Athena melangkah masuk ke dalam ruang istirahat, dia menjatuhkan pelan tubuhnya duduk di sofa seraya menyandarkan punggungnya. Hari ini dia baru saja menyelesaikan syuting terakhirnya. Tanpa terasa, hanya hitungan hari—dirinya dan Justin akan menikah. Rasanya waktu berjalan begitu cepat, bahkan dia masih belum menyangka akan menikah dengan cara seperti ini. Athena mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit dengan pandangan menerawang ke depan. Beberapa hari terakhir ini, ada hal yang membebani pikiranya, yaitu permintaan Justin yang melarang dirinya mengambil pekeerjaan setelah syuting berakhir. Padahal sebelumnya, dia telah menandatangani kontrak pekerjaan untuk tiga hari ke depan setelah syuting film ‘Devil Beside You’ berakhir. Akibat permintaan Justin, dia harus membayar ganti rugi akibat pembatalan kontrak sepihak. Pria itu benar-benar menyebalkan. “Athena.” Julia melangkah masuk ke dalam ruang istirahat, dia duduk di samping Athena seraya menyerahkan salmon steak yang baru
Justin tak peduli dengan umpatan ataupun makian yang lolos di bibir Athena. “Hari ini aku cukup sibuk. Rumahmu juga tidak jauh dari kantorku, jadi tidak masalah kau mengantarkan dokumenku.”Athena mendengkus, menatap kesal Justin. Dia sudah tahu pria itu mengerjai dirinya—sengaja menyusahkan dirinya mengantar dokumen itu. “Sudahlah, aku ingin pulang!”“Kau tidak bisa pulang! Apa kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi? Grandma-ku memintamu datang!” Justin menahan tangan wanita itu, dan memberikan tatapan tajam padanya.Athena berusaha mengendalikan rasa kesalnya. “Aku akan menunggumu di luar! Aku tidak mau menunggumu di ruangan ini!” “Aku hanya meeting sebentar, kau tunggu saja di sini!” “Aku paling membenci menunggu! Lebih baik, jika kau sudah selesai meeting, kau bisa langsung menghubungiku!” “Aku sudah katakan padaku, kau tunggu di sini!” Justin tak ingin dibantah.“Jika kau lebih dari tiga puluh menit, aku akan menarik paksa dirimu keluar dari ruang meeting! lagi, jangan l
“Athena!” Justin berteriak kala melihat mobil Athena meninggalkan perusahaannya. Dia mengumpat pelan, bisa-bisanya wanita itu pergi tanpa mengatakan apa pun padanya.“Scarlett!” Nathan menyusul, dia berteriak begitu kencang saat mobil Athena pergi dari parkiran mobil. Justin yang berdiri tidak jauh dari Nathan, dia menatap adiknya yang sejak tadi memanggil Athena dengan sebutan ‘Scarlett’.Pandangan Nathan teralih pada Justin, dengan cepat dia menghampiri Justin. “Kak, dari mana kau mengenal Scarlett? Katakan padaku!” cercanya dengan sorot mata tajam pada Justin. “Kenapa kau memanggil Athena dengan sebutan Scarlett?” Justin tidak langsung menjawab, dia menautkan alisnya, menatap penuh selidik pada adiknya. “Dia Scralett, Kak! Dia temanku! Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau memanggil Scarlett dengan sebutan Athena Morris, dan kau mengatakan dia adalah calon istrimu! Jelaskan padaku, Kak!” seru Nathan meminta penjelasan.“Dia memang Athena Morris. Wanita yang pernah aku cer
Justin melompat turun dari mobilnya, dia membanting kasar pintu mobilnya—melangkah masuk ke dalam penthouse milik Athena. Terlihat wajah Justin begitu dingin dan sorot mata menajam. Dia tidak sabar untuk bertanya langsung pada wanita itu. Hingga detik ini, dia tidak mengerti kenapa Nathan begitu membela Athena—seolah menunjukkan mereka memiliki hubungan kuat.“Athena!” Justin berteriak kencang memanggil nama Athena. Dia tidak memedulikan sapaan pelayan yang berada di hadapannya itu. Dia terus melangkah menuju kamar Athena. Namun, langkah Justin terhenti saat dia berpapasan dengan Julia yang berlari dan terburu-buru. “Justin?” Julia yang hendak menyusul Athena, terkejut melihat Justin berada di hadapannya. “Di mana Athena?” tanya Justin dingin dengan sorot mata tajamnya. “Athena tidak ada,” jawab Julia gelisah.“Jangan mencari masalah denganku! Katakan di mana Athena!” seru Justin dengan nada yang sedikit meninggi. Terlihat kilat kemarahan di matanya. Julia membuang napas kasar. “J
