Beranda / Lain / Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter / BAB 112: Rencana Balas Dendam

Share

BAB 112: Rencana Balas Dendam

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Winter berdiri di atas sebuah jembatan, riasan cantik yang memoles wajahnya sudah berantakan, gaun yang dia kenakan berkibar tidak beraturan di gerakan oleh angin malam.

Winter termenung merasakan perasaan yang menyakitkan yang kini kembali memporak porandakan seluruh isi hatinya.

Sempurna sudah deritanya seakan kemenangan hanya di miliki oleh orang-orang yang berbuat jahat.

Bibir Winter terbuka perlahan, gadis itu menghenmbuskan napasnya dengan berat membuang beban yang begitu sulit dia pikul.

Perlahan Winter mengangkat wajahnya, gadis itu menatap langit yang cerah malam ini, di hiasi banyak bintang yang bersinar. Bola mata indah Winer kembali berkilauan terlapis genangan air mata yang perlahan jatuh melalui sudut matanya.

Sebuah suara nada panggilan masuk terdengar di handpone Winter, gadis itu merongoh handponenya dari tasnya dan melihat layar yang tertera nama Benjamin.

Dengan cepat Winter menerima panggilan itu, “Ayah.”

“Winter, bagaimana kabarmu?”

Winter menghapus air ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 113: Transaksi

    Mante Hemilton, pria itu menatap dingin Winter yang berada di hadapannya, pria itu sedikit terkejut begitu mengetahui orang yang menghubunginya dan meminta jasanya adalah seorang gadis yang masih muda. Mante tidak bisa banyak berkomentar, sudah ada ratusan orang yang datang mengubunginya dalam waktu satu tahun terakhir ini, mereka datang dari berbagai kalangan dan usia. Winter Benjamin bukan satu-satunya anak muda yang menginginkan jasa kejahatan. Lagi pula, ini bukan urusan Mante, dia datang untuk bekerja sama. Perlahan Mante menegakan tubuhnya, “Nona Winter, apa tujuan Anda menghubungi kami?” Tangan Winter mengepal, meremas permukaan roknya dan tertunduk melihat permukaan meja. Winter membuang napasnya dengan kasar sebelum berkata, “Saya membutuhkan jasa Anda.” “Anda sudah tahu konsekuensinya jika berhubungan dengan kami?” tanya Mante perlahan. Winter menggeleng, dia menghubungi mafia karena marah yang tidak terkendali. Tujuannya hanya ingin membuat Aurin dan Nathan hancur mel

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 114: Big Deal

    Mante yang masih duduk dengan tenang hanya mengetuk-ngetuk ujung jarinya pada permukaan meja, pria itu terdiam menunggu kapan Winter akan berbicara. Wajah Winter memucat, tangannya gemetar berkeringat dingin. Jiwa Kimberly di landa rasa gugup karena merasakan tekanan kuat yang mendorong dia untuk berkata jujur. Beberapa kali Winter mengatur napasnya sebelum akhirnya mulai angkat bicara. “Kau mengenal Kimberly Feodora?” tanya Winter dengan hati-hati. Mante menggeleng tidak tahu. “Kimberly Feodora adalah super model yang terlibat skandal pembunuhan, dan dia bunuh diri tiga tahun yang lalu. Pemilik bar Pentagon yang sekarang adalah Nathan Manuela dan Aurin, dia adalah manager dan sahabat Kimberly. Bar seharga jutaan dollar itu di beli dari hasil mencuri uang Kimberly Feodora. Dan harta yang terisa di seft deposit box itu adalah milik Kimberly Feodora. Semasa hidupnya, Kimberly tidak bisa mengambilnya karena Nathan mengambil semua kunci dan berkasanya. Bank tidak akan mungkin menyerah

