Share

34. Hukuman

Author: Liazta
last update Last Updated: 2021-10-06 14:18:17

Attar memandang istrinya yang duduk di atas tempat tidur. "Kamu mau apa?" tanya Attar yang akan mengambil makan malam untuk istrinya.

"Terserah aja Om," ucapnya.

Attar mengambil steak daging dan meletakkannya di atas tempat tidur. “Apa kamu suka ini?" tanyanya.

"Suka," jawab Alisa.

Atar memotong-motong daging tersebut dan memberinya saus yang berwarna kuning kecoklatan. "Di sini yang menjadi chef, wajib  memiliki sertifikat memasak tingkat dunia. Kamu boleh bebas merequest makanan apa saja yang kamu inginkan,"  ucapnya yang menusukkan daging dengan garpu dan mengarahkannya ke bibir istrinya.

Alisa hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan suaminya tersebut.

Attar makan secara bergantian dengan istrinya.

"Tadi masuk ke kamar ini, Isa lihat om pakai sidik jari." Alisa memandang suaminya. Alis

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Cinta Om Om   35. Tidur berdua

    "by Isa tidur ya," ucapnya. Attar menganggukkan kepalanya. Alisa mengambil posisi paling pinggir dan membelakangi suaminya. Selimut yang dipakainya, ditariknya hingga ke atas menutupi kepalanya. Attar memandang istrinya yang sudah hilang di dalam selimut. Tangannya yang kekar menarik-narik selimut istrinya. "Isa ngantuk Om," ucap Alisa. Attar menarik turun selimut istrinya hingga kepala istrinya keluar dari dalam selimut. Pria itu menarik tangan istrinya agar tubuh istrinya menghadap ke arahnya. "jangan cium Isa lagi, bibir Isa sudah bengkak," Alisa menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "Saya merasa bahwa kamu sangat suka saya cium, sehingga dengan sengaja kamu mengulangi k

    Last Updated : 2021-10-06
  • Terjerat Cinta Om Om   36. Morning kiss

    Nurjanah membuka matanya secara perlahan-lahan. Matanya mulai menyapu setiap sudut ruangan yang berwarna putih yang merupakan ciri khas rumah sakit. Nur sudah tidak tahu, berapa lama ia tertidur. Bahkan saat ini dia masih mempertanyakan status dan keberadaannya. Apakah dia masih hidup atau sudah mati. Apakah ini surga? pikirnya saat melihat ruangan berwarna serba putih tersebut. "Alhamdulillah ibu sudah sadar," ucap perawat muda yang langsung mengecek kondisinya. Nur masih diam dan memandang ruangan tersebut. Ruangan yang saat ini ditempatinya jauh berbeda dengan kamar yang ditempatinya sebelumnya. Rasanya tidak mungkin putrinya mengambil dia kamar elit. "Kenapa ibu tidak memberi tahu kami bahwa ibu itu calon mertuanya pak Attar?" ucap perawat yang tersenyum ramah memandangnya. Nur masih diam tanpa menjawab. Wanita yang berwajah pucat itu masih mengumpulkan segala macam ingatan

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   37. Senang

    Dengan malu-malu Alisa mencium pipi suaminya. Pria yang berwajah tampan itu tersenyum tipis saat bibir istrinya yang menempel di pipinya. Pria itu tidak akan puas bila tidak menjahili istrinya. "Sudah by," ucap Alisa ketika ia mencium pipi kiri suaminya. "Belum ini masih berat sebelah," ucapnya yang memberikan pipinya sebelah kanan. Alisa menelan air ludahnya dan kembali menjinjitkan kakinya untuk mencium pipi suaminya di sebelah kanan. "Sudah by," ucapnya lagi. Attar kembali menggelengkan kepalanya. "Ini belum," ucapnya menunjukkan keningnya. Pria itu sedikit membungkukkan tubuhnya yang tinggi agar istrinya tidak kesulitan untuk mencium keningnya. Dengan sangat patuh Alisa menuruti perintah suaminya. Alisa mencium kening suaminya dan berdo’a a

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   38. Pengakuan

    By, Isa mau bicara sama mama sebentar," ucap Alisa. Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Saya akan keruangan saya sebentar," ucapnya yang memandang istrinya. "Iya by,” jawab Alisa yang tersenyum memandang suaminya. "Nanti hubby akan menjelaskan dengan mama," ucapnya yang berbisik di telinga istrinya. "Iya," ucap Alisa yang sedikit tersenyum. Diciumnya kening istrinya cukup lama. Attar memandang wajah istrinya dan mengusap kepala Istrinya. Nur yang berbaring di atas tempat tidur hanya diam memandang putrinya bersama dengan pria asing yang sudah menjadi suami putrinya. Semua ini masih terasa asing baginya. Pria yang baru dilihatnya saat ini sudah menjadi menantunya. "Ma, saya tinggal dulu, nanti saya akan kembali ke sini," ucap Attar sambil menempelkan punggung tangan mertuanya di keningnya. &nb

