Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Kakak Angkat / 37. Tolong Selamatkan Anakku

Share

37. Tolong Selamatkan Anakku

Penulis: Ika Dw
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Siang itu jalanan sangat macet karena dipenuhi oleh kendaraan bermuatan besar.

Ditambah lagi dengan polusi udara sangatlah mengganggu pernapasan. Naina yang tidak ingin berhenti dikecetan, ia mengajak Syakilla untuk melewati jalan setapak yang tidak begitu ramai.

Terlalu lama lewat jalan raya, ia lebih mementingkan keselamatan anaknya dengan melewati jalanan yang agak sepi, dengan melewati jalanan yang cukup sepi, ia juga bisa bebas terhindar dari polusi udara.

"Sayang! Kita lewat jalan itu ya? Nggak usah lewat jalan raya. Jalanan macet, tuh! Banyak polusi udara, Mommy lupa nggak bawain kamu masker," celetuk Naina.

Syakilla tidak mempermasalahkannya, mau diajak lewat mana saja. "Baik Mom. Tapi beliin ice cream dulu ya," jawab Syakilla.

Syakilla tidak pernah lepas dengan jajanan ice cream. Hampir setiap hari dia harus menyetok ice cream di rumahnya, bahkan Naina sudah menegurnya agar tidak selalu mengkonsumsi ice cream terlalu banyak, tapi yang namanya anak kecil tidak peduli, yang terp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    38. Siapa Pelakunya?

    "Halo Pa, Papa Aku mengalami kecelakaan, tolong Papa ke sini."Refleks Hartanto sangat terkejut mendengarnya. "Ya ampun ... Nak! Terus ... Bagaimana keadaanmu sekarang? Di mana cucu Papa?" tanya Hartanto dengan raut wajahnya berubah cemas."Aku sekarang ada di rumah sakit, Pa. Papa tolong ke sini ya? Aku baru saja menghubungi Mama. Aku takut Pa! Aku takut anakku ...""Iya, oke. Tunggu Papa, sayang. Jangan sedih, Papa segera datang. Papa tutup telponnya sekarang."Tak ingin berbasa-basi, Hartanto langsung menutup sambungannya. Ia langsung bergegas untuk menemui rekannya di ruang meeting."Emm, Bapak-bapak sekalian, saya benar-benar minta maaf, karena tidak bisa melanjutkan meeting hari ini. Ada kabar buruk Pak. Anak saya mengalami kecelakaan. Dan saya, harus segera pergi ke rumah sakit," ungkap Hartanto.Semua orang terbengong mendengarkan penjelasan dari Hartanto."Inalillahi wa innailaihi rodziun."Semua orang berucap dengan serempak."Om! Siapa yang mengalami kecelakaan? Brillian, at

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    39. Butuh Pendonor

    Bryan sangat yakin kalau itu ada unsur kesengajaan. Tidak mungkin orang akan sengaja menabraknya kalau posisinya saja sudah ada dipinggiran, pasti ada udang dibalik batu."Om juga sepemikiran denganmu, pasti ada orang yang sengaja ingin menabrak Naina. Mungkin orang itu sebelumnya sudah mengetahui Naina melewati jalan itu," sambung Hartanto.Naina sendiri juga beranggapan yang sama dengan mereka, tapi ia juga tidak tahu motifnya, karena pada dasarnya ia memang tidak pernah membuat kekacauan dengan orang lain."Apa kamu memiliki musuh, Na! Maksudnya ada orang yang nggak suka sama kamu?" tanya Bryan."Musuh? Kayaknya nggak mungkin," balas Hartanto. Yang Om lihat, selama ini Naina tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain. Bagaimana mungkin orang lain menyimpan perasaan dendam padanya, rasanya tidak masuk akal juga," jawab Hartanto.Bryan menghela napas, ia juga dibuat bingung dengan kejadian itu. "Bagaimana dengan pihak berwajib. Apakah sudah melakukan penyelidikan di tempat ke

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    40. Akhirnya Terkuak

    Tidak memiliki pilihan lain, demi keselamatan anaknya, Naina harus menjelaskan yang sebenarnya pada Brillian. Hanya Brillian lah yang bisa menyelamatkan anaknya."Kamu mau ke mana Na?" tanya Heni, ketika Naina meminta pertolongan pada Bryan."Ma! Aku harus menyelamatkan anakku. Aku titip Syakilla ya, Ma. Tolong jaga dia dengan baik. Aku akan segera kembali."Tidak menjelaskan apapun, Naina langsung bergegas pergi meninggalkan orang tuanya, Bryan garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia sendiri juga tidak tahu, tujuan Naina."Kak Bryan! Kakak bilang, kakak tahu di mana kak Brillian tinggal. Tolong antarkan aku ke sana sekarang," pinta Naina ketika sampai di halaman rumah sakit.Bryan menautkan kedua alisnya, ia mendadak zonk, saat Naina memintanya untuk diantarkan ke apartemen Brillian."Kamu mau apa ke apartemennya Brillian. Anak kamu lagi sakit. Biar aku saja yang menghubunginya," tegur Bryan.Bukannya tidak mau mengantarkan Naina ke apartemennya Brillian, tapi kondisi Naina sendiri

