Setelah insiden di dalam mobil tadi, Deasy dan Leeray menjadi canggung. Mereka berjalan bersisian di taman mansion milik Leeray sore itu. Menikmati pemandangan matahari terbenam dari taman yang penuh tumbuhan bunga yang mekar beraneka ragam.
Leeray memetik sekuntum bunga mawar putih dan menyelipkan itu di atas telinga Deasy.
"Kau cantik sekali seperti ini, Sayangku," ucap Leeray seraya membelai pipi Deasy yang halus.
Netra Deasy yang berwarna biru seperti warna langit senja itu selalu berhasil membuat Leeray terpesona ketika menatapnya.
Gadis itu melingkarkan lengannya di pinggang Leeray yang ramping dan berotot lalu menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. Entah kenapa rasanya begitu nyaman dan tanpa ada kekuatiran ketika dia bersama Leeray. Deasy membatin dalam hatinya.
Leeray membelai kepala Deasy dengan lembut ketika gadis itu bersandar di tubuhnya yang kokoh. Dia pun mengecup kening gadis itu. Rasanya begitu bahagia di dalam hatinya.&nbs
Malam itu sesampainya di apartmentnya St. Catherine's on Park, Deasy mandi lalu membersihkan wajahnya dengan skin care. Dia menatap bayangannya di cermin dan tersenyum."Apa aku cocok menjadi pacar seorang CEO seperti Leeray?" ucapnya pada cermin di hadapannya. "Tapi aku bahagia sekali hari ini, dia begitu tampan dan kaya, aku sangat beruntung ...."Setelah selesai membersihkan wajahnya, Deasy pun berbaring di ranjang queen size-nya. Tak lama kemudian dia terlelap. Sepertinya Leeray terlalu memenuhi pikirannya hingga terbawa ke dalam mimpinya. "Lee ...," bisiknya ketika dia mengigau dalam tidurnya.Hari pun berganti pagi, Deasy terbangun dengan badan yang segar bugar. Dia merenggangkan otot-ototnya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Aahhh ....Deasy membuka kaca jendela apartmentnya untuk menghirup udara pagi kota Perth yang masih segar belum tercemar polusi asap kemdaraan bermotor. Fajar baru saja merekah, dia menyukai warna langit fajar sa
Seusai kembali dari toilet, Deasy mengerjakan kembali sketsa desainnya sementara Donovan memperhatikannya dalam diam. Pria itu sepertinya memiliki perasaan tertarik pada Deasy.Leeray memandangi Donovan dan Deasy dari kursi CEO. Dia merasa tidak nyaman, tetapi dia masih membiarkan Donovan memandangi kekasih kecilnya itu. Selama pria itu menjauhkan tubuhnya dari Deasy, dia tidak akan marah. Lagipula bila mereka berdua ribut karena wanita, tentunya tidak akan baik bagi hubungan kerjasama kedua grup."Ehmm Donovan, apa kau tidak ada agenda pekerjaan lainnya hari ini?" tanya Leeray mengusir secara halus.Donovan menoleh ke arah Leeray sembari berkata, "Aku ada meeting di gedung Harper group satu jam lagi.""Deasy, apa nanti malam kau sudah ada acara? Aku ingin mengajakmu hang out ke kelab, apa kau mau?" tanya Donovan pada Deasy yang serius menggambar sketsa desain dan mengacuhkannya dari tadi."Maaf, Sir. Aku masih harus lembur mengerjakan sketsa desai
Sekalipun Leeray terkadang bossy dan suka memaksa bila menginginkan sesuatu, tapi Deasy sangat senang ketika menghabiskan waktu bersama kekasihnya itu. Pria itu memiliki aura pelindung yang membuat Deasy merasa tenang dan nyaman seolah segalanya terkendali. Hanya saja dia mulai merindukan aktivitas outdoor yang memacu adrenalin.Pagi ini ketika mereka berbincang-bincang di ruang kantor CEO, Deasy memberitahu rencananya untuk weekend pada Leeray."Lee Sayang, aku akan ikut panjat tebing dengan kelompok pecinta alam kampusku besok Sabtu," ujar Deasy sambil duduk di meja kerjanya sehabis mengerjakan sketsa desain sebagian lantai 7 superblock.Pria itu mengerutkan alisnya, dia selalu tidak setuju dengan aktivitas petualangan Deasy yang selalu bersinggungan dengan maut. Di dalam benaknya, olahraga panjat tebing itu berbahaya sekali. Ada terlalu banyak hal yang dapat menyebabkan kecelakaan."Seandainya aku melarangmu, apa kau akan membatalkan rencanamu it