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   39. Meminta restu

    "Pak Attar ini yang anda minta," ucap Farhan yang masuk ke dalam ruangannya. Attar memandang barang yang diberikan oleh asisten pribadinya. "Terima kasih,” ucapnya yang kemudian berdiri dari tempat duduknya. "Saya akan tunggu Bapak di ruang tunggu depan," ucap Farhan. Attar menganggukkan kepalanya. Pria itu sangat malas untuk berbicara saat ini. "Jam 9 ini kita akan ketemu klien Pak," ucap Farhan yang mengikutinya dari belakang. Farhan berusaha mengingatkan bos nya. "Saya tahu," jawab Attar tanpa memandang asisten pribadinya. Atar berjalan menuju ke ruangan perawatan mertuanya yang hanya satu lantai dibawahnya. Attar meletakkan mertuanya di kamar yang memiliki fasilitas VVIP. Attar membuka pintu yang saat ini tertutup rapat.

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   40. Pengawal pribadi

    Mobil yang dikemudikan Rina berhenti di depan parkiran kampus Alisa. "Terima kasih ya Mbak, mbak Rina boleh pulang, kalau mau makan di kafe juga nggak apa-apa. Nanti Isa telpon bila jam kuliah Isa sudah selesai. Isa minta nomor telepon mbak Rina ya," ucap Alisa yang tersenyum. "Saya tidak akan pulang ataupun makan. Saya akan menunggu di sini, hingga nona Alisa selesai kuliah," ucap Rina yang membuka sabuk pengamannya. Wanita yang memiliki ekspresi wajah dingin itu turun dari dalam mobil. Rina membukakan pintu mobil di sebelah Alisa. "Maksud Mbak Rina apa?" ucap Alisa yang belum mengerti ucapan dari pengawal pribadinya. Alisa turun dari dalam mobilnya. "Saya diperintahkan tuan Attar untuk mengawal Anda dimanapun anda berada," ucapnya. "Tapi Isa kuliah Mbak. Isa gak ke mana-mana," uc

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   41. Datang ke kantor

    "Saya diminta Pak Attar untuk membawa Nona Alisa ke dalam ruangan," ucap Rina yang berdiri di depan meja sekretaris Attar. Sari diam saat mendengar ucapan wanita yang bertubuh tegap tersebut. Melihat dari gaya dan penampilan wanita itu Sari sudah bisa menebak bahwa wanita itu seorang bodyguard. Sari memandang tajam ke arah Alisa. Dia seakan tidak percaya saat melihat gadis yang terlihat begitu sangat muda itu ternyata istri bosnya. Sari sudah diberi tahu bosnya, akan kedatangan Istrinya. Sari memandang Alisa dari atas hingga ke bawah. Tatapan matanya terlihat sangat tidak menyukai istri bosnya. "Tunggu sebentar saya akan memberitahu Pak Attar," ucapnya yang berdiri dari tempat duduknya. "Terima kasih mbak," ucap Alisa yang tersenyum memandang wanita cantik yang berpenampilan seksi tersebut.

    Last Updated : 2021-10-07
  • Terjerat Cinta Om Om   42. Didalam Lift

    Attar masuk ke dalam ruangannya setelah menyelesaikan rapat dengan staf-stafnya yang ada di perusahaan yang dipimpinnya. Matanya menyapu seisi ruangan dan mencari sosok istrinya. Attar tersenyum saat memandang istrinya yang tertidur di atas sofa. Attar berjalan mendekati kursi sofa panjang tersebut. Pria itu duduk di bibir sofa sambil memandang wajah istrinya. Rambut panjang istrinya terlihat berserakan dan menutupi sebagian wajahnya. Attar merapikan rambut istrinya dan menepikannya. Ditatapnya wajah istrinya yang begitu sangat cantik dan imut-imut. Attar tahu istrinya tidak akan nyaman dengan sikapnya yang memberikan bodyguard untuk istrinya. Namun Apa yang dilakukannya adalah hal yang terbaik. Dia juga tidak mau memberitahukan tentang hal ini kepada istrinya. Bila istrinya mengetahui ancaman yang mungkin bisa saja mengincarnya, sudah pasti istrinya akan merasa begitu sangat ketak