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    41. Pertolongan Bersyarat

    "Syarat? Apa syaratnya?" tanya Naina."Syaratnya mudah. Jika Syakilla sudah sadar dan sembuh, dia harus tinggal bersamaku, karena dia anakku," tegas Brillian.Refleks Naina melotot, "Kakak udah gila ya! Aku ibunya. Kau tega ingin memisahkan anak dari ibunya sendiri!""Tapi aku juga kandungnya, kalau nggak ada aku, Syakilla juga nggak ada di dunia kan?"Bukannya untuk segera bergegas pergi ke rumah sakit, tapi mereka saling berdebat."Aku sudah bertaruh nyawa untuk melahirkannya, kau tidak berhak untuk memisahkanku dari anak kandungku sendiri," jawab Naina.Brillian tersenyum smirk menatap Naina yang nampak emosi."Itu kebodohanmu sendiri. Dari awal aku kan sudah bilang padamu, kalau aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu, tapi kau malah pergi dari rumah, dan aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaanmu, tapi aku tidak bisa menemukanmu," jawab Brillian.Brillian mengingat bagaimana dia tersiksa karena kehilangan orang yang sangat dicintainya, ta

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    42. Sebenarnya Syakhilla itu

    Heni dan Hartanto Sangatlah terkejut mendapati Brilian datang bersama dengan Naina. Ia tidak tahu kalau kepergian Naina untuk menemui Brilian.Brillian juga menatap datar orang tuanya. Ia hanya berjabat tangan sekilas dan langsung menuju ruangan dokter."Loh! Bryan! Kamu tadi Apakah mengantarkan Naina untuk menemui Brilian di apartemennya?" tanya Hartanto.Bryan mengangguk, ia juga heran dengan sikap Brillian, bahkan terlihat acuh tak acuh pada orang tuanya."Iya, Om. Tadi Naina memintaku untuk mengantarkannya bertemu dengan Brillian. Aku sendiri juga sangat syock ketika Naina menjelaskan pada Brilian bahwa Syakilla adalah anak kandungnya," ungkap Bryan."Hah! Apa!"Bukan hanya Bryan saja yang shock, tapi kedua orang tua patuh baya itu juga lebih syock mendengar penjelasan dari Bryan.Bukan dari mulut Naina sendiri mereka mendengar penjelasan bahwa Syakilla adalah anak kandung dari Brilian, bukan dari orang lain."Ini tidak mungkin. Naina bilang, dia sempat menikah dan suaminya sudah

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    43. Dia Hanya Milikku

    "Apa! Sebenarnya Syakhilla apa?" tanya Heni dengan tatapan datar."Syakilla anaknya kak Lian. Dia bukan anaknya orang lain Ma, dia anaknya kakak. Aku bahkan belum pernah menikah sebelumnya," ungkap Naina dengan menangis."Astaghfirullah haladzim." Hartanto, Heni dan Bryan tercengang mendengar penjelasan dari Naina."Kenapa kamu berbohong pada kami Naina! Kenapa kamu tuh pernah menjelaskan pada kami tentang kebenarannya," tegur Heni.Naina menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Maaf Ma. Aku nggak punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Waktu aku pulang, bertepatan dengan pertunangan Kak Lian dengan Tarisa. Dan kalian sangat bahagia dengan pertunangan mereka. Mana mungkin aku akan menjelaskan yang sebenarnya, aku tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain. Bahkan tujuanku pulang hanya untuk mengunjungi kalian, bukan untuk menjelaskan siapa Syakilla sebenarnya."Naina mengungkapkan semuanya, Heni yang awalnya emosi seketika luluh setelah mendapatkan penjelasan dari Naina."Nai

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    44. Aku Tidak Akan Tinggal Diam

