Beranda / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Emma Wanita yang Berbahaya

Share

Emma Wanita yang Berbahaya

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-25 01:33:08

Mike tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Stevan, lalu melirik ke arah Clara, seolah menimbang-nimbang apa yang harus ia katakan.

Clara, yang merasa ketegangan meningkat di antara mereka, buru-buru berbicara. “Stevan, jangan salah paham. Kami hanya mengobrol.”

Tapi Stevan tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Clara membela Mike.

Ia menatap perempuan itu, matanya mencari jawaban. “Mengobrol tentang apa?”

Mike akhirnya buka suara, suaranya terdengar lebih tenang daripada yang Stevan harapkan. “Aku hanya ingin berterima kasih pada Clara. Dia membantuku waktu itu.”

Stevan menyipitkan mata. “Membantu? Waktu itu?”

Mike menoleh pada Clara seolah meminta izin, dan Clara hanya mengangguk.

Mike menghela napas sebelum berkata, “Clara menyelamatkanku malam itu di jembatan.”

Stevan terdiam sejenak. Lalu sesuatu dalam dirinya runtuh. Clara belum pernah mengatakan ini padanya.

Ia tahu Mike mengalami masa sulit, tapi ia tidak tahu bahwa Clara—Clara-nya—sudah sejauh itu dalam membantu laki-laki ini.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Bisa Pergi Begitu saja

    Apartemen Emma, malam itu.Mike duduk di sofa, menatap Emma yang sedang menuangkan sampanye ke dalam gelas kristal.Wanita itu tampak seperti seseorang yang baru saja memenangkan perang.Ia melangkah ringan, gaunnya berayun mengikuti gerak tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan elegan, dan matanya berkilat dengan sesuatu yang hampir menyerupai kegilaan.“Kau tahu, Mike?” katanya sambil mengangkat gelasnya.“Stevan mengira dia bisa hidup tanpa aku. Dia mengira Clara adalah satu-satunya perempuan yang dia butuhkan. Tapi aku akan membuatnya sadar.”Emma meneguk sampanye itu dalam satu tarikan napas, lalu meletakkan gelasnya dengan keras di meja.“Kita harus pastikan Clara benar-benar pergi ..., oh maaf. Kau mencintai Clara, kan? maksudku tentu saja menjauh dari Stevan. Negara lain pasti menerima Sepasang kekasih yang memulai hidup baru dengan bisnis yang prospektif.”Mike menegang. "Aah itu rencanamu? Iya ... aku rasa itu bukan usul yang buruk."Emma menatapnya, bibirnya melengkung dalam s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 1: Jangan Senang dulu!

    “Tangkap wanita itu!”Perintah seseorang yang menggema di seluruh lorong hotel, membuat para petugas keamanan segera bergerak ke arah Dania. Tanpa ragu, Dania melesat lari, meninggalkan orang-orang yang mengejarnya di belakang. Dia sudah menduga ini akan terjadi, tapi kali ini, ada satu kesalahan fatal yang ia buat.Dania datang ke acara pertunangan mantan kekasihnya, Kevin dengan sahabatnya, Marsha. Mereka berdua berselingkuh di belakang Dania. Selama ini, Kevin berpacaran dengan Dania hanya karena Dania cerdas dan bisa membuat para klien Kevin kagum dengan kinerja Dania sebagai manager pemasaran di kantor Kevin. Dania memang dengan sengaja ingin menghancurkan pesta pertunangan Kevin dan Marsha, akan tetapi rencananya sedikit meleset, karena Dania harus berhadapan dengan orang-orang suruhan Marsha untuk mengejarnya.Dania masih terus berlari, ia merasakan merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Pikirannya berkecamuk, mencoba mengingat rencana pelariannya. Dania memaki dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 2: Membawa Hadiah Mencengangkan

