucap dokter Sari berusaha menjelaskan.“Lakukan sesuatu," pria itu sangat marah ketika Dokter spesialis kandungan istrinya tidak melakukan apa-apa. "Istri saya sedang sakit dan saya disuruh melihat saja," Attar sangat marah terhadap dokter yang menangani istrinya. Attar memilih dokter Sari untuk menangani persalinan istrinya karena dokter Sari merupakan dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakitnya.Dokter Sari terlihat begitu sangat bingung untuk berkata. Gimana caranya dia menjelaskan kepada pria yang menjadi pemilik Rumah Sakit tempat dirinya bekerja. Berulang kali dokter Sari menarik nafasnya dan kemudian menghembuskannya. “Kenapa kemarin tidak sarankan cara lain saja,” pikirnya.“Saya belum bisa memberikan bantuan apa-apa karena saat ini masih bukaan dua, d

  • Terjerat Cinta Om Om   133. Banyak Berjalan

    “Assalamu’alaikum,” ucap Attar yang berdiri di pintu kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sedang duduk ditemani dengan Ibu Aminah.“Wa’alaikumsalam,” jawab Alisa dan Aminah."Hubby sudah pulang?" tanya Alisa yang tersenyum.“Baru saja sampai. Ibu," Pria itu menyalami tangan Aminah dan menempelkan punggung tangan wanita itu di keningnya. Attar duduk di tepi tempat tidur di samping istrinya. Attar tersenyum ketika istrinya mencium punggung tangannya. Pria itu mencium kening istrinya. "Gimana apa sakit,” tanya Attar.“Iya by sakit, tapi kata Ibu enggak apa-apa, soalnya itu tanda bayinya lagi cari jalan,” Alisa berucap dengan tersenyum. Sudah beberapa hari ini Ibu Aminah selalu menemani Alisa. Wanita Itu merawat Alisa seperti merawat putrinya sendiri. Saat Alisa mengatakan perutnya sakit, Ibu Aminah mengusap-usap pe

  • Terjerat Cinta Om Om   132. Jangan Berubah

    Attar tersenyum memandang istrinya yang duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur.“Baju hubby ini," Alisa menunjukkan pakaian suaminya yang sudah disiapkannya.Attar tersenyum ketika melihat setelan jas, baju kemeja, dasi, dan pakaian dalam, yang sudah disiapkan Istrinya. Istrinya tetap menyiapkan semua perlengkapannya sebelum berangkat ke kantor seperti ini.Attar memakai pakaiannya duduk di atas tempat tidur, dengan menurunkan kakinya di lantai. Sedangkan istrinya akan duduk di atas pangkuannya, memasangkan dasi di lehernya. Melihat wajah istrinya yang sudah tampak menahan rasa sakit, membuat pria itu merasa sangat tidak tega. Namun Attar memang tidak mengerti apa-apa mengenai persalinan. Berulang kali dirinya meminta penjelasan dari dokter, namun terkadang apa yang diucapkan oleh dokter itu hanya memberikan rasa tenang sementara untuknya. Bila melihat istrinya mengatakan sakit, Attar sungguh

  • Terjerat Cinta Om Om   131. Bulan ke Sembilan

    “Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya.Alisa menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa malas by jalan pagi,” ucap Alisa.“Kenapa,” tanya Attar.“Isa lebih suka tidur baring-baring,” ucap Alisa.“Mau melahirkan normal apa nggak,” tanya Attar yang mengusap perut besar milik istrinya.“Kata orang sebaiknya normal by. Kemarin Ibu Aminah juga bilang, kalau Isa melahirkan lebih bagus normal, terkecuali mamang saran dokter. Kak Indah, Kak Yanti, Kak Fitri, juga bilang gitu,” ucap Alisa yang memilih proses persalinan secara normal.“Kata Dokter kemarin apa?" tanya Attar.“Isa disuruh jalan pagi.”“Jadi sekarang mau jalan pagi atau enggak?" Attar bertanya dengan menarik hidung istrin

  • Terjerat Cinta Om Om   130 Menganggu

    Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya dengan membuka matanya.“By, Isa nggak bisa tidur sejak tadi,” ucap Alisa kepada suaminya.Attar merubah posisi tidurnya dan memandang wajah istrinya. “Matanya di pejamkan sayang," Attar memeluk tubuh istrinya dan kembali memejamkan matanya.“By bangun, jangan tidur, temani Isa," pinta Alisa yang kembali menggoyang-goyang tubuh suaminya, Alisa narik-narik jenggot tipis di dagu suaminya.“Hubby ngantuk sayang,” ucap pria itu ketika istrinya membuka kelopak matanya dengan jarinya.“Hubby jangan tidur, Isa nggak bisa tidur,” Alisa tersenyum manja melihatkan deretan gigi putihnya."Kenapa nggak tidur?" tanya Attar.“Sejak tadi anak gerak terus, perut Isa sampai sakit,"

  • Terjerat Cinta Om Om   129. Melepas rindu

    “Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan suaminya. Perutnya yang sudah besar membuat posisi duduknya menyamping, dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Ngapain,” tanya Attar yang tersenyum memandang sikap istrinya yang begitu sangat manja. Istrinya melingkarkan tangan di lehernya dan menenggelamkan hidungnya ke lehernya.“Isa pengen duduk nyantai di coffee shop Lira," Alisa berucap dengan mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya.“Rayu dulu Sayang," Attar berbisik di telinga istrinya.Alisa tersenyum dan mencium bibir suaminya dengan sangat lembut, namun balasan yang diberikan oleh suaminya membuat ciuman itu semakin memanas.Mereka seakan sama-sama ingin melepaskan hasratnya masing-masing.“Sayang, hubby ada rapat jam 3, dan sekarang e

DMCA.com Protection Status