    "Ma! Tolong gantikan baju Naina yang kotor itu. Aku membelikan baju baru untuknya."Brilian membawa paper bag berisi pakaian untuk Naina, dan diserahkan pada Heni."Kamu tadi habis beli pakaian di toko?" tanya Heni menerima paper bag itu dengan menatap Brilian."Hemm, habisnya dari tadi nggak ada orang yang peduli sama dia. Udah tahu bajunya kotor dan banyak darah yang sudah mengering, tapi nggak ada yang peduli untuk gantiin," jawab Brilian dengan tatapan datar, dia masih kesal pada orang tuanya.Heni merasa tercibir dengan ucapan Brilian. Tapi sebenarnya dia peduli pada Naina, ia meminta Naina untuk pulang mengganti bajunya, hanya saja Naina selalu menolak untuk kembali ke rumah mengganti pakaiannya."Nggak ada yang nggak peduli padanya, Brilian. Sebelum kamu datang, siapa yang sudah menemaninya di sini, kalau bukan kami. Jangan merasa paling benar kamu, ya," balas Heni."Tadi Mama juga sudah memintanya untuk pulang dan nggak di pakaiannya, tapi dianya menolak tidak mau pulang. Jang

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    45. Dasar Perempuan Sombong

    "Eugh ..."Naina menggeliat terbangun dan merasakan tubuhnya sangat berat seperti tertipu bebatuan.Bukan hanya itu, rasa perih di sekujur tubuhnya, membuatnya enggan untuk bangun."Kenapa tubuhku sakit sekali."Perlahan-lahan matanya terbuka dan melihat langit-langit yang sangat berbeda dengan kamarnya. Dia melihat korden berwarna hijau terbentang luas mengitari ruangan itu. Ia beralih menatap ke samping dan mendapati selang infus yang tergantung di penyangga."Rumah sakit? Oh! Astaga! Syakilla ..."Ia mulai teringat pada anaknya yang masih belum sadar karena kecelakaan. Ia bahkan tidak ingat jika dirinya tidak sadarkan diri, mungkin karena efek kelelahan dan luka yang lumayan serius di sekujur tubuhnya.Buru-buru ia beranjak, dan ternyata masih ada jarum sebagai penghalang yang melekat di tangan kirinya."Ya ampun ... Apakah tadi aku pingsan?" Naina menghela napas panjang sembari mengingat-ingat apa yang sudah terjadi padanya.KrietSuara pintu terbuka dari luar. Nampak seorang wani

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    128. Akhir yang Bahagia

    Acara ulang tahun nampak begitu meriah. Hari ini adalah hari ulang tahun Syakilla yang ke lima. Semua keluarga berkumpul bersama di rumah Brilian.Aminah dan juga Bryan datang, mereka membawa kue ulang tahun khusus buat Syakilla."Syakilla, wah ...., cantiknya cucu nenek."Melihat penampilan cucunya yang nampak cantik alami, membuat Halimah menitikkan air matanya.'Ya ampun ..., cucuku cantik sekali. Mungkin Naina dulu waktu kecil seperti ini. Aku sudah terlambat datang, aku sudah gagal menjadi orang tua yang baik untuk anakku.'"Nenek ..., nenek udah datang? Nenek itu bawa apaan?" tanya Syakilla menoleh pada Bryan yang tengah membawa sesuatu di tangannya.Dia sangat penasaran, sampai-sampai dia berjinjit hendak melihatnya."Syakilla, lihatlah. Ini kue khusus buat kamu. Nenek sengaja bikin sendiri, dan rasanya enak sekali , pasti kamu akan menyukainya."Halimah yang semula ada di luar pintu kamar Naina, ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam ditemani oleh Bryan."Ayo tebak n

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    127. Kau Kebanggaan Daddy

    "Mom! Ambilkan kue buatanku. Aku akan tunjukkan pada Daddy sama Om Bryan. Mereka nggak percaya aku bisa bikin kue."Syakilla mengadu pada Naina yang masih sibuk di dapur."Tunggu sebentar, Mommy potong-potong dulu ya, biar mudah untuk dimakan," jawab Naina."Loh! Nggak usah dipotong. Biar gitu aja," bantah Syakilla.Naina mengerutkan keningnya. "Kau itu mau bagi kue sama Daddy, atau tunjukin doang?" tanya Naina."Tunjukkan saja. Kuenya nggak boleh dimakan."Halimah dan Warti terkekeh mendengar celotehan Syakila. Baru pertama kalinya ada orang berceloteh di rumahnya."Kau itu Killa, buat apa kuenya nggak dimakan, kan bisa mubazir. Lebih baik dimakan, biar tahu rasanya, bukan cuma dibuat pajangan," tegur Halimah."Tapi kan nenek, nanti kalau dimakan kuenya habis, aku kan juga harus kasih Oma sama Opa juga," bantah Syakilla dengan menggembungkan pipinya.Naina mengambilnya kue berukuran sedang itu dan meletakkan di mangkok plastik."Biar mommy yang bawa, entar kalau kamu yang bawa bisa j