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 115: Menemui Marvelo

    Sebuah perapian menyala di sisi cekungan dinding, Winter duduk di ujung kursi, melihat penampakan kota Loor yang sangat indah di malam hari sambil mengusap wajahnya dengan tishu basah untuk menghapus kekacauan makeupnya karena banyak menangis. Sementara Marvelo, dia duduk di sisi lainnya, pria terdiam membisu menyembunyikan sesuatu yang membebani hatinya. Suasana hati Marvelo tampaknya tidak baik, pria itu menyimpan sebuah beban yang tidak bisa dia ungkapkan sembarangan, hal itu membuat Marvelo merasa tersiksa dan lelah. “Kau kenapa?” Tanya Winter yang menyadari suasana hati Mervelo yang buruk. “Kau sendiri kenapa menangis?” Tanya balik Marvelo yang tidak menjawab pertanyaan Winter. Winter menengok, gadis itu memperhatikan mata Marvelo yang merdup di penuhi oleh kesedihan. “Aku menangis karena di khianati. Kau sendiri kenapa terlihat sedih?.” “Sejak kapan kau peka dengan perasaan orang lain?” Tanya Marvelo lagi terdengar seperti mengejek. “Matamu mengatakan semuanya.” Marvelo b

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 116: Salah Paham

    Marvelo duduk dengan gelisah dan sesekali melihat ke belakang, melihat Winter yang sudah ada di ruangan pakaiannya dan berdiri di depan sebuah lemari. Gadis itu berdecak pinggang dengan kepala menggeleng terlihat sangat tidak percaya dengan apa yang kini dia lihat di depan matanya sendiri. Winter terlalu kaget mengetahui bahwa Marvelo tidak hanya sering berpakaian seperti wanita dan berdandan seperti wanita. Namun ada banyak koleksi pakaian, sepatu, tas hingga makeup perempuan di dalam satu lemari. Ada apa sebenarnya dengan pria itu? Apakah Marvelo memiliki kepribadian ganda? Apakah dia benar-benar gay, atau hanya pria androgini yang suka berpakaian wanita? Apa yang sebenarnya suka Marvelo lakukan? Banyak pertanyaan-pertanyaan aneh muncul di kepala Winter karena rasa penasaran yan semakin kuat. Apa yang Marvelo tampilkan di depan umum adalah sosok yang pria yang sempurna dan murni sebagai pria maskulin yang dingin, cerdas, misterius dan menawan. Tidak ada sedikitpun sisi femi

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 117: Pertengkaran

    Moses dan Marvelo duduk bersebelahan, kedua pria itu hanya saling membelakangi sambil memegang es batu masing-masing untuk meredakan rasa sakit di wajah mereka yang kini terluka. Sementara Winter, dia diam kebingungan karena kini Marvelo dan Moses tidak bersuara. Winter bersedekap melihat kedua pria yang sempat bertengkar hebat hingga saling baku hantam, kini mereka bersikap tenang, namun aura pertikaian di antara mereka berdua masih bisa di rasakan begitu kuat. “Kalian tidak akan berbaikan?” Tanya Winter melihat keduanya bergantian. Marvelo dan Moses tidak bersuara, keduanya memilih diam dan berpura-pura tidak mendengarkan ucapan Winter. Marvelo maupun Moses, merekat tidak ingin memulai untuk berbaikan. “Tanganku masih kuat menghajar jika kalian tetap diam,” ancam Winter dengan serius. Dengan terpaksa Moses menurunkan tangannya dan mengulurkan tangannya mengajak salaman terlebih dahulu, dengan eskpresi ogah-ogahan Marvelo menerima uluran tangan Moses dan menggenggamnya dengan ku

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 118: Baikan

    Kegelapan malam semakin terlihat pekat, cuaca yang dingin semakin terasa kuat. Kegundahan di hati Winter malam ini membuat dia tidak bisa memikirkan apapun, Winter berdiri di sisi jendela melihat keindahan kota Loor yang berkilauan. Suasana hati Winter mendadak kelabu di penuhi oleh banyak kesedihan, pikirannya terpaku terbayang-bayang percakapan beberapa jam yang lalu mengenai Nathan dan Aurin. Jiwa Kimberly sangat hancur. Kimberly baru sadar ternyata kematiannya adalah sebuah pesta yang besar bagi orang lain. Tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Mendadak mata Winter memanas, gadis bernapas dengan sesak melihat bayangannya sendiri di kaca jendela, dengan cepat dia menghapus air matanya. Rupanya setelah begitu banyak menangis satu jam lalu, itu saja tidak cukup untuk meredakan kehancuran di hatinya sekarang. Satu-satunya hal yang hal yang bisa meredakan rasa sakit di hatinya saat ini adalah mendengarkan kabar kebakaran di bar Pentagon. Winter sangat menantikan kebaka