Kaki Athena seperti jelly yang tidak bisa berkutik sama sekali. Ciuman liar dan kasar Justin—seakan membuat saraf dalam tubuh Athena tak lagi berfungsi. Gejolak gairah tak menentu itu—membuatnya benar-benar otaknya tak berfungsi.“Kita akan tetap menikah, Athena.” Justin melepaskan pagutannya, dia berkata dengan nada rendah.Sesaat mereka saling menatap satu sama lain. Athena masih bungkam, tatapan Justin bagai menghipnotis dirinya. Kaki Athena masih begitu lemas. Jika bukan karena Justin memeluk dirinya, mungkin sekarang dia sudah terjatuh.“Kau pulang denganku, mobilmu akan dibawa orangku,” Justin menarik tangan Athena, membawanya masuk ke dalam mobil.Athena hanya diam, bahkan tidak mampu melawan Justin yang kini menarik paksa dirinya masuk ke dalam mobil. Saat di dalam mobil, pria tampan itu membuka jasnya dan kemejanya yang basah akibar guyuran air hujan.Athena terkejut melihat Justin membuka baju di depannya. Meski Athena sudah pernah tidur dengan pria itu, tapi tetap saja dia
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Athena. Perlahan wanita itu mulai membuka matanya, mengerjapkan matanya beberapa kali. Tepat ketika Athena membuka matanya—dia menatap sebuah kamar maskulin dengan berwarna dasar hitam.Athena mendesah pelan, dia baru mengingat tadi malam dia bermalam di rumah Justin. Tatapannya kini teralih pada sebuah dress yang terletak di ranjang. Dia yakin, pasti pria itu meminta orangnya untuk menyiapkan pakaian untuknya. Setidaknya pria itu masih sedikit memiliki kepedulian padanya. Dia beranjak dari ranjang, mengikat asal rambutnya, dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Tidak lama kemudian, setelah Athena selesai mandi dan berganti pakaian, dia hendak meninggalkan kamar. Namun, saat Athena ingin melangkah keluar, langkah kakinya terhenti kala melihat Justin masuk ke dalam kamar.“Mobil serta barang-barangmu sudah berada di penthouse-mu,” Justin duduk di sofa, dia mengambil kopi yang baru saja diantarkan pelayan—lalu menyesapnya pe
Hari ini adalah hari yang tidak pernah Athena sangka akan benar-benar terjadi dalam hidupnya. Hari pernikahan yang sejak dulu Athena pikir tidak akan pernah ada di Sejarah kehidupannya. Meski pernikahan ini hanya sebuah kebohongan publik dan akan berakhir dalam waktu tiga bulan, tapi tetap saja Athena akan mengucapkan janji suci pernikahan. Sebuah janji yang di mana sangat sakral dan seharusnya tidak bisa dipermainkan. Sungguh, semua kejadian begitu rumit sejak Athena mengenal Justin.Athena tengah mematut diri di cermin. Tubuhnya sudah terbalut gaun pengantin dengan berhiaskan batu berlian di gaun itu. Gaun yang sangat indah dan mewah. Rasanya jika bukan karena menikah dengan seorang Justin Afford, Athena tentu tidak akan mampu membeli gaun yang berhiaskan berlian.“Perfect! Penampilan Anda sungguh sangat sempurna, Nona Athena. Saya yakin, Tuan Justin Afford pasti sangat terpesona pada Anda,” ucap sang makeup artis yang memberikan sedikit sentuhan di wajah Athena dengan polesan makeu
The Ritz-Carlton Hotel, adalah tempat yang dipilih Justin untuk melaksanakan resepsi pernikahannya. Pesta pernikahan yang sangat meriah. Dekorasi yang berhias batu swarovski membuat pesta pernikahan Justin dan Athena layaknya raja dan ratu. Beberapa deretan tamu undangan mulai dari kalangan atas, model, dan para artis menghadiri pesta pernikahan mereka Sejak tadi Justin dan Athena sibuk menyambut para tamu yang sejak tadi tidak henti memberinya selamat. Sesekali Justin dan Athena tampak begitu romantis di depan kamera. Mereka terlihat layaknya pasangan yang sempurna. Namun, ketika kamera sedang tidak menyorot ke arahnya, tentu saja Athena langsung menjaga jarak dengan pria itu. Ketika para tamu undangan sudah selesai memberikan selamat untuk Justin dan Athena, tatapan Athena menatap sosok pria yang melangkah mendekat ke arahnya.Nathan. Pria itu melangkahkan kakinya menuju Justin dan Athena. Seketika jantung Athena berdegup kencang kala Nathan menghampirinya, tapi sebisa mungkin diri