    "Maksudmu?" tanya Dania, alisnya terangkat, nada suaranya mulai dipenuhi rasa curiga. “Apa yang sebenarnya kau inginkan atas pertolongan yang kau berikan tadi?” Pikirannya berputar, mencoba mencari alasan di balik tindakan Mark yang penuh teka-teki ini.Mark, pria dengan postur tegap dan wajah dingin, menatap Dania dengan pandangan yang sulit ditebak. Bibirnya yang tipis menyunggingkan senyum yang nyaris tidak terlihat, lebih menyerupai garis lurus yang tanpa emosi. "Kau harus membayar utangmu sekarang juga," katanya dengan nada yang datar, tanpa sedikit pun intonasi yang menunjukkan emosi.Dania terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata pria di hadapannya. "Utang?" gumamnya dalam hati. Namun, sebelum ia sempat mempertanyakan lebih jauh, Mark melanjutkan kalimatnya, membuat dada Dania semakin sesak oleh kecemasan yang menekan.“Apa yang kau inginkan?” tanyanya dengan suara yang bergetar, meskipun ia berusaha keras untuk terdengar tenang.Tanpa menjawab pertanyaan Dania, Mark tiba-t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 3: Pernikahan Sandiwara!

    "Apa?!" Suara Alex seperti guntur yang menggema di langit yang gelap. Matanya, penuh keterkejutan, menatap tak percaya pada putra sulungnya. "Bagaimana bisa? Apa kau yakin, Mark?""Ya Tuhan, Mark ... kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?" ucap Sarah, suaranya penuh dengan kegelisahan dan ketidakpercayaan. Matanya, yang selalu penuh kasih, kini menatap anaknya dengan campuran perasaan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata.Mark mengangkat tangan kirinya. Memperlihatkan cincin di jarinya, simbol ikatan yang tak terbantahkan."Ya, aku serius. Kalian tidak melihat, kami mengenakan cincin ini," katanya dengan nada dingin yang memotong udara seperti belati.Sarah tertegun, sorot matanya yang biasa lembut kini dipenuhi kebingungan. "Tapi ... kenapa? Maksudku, kenapa kau tidak memberitahu kami jika kau sudah menikah, Mark?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik, seolah kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan.Dania, yang sedari tadi hanya menjadi bayangan yang setia di sis

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 4: Tidur dalam Satu Kamar

    Malam sudah semakin larut ketika pesta yang penuh keriuhan dan tawa itu akhirnya usai. Semua tamu telah pulang, meninggalkan keheningan yang perlahan menguasai setiap sudut rumah mewah itu. Mark dan Dania akhirnya pamit untuk pulang dari rumah tersebut.Mark, yang sudah sejak lama tidak tinggal di rumah orang tuanya sejak lima tahun yang lalu. Kemudian mengajak Dania menuju mobil yang terparkir rapi di halaman. “Mulai malam ini, kau tinggal di rumahku,” ucap Mark tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh dengan kepastian yang tak terbantahkan.Dania yang mendengarnya sontak menoleh, matanya membelalak dengan tatapan tak percaya. Mereka masih berada di dalam mobil yang kini telah berhenti di halaman sebuah rumah yang tidak kalah megahnya dari rumah orang tua Mark.“Apa? Bagaimana bisa? Antarkan aku pulang ke rumahku, Tuan Mark,” desis Dania dengan nada yang lebih menyerupai perintah daripada permintaan.Mark menoleh sekilas ke arah Dania dengan tatapan yang sulit diartikan. “Jangan pangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 5: Kau akan Mati di Tanganku!

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Dania merasakan tubuhnya terasa berat, seperti ada bebatuan yang menimpanya. Ia lantas menoleh ke samping kiri, dan seketika mata Dania membulat sempurna, terkejut melihat sosok yang terbaring di sampingnya.Mulutnya refleks tertutup oleh tangan, mencoba menahan pekikan yang hampir meluncur keluar. ‘Apa terjadi sesuatu semalam?’ pikirnya dalam hati, panik menyeruak dalam pikirannya yang masih setengah sadar.Dania segera menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, matanya terbelalak, namun kali ini lebih karena rasa lega. Pakaiannya masih lengkap, sama seperti saat ia mengenakannya sebelum tidur.‘Syukurlah,’ batinnya, meski perasaan lega itu hanya bertahan sesaat sebelum suara berat dan serak yang familiar menyelusup ke telinganya. Kalau bukan karena Mark yang mengancamnya akan mengurungnya di gudang, mana mau Dania tidur dengannya. “Sudah bangun,hm?” Suara itu milik Mark, masih terbaring di sampingnya dengan mata tertutup, namun nadanya begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Bab 6: Masih Mencintai Mantan Kekasihmu?