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    126. Jangan Remehkan Aku

    "Dad! Aku tadi bantuin nenek bikinin kue buat Daddy. Daddy akan makan kue buatanku, kan?"Syakilla berbisik di telinga Brilian yang tengah bermain catur dengan Bryan di teras depan rumahnya.Brilian menoleh dengan menautkan kedua alisnya. "Memangnya kamu bisa bikin kue?" tanya Brillian, tak yakin Syakila bisa membuat kue. Gadis kecil berusia empat tahun itu begitu aktif dan pintar, namun ia masih meragukan anak kecil seusia itu bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa diduganya.Syakilla menyunggingkan bibirnya. "Apakah Daddy tengah meremehkanku? Aku akan buktikan kalau aku bisa bikin kue sendiri tanpa dibantu sama Nenek ataupun Mommy. Aku pintar dad, nanti kalau aku udah besar, aku pasti akan buat kue sendiri jika aku tengah berulang tahun, atau nanti pas ulang tahunku Daddy harus siapkan bahannya biar aku bikin dengan tanganku sendiri."Bryan terkekeh meledeknya. "Heh! Killa! Omonganmu itu kayak orang lagi mabuk, ngelantur. Mana mungkin anak kecil bisa bikin makanan, bikin kue itu s

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    125. Apa Benar, Kakekku yang tidak Menginginkanku?

    "Nenek, aku mau bantuin nenek bikin kue."Syakilla mengambil loyang di rak buat mengadoni kue buatan Halimah.Halimah selama ini memang suka membuat kue. Banyak orang yang suka memesan kue padanya."Serius kamu mau bantuin nenek membuat kue? Memangnya Killa bisa membuat kue?" tanya Halimah.Syakilla menaruh adonan itu ke atas meja pantry dengan meraih kursi plastik untuk dipijaknya."Ya bisa dong!!"Nampak begitu Arogan anak Brilian. Ia menunjukkan kepandaiannya saat membantu omanya membuat kue di rumahnya."Nenek jangan suka meledekku, aku sangat suka membuat kue. Di Rumahku, aku sering buat kue dengan Oma. Oma juga buat kue suka gosong."Dengan selorohnya yang lucu mampu membuat Halimah melepas tawanya. "Kau itu, Killa! Bikin kue gosong aja dibanggain. Coba kalau bikin kue itu disertai dengan doa, biar jadinya bagus, nggak gosong," ledek Halimah.Warti tersenyum dengan geleng-geleng kepala. Andai saja di rumah masih banyak itu ada anak kecil setiap hari pasti akan sangat seru, ada

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    124. Dia itu Anakku

    "Apa kau pikir anakku itu jelmaan setan?! Kau itu orang tua tak berakhlak ya! Bisa-bisanya ngata-ngatain anakku seperti boneka Annabelle. Kau tau kan? Boneka Annabelle itu boneka setan. Aku nggak terima, ya? Enak saja ngata-ngatain anakku kayak gitu. Kau belum punya anak sih, jadi nggak pernah tau rasanya saat anaknya dikata-katain kayak gitu, menyebalkan."Bryan terbengong saat diomeli Brillian. Sedangkan Syakilla menjulurkan lidahnya meledek Bryan, karena dia berhasil mengadu pada orang tuanya."Rasain om, om dimarahin kan? Sama Daddy," ledek Syakilla dengan terkekeh."Oh! Jadi kamu ngadu sama dia!" Bryan menunjuk pada Brillian dengan cengiran kuda.Syakilla mengangguk. Iya Memangnya kenapa kalau aku mengadu, kan dia Daddy-ku," jawab Syakilla."Ck! Dasar kalian berdua!"Halimah langsung menghentikan perdebatan mereka berdua. "Sudah-sudah, nggak usah berisik! Ini juga masih pagi. Kalian ini sudah menjadi orang tua, seharusnya bersikaplah baik untuk menjadi contoh yang baik buat anak

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    123. Anakku Bukan Setan!

