Share

3. Masa Kecil

Author: Kirana Quinn
last update Huling Na-update: 2022-08-03 06:07:10

Dahulu ketika ibunya masih hidup, kehangatan dan kebahagiaan tak pernah ada habisnya dirasakan keluarga itu. Ibunya bernama Sahara, cantik dan anggun. Di desa itu ada dua wanita tercantik menurut beberapa warga, Sahara dan seorang gadis bernama Alena. Kedua gadis itu bagaikan bidadari yang turun dari kayangan, kata orang Aris beruntung mendapatkan isteri secantik Sahara pasca kecelakaan yang menimpanya ketika masuk hutan. Tak ada yang tau Sahara berasal dari desa mana, tiba-tiba ayahnya menyampaikan kepada tetua adat disana jika ia akan menikah. Semula mereka sempat mempertanyakan asal usul Sahara, tetapi setelah melihat KTP yang disodorkan Aris, akhirnya pernikahan itupun dilangsungkan dengan sederhana.

Walau Sahara sangat cantik namun dia ramah dan berhati mulia, penduduk desa sangat menyayanginya, selang satu tahun menikah, lahirlah sang buah hati yang diberi nama Nathan. Ayahnya bekerja serabutan, terkadang bertani di lahan orang, terkadang pula sebagai tukang batu, namun semuanya dilalui dengan bahagia. Tak pernah ada keluhan, semua kebutuhan selalu terpenuhi setiap harinya.

Itu beberapa cerita yang di dengar Nathan dari tetangganya, ketika sang ibu meninggal, hanya sepenggal cerita yang menurutnya sangat sedikit didapatkannya, ingin bertanya pada ayahnya bagaimana kehidupan mereka selanjutnya sampai lahirnya Nela tapi ayahnya hanya diam saja.

Nathan hanya teringat ketika dia berusia 8 tahun dan Nela berusia 5 tahun, mereka bermain kejar-kejaran, saat Nela terjatuh, ibunya segera memarahinya dan mengoleskan betadin kelutut adiknya itu.

"Lain kali jangan main kejar-kejaran, lihat adikmu terluka."

Nathan ingat bagaimana ibunya merawat keduanya dengan baik, keluarganya tak pernah kekurangan. Walau hanya bekerja serabutan namun kebutuhan sehari-hari mereka selalu terpenuhi, bahkan makanan di atas meja menunya selalu berganti setiap harinya. Padahal ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Diusia kecil seperti itu, Nathan sudah diajari bagaimana bertanggung jawab terhadap adiknya, Nathan diajari cara memasak, mencuci dan menyapu. Semua pekerjaan rumah bisa dikerjakan Nathan dengan baik, bahkan ketika ibunya sakit, maka Nathan yang merawat ibu dan adiknya.

Ayahnya sangat bangga padanya, sosok pekerja keras itu merasa tidak sia-sia diberkahi anak pertama laki-laki, mungkin sebagian orang ingin anak pertama perempuan karena nantinya bisa membantu meringankan pekerjaan ibu di rumah, tapi ternyata anak laki-lakipun bisa melakukan tugas seorang wanita.

Setiap malam ketika hendak tidur, ibunya selalu mendongengkan mereka dengan cerita-cerita rakyat yang didalamnya menyimpan pesan-pesan moral yang terus melekat di benak mereka sampai dewasa.

Bahkan ada satu cerita yang membuat Nathan ingin mengetahui kebenarannya, cerita tentang sebuah kerajaan yang terletak di sebelah hutan lindung. Usia delapan tahun adalah usia yang bisa merekam semua masa kecil dengan baik bahkan saat dewasapun cerita itu tetap tak akan hilang dari memorinya.

Di dalam hutan yang katanya terlarang ada sebuah kerajaan, pemimpinnya adalah seorang raja yang sangat bijaksana, namun tak segan-segan dia menghukum rakyatnya yang berbuat kesalahan. Di kerajaan itu terdapat harta karun yang tak ternilai, harta itu adalah milik raja dan akan dibagikan kepada rakyat yang membutuhkannya. Konon raja memiliki seorang puteri yang sangat cantik, banyak pemuda-pemuda tampan bahkan pangeran dari kerajaan-kerajaan tetangga ingin mempersuntingnya, namun puteri itu lebih memilih seorang pemuda miskin sampai membuat sang raja marah dan membuang puteri ke hutan.