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 119: Kerja Sama

    Winter mengenakan kaus kemeja berwarna hitam milik Marvelo yang cukup kebesaran untuknya, lengannya yang panjang melewati tangan, sementara bagian bawahnya setinggi pahanya yang membuat Winter tidak perlu mengenakan celana panjang, gadis itu terlihat cukup puas dengan penampilannya. Tubuh Winter yang semakin menyusut membuat semakin percaya diri untuk mengenakan pakaian apapun karena kini semuanya terlihat cukup sempurna untuk di kenakan. Lagi pula, Winter tidak perlu khawatir dengan Marvelo. Meski Winter berpakaian terbuka, Marvelo tetaplah Marvelo. Si pria polos yang hanya pandai dalam mata pelajaran, selebihnya dia payah dalam hal wanita. Meski Marvelo memiliki perasaan pada Winter dan sedang berada dalam situasi gejolak pubertas, Marvelo tetaplah Marvelo, dia tidak akan melakukan apapun kepada Winter. Winter memutuskan untuk mengikat rambutnya tinggi-tinggi, gadis itu kembali melihat penampilanya sekali lagi sebelum pergi keluar dari ruangan pakaian. Pandangan Winter mengedar

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 120: Berbagi Malam

    Peluh keringat membasahi wajah Marvelo, pria itu mundur dua langkah begitu pula dengan Winter yang pergi menjauh. Mereka mengatur ulang musik dari awal lagi untuk kembali mengulangi tarian yang sudah mereka lakukan. Suara musik kembali memulai dari awal, Winter melangkah dengan kaki telanjangnya mendekati Marvelo, kaki gadis itu bergerak menyapu lembut lantai begitu sudah berada di hadapan Marvelo. Marvelo langsung menempatkan satu tangannya di pinggang Winter, sementara Winter menempatkan tanganya di bahu Marvelo, satu tangannya lagi saling berpegangan dengan Marvelo. Kaki mereka bergerak searah, pandangan mereka saling bertemu, Marvelo melepaskan pegangannya dari pinggang Winter dan memutarnya di lantai, membawa Winter untuk menyapu lantai. Gerakan demi gerakan mereka coba, tarian sederhana dan dasar mereka lakukan dengan serius hingga bisa di hapal setelah meghabiskan lebih dari tiga jam lamanya menari bersama. Tarian yang di lakukan cukup menguras energy Winter, sangat sulit

Bab terbaru

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 230: END

    Dua tahun kemudian.. Kota Den Haag Sebuah gedung hotel tampak sibuk dan ramai malam ini karena ada pesta besar yang sedang merayakan ulang tahun hotel Lessy yang berpusat di kota Neydish. Di dalam sebuah ruangan besar orang-orang berkumpul, mereka terlihat anggun dan tenang, saling berbicara satu sama lainnya menikmati pesta yang sedang berlangsung. Seorang wanita bergaun putih memainkan cello opera di tengah pesta, wanita itu memainkan musik Romeo & Julliet Love Theme. Para tamu undangan yang berdiri dan sibuk bicara di buat terkesima mendengarkan alunan musik yang begitu dalam menghiasi malam pesta. Mereka berbalik melihat sepenuhnya ke arah orang-orang yang bermain musik dan sejenak menghentikan pembicaraan mereka. Di antara banyak orang yang melihat musik, seorang pria berdiri di depan jendela, pria itu sibuk dengan kesendiriannya, memandangi langit malam yang begitu gelap. Alunan musik dalam pendengarannya membawa dia dalam sebuah ingatan indah ketika dia belajar menari di

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 229: Harapan Baru

    Sebuah photo terbingkai di pajangkan di atas meja belajar, Winter menopang dagunya melihat photo dirinya saat pelulusan sekolah di hadiri Benjamin dan Vincent. Tidak terasa, tiga bulan telah berlalu sejak kematian Marius dan kepergian Marvelo, kini Winter bisa duduk santai di meja belajarnya, tidak tahu apa yan harus dia lakukan karena semua tujuan hidupnya yang dia cari sudah berada dalam genggaman, yaitu kebahagiaan dan balas dendamnya yang sudah di tuntaskan. Setiap akhir pekan Winter akan mengunjungi makam Kimberly dan Marius, sudah dua kali juga Winter bertemu Jenita akhir-akhir ini. Keadaan Jenita terlihat lebih baik dari sebelumnya, Jenita bersama Levon membangun lebih luas panti asuhan tempat tumbuhnya Kimberly. Keduanya tampak mulai menikmati masa-masa tua mereka, Felix menjaga mereka dengan baik sebagaimana keinginan Marius. Sejak hukuman Paula di tetapkan, kini Winter tidak lagi bertemu dengannya. Untuk Marvelo, sejak kepergiannya ke Belanda, dia tidak memberikan kabar