    Dania menoleh perlahan, seakan waktu melambat saat ia mengamati setiap garis tajam di wajah Mark.Mata kelam pria itu menatap Cindy dengan kebencian yang begitu terang, membuat suasana ruangan seolah membeku dalam ketegangan. Bibirnya terkatup rapat, dagunya terangkat tinggi, menandakan ketegasan yang tak bisa diganggu gugat."Apa maksudmu, Mark?" tanya Cindy dengan nada marah, matanya menyala penuh emosi. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Mark, seolah sentuhan itu telah menjadi duri yang menusuk kulitnya.Mark menghela napas panjang, seolah berusaha menahan amarah yang membara di dalam dadanya. “Pergi dari rumahku sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar,” ucapnya dingin, suaranya bergetar dengan ancaman yang jelas.Perkataan itu menyulut kemarahan Cindy. Dengan wajah memerah, ia mendesis, “Argh!” sebelum akhirnya berbalik dan pergi dengan langkah cepat, menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai marmer yang dingin.Mark tidak memedulikan Cindy lagi. Ia ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Cemas yang Berlebih

    Clara merapatkan mantelnya ketika angin malam menyelinap melalui serat kainnya. Ia baru saja keluar dari perpustakaan kampus setelah menyelesaikan tugas yang tertunda.Tatapan itu. Perasaan diawasi kembali lagi. Bahkan kali ini orang itu mengikutinya.Awalnya, ia mengira hanya kebetulan. Mungkin efek dari kurang tidur, atau mungkin hanya pikirannya yang terlalu waspada sejak Stevan memperingatkannya soal Mike.Tapi semakin hari, semakin sering ia merasakan kehadiran tak kasat mata yang seolah mengikuti setiap gerakannya.Ia menoleh ke belakang.Jalanan kampus hampir sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berjalan jauh di depannya.Lampu jalan menerangi trotoar dengan temaram, menciptakan bayangan panjang yang bergerak setiap kali angin menggoyangkan dahan pepohonan.Tidak ada siapa pun di sana.Clara meneguk ludah, mencoba menenangkan dirinya.“Hanya perasaanmu saja,” gumamnya pelan.Namun, saat ia kembali melangkah, bulu kuduknya meremang. Ada suara langkah kaki di belakangnya—terde

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Bisa Pergi Begitu saja

    Apartemen Emma, malam itu.Mike duduk di sofa, menatap Emma yang sedang menuangkan sampanye ke dalam gelas kristal.Wanita itu tampak seperti seseorang yang baru saja memenangkan perang.Ia melangkah ringan, gaunnya berayun mengikuti gerak tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan elegan, dan matanya berkilat dengan sesuatu yang hampir menyerupai kegilaan.“Kau tahu, Mike?” katanya sambil mengangkat gelasnya.“Stevan mengira dia bisa hidup tanpa aku. Dia mengira Clara adalah satu-satunya perempuan yang dia butuhkan. Tapi aku akan membuatnya sadar.”Emma meneguk sampanye itu dalam satu tarikan napas, lalu meletakkan gelasnya dengan keras di meja.“Kita harus pastikan Clara benar-benar pergi ..., oh maaf. Kau mencintai Clara, kan? maksudku tentu saja menjauh dari Stevan. Negara lain pasti menerima Sepasang kekasih yang memulai hidup baru dengan bisnis yang prospektif.”Mike menegang. "Aah itu rencanamu? Iya ... aku rasa itu bukan usul yang buruk."Emma menatapnya, bibirnya melengkung dalam s