"Masa harus di buang kehutan, lalu bagaimana nasib sang puteri setelah dibuang kehutan ?" tanya Nathan dengan polosnya.

Puteri menikah dengan laki-laki pilihannya dan punya anak. Cerita itu hanya berhenti disitu.

Esok harinya, sebagai anak yang selalu ingin tahu, terus mencerca Sahara dengan pertanyaan yang membuat ibunya terus tertawa.

"Apa puteri itu adalah ibu ? Jika begitu aku dan Nela adalah cucu sang raja dong."

Sahara membelai kepala kedua anaknya dan mencium kening mereka. Wajah cemberut Nathan yang tak mendapatkan jawaban yang dinginkannya membuatnya semakin gemas.

Esok harinya Nathan yang sudah duduk di bangku kelas dua sekolah dasar itu ingin membuktikan cerita ibunya, benarkah di hutan itu ada kerajaan yang tersembunyi ?

Sepulang sekolah Nathan tak langsung pulang ke rumah, dia mengendap-endap keluar dari sekolah melalui pintu belakang. Kebetulan jarak dari sekolah ke hutan itu tidak terlalu jauh. Ada police line terpajang di area yang menuju kawasan hutan lindung. Sebuah papan bertuliskan, "Area terlarang, dilarang masuk," Nathan membacanya sepintas. Karena sudah siang hari, jadi banyak masyarakat desa yang sudah kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat. Nathan memberanikan diri masuk ke dalam hutan. Rasa lapar dan haus yang menderanya tak menyurutkan langkahnya untuk terus menyusuri hutan lindung itu.

Sahara melihat jam dinding, dia kebingungan mengapa pada jam ini Nathan belum pulang ? Dia keluar sambil menggendong Nela bertanya kepada beberapa orang yang melintas di depannya.

"Maaf pak, apa melihat Nathan ?"

Semua yang ditanyai menggelengkan kepala bahkan ketika Sahara menemui kepala sekolah malah semakin membuatnya bingung.

"Anak-anak kelas dua biasanya sudah pulang pada jam sebelas siang."

Dan sekarang sudah jam dua siang, akhirnya Sahara menemui suaminya di ladang.

"Ayah, Nathan hilang !"

Nampak kepanikan di wajah kedua orang tua itu. Nela yang berada dalam gendongan tak mengerti apa-apa hanya diam saja dan terus mengemut permen di dalam mulutnya sampai berlepotan.

Sebagian warga turut membantu mencari keberadaaan Nathan, sampai menjelang sore tak ada juga yang berhasil menemukannya.

Dengan wajah putus asa Aris dan Sahara kembali ke rumah, setelah memandikan dan menyuapi Nela, Sahara berkata.

"Ayah, apa jangan-jangan Nathan masuk kehutan lindung itu ?!"

Aris yang sedang membasuh tubuhnya dengan air di dekat sumur segera berpaling, "Apa maksudmu ?"

"Semalam, ketika hendak tidur aku menceritakannya tentang kerajaan yang terdapat di hutan itu, " Sahara berkata sangat pelan, takut suaminya akan marah.

Pada akhirnya Aris memang marah, "Apa kau sudah gila ? Anak sekecil itu daya ingatnya sangat kuat, kau pikir ini lelucon ?"

"Maafkan aku, tidak seharusnya aku bercerita seperti itu."

"Sudahlah aku nanti yang akan mencarinya disana."

"Aku ikut denganmu."

"Tidak, kau jaga Nela, aku sendiri yang akan kesana."

"Bagaimana jika..." Sahara tak meneruskan kalimatnya, dia hanya menatap sendu kepergian suaminya.

Aris memutuskan untuk mencari anaknya seorang diri di hutan lindung. Bayangannya akan kisah kelam yang dialaminya membuatnya sedikit bergidik, namun demi sang buah hati, dia rela menorobos hutan itu hanya dengan berbekal senter dan sebuah pedang di tangan.

Masyarakat yang melihatnya sempat mencegahnya, namun dia tetap bertekad masuk hutan. Akhirnya beberapa masyarakat yang membawa obor hanya bisa menemaninya sampai di batas police line, mereka dilanda kecemasan. Sahara di dalam rumah pun semakin berdebar, terpikir olehnya ingin melakukan sesuatu demi melindungi suami dan anaknya.