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 228: Lembaran Baru

    Satu bulan setelah kepergian Marius, kini Winter kembali harus melanjutkan kehidupannya seperti biasa, sedikit demi sedikit gadis itu berusaha menyembuhkan hatinya dan kembali menemukan kekuatannya lagi. Winter harus berjuang lebih kuat karena Marvelo juga sudah menghilang dari sisinya, tidak ada lagi seseorang yang bisa menjadi teman penghapus kesedihannya. Jiwa Kimberly sempat berpikir, melepaskan Marvelo akan membuat perasaan dia lebih baik karena tidak lagi membuat Marvelo tersiksa karena memendam perasaannya. Rupanya tidak semudah itu, karena jiwa Kimberly merasakan kekosongan besar di dalam hatinya. Ternyata, Marvelo memiliki tempat yang begitu spesial dia dalam hati Winter Benjamin. Meski kini mereka berpisah jauh, kini Winter hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk Marvelo. Hari ini adalah hari persidangan pertama Paula, persidangan akan di adakan secara terbuka sehingga siapapun dapat menyaksikannya. Winter sudah siap untuk menghadirinya. Winter berdiri di depan jende

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 227: Vincent Tahu

    Marvelo menarik kopernya melewati beberapa orang yang ada di depannya, sekilas pria itu melihat ke belakang, Marvelo tersenyum hangat melihat Charlie dan Lessy melambaikan tangan mereka mengantar kepergian Marvelo. Marvelo kembali melangkah, pria itu tetap tersenyum menyembunyikan suatu perasaan yang mengganjal di hatinya. Kepergian Marvelo terasa tidak begitu menyenangkan karena dia meninggalkan Winter dalam keadaan sedang terluka. Tidak ada maksud untuk dia meninggalkan Winter sendirian, namun keadaan yang memaksa Marvelo harus mengambil keputusan ini. Meski Marvelo ingin menemaninya dan membantu gadis itu bangkit dari kesedihannya, namun Marvelo juga tidak berani terus mendekat karena dia harus segera melenyapkan perasaannya. Marvelo tidak ingin menjadi pria lemah yang hidup tanpa tujuan dan tidak berani mengambil keputusan karena sebuah keraguan. Marvelo harus melangkah ke depan. Andaipun suatu hari nanti dia masih tidak bisa melupakan Winter dan masih memiliki kesempatan un

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 226: Kepergian Marvelo

    Payung yang meneduhi Winter menghilang, Nai pergi ke belakang dan berdiri dengan para pengawal lainnya. Sementara Winter, gadis itu masih tetap berdiri di tempatnya melihat makam dirinya dan Marius yang berdampingan berada di tempat yang jauh dari pemakaman yang lainnya. “Aku akan merindukanmu Marius, sama seperti saat kau merindukanku ketika aku hilang. Namun aku juga akan bangkit Marius, seperti apa yang kau inginkan, aku akan bahagia dan menjalani kehidupanku dengan baik. Terima kasih telah menjadikanku cinta pertama dan terakhirmu, aku merasa begitu terhormat.” Winter membungkuk,meletakan bunga yang sejak tadi tidak lepas dari pelukannya. “Aku tidak akan melupakanmu Marius, aku mencintaimu.” Matahari yang turun mulai kehilangan cahayanya, pohon-pohon besar yang berdiri menjulang mengelilingi area pemakaman mulai menghalangi sore terakhir hari ini. Angin berhembus lebih kuat menggerakan rumput-rumput dan bunga liar di sekitarnya. Winter tercekat kaget, samar dia melihat bayang

