"Apa yang barusan Gal?" Tanya Aurora kaget."Entah." Galaksi melepaskan seat belt kemudian turun untuk memeriksa benda apa yang menghantam mobilnya hingga pecah.Galaksi melihat seonggok robot berbentuk manusia tergeletak di jalanan. Kondisinya sudah remuk. Galaksi mendekat untuk memeriksa."Ada apa Gal?" Tanya Aurora yang ikut turun.Galaksi menoleh pada Aurora. Terlihat matanya sudah menyala biru."Bukan sesuatu yang serius. Sepertinya ia robot pembersih jalan."Aurora mengerutkan keningnya. Agak curiga. Kan tadi tidak terlihat adanya robot apapun di jalan.Galaksi beranjak meninggalkan robot itu."Sekarang bagaimana? Kaca mobil depanmu pecah."Gradakk!Galaksi menarik lepas kaca depan itu. Membuangnya ke semak-semak di pinggir jalan. Sekarang mobilnya tidak memiliki kaca depan. Bolong melompong."Harusnya tadi tidak pakai mobil yang ini," ujar Galaksi. "Kalau begini malah bikin kamu nggak nyaman berkendara."Aurora meraih tangan Galaksi."Lo tenang aja Gal. Jangan mikirin gue. Gue
Galaksi meraih carter di atas meja kemudian...Sreettt!Ia merobek pahanya sendiri."Akhhh!" Tentu saja rasanya perih. Galaks berdiri."Wahh... Kakak licik juga. Untuk melepaskan diri dari efek dupa Kakak melukai diri sendiri."Prok! Prok! Prok!Cakrawala bertepuk tangan.Jleb!Galaksi melemparkan carter itu hingga menancap dipermukaan meja tepat di depan Cakrawala.Grep!Ia menarik Aurora mundur, melindungi gadis itu di balik punggungnya."Cara yang sama tidak akan bekerja padaku untuk yang kedua kalinya," ucap Galaksi.Galaksi segera mendengar deru langkah kaki mendekat. Entah darimana asalnya tapi tiba-tiba area panti asuhan itu sudah di kepung."Hmm... Rupanya sarang mafia yang sesungguhnya justru berada di sini ya?" Galaksi menarik kesimpulan.Drap!Cakrawala naik ke atas meja."Seseorang yang sudah masuk sarang Mata Iblis mustahil bisa lolos hidup-hidup." Cakrawala memasang sarung tangan pada kedua tangannya."Galaksi gue kan udah bilang kalo ini cuma jebakannya si Antariksa ken
Setelah deru tembakan yang menggema. Semuanya sepi di telan debu dan asap putih yang tebal. Beberapa saat lamanya debu dan asap baru memudar. Sebagian besar anggota mafia Mata Iblis terbunuh oleh tembakan Galaksi yang memang memiliki daya kedak cukup besar untuk membunuh orang-orang di sekitarnya.Ball drone juga terus menyerang menghabisi sisa-sisa anggota mafia Mata Iblis yang selamat dari serangan Galaksi. Bahkan ball drone juga memburu anggota mafia Mata Iblis yang mencoba melarikan diri.DOOORRR!!!DOOORRR!!!DOOORRR!!!Aurora membantu menyerang dari udara. Ia menghujani area pertempuran dengan peluru-peluru panas."Hahahaha...!!! Hahahaha... HAHAHAHA!!!"Cakrawala muncul dengan tawa menggema. Ia seperti mengejek Galaksi."Seranganku tidak berhasil?" Tanya Galaksi."Sudah kubilang Gala. Kali ini nyawamu akan melayang di tanganku.""Jangan lupain gue!!!"DDUUAAAKKKKKK!!!Aurora datang dengan sebuah tendangan maha dahsyat yang langsung menghantam kepala Cakrawala. Galaksi bisa mema
Pusat militer Negara Erenda Raya tampak ramai dengan para prajurit militer yang berseragam gagah. Mereka melakukan latihan rutin. Sebagian lagi melaksanakan tugas seperti biasanya.Cuaca di luar cukup cerah. Mega putih berarakan. Petugas kebersihan berehat bawah pohon rindang sembari mengibas-ngibaskan topinya untuk mengusir gerah. Segelas es teh dingin tersaji di depannya. Mereka mengobrol ringan dengan sesama petugas lainnya."Pak Sukan besok aku nggak kerja disini lagi loh," kata Yudi memberitahu."Mau kemana Yud?" Tanya Pak Sukan."Tidur Pak. Istirahat. Capek badanku.""Anak muda begini tubuh masih kuat kok ngeluh capek to Yud. Bapak loh pas jaman masih muda kayak kamu begini nggak ada capek-capeknya."Yudi tersenyum."Namanya juga badan manusia Pak. Sesekali capek kan nggak apa-apa.""Tapi lusa masuk lagi kan Yud? Kamu nggak bermaksud berhenti dari pekerjaan ini kan?"Pandangan Yudi tampak menerawang."Nggak tahu ya Pak. Lihat nanti mau lanjut kerja apa nggak," jawab Yudi akhirny