Kaugnay na kabanata

  • Terjebak di Dunia Lain   4. Masa Kecil 1

    Aris telah melewati garis polisi, semakin ke dalam, hutan itu semakin menyeramkan. Sebuah bayangan berkelebat, Aris waspada. Rupanya hanya seekor kelelawar. Ada jejak tapak kaki ukuran anak kecil di sepanjang jalan, Aris semakin yakin jika anaknya masuk ke hutan ini. "Siapa itu ?" Teriak Aris tatkala melihat sebuah bayangan yang menurutnya itu adalah bayangan yang sangat dikenalnya. Tak ada rasa gentar dalam hatinya, apapun yang terjadi, anaknya harus selamat. "Nathan ?" Panggilnya dengan pelan. Karena tak ada sahutan dia terus meneriakan nama anaknya dengan keras sehingga menggema di seantero hutan itu. "Siapapun kalian, kembalikan anakku !" Tak ada sahutan, sebuah bayangan berkelebat lagi lalu terdengar tangisan anak kecil. Itu suara Nathan. "Nathan ! Jangan takut nak, ayah disini, ayah akan melindungimu." "Ayah!" Terdengar suara Nathan yang sangat ketakutan. Aris yang hanya mengandalkan cahaya dari senter kecilnya tak bisa melihat dengan jelas dimana Nathan berada. Seketika

    Huling Na-update : 2022-08-03
  • Terjebak di Dunia Lain   5. Melarikan Diri

    Karena tarikan rambutnya sangat keras, tubuh Nela ikut tertarik, Nathan segera melepaskan tangan ibunya dari rambut Nela. "Jangan keterlaluan bu !" Nathan menghempaskan tangan ibunya dengan kasar, beberapa helai rambut Nela ikut tertarik. Dia meringis kesakitan. Nathan melindungi Nela, Nela terus berada di sampingnya sampai dia selesai memperbaiki penyebab korslet listrik. Lampu kembali dinyalakan. Ningsih dengan wajah geram menarik tangan Nela menuju ruang makan. Terjadi tarik menarik antara Nathan dan Ningsih. Karena melihat Nela meringis kesakitan akhirnya Nathan melepaskan tangan Nela. Dia mengikuti arah dimana Ningsih membawa Nela. "Duduk" ! Ningsih menyuruh Nela duduk di bangku dengan kemarahan yang tak juga hilang dari wajahnya. Nela terus menunduk karena merasa bersalah, Nathan duduk tak jauh dari keduanya, dia akan bersiap-siap melawan ibunya jika terjadi kekerasan lagi. "Sekali lagi aku peringatkan padamu, jangan berlagak seperti orang kaya, lihat ini !"Ningsih menunjuk

    Huling Na-update : 2022-08-03
  • Terjebak di Dunia Lain   6. Tirai Pelindung

    Sebuah pohon yang besar terlihat oleh Nathan. Hatinya berkata, mereka bisa beristirahat di pohon itu dan mengisi perutnya yang sudah mulai keroncongan. "Tahan dek, sebentar lagi kita sampai," Nathan memapah adiknya dan berjalan perlahan menuju arah pohon yang ditujunya. Suhu pada malam hari sangat dingin, lalu terdengar suara fauna, burung hantu babi hutan dan masih banyak lagi. Suara-suara itu terdengar sangat menyeramkan, namun Nathan membisikkan kata-kata menghibur agar adiknya tidak ketakutan. Kedua kakak beradik itu akhirnya mencapai pohon besar lalu menyandarkan tubuhnya disana. Nela berbaring dipaha kakaknya, dia sangat lelah bahkan nyaris pingsan. Nathan mengangkat kepala Nela dan meminumkan air seteguk demi seteguk. Nyaris terlelap, sayup-sayup terdengar suara warga dari kejauhan. Nathan tersentak, nyala obor dan senter terlihat dari kejauhan. Laki-laki berusia remaja ini ketakutan, bagaimana jika Ningsih menemukan mereka ? Dia tak terlalu mengkhawatirkan dirinya, namun ad