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Emma Wanita yang Berbahaya

    Mike tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Stevan, lalu melirik ke arah Clara, seolah menimbang-nimbang apa yang harus ia katakan.Clara, yang merasa ketegangan meningkat di antara mereka, buru-buru berbicara. “Stevan, jangan salah paham. Kami hanya mengobrol.”Tapi Stevan tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Clara membela Mike.Ia menatap perempuan itu, matanya mencari jawaban. “Mengobrol tentang apa?”Mike akhirnya buka suara, suaranya terdengar lebih tenang daripada yang Stevan harapkan. “Aku hanya ingin berterima kasih pada Clara. Dia membantuku waktu itu.”Stevan menyipitkan mata. “Membantu? Waktu itu?”Mike menoleh pada Clara seolah meminta izin, dan Clara hanya mengangguk.Mike menghela napas sebelum berkata, “Clara menyelamatkanku malam itu di jembatan.”Stevan terdiam sejenak. Lalu sesuatu dalam dirinya runtuh. Clara belum pernah mengatakan ini padanya.Ia tahu Mike mengalami masa sulit, tapi ia tidak tahu bahwa Clara—Clara-nya—sudah sejauh itu dalam membantu laki-laki ini.

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Kecemburuan

    Mike tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah seburuk ini. Jika beberapa bulan lalu seseorang mengatakan bahwa ia akan menjadi alat dalam permainan kotor seorang wanita obsesif, ia pasti akan menertawakan mereka.Tapi sekarang? Sekarang ia berdiri di depan cermin dengan wajah pucat, napas tersengal, dan tangan bergetar, memikirkan bagaimana cara melepaskan diri dari jebakan yang ia buat sendiri.Clara.Nama itu terus berputar di kepalanya, menghantui tiap sudut pikirannya.Clara, yang begitu tulus, yang berusaha menyelamatkannya, yang menjadi temannya mengatasi segala hal agar ia gak terpuruk.Bahkan Clara membuat alur bisnis bidang lain yang mungkin bisa di gelutinya. Bukankah Clara selalu terbaik?Clara seharusnya tak pantas terseret dalam kekacauan ini. Ia seharusnya tidak peduli. Ia seharusnya melanjutkan rencana seperti yang diperintahkan Emma.Tapi semakin ia mencoba membenarkan perbuatannya, semakin besar rasa bersalah itu menghancurkannya dari dalam.Clara wanita yang baik

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hayalan Gila Emma

    Clara berjalan sendirian di trotoar kampus setelah keluar dari perpustakaan.Ia baru saja menyelesaikan tugas kelompok dan merasa butuh udara segar sebelum kembali ke apartemen. Angin musim gugur berhembus pelan, membuatnya merapatkan jaketnya.Langkahnya hampir mencapai gerbang utama ketika pandangannya menangkap sosok yang berdiri di tepi jembatan kecil dekat danau yang ia lewati.Danau itu cukup luas dan dalam. "Apa maksud Mike berdiri di sana dengan tatapan kosong?" gumam hati Clara panik. Tubuh pria itu sedikit goyah, tangannya mencengkeram pagar pembatas."Mikeee, hentikan!"Clara menahan napas. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Mike sejak kasus plagiarisme yang mencoreng namanya.Mereka bukan sahabat dekat, tapi cukup mengenal satu sama lain karena berada di lingkaran pertemanan yang sama.Namun, melihat Mike dalam kondisi seperti ini membuatnya merasa ada sesuatu yang salah.Tanpa berpikir panjang, Clara berjalan cepat mendekati Mike. Ia semakin mempercepat langkah saat Mike

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Hanya Seorang Pria yang Gagal

    Di sebuah apartemen mewah dengan jendela kaca besar menghadap cakrawala, Emma berdiri dengan tangan terlipat di dada, rahangnya mengatup keras.Di belakangnya, Mike menghempaskan tubuh ke sofa, kepalanya terbenam di kedua telapak tangan."Hanya kau yang bisa menolongku, Mike?" Suara Emma lembut, memohon. Ia sengaja memilih bersikap selembut kapas agar Mike akhirnya luluh.Mike menggeleng. "Tidak. Sekali tidak tetap tidak. Silakan pergi. Kau tahu di mana letak pintunya, bukan?"Mike meninggikan suara dan menunjuk pintu apartemennya"Mike, apa kau sebodoh itu? Semua belum hancur, Mike!" Emma menatap Mike dengan tajam, mencoba meyakinkannya.Tangannya menggenggam lengan pria itu, seolah ingin menyalurkan keberanian.Mike mendongak, matanya berkilat marah. "Aku tidak punya pilihan! Nama keluargaku hancur. Daddy telah membuat aku tidak dipercaya lagi di dunia bisnis.“Perusahaan kami sekarat, dan kau ingin aku mengejar perempuan yang bahkan tak peduli padaku? Kau egois, Emma!"Emma mendeca