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 225: Merelakan Marius

    Marvelo terduduk di kursinya melihat keluar jendela, memperhatikan Irina yang kini tengah makan siang bersama Lessy dan juga Charlie. Marvelo menghela napasnya dengan berat, dua hari ini terakhir ini dia sempat di buat galau karena mendengar pengakuan Winter, rupanya gadis itu sudah tahu mengenai perasaannya, sayangnya Winter tidak ingin mendengarkan pengakuan cinta Marvelo. Marvelo sedikit marah dan kecewa, jika saja Winter tidak terlalu menggodanya dan menunjukan sikap seperti seseorang yang suka kepadanya, mungkin Marvelo tidak akan menaruh harapan yang banyak dan berpikir bahwa gadis itu memiliki perasaan juga kepadanya. Marvelo malu karena ternyata dia terlalu terbawa perasaan dengan kebaikan yang Winter berikan kepadanya. Ini sangat menyakitkan, mengecewakan dan membuat Marvelo beberapa kali harus duduk termenung memikirkan bagaimana cara mengatasi patah hatinya. Kini, tidak ada lagi alasan yang bisa menahan Marvelo berlama-lama di Neydish, Marvelo akan segera pergi. Di am

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 224: Kepergian

    Winter tertunduk mengenggam tangan Marius, gadis itu bernapas dengan tersenggal tidak mampu menutupi apapun lagi yang selama ini dia rahasiakan. Winter meletakan bunga itu tangan Marius agar pria itu menggenggamnya. Rahasia yang begitu sulit untuk Winter beritahu mengenai siapa dia sebenarnya kini akhirnya meledak mendorong Winter lebih berani berkata jujur. “Dulu, saat masih kecil, tepat di hari kasih sayang, kita menjual bunga mawar di jalanan hingga malam hari agar aku kita bisa membeli sepatu baru karena sepatu lamaku harus di pakai adik-adikku. Aku masih ingat, saat itu tiba-tiba saja kau berlari pergi mengambil sebuah simpul kain berwarna biru yang mengikat beberapa cangkang kado, kau menutup mataku dan memaksaku untuk pergi dari tempat itu. Kau bilang kau akan memberiku kejutan. Sebenarnya aku tahu, alasan kenapa saat itu kau terburu-buru membawaku. Di dekat toko kita berjualan, ada ayahku yang tengah makan malam bersama isteri dan anaknya, mereka terlihat bahagia, kau membaw

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 223: Hari yang Kelabu

    Levon dan Jenita yang tertidur di sofa langsung di buat terbangun begitu merasakan pergerakan orang yang lewat. Mereka melihat ke penjuru ruangan, memperhatikan kedatangan dua dokter dan satu perawat memasuki ruangan tempat Marius berada, para ahli medis itu mereka langsung menuju ranjang dan melakukan suatu tindakan yang terlihat darurat karena Marius semakin kesulitan bernapas. Perlahan Levon bangkit, dari balik kaca Levon melihat para pekerja medis yang terlihat sangat berusaha membantu Marius agar kembali stabil. Wajah Levon tampak pucat di penuhi oleh kekhawatiran, padahal dua jam yang lalu keadaan Marius terlihat membaik bahkan Marius sempat berbicara dengan akrab bersamanya dan juga Jenita, namun ternyata kini keadaan dia kembali memburuk. Jenita meminta Levon terduduk lemah, rapalan do’a dan harapan tidak pernah putus, namun suara kesakitan Marius yang teramat dalam begitu menyiksa pendengaran Jenita dan Levon. “Masa depanku sudah gelap semenjak melihat Marius kembali ter

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 222: Berdamai dalam Luka

    Levon duduk dengan tegak di samping Marius, pria itu kembali datang dengan cepat dan memilih mengesampingkan semua pekerjaannya yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Sejak Marius terbangun kembali, tidak ada pembicaraan yang berarti terjadi di antara mereka. Levon sendiri sadar, terlalu banyak kesalahan yang telah dia buat hingga tidak dapat lagi di jabarkan dengan kata-kata. Kini Levon sedang berusaha membuka kasus di balik penyerangan yang di alami puteranya, namun yang menjadi masalahnya adalah Shanom dan Sean tiba-tiba menghilang sejak beberapa hari yang lalu. Perginya mereka secara bersamaan semakin menguatkan kecurigaan Levon jika keduanya memang dalang dari semua masalah yang terjadi. Jika Marius semakin tidak berdaya dengan keadaan tubuhnya, hal ini akan menciptakan guncangan hebat untuk perusahaan dan Sean akan terpilih sebagai peminpin selanjutkan ketika Levon pensiun di karenakan Sean lebih berpengalaman. Hak Marius tidak mungkin juga di ambil Jenita begitu saja

DMCA.com Protection Status