    Huling Na-update : 2022-08-05
  • Terjebak di Dunia Lain   7. Penglihatan Nela

    Nathan tertidur cukup lama, ketika dia bangun, suasana masih belum berubah.Perlahan dia merenggangkan otot-ototnya, jika kemarin dia merasa seperti telah mendaki gunung yang tinggi namun hari ini tubuhnya terasa segar. Nathan melirik adiknya yang sedang tertidur lelap, dia memperhatikan gerak jantung adiknya, Masih terlihat naik turun, artinya adiknya itu masih hidup. Nathan menarik nafas lega, dia segera turun dari ranjang, rupanya di bawah ranjang sudah disediakan sandal terbuat dari bulu domba. Terasa sangat lembut setelah Nathan memakainya. Melihat ruangan yang kosong, Nathan segera bergegas keluar, namun saat dia hendak membuka pintu, nampak olehnya Dewi dan beberapa dayang berdiri tepat dihadapannya. Para dayang itu datang membawa nampan yang berisi beraneka ragam makanan. Nathan memberi mereka ruang untuk masuk."Kami membawakanmu makan siang, aku berharap kau betah disini."Setelah berkata kepada Nathan, Dewi menyuruh dayang meletakkan semua makanan di lantai yang beralaskan

    Huling Na-update : 2022-08-06
  • Terjebak di Dunia Lain   8. Kemarahan Raja

    "Kak, mengapa hari ini terasa sangat lama ya ?" tanya Nela setelah tiba di sebuah gubuk bagi Nela, namun bagi Nathan ini adalah kamar di Istana Timur. "Maksudmu ?" Nathan belum bisa mencerna pertanyaan adiknya. "Maksudku, di desa sehari itu rasanya sangat pendek, begitu datang pagi lalu hanya beberapa saat sudah malam lagi, tapi disini kok siangnya kayak berhari-hari lamanya." Nathan merasakan hal itu, namun dia tak ingin membuat Nela terus bertanya akhirnya hanya menjawab sepintas. "Itu hanya perasaanmu dek, sekarang tidurlah, nanti juga kau akan terbiasa dengan situasi ini" Nela diserang kantuk yang sangat hebat, dia terus menguap. Suara Nathan seakan menghipnotisnya, tak lama berselang Nela terlelap. Nathan menarik nafas lega, dia sebenarnya ingin mengajak Nela menunggang kuda, sayangnya Nela tidak bisa melihat kerajaan ini. Nathan ingat jika ibunya pernah berkata di hutan ini ada sebuah kerajaan, namun seingatnya orang-orang desa tak pernah sekalipun membicarakannya. Teka-teki

    Huling Na-update : 2022-08-07
  • Terjebak di Dunia Lain   9. Bertemu Kakek

    Melihat Nela yang tertidur lelap, laki-laki remaja itu menarik selimut dan menutupi tubuh adiknya. Nathan kemudian meraih gelas yang berisi air untuk dirinya sendiri dan duduk di depan jendela kaca yang besar menyentuh lantai. Nathan kembali tenggelam dalam pikirannya sambil menatap pemandangan di istana itu. Bagaimana bisa penglihatannya dan Nela berbeda, jika Nela melihat sekitarnya hanyalah hutan belantara, namun dirinya melihat ini adalah sebuah kerajaan. Jika dirinya sudah mati lalu mengapa Nela masih bisa ngobrol dengannya ? Atau ini adalah dunia peri ? Atau dunia bangsa jin ? Lalu mengapa hanya dirinya yang bisa melihat bangsa itu ? Bukankah dia dan Nela adalah saudara kandung ? Saat ini cuaca sedang mendung, Nathan menatap keluar jendela, nampak Dewi berjalan dengan cepat menuju Istana Timur. Nathan segera berdiri menyambutnya diluar pintu kamar karena tak ingin membuat Nela terbangun. Nanti Nela malah mengira dirinya gila karena bicara sendiri, padahal dia sedang berbicara d

    Huling Na-update : 2022-08-10
  • Terjebak di Dunia Lain   10. Masa Lalu Aris

    Nathan memandang bola kristal dengan seksama, nampak cahaya putih keluar dari bola itu dan memantul pada cermin besar yang tadi dibawa para pengawal. Seperti sebuah film layar lebar, Nathan tak menghiraukan pembicaraan antara Raja dan Permaisuri. Dia sedang fokus menatap cermin. Matahari mengintip dari celah pohon-pohon yang rindang. Beberapa pemuda nampak membawa kapak dan parang, kapak di tangan kanan dan parang di tangan kiri. Salah seorang diantara lima pemuda itu terdapat sosok pemuda yang sangat tampan dengan tubuh atletis, kulit sawo matang dan kumis tipis. Pemuda itu bernama Aris. "Ayo buruan, keburu malam," rupanya Aris sebagai penunjuk jalan. "Matahari baru juga di atas kepala, santailah, yang penting kita sampai di hutan yang penuh dengan kayu jati," komentar salah satu pemuda di antara mereka. "Kalau aku sih pinginnya sampai malam, siapa tau ketemu bidadari dari kayangan atau penunggu hutan yang cantik jelita," celetuk salah satu pemuda yang bertubuh cekung. Aris berp