    "Daddy! Mommy! Om Bryan nakal. Masa aku dibilang kayak boneka Annabelle. Apakah aku sangat jelek seperti boneka Annabelle, sampai Om Bryan mengatakan itu padaku!"Syakilla berlari menuruni anak tangga dan langsung mengadu pada kedua orang tuanya, jika ia habis diledek seperti boneka Annabelle oleh Bryan.Mendengar pengaduan dari putrinya, Brillian langsung melotot. "Apa dia bilang? Kamu dikatain seperti boneka Annabelle? Kau tau Anabelle itu apa Killa?" tanya Brillian dengan menaikkan satu alisnya menatap wajah cantik putri kecilnya.Syakilla langsung menggeleng. "Belum tau, memangnya boneka Annabelle itu seperti apa sih, Dad?" Ia memang masih belum mengetahui Anabelle itu jenis boneka seperti apa. Selama hidupnya, ia belum pernah mendapati boneka Annabelle."Boneka Annabelle itu boneka hantu, boneka setan. Kamu udah dikatain om kamu mirip setan. Kurang ajar banget jadi orang tua, tidak tahu diri. Bisa-bisanya dia ngatain anakku seperti boneka setan! Awas aja dia. Aku tidak akan me

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    122. Hantu Anabelle

    Seperti yang dikatakan oleh Halimah, Syakilla diminta untuk membangunkan Bryan yang masih belum keluar dari dalam kamarnya.Bryan sangat jarang bangun pagi di kala ia lagi weekend, kadang sampai seharian dia tidak mau keluar kamarnya, dan itu membuat Halimah gemas dengan sikapnya yang masih suka seperti anak kecil."Om ...! Bangun Om! Ini sudah siang!"Syakilla menggedor-gedor pintunya dengan tangan mungilnya yang tidak terlalu bertenaga, tidak terlalu menimbulkan suara, dan membuat Bryan tidak bisa mendengarnya dengan jelas."Om! Kenapa Om tidak menjawabku, apa Om masih hidup?"Tidak mendapatkan jawaban sama sekali, membuat Syakilla berpikir kalau Bryan sudah meninggal di dalam kamarnya."Kenapa Om tidak menjawabku, apa jangan-jangan Om sudah meninggal, ya? Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus bilang sama nenek."Tidak mendapati sahutan dari dalam, Syakilla mengira kalau Bryan sudah meregang nyawa.Syakilla memutuskan untuk memberitahu neneknya, ia berlari menuruni anak tangga dan me

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    121. Memangnya Aku Kanibal

    "Alhamdulillah, akhirnya kita tiba di sini juga. Oh ya ampun, aku sampai lupa tidak membawakan baju ganti buat Syakilla. Aku tadi buru-buru dan lupa nggak bawa baju ganti," gumam Naina dengan menepuk jidatnya."Ck! Kok bisa sih yang! Udah tiba di sini ada juga yang ketinggalan. Entar apalagi yang ketinggalan, jangan bilang kalau kamu juga nggak pakai celana dalam ledek Brillian.Naina langsung melayangkan tangannya memukul pundak Brillian. "Ngaco aja kalau ngomong! Ya mana mungkin aku nggak pakai celana dalam, kalau aku nggak pakai celana Kamu pastinya juga nggak mau jauh-jauh dari aku," seru Naina.Seketika Brilian melepaskan tawanya. "Ya jelas aku nggak mau jauh-jauh dari kamu. Menjauhkan diri dari sesuatu yang nikmat untuk disantap rasanya mustahil banget. Banyak manusia di dunia ini yang mengharapkan sesuatu itu. Bahkan sebagian besar manusia sampai berebut dan nyawa yang dipertaruhkannya hanya demi segumpal daging yang bentuknya saja sangat unik."Naina memutar bola matanya. Ia

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    120. Kecil-kecil Cabe Rawit

    Liburan telah tiba, Syakilla minta diantarkan ke rumah neneknya. Brillian sendiri sudah berjanji akan mengantarkannya ke rumah mertuanya, namun dia mewanti-wanti agar Naina tidak menginap di rumah orang tuanya sendiri."Yee ... Pada akhirnya aku akan menginap di rumah Nenek."Syakilla nampak senang dan berharap bisa menginap di rumah neneknya."Menginap apaan, enggak ya! Nggak ada yang boleh menginap, kita berkunjung aja," sahut Brillian langsung memberikan teguran pada putrinya."Loh! Daddy ini gimana sih. Katanya boleh menginap?" tanya Syakilla nampak kecewa. "Siapa yang bilang! Daddy nggak bilang kalian boleh menginap. Daddy cuma bilang Syakilla boleh main ke rumah nenek, asal nggak menginap," balas Brillian.Syakilla memanyunkan bibirnya, dia sangat kecewa berat, ucapan Brillian tak sesuai dengan kenyataan."Katanya tadi malem boleh menginap, sekarang udah beda lagi. Gimana sih dad! Nggak jelas banget, bikin orang kecewa aja," bantahnya dengan bibir mengerucut, menggemaskan.Nain

DMCA.com Protection Status