    Last Updated : 2021-10-07

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Om Om   137. Ulang Tahun

    "Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut."Depan," ucap Azahra.Ferdi menjongkok di depan Azahra dan mengembangkan tangannya.Azahra tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher Ferdi. Gadis kecil itu begitu sangat senang ketika tubuhnya yang bulat terangkat oleh pria yang berubah tinggi tersebut."Rara gak sangka kalau Abang akan pulang," Azahra berkata dengan memandang wajah tampan pria tersebut.“Abang udah janji akan pulang ulang tahun adik. Jadi Abang harus tepati janji," Ferdi berucap dengan tersenyum.“Rara senang Abang pulang. Rara rindu Abang. Rindu rindu rindu serindu-rindunya." Azahra berkata dengan tersenyum lebar.“Mana bukti rindunya,” tanya Ferdi yang menarik hidung milik Azahra.Azahra memeluk Ferdi dengan sangat erat,

  • Terjerat Cinta Om Om   136. 10 Tahun Berlalu

    "Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar."Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saat melihat suaminya yang baru pulang dari kantor. "Tasnya hubby Isa bawain," ucap Alisa yang ingin mengambil tas milik suaminya."Gak usah sayang, hubby aja yang bawain. Baru lepas melahirkan, tuh gak boleh angkat yang berat-berat," ucapnya sambil mengusap pipi istrinya, dan meletakkan tas tersebut ke tempatnya."Kalau cuma tas Isa bisa, Isa kuat kok angkat tas," ucap Alisa yang memegang manja lengan suaminya."Jangan dulu sayang.""Hubby tangannya di cuci dulu," Alisa berucap saat melihat suaminya yang ingin mengambil putrinya.Attar membatalkan niatnya, pria itu menganggukkan kepalanya."Bajunya wajib ganti dulu, nggak boleh pakai baju yang dari luar langsung megang anak," ucap Alisa itu yang sudah mulai cerewet.

  • Terjerat Cinta Om Om   135 Calon Istri

    Alisa sudah berada di dalam kamarnya. Alisa tidak ada henti-hentinya menatap wajah bayi mungilnya. Wajah yang begitu sangat cantik dan juga imut imut.Attar duduk di samping bayinya itu, menatap wajah putrinya, dan kemudian berpindah ke wajah istrinya.“Dari tadi lihatin Isa, terus lihatin anak,” ucap Alisa.“Sama,” ucap Attar.“Hidungnya punya hubby,” ucap Alisa yang memandang hidung putrinya.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu mencium kening putrinya, kemudian pipi putrinya kiri dan kanan. "Pipinya lembut sekali.” Attar merasakan betapa lembutnya pipi putrinya. Attar kemudian memandang istrinya, mencium kening istrinya, pipi istrinya kiri dan juga kanan, Ia juga mencium bibir istrinya.“Isa udah lupa by gimana rasa sakitnya melahirkan, rasa sakitnya hamil karena udah lihat muka

  • Terjerat Cinta Om Om   134. Panik

    “Melahirkan normal memang seperti ini Pak Attar, jadi walaupun sakit tetap harus dibawa berjalan,” ucap dokter Sari berusaha menjelaskan.“Lakukan sesuatu," pria itu sangat marah ketika Dokter spesialis kandungan istrinya tidak melakukan apa-apa. "Istri saya sedang sakit dan saya disuruh melihat saja," Attar sangat marah terhadap dokter yang menangani istrinya. Attar memilih dokter Sari untuk menangani persalinan istrinya karena dokter Sari merupakan dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakitnya.Dokter Sari terlihat begitu sangat bingung untuk berkata. Gimana caranya dia menjelaskan kepada pria yang menjadi pemilik Rumah Sakit tempat dirinya bekerja. Berulang kali dokter Sari menarik nafasnya dan kemudian menghembuskannya. “Kenapa kemarin tidak sarankan cara lain saja,” pikirnya.“Saya belum bisa memberikan bantuan apa-apa karena saat ini masih bukaan dua, d