    Huling Na-update : 2022-08-11
  • Terjebak di Dunia Lain   11. Kerajaan Goro

    Lima menit kemudian mereka berada pada jalan setapak. Kini jalan yang mereka lalui tak lagi berbatu, terdapat tapak kaki kuda di sepanjang jalan. Lalu diujung jalan dekat dengan pohon bambu yang berdiri berjejer, terdapat tiga ekor kuda sedang merumput. Sahara mendekati hewan lincah dan kuat itu, terdengarlah ringkikan ketiga kuda tersebut, seekor kuda putih mengangkat kakinya tatkala Sahara mengelus-elus perutnya. Gilang berjalan dengan perasaan takut ketika keempatnya tiba disamping Sahara, "Aku tak bisa naik kuda." "Aku juga!" Ketiga pemuda lainnya ikut berucap. "Naiklah, masing-maisng berdua. Kalian pasti bisa," titah Sahara. Mereka bagai terhipnotis, Nuril lebih dulu naik ke atas kuda disusul Gilang di belakangnya, Lalu Nanda dan Abit. Kini tinggallah Aris dan Sahara, tanpa diminta Aris segera naik kuda lalu tangannya diulurkan ke arah Sahara, dengan lincahnya Sahara menerima uluran tangan itu lalu duduk di belakang Aris. Mereka memacu kuda dengan pelan, tak berapa lama kemu

    Huling Na-update : 2022-08-14

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Dunia Lain   227. Kelahiran bayi (END)

    Abilon sedang duduk berbincang dengan Nathan di teras rumah, tak lain yang mereka bicarakan pastilah Nela dan ibu mertuanya."Kapan lagi ibu mertua Nela menjalani terapi, kalau menurutku sih bawa saja ibunya itu ke rumah sakit jiwa biar dia tahu rasa!" ucap Abilon."Hahahaha...kau ada-ada saja, oh ya Dewi kapan kembali ke kerajaan, kita sebentar lagi akan masuk kuliah, jika kelak setelah wisuda apakah kau akan melanjutkan terus untuk menggapai profesi dokterku?" tanya Nathan.'Sepertinya tidak lagi, aku sudah cukup tau banyak hal tentang medis dari kampus, mungkin setelah wisuda aku akan kembali ke kerajaan Goro, mengingat ayahanda sudah sangat tua jadi aku harus sudah bersiap-siap menggantikan posisinya sewaktu-waktu, dan Dewi besok sudah harus kembali ke kerajaan Goro," jawab Abilon.Sementara itu di rumah keluarga tuan Budi, ibu Astrid sudah bangun dari tidurnya, sesuai petunjuk ustad saat bangun ibu Astrid diminumkan air ruqyah dan setelah itu di mandikan di halam belakang rumah.

  • Terjebak di Dunia Lain   226. Memulai kehidupan baru

    Melati yang saat itu sedang duduk di pendopo bersama beberapa ustazah dikejutkan dengan mobil paman Badar yang berhenti tepat di depan pendopo. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi saat melihat paman Badar turun bersama Rendy dari mobil. Seketika wajah Melati menjadi pias, dadanya bergemuruh. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya agar para ustazah yang lain tidak mengetahuinya."Assalamu alaikum!" ucap paman Badar dan Rendy bersamaan."Waalaikum salam!" jawab para ustazah bersamaan.Tak sengaja mata Rendy bertatapan dengan Melati, ada getaran aneh yang menjalar di dada kedua insan ini, namun Melati berusaha memalingkan wajahnya. Rendy semakin penasaran, wajah Melati terlihat bersinar dan sangat cantik. Dia terbayang wajah permaisuri yang berada di kerajaan Bilu, keningnya berkerut mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.Untunglah dalam situasi itu Kyai Lukman segera datang bersama isterinya."Selamat datang tuan Badar, ini siapa? Adiknya atau ponakan? Mari silakan masuk!