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Goes to Swiss

    Kabut tipis menggantung di puncak-puncak pegunungan yang menjulang tinggi di depan mereka.Suara angin yang lembut berdesir melalui pepohonan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan segar.Di kejauhan, suara lonceng sapi terdengar pelan, menyatu dengan kedamaian pedesaan Swiss.Stevan dan Clara berdiri di depan sebuah rumah kayu kecil, dikelilingi ladang hijau yang terbentang luas, tak terganggu oleh hiruk-pikuk dunia luar.Liburan semester ini Stevan membawa Clara liburan di Swiss menikmati udara pedesaan yang asri.Clara menyeka ujung hidungnya dengan jaket tebal yang ia kenakan, matanya berbinar menatap panorama yang terbentang.“Stevan ... ini begitu indah,” katanya dengan nada lembut, suaranya hampir tenggelam dalam kesunyian alam.Stevan tersenyum, menatap Clara dengan penuh perhatian. “Aku tahu kau akan suka di sini. Swiss selalu punya cara untuk membuat hati terasa tenang,” jawabnya, sambil meletakkan tangan di bahu Clara, merasakan kedekatan mereka yang begitu kuat.Tak ada k

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Tidak Bisa Menolak Cumbuan Indah itu

    New York, langit biru cerah yang sedikit tercemar oleh kabut tipis menyambut kedatangan Mark di bandara.Ia melangkah keluar dari terminal dengan langkah cepat, meninggalkan keramaian yang masih sibuk mengejar barang-barang mereka.Tak lama, Stevan sudah menunggu di luar, berdiri dengan punggung tegak dan wajah penuh tekad. Begitu mata mereka bertemu, Stevan langsung menghampiri Mark.“Stevan, apa kabarmu?” Suara Mark terdengar berat, tetapi ada ketenangan di sana.“Kabar baik. Aku melihat pemberitaan media bahwa Randy sudah membuat pernyataan.”Mark mengangguk pasti. “Itu berarti semuanya selesai.”“Ya, selesai. Rasanya begitu lega namun masih tak percaya, Mark.” jawab Randy menatap Mark dalam.“Randy sudah mengakui perbuatannya di depan media. Semua yang kita bicarakan kemarin sudah tuntas. Namamu bersih mulai dari sekarang.” Mark meyakinkan lagi.Stevan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. “Terima kasih, Dad. Aku ... aku tidak tahu harus berkata apa lagi.” Suaranya terdeng

  • Terjerat Cinta CEO Dingin   Konferensi Pers Randy

    Tidak membutuhkan waktu lama. Persis dua jam kemudian. Konferensi pers di gelar mendadak.Kilatan lampu kamera menyilaukan, memenuhi ruangan konferensi pers yang penuh sesak.Wartawan dari berbagai media berebut posisi terbaik, mikrofon teracung ke depan, siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulut Randy. Ketika langkah Rendy menuju meja konferensi."Pak Randy, apa benar Anda mengakui telah mencuri desain Stevan?" seru seorang reporter, suaranya nyaring menembus hiruk-pikuk saat Randy melangkah tergesa menuju meja utama konferensi pers."Apakah ini berarti semua tuduhan terhadap Stevan tidak benar?" tanya yang lain, matanya berbinar, mencium aroma skandal besar.Randy menelan ludah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia mencoba membuka mulut, tetapi suara gemuruh kamera dan bisik-bisik wartawan membuat dadanya semakin sesak.Ia bukan lagi penguasa ruangan. Sekarang ia hanya seorang pria yang terpojok di bawah sorotan lampu.Randy berdiri di depan puluhan mic dari berbagai m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status