Home / Fantasi / Terjebak Peran Figuran / Kedatangan Madelyn

Share

Kedatangan Madelyn

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Senang melihatmu masih bisa mengingatku, Nak." Madelyn tersenyum, kali ini bukan senyuman angkuh seperti dulu.

Azalea menatap wajah yang masih sangat cantik meski tidak lagi muda. Kenapa Madelyn bisa tiba-tiba muncul lagi? Dalam novelnya tidak ada cerita tentang Mawar Emas Kekaisaran. Meski tentu saja tidak ada penjelasan tentang keberadaannya, tetap saja Azalea sudah terlanjur menganggapnya pemeran figuran yang mati bahkan sebelum kisahnya dimulai.

"Pasti banyak pertanyaan di kepalamu itu, Zhea, tapi kedatanganku hari ini bukan untuk menjelaskan sesuatu." Madelyn menghela napas. "Aku datang untuk memperingatkanmu. Mulai sekarang, meski di depan Marry atau Lock, kau harus tetap menggunakan ramuan pengubah warna."

Azalea yang terbiasa mengembalikan warna rambut dan matanya ketika sedang bersama dua orang yang Madelyn sebutkan, mengerutkan kening.

"Aku mengerti kalau warna rambut dan mataku tidak biasa dan mudah dikenali hingga harus ditutupi, tapi Madelyn ... kenapa kau bisa mengenali aku dengan warna mata dan rambut seperti ini?"

"Tentu saja aku mengingat wajahmu!" Madelyn berujar, tampak jengkel mendengar pertanyaan remaja di hadapannya. "Bukan itu yang penting, aku tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih banyak, tapi cobalah untuk tidak menggunakan sihir saat mengembalikan warna rambut dan matamu."

Kata-kata Madelyn membuat Azalea semakin bingung. Dia memang menggunakan ramuan yang Marry berikan untuk mengubah warna mata dan rambutnya. Azalea tidak mengubahnya dengan sihir.

"Maksudku bukan hanya ketika merubahnya menjadi warna biasa, melainkan saat mengembalikan ke warna aslinya juga. Kalau kau bisa membuatnya menjadi dua lapis, itu lebih bagus!"

Ha?! Azalea yang sulit memahami maksud perkataan Madelyn melirik pada wanita renta di sisinya.

"Maksud Anda ... Zhea harus menggunakan ramuan untuk mengubah warna mata dan rambutnya menjadi coklat, lalu memakai ramuan lain untuk mengubahnya menjadi seperti warna asli? Anda ingin menunjukkan perubahan dari rambut perak dan mata birunya ke warna coklat pada seseorang? Apa itu artinya aku harus memperkuat ramuan sebelumnya?"

Marry mengangguk-angguk, terlihat sudah memikirkan banyak hal meski Madelyn belum menjawab pertanyaannya.

Azalea yang sempat takjub karena Marry langsung memahami maksud perkataan Madelyn, bahkan terlihat sangat siap dengan kemungkinan ini, langsung menegakkan tubuh.

Dia bisa membayangkannya! Kalau Azalea menggunakan dua ramuan, pertama untuk mengubah warna rambutnya menjadi coklat, lalu menggunakan ramuan lain untuk mengubahnya lagi menjadi seperti warna asli, maka ketika ramuan kedua memiliki batas waktu yang lebih pendek dari yang pertama, seseorang yang melihatnya akan berpikir bahwa warna aslinya adalah coklat.

"Siapa yang akan kau tipu?" tanya Azalea tanpa sadar.

Jika hanya ingin melindunginya dari keluarga Duke, Azalea hanya perlu mengubah warna rambut dan matanya seperti biasa. Dia tidak akan pernah meninggalkan desa dengan menggunakan warna aslinya. Azalea juga tidak berniat bertemu siapa pun di luar para penduduk desa.

"Seseorang," ucap Madelyn singkat. "Aku akan kembali dua bulan lagi, kuharap pada saat itu ramuannya sudah jadi."

Madelyn kembali menutupi kepalanya dengan tudung sebelum berdiri. "Aku harus segera kembali. Jaga dirimu, Zhea, sampai nanti."

Azalea ikut berdiri, mengejar Madelyn yang langsung melangkah menuju pintu dan keluar. Wanita itu bahkan tidak menoleh saat Azalea memanggilnya.

"Setidaknya beritahu aku tujuanmu!" ujar gadis itu setelah beberapa kali memanggil.

Madelyn menghentikan langkahnya, menatap gadis berusia lima belas tahun itu dengan sendu.

"Tujuanku? Aku ingin melindungimu, melindungi peninggalan terakhir sahabatku, tapi nyatanya tidak bisa. Saat aku tersadar, aku sudah memiliki ini." Madelyn menyingkap lengan bajunya, memperlihatkan sebuah lingkaran hitam di lengan kanan.

"A-apa itu?"

"Segel," ucap Madelyn singkat. "Wanita itu memasang segel ini padaku, jadi aku tidak bisa meninggalkan rumahku tanpa izinnya. Setiap kali aku mencoba untuk melarikan diri, segel ini menekan jantungku dan membuatku sekarat berkali-kali."

Azalea terkesiap mendengar kenyataan yang disampaikan Madelyn. Siapa sebenarnya orang yang ingin menguasai Madelyn sampai seperti itu?

"Lalu, bagaimana caramu bisa kembali ke desa ini?"

Madelyn meraih tangan Azalea dan menggenggamnya erat. "Wanita itu merencanakan sesuatu dan membutuhkan ramuan pengubah warna seperti milikmu. Rencananya sudah pasti jahat, tapi aku bahkan tidak bisa menyampaikan kebenaran karena segel yang mengekangku."

"Apa tidak ada penyihir yang bisa menghapus segel ini?" Azalea menunduk, menatap lingkaran hitam yang membuat perasaannya tidak enak. "Aku tidak mempelajari tentang segel dan kutukan, jadi aku tidak tahu bagaimana membantumu bebas. Maafkan aku."

Selama menjalani kehidupan sebagai Azalea, dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu orang-orang di sekitarnya sambil mempelajari banyak hal. Dia senang bisa memberi secuil bantuan, tapi menyadari tidak memiliki kekuatan untuk membantu seseorang yang sudah menyelamatkan hidupnya membuat gadis itu merasa tidak berdaya.

"Jangan khawatir, Zhea. Selama wanita itu membutuhkanku, dia tidak akan membuatku benar-benar mati." Madelyn menarik napas panjang sebelum melepaskan genggaman tangannya. "Aku harus pergi sekarang. Jangan lupa untuk melakukan seperti yang kukatakan. Aku juga tidak akan membiarkan wanita itu menang dengan mudah."

Azalea terdiam saat Madelyn melambaikan tangan dan menaiki sebuah kereta kuda sederhana milik Lock. Saat kereta itu hilang dari pandangannya, Azalea baru menyadari bahwa air matanya menggenang.

Rasanya seperti dibuang dan ditinggalkan untuk ke sekian kali. Padahal dia terbiasa diabaikan, entah di kehidupan ini atau kehidupan sebelumnya, Azalea selalu berakhir sendirian.

Tidak pernah ada sosok ayah atau ibu di kehidupannya sebagai manusia biasa di bumi. Panti asuhan yang merawatnya pun hanya bisa menampung hingga usia gadis itu lima belas tahun.

"Haah ... tidak ada kehidupan yang menyenangkan." Azalea menatap langit, sedikit iri pada warna biru yang terhampar. Warnya sama dengan bola matanya, tapi Azalea bahkan tidak boleh memamerkannya dengan bebas.

"Kalau sudah selesai bersedih, masuklah. Kau belum sarapan juga, kan? Ayo makan bersama!"

Gadis itu langsung menoleh setelah seseorang berteriak, senyumnya mengembang melihat wanita renta yang membawa kursi rodanya ke pintu.

"Ah, aku memang lapar! Marry mengingatkan di saat yang tepat," ucap Azalea semangat. Gadis itu menghapus air matanya, memilih untuk bersyukur dengan keberadaan orang-orang yang memperhatikannya dengan tulus.

Suatu hari nanti, dia juga ingin membantu Madelyn. Meski wanita itu tidak mengatakan siapa orang yang sudah menahannya, Azalea sudah bisa menebak. Mereka adalah penyebab dari segala tragedi.

"Apa yang dikatakan Nyonya Madelyn sampai kau menangis seperti itu?" Marry bertanya setelah Azalea mendorong kursi rodanya untuk kembali memasuki rumah.

"Bukan apa-apa, kok. Dia hanya bilang kalau aku tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik."

"Hmm ... kenapa Nyonya Madelyn sampai berbohong seperti itu?"

"Marry!" Azalea merengut ketika wanita renta di depannya terkekeh. "Tidak ada yang lebih cantik dariku di seluruh kekaisaran, lho!"

Related chapters

  • Terjebak Peran Figuran   Ramuan untuk Menipu

    "Wah, hebat!" Azalea bertepuk tangan ketika warna rambutnya berubah secara otomatis menjadi coklat.Dua bulan berlalu sejak kedatangan Madelyn. Sejak itu pula Azalea sibuk membantu Marry menciptakan ramuan baru. Setelah mengatur beberapa bahan, mencoba berulang-ulang, akhirnya hasil yang memuaskan tercapai.Ramuan pengubah warna menjadi coklat bisa bertahan selama enam jam sekarang. Marry membuat ramuan kedua yang harus Azalea gunakan dengan mengurangi jumlah pemakaian hingga waktunya juga turut berkurang."Untuk selanjutnya kau bisa membuatnya sendiri, kan? Aku yakin kau bisa menambah intensitas waktunya seiring waktu berjalan. Selama kau tidak berhenti mempelajarinya, kau akan menjadi apoteker hebat yang akan menjual barang-barang bagus." Kata-kata Marry membuat Azalea yang sedang mengagumi perubahan warna pada rambutnya menoleh. "Aku tidak berniat menjual barang untuk menipu seseorang," ucap gadis itu tegas. "Setidaknya di dunia atas," lanjutnya seraya mengendikkan bahu.Marry ter

  • Terjebak Peran Figuran   Rumput Liar

    Azalea memang tidak peduli pada awalnya. Entah siapa pun yang ingin dikelabui oleh mereka yang membeli ramuan pengubah warna milik Marry, dia tidak akan peduli.Tapi, setelah mendengar penyihir yang dibawa Madelyn menanyakan takaran untuk setiap jam, mau tidak mau Azalea memikirkan seseorang.Kalau pemakaian ramuannya dibalik, apa yang terjadi? Azalea menelan ludah saat membayangkan seseorang menggunakan ramuan pengubah warna yang baru dibuat terlebih dahulu, membuat warna rambutnya berubah menjadi perak dengan bola mata biru khas keluarga Lionhart.Lalu, ramuan pengubah warna coklat akan digunakan setelahnya. Saat seseorang memberinya sihir seperti apa yang terjadi pada Azalea sebelumnya, maka warna coklatnya akan menghilang dan menunjukkan surai perak serta mata sebiru lautan.Satu-satunya orang yang mungkin akan mengharapkan hal itu adalah Duke Lionhart. Jantung Azalea mencelos saat mengingat karakter fisik putri tiri Duke Lionhart yang membuatnya mengorbankan segalanya.Rambut cok

  • Terjebak Peran Figuran   Masa Depan

    "Apa benar seberguna itu untuk manusia?" Vairell mengangkat alis, menatap heran pada gadis yang sedang berbinar menatap benda berkilau di tangannya. "Satu-satunya yang menganggap rumput itu bagus adalah spirit api, itu pun karena warnanya yang merah."Penjelasan Raja Spirit di hadapannya membuat Azalea mendongak. "Bagaimana cara kalian membuang benda ini ke dunia manusia?" tanyanya antusias."Ehem! Kami tidak membuangnya sembarangan, kok. Biasanya kami memilih tempat yang jauh dari jangkauan manusia dan membuat lubang. Kami menimbunnya dengan baik. Aku bersumpah!" Menimbunnya dengan baik di tempat yang jauh dari jangkauan manusia?! Itukah sebabnya pertambangan Blood Stone hanya ditemukan di pedalaman hutan atau gunung? Azalea mengernyitkan dahi. "Pantas saja sulit ditemukan! Bukan hanya dibuang ke tempat terpencil, kalian bahkan menimbunnya ke dalam tanah." Gadis itu menghela napas dengan informasi yang baru diketahuinya. Jadi, itu bukanlah tambang, melainkan timbunan yang dibuat o

  • Terjebak Peran Figuran   Tamu Tak Diundang

    Tiga tahun berlalu begitu saja. Azalea melewati hari-harinya dalam kedamaian. Terkadang Raja Spirit datang dan melatih gadis itu menggunakan bermacam atribut sihir. Madelyn juga tidak lagi terlihat sejak membeli obat pengubah warna dari Marry.Azalea pikir akhirnya dia bisa bebas menikmati kehidupannya tanpa harus melakukan hal merepotkan. Gadis itu hanya akan tampil saat bangsa iblis mulai menginvasi, itu pun hanya untuk menyelamatkan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan jalan cerita.Dia mungkin akan ikut bertarung sedikit. Azalea juga berencana bergabung dengan pasukan tentara bayaran agar bisa turun ke medan perang karena pada saat itu, dunia membutuhkan sebanyak mungkin kekuatan. "Sepertinya aku hanya diberi waktu tiga tahun untuk menikmati hidup, ya?" Azalea berdecih jengkel saat melihat kereta kuda dengan lambang keluarga Lionhart terparkir di jalan masuk desa.Azalea yang baru pulang dari memeriksa hasil penjualan Blood Stone mengerang pelan sebelum bergegas menuju r

  • Terjebak Peran Figuran   Mengawasi Putra Mahkota

    Keheningan yang mencekik setelahnya membuat Azalea menyadari jika caranya bicara salah. Melihat bagaimana pemuda bernama Grisha langsung menatapnya tajam, bahkan si putri palsu yang juga terhenyak--mungkin tidak pernah menyangka gadis rendahan di hadapannya berani berkata lancang--pun sempat kehilangan raut polos di wajahnya."Maksud saya adalah untuk apa membohongi kekaisaran dengan melakukan hal seperti itu? Tidak ada jaminan saya akan dinyatakan tidak bersalah kalau masalah ini sampai terungkap." Azalea kembali berpendapat, berharap orang-orang di hadapannya mengerti jika ia adalah gadis yang lumayan cerdas. Jika si putri palsu itu menyadari keberadaan Azalea yang cerdas bisa membahayakannya, harusnya dia mencari orang lain yang cukup bodoh dan bisa dimanfaatkan. Begitulah yang dipikirkan Azalea. Tapi, senyum yang terpatri di wajah cantik di hadapannya membuat leher belakang Azalea meremang."Kau benar-benar cerdas dan penuh pertimbangan seperti yang Marry katakan! Sepertinya tida

  • Terjebak Peran Figuran   Mengunjungi Ibu Kota

    Azalea tidak sempat memikirkan rencana apa pun saat sore itu juga ia langsung berangkat bersama Madelyn. Azalea juga harus bersabar dan menekan auranya saat berhadapan dengan ksatria wanita yang dulu menebas Madelyn tanpa berkedip.Perjalanan ke ibu kota membutuhkan waktu selama dua minggu jika menggunakan kereta kuda, tapi bagi mereka yang memiliki banyak uang, teleportasi adalah jalan pintas."Kalau hanya memindahkanmu ke ibu kota negara ini, aku juga bisa!" ujar Raja Spirit Vairell yang sedang menatap gedung tinggi tempat Azalea akan melakukan teleportasi.Setelah melalui kebosanan semalam penuh di kereta, Azalea akhirnya sampai di pinggir kota Amster, tempat di mana stasiun teleportasi terdekat berada. Gadis itu tidak memanggil Raja Spirit seperti biasa, tapi makhluk itu selalu datang dan pergi sesuka hati."Ke mana tempat paling jauh kau bisa membawaku, Vairell?" Azalea bertanya pelan, menutupi wajahnya dengan koran agar tidak ada yang melihat pergerakan bibirnya.Ia sedang menun

  • Terjebak Peran Figuran   Hari Pertama

    Azalea terdiam saat nama Guild yang dibentuknya tiga tahun lalu atas bantuan Lock disebutkan. Dari luar, Black Dragon terlihat hanya sebagai Merchant Guild biasa yang menjual senjata, tapi dibaliknya adalah pusat informasi serta tentara bayaran yang dikumpulkan dari berbagai kerajaan di seluruh benua. Tidak ada satu pun pelanggan yang tahu jika senjata yang dijual Black Dragon juga terbuat dari Blood Stone.Pesanan selalu datang secara teratur dari para bangsawan mau pun orang biasa. Azalea tidak pernah membatasi pesanan berdasarkan status sosial sesorang sehingga Black Dragon dikenal oleh seluruh kalangan. "Aku baru bertemu pengurusnya kemarin, untuk apa menemuinya lagi," gumam Azalea malas, mengingat kembali jika rasa bahagianya kemarin harus musnah karena kedatangan orang-orang menyebalkan."Marry tidak mengatakan dengan jelas apa yang dijual oleh Black Dragon, tapi dari gosip yang kudengar ... kalian menjual senjata?" Pertanyaan Madelyn membuat Azalea mengendikkan bahu. "Pemilik

  • Terjebak Peran Figuran   Menyusun Rencana

    Netra biru itu memutar malas, Azalea sudah terlalu hafal dengan kehadiran makhluk yang selalu datang sesuka hati. "Kamar ini lumayan dibanding milikmu sebelumnya, tapi tidak ada apa-apanya dibandingkan kamar pelayanku. Apakah manusia memang semiskin ini? Katanya seorang Putri, tapi kamarnya lebih mirip kandang kuda." Komentar Raja Spirit Vairell membuat Azalea kembali memutar mata jengah. Dia sudah sangat sering mendengar kata-kata pedas itu sejak tiga tahun lalu. Makhluk itu terbiasa mengomentari setiap hal yang menurutnya tidak indah dan membandingkannya dengan dunianya sendiri."Aku tidak bisa mempercayainya karena tidak pernah melihatnya sendiri," balas Azalea acuh, tangannya bersedekap saat menatap makhluk bersurai pirang cerah yang sedang berkeliling dan menilai."Aku tidak bisa membawamu ke sana sesuka hati. Bagaimana pun ada yang namanya para tetua di tempatku juga. Mereka tidak akan setuju kalau ada manusia yang datang."Perkataan Vairell membuat Azalea menaikkan sebelah al

Latest chapter

  • Terjebak Peran Figuran   Black Dragon

    Sesuai rencana yang sudah dikatakan Azalea kemarin, gadis itu langsung meminta izin pada Madelyn untuk pergi ke pusat kota dan menikmati waktunya sebagai 'Zhea'. Meski mendapat pertentangan karena tidak mau menggunakan kereta milik Duke, pada akhirnya Azalea memenangkan pertarungan.Gadis itu terkekeh pelan ketika mengingat lagi bagaimana ekspresi Madelyn saat Azalea bilang ingin menumpang kereta dagang yang datang untuk mengantar bahan makanan."Kau terlihat senang ya, Bocah!" Azalea menoleh, bibirnya mengatup rapat ketika berusaha menahan tawa. Raja Spirit Vairell ada di sisinya sekarang, menyamar sebagai pelayan yang menemani Azalea jalan-jalan. Gaun coklat tua yang membungkus tubuh Vairell benar-benar tampak pas. Meski makhluk itu sudah mengubah warna rambutnya menjadi hijau, juga membentuknya menjadi kepang dua, belum lagi bintik-bintik di sekitar hidung yang juga ditambahkan bersama dengan kacamata bulat menghias wajah, keberadaan Vairell masih terasa luar biasa."Tidak perlu

  • Terjebak Peran Figuran   Menyusun Rencana

    Netra biru itu memutar malas, Azalea sudah terlalu hafal dengan kehadiran makhluk yang selalu datang sesuka hati. "Kamar ini lumayan dibanding milikmu sebelumnya, tapi tidak ada apa-apanya dibandingkan kamar pelayanku. Apakah manusia memang semiskin ini? Katanya seorang Putri, tapi kamarnya lebih mirip kandang kuda." Komentar Raja Spirit Vairell membuat Azalea kembali memutar mata jengah. Dia sudah sangat sering mendengar kata-kata pedas itu sejak tiga tahun lalu. Makhluk itu terbiasa mengomentari setiap hal yang menurutnya tidak indah dan membandingkannya dengan dunianya sendiri."Aku tidak bisa mempercayainya karena tidak pernah melihatnya sendiri," balas Azalea acuh, tangannya bersedekap saat menatap makhluk bersurai pirang cerah yang sedang berkeliling dan menilai."Aku tidak bisa membawamu ke sana sesuka hati. Bagaimana pun ada yang namanya para tetua di tempatku juga. Mereka tidak akan setuju kalau ada manusia yang datang."Perkataan Vairell membuat Azalea menaikkan sebelah al

  • Terjebak Peran Figuran   Hari Pertama

    Azalea terdiam saat nama Guild yang dibentuknya tiga tahun lalu atas bantuan Lock disebutkan. Dari luar, Black Dragon terlihat hanya sebagai Merchant Guild biasa yang menjual senjata, tapi dibaliknya adalah pusat informasi serta tentara bayaran yang dikumpulkan dari berbagai kerajaan di seluruh benua. Tidak ada satu pun pelanggan yang tahu jika senjata yang dijual Black Dragon juga terbuat dari Blood Stone.Pesanan selalu datang secara teratur dari para bangsawan mau pun orang biasa. Azalea tidak pernah membatasi pesanan berdasarkan status sosial sesorang sehingga Black Dragon dikenal oleh seluruh kalangan. "Aku baru bertemu pengurusnya kemarin, untuk apa menemuinya lagi," gumam Azalea malas, mengingat kembali jika rasa bahagianya kemarin harus musnah karena kedatangan orang-orang menyebalkan."Marry tidak mengatakan dengan jelas apa yang dijual oleh Black Dragon, tapi dari gosip yang kudengar ... kalian menjual senjata?" Pertanyaan Madelyn membuat Azalea mengendikkan bahu. "Pemilik

  • Terjebak Peran Figuran   Mengunjungi Ibu Kota

    Azalea tidak sempat memikirkan rencana apa pun saat sore itu juga ia langsung berangkat bersama Madelyn. Azalea juga harus bersabar dan menekan auranya saat berhadapan dengan ksatria wanita yang dulu menebas Madelyn tanpa berkedip.Perjalanan ke ibu kota membutuhkan waktu selama dua minggu jika menggunakan kereta kuda, tapi bagi mereka yang memiliki banyak uang, teleportasi adalah jalan pintas."Kalau hanya memindahkanmu ke ibu kota negara ini, aku juga bisa!" ujar Raja Spirit Vairell yang sedang menatap gedung tinggi tempat Azalea akan melakukan teleportasi.Setelah melalui kebosanan semalam penuh di kereta, Azalea akhirnya sampai di pinggir kota Amster, tempat di mana stasiun teleportasi terdekat berada. Gadis itu tidak memanggil Raja Spirit seperti biasa, tapi makhluk itu selalu datang dan pergi sesuka hati."Ke mana tempat paling jauh kau bisa membawaku, Vairell?" Azalea bertanya pelan, menutupi wajahnya dengan koran agar tidak ada yang melihat pergerakan bibirnya.Ia sedang menun

  • Terjebak Peran Figuran   Mengawasi Putra Mahkota

    Keheningan yang mencekik setelahnya membuat Azalea menyadari jika caranya bicara salah. Melihat bagaimana pemuda bernama Grisha langsung menatapnya tajam, bahkan si putri palsu yang juga terhenyak--mungkin tidak pernah menyangka gadis rendahan di hadapannya berani berkata lancang--pun sempat kehilangan raut polos di wajahnya."Maksud saya adalah untuk apa membohongi kekaisaran dengan melakukan hal seperti itu? Tidak ada jaminan saya akan dinyatakan tidak bersalah kalau masalah ini sampai terungkap." Azalea kembali berpendapat, berharap orang-orang di hadapannya mengerti jika ia adalah gadis yang lumayan cerdas. Jika si putri palsu itu menyadari keberadaan Azalea yang cerdas bisa membahayakannya, harusnya dia mencari orang lain yang cukup bodoh dan bisa dimanfaatkan. Begitulah yang dipikirkan Azalea. Tapi, senyum yang terpatri di wajah cantik di hadapannya membuat leher belakang Azalea meremang."Kau benar-benar cerdas dan penuh pertimbangan seperti yang Marry katakan! Sepertinya tida

  • Terjebak Peran Figuran   Tamu Tak Diundang

    Tiga tahun berlalu begitu saja. Azalea melewati hari-harinya dalam kedamaian. Terkadang Raja Spirit datang dan melatih gadis itu menggunakan bermacam atribut sihir. Madelyn juga tidak lagi terlihat sejak membeli obat pengubah warna dari Marry.Azalea pikir akhirnya dia bisa bebas menikmati kehidupannya tanpa harus melakukan hal merepotkan. Gadis itu hanya akan tampil saat bangsa iblis mulai menginvasi, itu pun hanya untuk menyelamatkan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan jalan cerita.Dia mungkin akan ikut bertarung sedikit. Azalea juga berencana bergabung dengan pasukan tentara bayaran agar bisa turun ke medan perang karena pada saat itu, dunia membutuhkan sebanyak mungkin kekuatan. "Sepertinya aku hanya diberi waktu tiga tahun untuk menikmati hidup, ya?" Azalea berdecih jengkel saat melihat kereta kuda dengan lambang keluarga Lionhart terparkir di jalan masuk desa.Azalea yang baru pulang dari memeriksa hasil penjualan Blood Stone mengerang pelan sebelum bergegas menuju r