  • Terjebak di Dunia Lain   225. Rendy Bertaubat

    Proses Ruqyah berjalan dengan lancar, tak terdengar lagi teriakan ibu Astrid. Nampak ustad Thohir keluar dari kamar di susul tuan Budi dan Nauval."Untuk proses terapinya tidak hanya sekali, kita akan mencoba meruqyahnya besok, sekalian disiapkan beberapa media seperti daun Bidara dan beberapa obat herbal lainnya. Besok kita akan memandikan ibu Astrid dengan daun Bidara," kata ustad Thohir."Baiklah, kami akan menyiapkannya. Terima kasih!" kata tuan Budi dengan penuh rasa terima kasih.Sementara itu di sudut hutan nampak berjalan terseok-seok seorang pria tampan dengan pakaian yang sangat lusuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga, dia melihat ke kiri dan kanan berharap menemukan air untuk melepas dahaganya.Ustad Thohir setelah melakukan. proses ruqyah di antar oleh Nathan menuju ke desanya, mereka melewati jalan belakang, tak sengaja Nathan melihat sosok pria yang berjalan sempoyongan di balik pohon."Sepertinya ada orang yang membutuhkan pertolongan," kata Nathan sambil menepikan mobilnya

  • Terjebak di Dunia Lain   224. Badai telah berlalu

    Di kediaman tuan Budi nampak kesibukan yang cukup ramai, betapa tidak, semua keluarga datang berkumpul karena ibu Astrid mengalami kesurupan yang parah. Bahkan Zaskia juga terlihat di tengah banyaknya keluarga yang datang membesuk."Aku harus bicara dengan Zaskia!" kata Nauval."Untuk apa? Jangan menambah beban keluarga kita. Kurasa dia tidaklah penting, yang penting saat ini adalah ibumu!" cegah Nela."Setidaknya dia harus tau jika kondisi mama seperti ini karena ulahnya, aku akan memberi peringatan padanya untuk berhenti mengganggu kita, aku sangat muak melihatnya," Nauval tetap bersikukuh ingin mendekati Zaskia.Nela hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menurutnya semua ini tak akan ada gunanya. Tapi karena melihat Nauval yang tetap ngotot akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tanda pasrah.Nauval menghampiri Zaskia, wanita cantik itu sudah menyadari keberadaan Nauval yang mendekatinya. Hatinya berbunga-bunga, dia menunjukkan rasa simpatiknya pada Ibu Astrid yang tertidur pulas di

  • Terjebak di Dunia Lain   223. Eksekusi

    Di kerajaan Bilu masyarakat berbondong-bondong menyaksikan tertangkapnya tabib Jorgi yang saat itu juga di arak keliling kampung. Ada yang tak pernah tahu alasan penangkapan merasa iba saat melihat tabib Jorgi terkurung di dalam kerangkeng yang terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. "Kasihan tabib itu ya? Apa salahnya dia? Bukankah dia yang telah menyelamatkan Raja dan nenek Kolona?" ucap salah seorang warga."Dia merencanakan pemberontakan!" kata salah seorang lagi."Oh benarkah? Aku tak percaya ini!" gumam seorang wanita muda. Dia sangat kasihan melihat wajah tabib Jorgi yang memar dan bengkak akibat di pukul oleh para pengawal kerajaan.Putri Balqis mendengar tertangkapnya tabib Jorgi merasa tidak tenang, dia bahkan mengurung dirinya di dalam kamar dan tak berani keluar."Akhirnya tabib itu tertangkap juga, apakah kau tak ingin melihatnya?" tanya Rendi yang melihat isterinya hanya berbaring saja di tempat tidur."Untuk apa? Biarkan Raja yang mengambil keputusan tepat untuk mengh

  • Terjebak di Dunia Lain   222. Ibu Astrid mengamuk

    Tak ada penyesalan sedikitpun di wajah Suhu, dia malah tersenyum mengejek saat melihat Nauval yang menatapnya dengan marah. "Kita apakan dukun ini?" tanya Nauval pada ayahnya."Papa ingin menyerahkannya pada polisi, tadi papa sudah mengirim pesan pada teman papa," jawab tuan Budi pelan.Dia tak gentar dengan gertakan Suhu yang hendak menyeret isterinya. Iya sudah memikirkannya dengan baik, makanya dia menghubungi temannya di kepolisian. Kalau memang istrinya tetap terseret ke ranah itu, dia harus menerimanya dengan legowo. Siapa tau dengan begitu istrinya akan sadar dengan apa yang telah di lakukannya.Nathan tak berkata apapun dia hanya memejamkan matanya mencoba menerka apa yang sedang di pikirkan oleh pria yang terikat di depannya ini. Suhu terlihat tenang-tenang saja, merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.Tak lama kemudian, sebuah mobil polisi berhenti depan rumah. Dua orang petugas dengan berseragam lengkap mendatangi rumah tuan Budi. Setelah memberi salam keduanya masuk ke