"Resna, kau benar-benar memulai invasi ke negara Erenda Raya tanpa memikirkan kondisi rakyat?"Resna yang duduk santai sambil memantau pasukan robotnya melalui monitor menoleh pada Profesor Faran."Kau tahu apa soal rencanaku Faran? Kau diam saja dan lakukan semua hal yang aku perintahkan. Aku hanya menginginkan kekuasaan negara ini. Setelah menghancurkannya aku akan membangun ulang semuanya menjadi negara yang berteknologi maju dan sejahtera."Profesor Faran mendekat."Lihat, lihat Resna. Wanita dan anak-anak adalah korban paling menderita dari aksimu ini. Kau menurunkan pasukan manusia robot. Mereka tidak memiliki perasaan sedikit pun. Apapun objek bernyawa di bunuh begitu saja. Jika kau memang menginginkan suatu kekuasaan kenapa jalur pertumpahan darah yang harus kau pilih?"DUAAAKKKKKKKKK!!!BBBRRRRAAAAAKKKKKKK!!!Profesor Faran menghantam dinding laboratorium setelah menerima tendangan dari Resna."Selain jalur pertumpahan darah kau pikir bagaimana cara merebut kekuasaan negara E
"Tidak! Tidak! Jangan kesana!!!"Semuanya terlambat. Tembakan telah dilepaskan.BBBBBUUUUUUUMMMMMM!!!DDDDDUUUUUUAAAAAARRRRRRRR!!!"Mengaktifkan dome!!!"Sebuah dome muncul dengan diameter yang sangat besar. Dome berhasil mengurung semua orang tanpa terkecuali. Sehingga ledakan itu tidak mengenai siapapun.Gavin mendongak. Galaksi berdiri di atas dome dengan kedua tangan terlipat di depan dada."Whoooaaaa... Galaksi!" Seru Gavin senang sekali.Bu Sukma terdiam. Ia merasakan tubuhnya mendadak lemas."Hampir saja... Hampir saja nyawa semua orang melayang.""Apa aku datang tepat waktu?" Tanya Galaksi."Ya, kau tepat waktu Tuan Muda Alterio."Galaksi merasa sedikit tersentuh dengan panggilan Bu Sukma barusan."Musuh baru terdeteksi. Hancurkan!""Tunggu!" Teriakan lantang itu mengudara. Semua pasukan manusia robot langsung menurunkan senjatanya. Bahkan robot yang besar juga berhenti bergerak. Mereka seperti takluk di bawah perintah Resna."Gawat! Resna?" Wajah Bu Sukma menjadi pusat.Resna
"Klan Demario adalah klan dengan kecerdasan yang luar biasa. Karena itu klan Demario menjadi ancaman besar bagi sebuah negara. Mereka ditakuti oleh elit Kerajaan Erenda Raya. Akhirnya mereka di singkirkan ke pinggir kota. Mereka difitnah akan melakukan kudeta pada ratu yang saat itu berkuasa. Pada akhirnya klan Demario dibantai habis-habisan." Terang Bu Sukma.Galaksi menatap Bu Sukma tidak percaya. Sementara Resna mulai mengeluarkan benda berbentuk heksagonal mengkilap dari dalam saku bajunya. Resna tersenyum licik. Ia menyembunyikan sebuah rencana."King Arsen. Bagaimana jika kau melihat sendiri sejarah leluhur tubuh yang kau tempati? Bukankah akan menarik jika kau melihat nasib dari leluhurmu terdahulu?""Maksudmu apa Resna?"Resna melemparkan sebuah benda heksagonal kecil itu ke depan Galaksi. Saat itu juga benda itu aktif. Benda itu mengeluarkan sebuah cahaya kebiruan yang terang. Lalu di dalam cahaya terang itu muncul semacam terowongan hitam yang terus membesar."Galaksi menyin
Di dalam istana sang ratu bukan saja Galaksi yang dibawa untuk menghadap ke Ratu. Ada lima orang lainnya dengan tangan terborgol yang menunggu untuk menghadap ratu."Baginda Ratu, orang ini terbukti mencuri sekarung beras dari gudang istana." Seorang prajurit melaporkan. Sementara orang tua berbaju lusuh yang dilaporkan langsung merunduk dalam ketakutan."Baginda Ratu, tolong ampuni hamba, hamba mencuri karena terpaksa. Sudah satu minggu pengawal perdana menteri menyuruh hamba untuk membuat taman istana tapi sepeserpun hamba tidak diupah. Anak istri hamba menderita kelaparan. Hamba hanya mencuri untuk makan, bukan untuk memperkaya diri. Percayalah pada hamba. Mohon ampuni hamba baginda Ratu." Laki-laki tua itu menghiba dengan air mata bercucuran."Bahkan Erenda Raya sudah sebusuk ini sejak seratus lima puluh tahun yang lalu?" Batin Galaksi."Wae, wae, baginda Ratu yang agung apakah ucapan dari mulut rakyat jelata yang kotor itu dapat dipercaya?" Seorang dengan perawatan tinggi besar m