Share

Bab 18. Cap Bibir CEO

Aku menarik napas berulang kali sebelum keluar dari kamar mandi. Kumiringkan wajahku ke kanan dan ke kiri, sebagai latihan otot muka dengan raut wajah tanpa dosa.

Namun, sayang, sekeras apa pun aku mencoba tetap saja aku malu. Ingin rasanya 'ngumpet' terus di belakang pintu.

Membayangkan Mas Al melihat dalamanku saja, hatiku sudah bergetar tak karuan. Bagaimana nanti kalau bertemu?

"Tenang Fey, tenang! Tarik napas! Anggap tidak pernah terjadi! Keluarkan dari belakang!" ujarku terus mensugesti diri. Setelah merasa siap, aku pun membuka pintu.

Cklek.

Kulongokkan kepala lalu dengan heboh menoleh ke kanan dan ke kiri waspada. Tetapi, sejauh mata memandang tak kutemukan wajah Mas Al sama sekali.

Eh, kosong? Ke mana dia?

Bergegas aku keluar dari kamar mandi dan menutupnya kembali.

Fyuh! Untungnya enggak ada.

Syukurlah ... aman. Aku pun berjalan mengendap-endap berniat mengambil tas tapi baru saja berniat kabur, sebuah suara berat menegurku.

"Kenapa buru-buru? Takut ya saya apa-apain?"

Mende
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status