  • Terjebak di Dunia Lain   221. Kemarahan tuan Budi

    Nathan dan Nela saling berpandangan, ada sedikit kelegaan di hati kedua kakak beradik itu, lalu seakan teringat sesuatu Nathan segera menarik tangan Nela masuk ke dalam.Nampak Nauval sedang duduk berjongkok di depan ibunya yang terus meringkuk gemetar, air yang di berikan Kyai Lukman hanya di taruhnya di atas meja. Di samping kanan Nauval nampak Suhu terikat dengan tak sadarkan diri.Nauval menghampiri Suhu dan berusaha menepuk-nepuk bahunya agar sadar. Nela menghampiri suaminya dengan membawa botol air yang terletak di meja."Kak, mengapa tak memberikan air ini pada mama. Kasihan mama sedang shock, kita perlu menghubungi dokter," ucap Nela lalu ikut duduk di samping suaminya.Nauval bukannya tak mendengar perkataan Nela tetapi di hatinya sangat menyesali tindakan ibunya. Nela begitu sangat perduli pada ibunya walau dia tahu ibunya bermaksud mencelakainya.Mobil berhenti di depan rumah, rupanya tuan Budi yang sejak tadi di hubungi Nauval telah tiba dari luar kota. Para maid segera be

  • Terjebak di Dunia Lain   220. Tabib Jorgi Tertangkap

    Di dalam rumah pertarungan terus berlanjut, Kyai Lukman merasa seakan ada yang membantunya, Nathan berhasil melumpuhkan Suhu. Seisi rumah menjadi berantakan, para maid bersembunyi di dapur, ada yang nyalinya cukup kuat berusaha mengintip dari balik pintu."Jika tuan Budi kembali melihat rumah bagaikan kapal pecah seperti ini kira-kira apa yang akan terjadi?" kata Maid Wati."Hush diam, ini bukan menjadi urusan kita. Kita hanya akan membantu membereskan rumah!" tegur Maid kepala pada bawahannya.Di sudut rumah nampak ibu Astrid meringkuk ketakutan, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini, entah apa yang akan dia sampaikan pada suaminya apalagi Nauval kini membencinya.Di dalam kamar Nauval tak sekalipun meninggalkan Nela, di elusnya kepala istrinya itu dengan lembut "Tenanglah! Tidak akan terjadi apapun padamu," hiburnya.Nela mendengar pertarungan di luar walau suaminya berusaha menutup telinganya dengan headset, Nela mendengar suara kakek Sutan dan beberapa suara pasukan yang men

  • Terjebak di Dunia Lain   219. Pertarungan Sengit

    "Hentikan!" teriakan Ibu Astrid dari ujung tangga cukup membuat Nauval dan Nathan terkejut."Apa-apaan ini ma, mereka membaca ayat-ayat suci, kok mama menyuruh berhenti, ada apa ini ma?" protes Nauval.Ibu Astrid terkejut dengan protes anaknya, dia yang tak berpikir panjang dengan teriakannya sendiri kelabakan menghadapi protes Nauval. Dia terdiam beberapa saat, Nauval ada benarnya, mengapa dia menghentikan bacaan ayat-ayat itu? Kyai Lukman tak terpengaruh dengan itu semua, dia tetap meneruskan bacaannya dan malah lebih di keraskan. Abilon dan Dewi tertawa melihat tingkah ibu Astrid."Pasti tabib Jorgi yang menyuruh ibu Astrid sehingga bertingkah konyol begitu!' ucap Abilon."Mereka sepertinya nya kepanasan, aku merasakan hawa panas dari ruang studio!" kata Dewi.Belum selesai obrolan mereka berdua tiba-tiba dari lantai dua terdengar teriakan yang menggema."Aku tak suka ini, hentikan!"Abilon dan Dewi waspada, begitupula Nathan, Kyai Lukman tak terpengaruh sama sekali, dia terus mela

DMCA.com Protection Status