Deasy berkeliling melihat-lihat outlet penjual makanan yang beragam dan berasal dari banyak negara luar Australia. Dia menemukan sebuah warung Chinese Dimsum dan segera masuk ke dalam tenda outlet itu.Pemilik warung itu ternyata orang asli dari Daratan Cina, mereka sepasang suami istri berusia sekitar 50 tahunan, tebak Deasy. Bahasa Inggris mereka pun pas-pasan, sungguh hebat berani melanglang buana ke negara yang mayoritas berbicara dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris.Dengan bahasa Inggris sederhana, Nyonya Chan menawarkan menu dimsum itu pada Deasy dengan bantuan buku menu bergambar masakan warung tersebut.Leeray sudah melepaskan jas dan dasinya di mobilnya tadi serta menggulung lengan kemejanya sesiku. Cuaca musim panas di Perth sungguh menyiksanya yang terbiasa berada di dalam ruangan ber-AC.Pria itu berjalan masuk ke warung tenda dimsum itu bersama Donovan. Leeray agak heran dengan pilihan menu makan siang Deasy.Nama waru
Fringe World Festival di Perth sungguh meriah, Leeray, Deasy, dan Donovan sangat menikmati pertunjukan-pertunjukan seniman jalanan yang mereka temukan di area festival sepanjang Northbridge. Mereka mengambil beberapa foto selfie dengan ponsel untuk kenang-kenangan.Ada foto yang bersama artis pantomim dan juga orang yang berdandan serta memakai kostum-kostum menarik seperti artis legendaris Elvis Presley, Michael Jackson, Marilyn Monroe, dan lain-lain.Ada pula yang memakai kostum karakter superhero seperti Thor, Batman, Superman, dan lain-lain. Selain itu juga ada karakter kartun Disney seperti Mickey and Minnie Mouse, Pinokio yang berhidung panjang, dan para puteri seperti Cinderela, Aurora, Snow White, dan lain sebagainya.Di tengah area festival itu terdapat sebuah spot untuk pertunjukan dansa. Sepasang pria dan wanita sedang menari Salsa diiringi musik Latin yang indah dengan irama dinamis serta lirik yang romantis yang sesekali terdengar dalam bahasa
Leeray berhenti dan menoleh ke belakang ketika Deasy berhenti berjalan dan menatap Donovan yang menggandeng tangannya."Tsskkk ... jangan pegang-pegang gadisku, Don!" tegur Leeray dengan tampang kesal. "Kau pasti punya deretan wanita cantik yang menunggumu juga, pilihlah salah satu. Aku hanya punya satu gadis saja."Gadis yang dimaksud tersenyum malu-malu menatap Leeray."Gadis itu kamu, Sayang," ucap Leeray seraya membingkai wajah Deasy dengan kedua telapak tangannya."Apa kamu benar-benar tidak akan memberiku kesempatan, Deasy?" tanya Donovan dengan putus asa."Tidak. Aku hanya ingin Leeray," jawab Deasy tanpa melihat ke arah Donovan lalu mengecup bibir Leeray dengan mesra."Aku mau pulang sekarang. Sampai jumpa besok Sabtu, Deasy. Kita akan panjat tebing bersama," pamit Donovan tanpa mempedulikan Leeray karena dia sangat cemburu, kemudian berjalan ke arah parkiran mobil.Hati Deasy sepertinya telah tercuri oleh pria tampan be
Hari sudah berganti pagi, Leeray memutuskan untuk berolahraga sebentar. Dia berlari di atas alat threadmill 20 menit lalu mengangkat barbel 10 menit dengan tangan kanan dan kiri bergantian setelah itu lompat tali 10 menit.Seusai berolahraga pagi, dia berjalan-jalan sebentar di taman melihat matahari terbit kemudian mandi di kamar mandinya.Ketika dia duduk di meja makan, jam tangannya menunjukkan pukul 06.05, masih sangat pagi. Tetapi semua karyawan di rumahnya sudah hapal dengan aktivitas Leeray yang dimulai pagi-pagi sekali.Sarapan pagi sudah siap terhidang di meja seperti standar sarapan ala hotel bintang 5. Mungkin bila yang melihat orang awam, itu akan nampak berlebihan. Namun, bagi keluarganya hal itu sudah biasa.Leeray mengirim pesan WA pada Deasy untuk menanyakan apakah gadis itu mau dibawakan sarapan dan menu apa yang dia inginkan. Dia mengirimkan foto menu yang ada di meja makannya.Tak lama kemudian balasan dari Deas
Donovan Harper melangkah ke meja kerja Deasy sementara Leeray masih bersandar di tepi meja itu. Dia menatap Leeray dan Deasy bergantian."Jadi pagi hari adalah saat yang baik untuk berpacaran ...," ucap Donovan menyindir mereka berdua terutama Leeray yang menjadi bos Deasy.Leeray tidak mempedulikan pendapat Donovan seraya menjawab, "Terserah apa katamu, Don. Aku hanya membantu Deasy memakai kalung barunya." Dia pun berjalan kembali ke kursi kerjanya lalu duduk di sana.Donovan pun duduk di kursi di hadapan Leeray yang bersebelahan dengan meja kerja Deasy. "Ehmm... Deasy, aku punya sesuatu untukmu. Kuharap kau tidak akan menolaknya." Donovan meletakkan sebuah kotak berlabel Frank & co. di meja kerja Deasy, dari tampilannya sepertinya isinya perhiasan.Deasy melirik ke arah Leeray untuk melihat reaksi pria itu. Leeray menganggukkan kepalanya perlahan seolah mengizinkan Deasy untuk membuka kotak pemberian Donovan."Apa isinya, Don?" tanya Deasy s
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia