Share

Bab 94

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 08:38:45

Sonia duduk di ruang keluarga besar rumah Albian yang megah, memegang secangkir teh hangat yang hampir dingin. Di hadapannya, Bu Laura duduk dengan sikap anggun, tetapi kaku, tatapannya tajam seolah meneliti setiap gerak-gerik menantunya. Keheningan terasa begitu tegang hingga suara jarum jam di dinding terdengar nyaring. Sonia menenangkan dirinya, mengingat bahwa langkah ini adalah bagian dari usahanya untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan ibu mertuanya.

“Bu, aku dengar keluarga memiliki program amal yang sudah berjalan cukup lama.” Sonia membuka percakapan dengan hati-hati. “Aku ingin menawarkan diri untuk membantu, jika Ibu mengizinkan.”

Bu Laura mengangkat alis, tampak sedikit terkejut. “Kamu ingin membantu?” Suaranya terdengar skeptis, seolah tak yakin niat itu tulus.

“Iya, Bu.” Sonia menjawab dengan senyum lembut. “Aku pikir, mungkin ini cara aku untuk lebih mengenal keluarga Mas Al, sekaligus berkontribusi pada sesuatu yang penting.”

Wanita paruh baya itu memandangnya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 95

    Hari itu, Albian berada di ruang kerjanya, memeriksa laporan keuangan perusahaan. Sinar matahari masuk melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Namun, pikirannya tak sepenuhnya fokus pada angka-angka di depannya. Ada perasaan ganjil yang terus mengusiknya sejak beberapa hari terakhir. Sonia, istrinya, tampak gelisah belakangan ini meskipun dia berusaha keras menyembunyikannya. Ketukan di pintu membuyarkan pikirannya. "Masuk," katanya dengan suara tegas. Seorang asisten masuk membawa sebuah amplop. "Pak Albian, ini ada laporan yang harus Anda lihat," katanya sebelum keluar dengan cepat. Albian membuka amplop itu dan menemukan beberapa dokumen serta catatan kecil dari seseorang yang tak dia kenal. Lelaki itu membaca dengan teliti dan menemukan sesuatu yang mengejutkan; laporan penyelidikan pribadi tentang Sonia. Semua detail tentang masa lalu istrinya tercantum di sana, termasuk dugaan skandal kecil yang konon melibatkan Sonia saat masih ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 96

    "Apa? Seseorang mencariku?" Sonia menatap Indah dengan alis berkerut. Tangannya yang menggenggam cangkir teh sedikit gemetar dan rasa hangat dari cairan teh yang biasa menenangkannya terasa tidak cukup kali ini. Indah, yang duduk di seberangnya di ruang tamu rumah besar itu, tampak ragu. "Ada seorang pria yang datang bertamu pagi tadi, Bu," katanya pelan, "dia menyebut namamu. Dia bilang dia teman lama dari tempat tinggal sebelumnya." Wajah Sonia memucat. Dia meletakkan cangkirnya dengan hati-hati di meja, berusaha tetap tenang. "Dia bilang apa?" "Dia nggak banyak bicara," jawab Indah, "tapi ... nada bicaranya aneh, Bu. Seperti dia menyembunyikan sesuatu. Aku bilang aku nggak tahu siapa Bu Sonia dan di mana dia tinggal sekarang, tapi dia bilang dia akan menemuiku lagi." Sonia menggigit bibir bawahnya, pikirannya mulai berpacu. Siapa pria itu? Dan apa yang dia inginkan? Malamnya, Sonia duduk sendirian di ruang tengah. Anak mereka telah tertidur di kamar bayi dan Albian masih di ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 97

    "Sudah cukup, Bu!" Suara Albian menggema di ruang tengah rumah besar itu, tajam dan penuh amarah. Matanya menatap ibunya dengan tajam, sesuatu yang jarang sekali terjadi. Sonia berdiri di belakangnya, mencoba menyembunyikan rasa gugup di balik ketenangannya.Di seberangnya, Bu Laura berdiri dengan wajah dingin dan penuh harga diri. Di tangannya, ada dokumen yang baru saja dia tunjukkan kepada keluarga besar. Dokumen itu berisi informasi masa lalu Sonia, lengkap dengan beberapa tambahan manipulatif yang sengaja dibuat untuk memperburuk citra menantunya."Kenapa Ibu harus berhenti, Albian?" Suara Bu Laura rendah, tetapi penuh otoritas. "Aku hanya melindungi keluarga kita dari wanita yang tak layak. Apakah kamu benar-benar ingin menghabiskan hidupmu dengan seseorang yang punya masa lalu seperti ini?"Sonia menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. Dia tahu hari ini akan datang, tetapi tidak menyangka akan secepat ini—dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 98

    Malam itu, rumah besar keluarga Adikusumo diliputi keheningan yang mencekam. Sonia berdiri di kamar yang dia dan Albian gunakan selama kunjungan mereka. Kepalanya bersandar pada jendela besar yang menghadap taman belakang, pikirannya dipenuhi keraguan.Albian duduk di sofa di belakangnya, memandangi istrinya dengan cemas. "Sonia," panggilnya lembut.Sonia berbalik, matanya berkilat dengan emosi. "Aku nggak tahu harus bagaimana lagi, Mas. Aku merasa ... nggak cukup baik untuk keluarga ini. Apa yang ibumu lakukan tadi membuatku sadar kalau aku mungkin nggak akan pernah diterima di sini."Albian berdiri dan berjalan mendekatinya. Dia menggenggam tangan Sonia, mencoba meyakinkannya. "Kamu cukup, Sonia. Kamu lebih dari cukup. Jangan biarkan kata-kata Ibu ngebuat kamu ragu pada dirimu sendiri."Namun, kata-kata Albian tidak mampu menghilangkan rasa sakit yang Sonia rasakan. Wanita itu tahu bahwa selama Bu Laura masih memiliki prasangka terhadapnya, hidup mereka tidak akan pernah tenang.Kee

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 99

    Hari itu dimulai dengan suasana yang mencekam di Kantor Pusat Adikusumo Corporation. Albian menerima laporan dari tim manajemen bahwa ada ancaman serius terhadap stabilitas perusahaan. Salah satu pesaing utama mereka, Silver Apex Group, melakukan serangan pasar yang sangat agresif, mengklaim telah menemukan cara baru untuk memproduksi produk dengan biaya lebih murah.“Ini tidak masuk akal.” Albian bergumam sambil membaca laporan keuangan di mejanya. “Bagaimana mereka bisa menurunkan biaya produksi sebanyak ini dalam waktu singkat?”Rekan kerjanya, Adrian, yang menjabat sebagai Kepala Keuangan, berdiri di depan meja Albian dengan ekspresi cemas. “Kami menduga mereka mendapatkan akses ke salah satu teknologi eksklusif kita. Entah bagaimana, dokumen rahasia kita bocor.”Kata-kata itu menghantam Albian seperti petir. “Apa kamu yakin?”“Kami belum punya bukti, tapi pola mereka terlalu mencurigakan. Jika ini terus berlanjut, kita akan kehilangan pasar dalam beberapa bulan ke depan.”Albian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 100

    "Pastikan semuanya sempurna," perintah Laura kepada salah satu pelayan saat mereka menata meja-meja besar di taman belakang rumah keluarga Adikusumo. Malam itu, pesta keluarga besar akan diadakan untuk merayakan keberhasilan perusahaan yang baru saja pulih dari krisis.Para tamu mulai berdatangan, semuanya dari kalangan terpandang. Laki-laki dengan setelan jas mewah dan perempuan mengenakan gaun elegan memenuhi halaman, bercakap-cakap sambil memegang gelas anggur. Albian dan Sonia tiba sedikit terlambat, bergandengan tangan dengan senyuman di wajah mereka.Bu Laura memandang keduanya dari kejauhan. Meski dia tidak sepenuhnya puas, dia sadar bahwa malam ini harus menjaga citra keluarga di depan kerabat dan rekan bisnis.“Sonia,” suara lembut, tetapi dingin Bu Laura menyapa ketika Sonia sedang berbicara dengan seorang tamu.Sonia berbalik dan mendapati Laura berdiri di depannya, wajahnya tidak menampakkan emosi.“Ya, Bu?”“Aku mau kamu menemani beberapa tamu penting kita malam ini,” kat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 101

    Pagi itu, Sonia sedang menyiapkan sarapan ketika Tania masuk ke dapur dengan raut wajah yang tak biasa. Matanya bersinar dan senyumnya tidak dapat disembunyikan.“Kak Sonia, aku punya kabar baik!” seru Tania, suaranya penuh semangat.Sonia menoleh, meletakkan panci di atas meja. “Apa itu? Cepat ceritain!”Tania mengeluarkan amplop dari tasnya dan menyerahkannya kepada Sonia. “Ini ... aku diterima di program beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri!”Sonia membuka amplop itu dengan tangan sedikit gemetar. Mata bulatnya membelalak ketika membaca isi surat tersebut. “Tania! Ini luar biasa!” serunya sambil memeluk adiknya erat.Beasiswa itu adalah impian Tania selama bertahun-tahun, tetapi selama ini tampak mustahil karena keterbatasan finansial. Namun, berkat dukungan Albian yang membantu memfasilitasi aplikasi dan memperkenalkan Tania ke orang-orang yang tepat, kesempatan ini akhirnya menjadi nyata.“Aku nggak percaya ini benar-benar terjadi,” kata Tania, duduk di meja makan deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 102

    Malam itu, Bu Laura duduk di ruang kerjanya, tangannya menopang dagu sambil memikirkan rencana baru. Sejak Tania pergi, Sonia terlihat lebih tegar. Hubungannya dengan Albian semakin kuat dan keluarga besar mulai memberikan dukungan kepada Sonia. Bu Laura tidak bisa membiarkan hal itu terus terjadi."Jika aku tidak melakukan sesuatu, wanita itu akan benar-benar menguasai keluarga ini," gumamnya. Dia membuka map di depannya yang penuh dokumen proyek amal keluarga mereka—sebuah proyek besar yang diinisiasi oleh keluarga besar Adikusumo sejak dulu.Matanya menyipit saat ide mulai terbentuk. Dia memutuskan untuk memberikan Sonia tanggung jawab besar—sebuah ujian yang, menurutnya, akan membuktikan apakah Sonia benar-benar layak menjadi bagian dari keluarga mereka.Setelah beberapa harinya, Bu Laura memanggil Sonia untuk bertemu di ruang tamu. Sonia datang dengan sedikit canggung, tidak terbiasa diajak berbicara langsung oleh mertuanya.“Ibu mau ketemu aku?” tanya Sonia dengan sopan begitu d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 118

    Setelah malam penuh ketegangan itu, rumah Albian tidak lagi menjadi tempat yang aman. Ethan memutuskan memindahkan keluarga Albian ke tempat persembunyian sementara. Sebuah vila di luar kota, tersembunyi di balik hutan, dipilih sebagai lokasi terbaik untuk memastikan keamanan mereka. Jessica duduk di kursi dekat jendela besar vila itu, pandangannya kosong menatap ke luar. Dia merasa seperti beban berat terus menghimpitnya. Sonia, yang tak pernah membiarkan orang lain tenggelam dalam rasa bersalah terlalu lama, mendekatinya. “Kita semua berada di sini karena kamu, Jessica,” kata Sonia, nada suaranya tegas, “tapi aku ingin kamu tahu, aku tidak sepenuhnya menyalahkanmu.” Jessica menoleh, matanya berkaca-kaca. “Sonia ... aku sudah menghancurkan hidup kalian. Jika sesuatu terjadi pada Farhan atau Alia ....” Sonia menggeleng. “Aku tidak mau mendengar penyesalan itu lagi. Apa yang kita perlukan sekarang adalah rencana. Kamu bilang kamu punya salinan data itu. Di mana?” Wanita itu m

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 117

    Malam itu, suasana rumah keluarga Albian penuh ketegangan. Jessica duduk di sudut ruangan dengan wajah penuh kecemasan, tangannya gemetar saat memegang secangkir teh yang hampir dingin. Di seberangnya, Sonia dan Albian saling bertukar pandang, mencoba membaca pikiran satu sama lain.Farhan dan Alia sudah terlelap di kamar mereka, tidak menyadari badai yang tengah mendekat. Sonia menatap Albian dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan—campuran antara kekhawatiran dan kekuatan.“Jessica.” Sonia akhirnya memecah keheningan. “Kita harus tahu semuanya. Tidak ada yang bisa disembunyikan sekarang. Apa sebenarnya yang mereka inginkan darimu?”Jessica menggigit bibir bawahnya, ragu-ragu untuk bicara. “Aku sudah memberitahu kalian. Itu semua tentang dokumen yang aku curi—”“Tidak mungkin hanya itu,” potong Sonia, nadanya tegas, “mereka tidak akan mengorbankan segalanya hanya untuk mengejar dokumen biasa.”Albian menatap Jessica tajam. “Jessica, kalau kamu ingin kami membantu, kamu harus berkata

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 116

    Sonia memutuskan untuk tidak tinggal diam. Dia mengamati kembali rekaman CCTV yang menunjukkan pria dengan jaket logo misterius itu. Dalam pikirannya, ada satu pertanyaan yang terus menghantuinya: kenapa mereka begitu gigih mengejar Jessica?Sementara itu, di ruang kerjanya, Albian menelepon salah satu kontak kepercayaannya. “Dapatkan semua informasi tentang logo ini. Siapa pun yang terlibat di balik organisasi ini, aku ingin tahu segalanya,” katanya dengan nada penuh determinasi.Tak lama, Albian keluar dari ruang kerja. “Kita harus berbicara serius,” katanya sambil memandang Sonia dan Jessica.“Apalagi sekarang, Mas?” tanya Sonia.“Aku sudah memanggil penyelidik pribadi untuk menyelidiki organisasi ini. Tapi Jessica, kamu harus bicara jujur. Apa yang sebenarnya mereka inginkan darimu? Ini bukan sekadar ancaman biasa. Pasti ada alasan besar kenapa mereka segigih ini.”Wanita itu tampak gugup. “Mereka menginginkan ... dokumen penting yang dulu aku ambil dari salah satu pemimpin mereka

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 115

    Suara retakan dari dapur membuat Sonia dan Jessica saling pandang dengan ketegangan di mata mereka. Sonia segera meraih ponsel di meja, bersiap menghubungi Albian yang sedang bekerja di ruang pribadinya. Namun sebelum dia sempat menekan tombol, Jessica menahan tangannya."Tunggu. Kalau kamu membuat suara, mereka bisa tahu kita menyadari kehadiran mereka," bisik Jessica."Siapa mereka?" tanya Sonia, suaranya tertahan, tetapi tegas.Jessica tidak menjawab. Dia hanya menatap ke arah dapur, memasang kewaspadaan.Dari bayangan di balik pintu dapur, terdengar langkah-langkah pelan. Jessica meraih sebuah benda berat—kayu kecil yang tergeletak di dekat meja—dan bergerak mendekati pintu.Sonia, meskipun gugup, mengikuti di belakangnya.Namun, sebelum mereka bisa mendekat, pintu terbuka, dan seseorang yang tidak dikenal muncul. Wajahnya tertutup oleh topi dan masker. Tatapannya tajam, tetapi dia tampak terkejut mendapati Jessica dan Sonia berdiri di sana."Siapa kamu?!" Sonia berseru dengan sua

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 114

    Keesokan harinya, Jessica benar-benar kembali seperti yang dijanjikan. Kali ini, dia membawa dokumen-dokumen yang katanya bisa membuktikan ancamannya nyata. Sonia duduk di ruang tamu bersama Albian, dengan sikap waspada, sementara Jessica mulai menjelaskan.“Orang ini, namanya Vincent,” kata Jessica, sambil menunjuk sebuah nama di salah satu dokumen, “dia mantan rekan bisnisku. Awalnya, aku pikir dia hanya marah karena aku mundur dari proyek kami. Tapi belakangan, dia mulai mengancam akan membocorkan rahasia pribadiku dan menyebarkan berita palsu untuk menghancurkan reputasiku.”“Dan apa hubungannya dengan kami?” potong Sonia dingin.Jessica menelan ludah, gugup. “Karena Vincent tidak hanya menyerangku. Dia juga menyebut nama kalian. Dia tahu aku pernah menjadi bagian dari kehidupan kalian dan dia akan menggunakan itu untuk mempermalukan kalian di publik.”Albian memijat pelipisnya, sementara Sonia menatap Jessica dengan tajam. “Jadi, karena ulahmu sendiri, sekarang kami juga terancam

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 113

    Jessica tersenyum tipis, tapi jelas terlihat tegang. “Aku butuh bicara denganmu, Mas.” Albian diam, tubuhnya membeku. Dia ingin langsung menutup pintu, tapi Jessica memandangnya dengan sorot mata yang penuh tekanan. “Ini penting.” Sonia, yang mendengar suara di depan pintu, berjalan mendekat. “Mas? Siapa—” Langkahnya terhenti begitu melihat Jessica berdiri di ambang pintu. “Sonia.” Jessica mengangguk singkat, seolah kehadirannya adalah hal yang wajar. “Lama tidak bertemu.” “Kamu ... mau apa lagi kamu ke sini?” tanya Sonia, suaranya bergetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang berusaha dia kendalikan jika teringat pada perbuatan wanita licik itu. Jessica melirik Sonia sebelum kembali menatap Albian. “Aku perlu bicara dengan kalian. Ini soal sesuatu yang sangat penting.” “Jessica, kamu seharusnya tidak di sini,” ujar Albian, nadanya datar, tapi penuh ketegasan. Wanita licik itu mendesah. “Aku tidak punya pilihan lain, Mas. Percayalah, aku tidak ingin datang jika tidak te

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 112

    Suara tawa Farhan dan Alia menggema di halaman belakang rumah besar itu. Farhan, yang kini berusia tujuh tahun, tengah mengejar adiknya yang baru belajar berjalan dengan langkah kecil-kecil yang lucu. Sonia memandangi mereka dari teras sambil menyeduh teh hangat, senyum lembut menghiasi wajahnya."Mereka tumbuh begitu cepat," gumamnya.Albian muncul dari dalam rumah dengan membawa nampan kecil berisi kue-kue kering. "Dan mereka semakin mirip dengan ibunya," katanya sambil duduk di samping Sonia.Sonia tersenyum sambil mengambil satu kue. "Kalau Farhan, mungkin. Tapi Alia jelas memiliki sikap keras kepala ayahnya.""Hati-hati, itu terdengar seperti kritik," goda Albian sambil tersenyum lebar."Tidak, itu pujian terselubung, Mas," balas Sonia sambil menahan tawa.Malam harinya setelah anak-anak tidur, Sonia dan Albian duduk bersama di ruang keluarga. Albian mengambil map kecil dari meja."Aku punya ide," katanya sambil membuka map itu dan menunjukkan brosur liburan, "bagaimana kalau kit

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 111

    Cahaya mentari pagi menyusup ke dalam ruang kerja Sonia, yang dipenuhi dengan peta, dokumen, dan laporan. Sebagai inisiator utama proyek amal keluarga, Sonia telah membawa perubahan besar yang awalnya hanya bertujuan lokal, kini berkembang hingga ke tingkat internasional."Ibu, ini laporan dari cabang baru di Kamboja," kata seorang staf muda, menyerahkan sebuah dokumen kepada Sonia.Sonia menerima laporan itu dengan senyuman. "Terima kasih, Lisa. Pastikan mereka mendapatkan semua dukungan yang mereka butuhkan. Kita ingin hasil ini berkelanjutan, bukan hanya pencapaian sementara."Lisa mengangguk sebelum bergegas pergi. Proyek amal yang dimulai Sonia kini mencakup pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan di berbagai negara berkembang. Tantangannya semakin besar, tetapi semangat Sonia tetap menyala.Sungguh dia tidak menduga akan menjadi seorang wanita karir, padahal dulu hanya dipandang sebelah mata. Besar kemungkinan memang itu adalah buah dari kesabarannya. Sonia harus lebih

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 110

    Angin musim gugur berembus lembut di taman belakang rumah besar keluarga Albian. Hari itu, keluarga besar mengadakan pertemuan santai untuk merayakan keberhasilan proyek amal yang baru saja selesai. Proyek tersebut tidak hanya membantu banyak orang, tetapi juga memperkuat citra keluarga di mata publik. Sonia, yang menjadi ujung tombak proyek itu, kini menjadi pusat perhatian.“Sonia, kamu benar-benar luar biasa,” kata salah satu bibi dari pihak Albian, Bu Gertrude. Dia dikenal sebagai salah satu anggota keluarga yang paling sulit memuji orang lain, “proyek ini berjalan sangat baik, dan aku yakin kontribusimu yang membuatnya berhasil.”Sonia tersenyum hangat, sedikit tersipu. “Terima kasih, Tante Gertrude. Tapi ini semua hasil kerja tim. Aku hanya melakukan bagian kecil.”Mertua, yang duduk tidak jauh dari mereka, hanya mengangguk kecil sambil menyesap tehnya. Meskipun dia tidak langsung memuji, tatapan matanya tidak lagi penuh keraguan seperti sebelumnya.“Sonia memang pekerja keras,”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status