  • Terjerat Cinta Om Om   133. Banyak Berjalan

    “Assalamu’alaikum,” ucap Attar yang berdiri di pintu kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sedang duduk ditemani dengan Ibu Aminah.“Wa’alaikumsalam,” jawab Alisa dan Aminah."Hubby sudah pulang?" tanya Alisa yang tersenyum.“Baru saja sampai. Ibu," Pria itu menyalami tangan Aminah dan menempelkan punggung tangan wanita itu di keningnya. Attar duduk di tepi tempat tidur di samping istrinya. Attar tersenyum ketika istrinya mencium punggung tangannya. Pria itu mencium kening istrinya. "Gimana apa sakit,” tanya Attar.“Iya by sakit, tapi kata Ibu enggak apa-apa, soalnya itu tanda bayinya lagi cari jalan,” Alisa berucap dengan tersenyum. Sudah beberapa hari ini Ibu Aminah selalu menemani Alisa. Wanita Itu merawat Alisa seperti merawat putrinya sendiri. Saat Alisa mengatakan perutnya sakit, Ibu Aminah mengusap-usap pe

  • Terjerat Cinta Om Om   132. Jangan Berubah

    Attar tersenyum memandang istrinya yang duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur.“Baju hubby ini," Alisa menunjukkan pakaian suaminya yang sudah disiapkannya.Attar tersenyum ketika melihat setelan jas, baju kemeja, dasi, dan pakaian dalam, yang sudah disiapkan Istrinya. Istrinya tetap menyiapkan semua perlengkapannya sebelum berangkat ke kantor seperti ini.Attar memakai pakaiannya duduk di atas tempat tidur, dengan menurunkan kakinya di lantai. Sedangkan istrinya akan duduk di atas pangkuannya, memasangkan dasi di lehernya. Melihat wajah istrinya yang sudah tampak menahan rasa sakit, membuat pria itu merasa sangat tidak tega. Namun Attar memang tidak mengerti apa-apa mengenai persalinan. Berulang kali dirinya meminta penjelasan dari dokter, namun terkadang apa yang diucapkan oleh dokter itu hanya memberikan rasa tenang sementara untuknya. Bila melihat istrinya mengatakan sakit, Attar sungguh

  • Terjerat Cinta Om Om   131. Bulan ke Sembilan

    “Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya.Alisa menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa malas by jalan pagi,” ucap Alisa.“Kenapa,” tanya Attar.“Isa lebih suka tidur baring-baring,” ucap Alisa.“Mau melahirkan normal apa nggak,” tanya Attar yang mengusap perut besar milik istrinya.“Kata orang sebaiknya normal by. Kemarin Ibu Aminah juga bilang, kalau Isa melahirkan lebih bagus normal, terkecuali mamang saran dokter. Kak Indah, Kak Yanti, Kak Fitri, juga bilang gitu,” ucap Alisa yang memilih proses persalinan secara normal.“Kata Dokter kemarin apa?" tanya Attar.“Isa disuruh jalan pagi.”“Jadi sekarang mau jalan pagi atau enggak?" Attar bertanya dengan menarik hidung istrin

  • Terjerat Cinta Om Om   130 Menganggu

    Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya dengan membuka matanya.“By, Isa nggak bisa tidur sejak tadi,” ucap Alisa kepada suaminya.Attar merubah posisi tidurnya dan memandang wajah istrinya. “Matanya di pejamkan sayang," Attar memeluk tubuh istrinya dan kembali memejamkan matanya.“By bangun, jangan tidur, temani Isa," pinta Alisa yang kembali menggoyang-goyang tubuh suaminya, Alisa narik-narik jenggot tipis di dagu suaminya.“Hubby ngantuk sayang,” ucap pria itu ketika istrinya membuka kelopak matanya dengan jarinya.“Hubby jangan tidur, Isa nggak bisa tidur,” Alisa tersenyum manja melihatkan deretan gigi putihnya."Kenapa nggak tidur?" tanya Attar.“Sejak tadi anak gerak terus, perut Isa sampai sakit,"

  • Terjerat Cinta Om Om   129. Melepas rindu

    “Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan suaminya. Perutnya yang sudah besar membuat posisi duduknya menyamping, dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Ngapain,” tanya Attar yang tersenyum memandang sikap istrinya yang begitu sangat manja. Istrinya melingkarkan tangan di lehernya dan menenggelamkan hidungnya ke lehernya.“Isa pengen duduk nyantai di coffee shop Lira," Alisa berucap dengan mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya.“Rayu dulu Sayang," Attar berbisik di telinga istrinya.Alisa tersenyum dan mencium bibir suaminya dengan sangat lembut, namun balasan yang diberikan oleh suaminya membuat ciuman itu semakin memanas.Mereka seakan sama-sama ingin melepaskan hasratnya masing-masing.“Sayang, hubby ada rapat jam 3, dan sekarang e

DMCA.com Protection Status