  • Terjebak Peran Figuran   Masa Depan

    "Apa benar seberguna itu untuk manusia?" Vairell mengangkat alis, menatap heran pada gadis yang sedang berbinar menatap benda berkilau di tangannya. "Satu-satunya yang menganggap rumput itu bagus adalah spirit api, itu pun karena warnanya yang merah."Penjelasan Raja Spirit di hadapannya membuat Azalea mendongak. "Bagaimana cara kalian membuang benda ini ke dunia manusia?" tanyanya antusias."Ehem! Kami tidak membuangnya sembarangan, kok. Biasanya kami memilih tempat yang jauh dari jangkauan manusia dan membuat lubang. Kami menimbunnya dengan baik. Aku bersumpah!" Menimbunnya dengan baik di tempat yang jauh dari jangkauan manusia?! Itukah sebabnya pertambangan Blood Stone hanya ditemukan di pedalaman hutan atau gunung? Azalea mengernyitkan dahi. "Pantas saja sulit ditemukan! Bukan hanya dibuang ke tempat terpencil, kalian bahkan menimbunnya ke dalam tanah." Gadis itu menghela napas dengan informasi yang baru diketahuinya. Jadi, itu bukanlah tambang, melainkan timbunan yang dibuat o

  • Terjebak Peran Figuran   Rumput Liar

    Azalea memang tidak peduli pada awalnya. Entah siapa pun yang ingin dikelabui oleh mereka yang membeli ramuan pengubah warna milik Marry, dia tidak akan peduli.Tapi, setelah mendengar penyihir yang dibawa Madelyn menanyakan takaran untuk setiap jam, mau tidak mau Azalea memikirkan seseorang.Kalau pemakaian ramuannya dibalik, apa yang terjadi? Azalea menelan ludah saat membayangkan seseorang menggunakan ramuan pengubah warna yang baru dibuat terlebih dahulu, membuat warna rambutnya berubah menjadi perak dengan bola mata biru khas keluarga Lionhart.Lalu, ramuan pengubah warna coklat akan digunakan setelahnya. Saat seseorang memberinya sihir seperti apa yang terjadi pada Azalea sebelumnya, maka warna coklatnya akan menghilang dan menunjukkan surai perak serta mata sebiru lautan.Satu-satunya orang yang mungkin akan mengharapkan hal itu adalah Duke Lionhart. Jantung Azalea mencelos saat mengingat karakter fisik putri tiri Duke Lionhart yang membuatnya mengorbankan segalanya.Rambut cok

  • Terjebak Peran Figuran   Ramuan untuk Menipu

    "Wah, hebat!" Azalea bertepuk tangan ketika warna rambutnya berubah secara otomatis menjadi coklat.Dua bulan berlalu sejak kedatangan Madelyn. Sejak itu pula Azalea sibuk membantu Marry menciptakan ramuan baru. Setelah mengatur beberapa bahan, mencoba berulang-ulang, akhirnya hasil yang memuaskan tercapai.Ramuan pengubah warna menjadi coklat bisa bertahan selama enam jam sekarang. Marry membuat ramuan kedua yang harus Azalea gunakan dengan mengurangi jumlah pemakaian hingga waktunya juga turut berkurang."Untuk selanjutnya kau bisa membuatnya sendiri, kan? Aku yakin kau bisa menambah intensitas waktunya seiring waktu berjalan. Selama kau tidak berhenti mempelajarinya, kau akan menjadi apoteker hebat yang akan menjual barang-barang bagus." Kata-kata Marry membuat Azalea yang sedang mengagumi perubahan warna pada rambutnya menoleh. "Aku tidak berniat menjual barang untuk menipu seseorang," ucap gadis itu tegas. "Setidaknya di dunia atas," lanjutnya seraya mengendikkan bahu.Marry ter

DMCA.com Protection Status