"Ingatlah, apa yang kita lakukan hari ini, kembali kepada kita suatu hari nanti. Semuanya akan ada balasan yang setimpal." - Chloe Adams -
Mateo berdiri bersama beberapa teman dekatnya. Dia tidak mempunyai banyak sahabat, tapi ada tiga orang yang benar-benar tulus berteman dengannya. Ketiga sahabatnya itulah yang selalu menjadi tempat dia meminta nasehat atau teman untuk mengobrol. Sebenarnya Mateo memiliki seorang adik laki-laki yang tinggal di negara lain. Joseph hanya datang mengunjunginya saat natal atau paskah. Tidak jauh berbeda dari Mateo, Joseph pun sangat tampan dan playboy. Mateo mencoba menghembuskan napas panjang. Wajahnya terlihat begitu tegang menanti kedatangan calon pengantin yang akan memasuki ruangan kapel yang sederhana tapi elegan itu.Semua undangan sudah berdiri untuk menyambut kedatangan sang pengantin. Suasana terasa khusyuk dan syahdu.Mrs. Kirana berdiri di deretan depan, menanti kedatangan putri tercintanya.“Apakah adikmu akan datang hari ini?” tanya Marcus sambil celingak-celinguk mencari sosok Joseph di antara para tamu. Marcus adalah salah satu sahabat baik Mateo. “Aku sudah menelponnya.”
Brak!!!Pintu utama gedung gereja itu terbuka karena telah ditendang dengan keras oleh seseorang.Drap, drap, drap!Albert muncul di depan mereka dengan sebuah pistol di tangannya. Bunyi langkah kakinya terdengar begitu menakutkan.“Albert?!” desis Chloe tertahan. Kengerian tampak jelas di wajah Chloe. Seumur hidup dia belum pernah melihat secara langsung orang yang memegang senjata.Mateo langsung menarik tangan Chloe dan menempatkan gadis itu di belakang punggungnya. Baginya, lebih baik peluru itu mengenai dirinya dari pada gadis yang dicintainya itu.“Berdiri di belakangku sampai suasana kembali aman.”Chloe ingin protes. Tentu saja dia tidak mau kalau Mateo merelakan hidupnya untuk dia.“Aku sudah berjanji untuk melindungimu.""Tapi aku tidak mau kamu mengorbankan nyawamu untukku.”"Yes! Apa pun akan aku lakukan untukmu, Chloe!"Baru saja Chloe hendak membalas ucapan Mateo, terdengar suara Albert yang parau.“Tidak akan ada acara pernikahan hari ini. Aku pastikan ini adalah hari pe
“Apakah kalian akan tetap melanjutkan pernikahan ini?” tanya pendeta Paul setelah melihat suasana mulai aman dan kondusif. Albert telah diserahkan kepada pihak yang berwajib.“Sure!” jawab Mateo dengan cepat. Dia sudah tidak sabar lagi untuk mempersunting gadis cantik dalam dekapannya itu.“Kita bisa mulai sekarang.”Kedua pasangan itu mengangguk dan menempati kursi yang telah disiapkan bagi mereka.Pendeta Paul tersenyum dan dengan penuh kesungguhan dan kehangatan, dia berdiri di hadapan Chloe dan Mateo yang tengah memandanginya dengan penuh harap dan kebahagiaan.Di hadapan mereka, altar gereja bersinar dengan cahaya yang menenangkan. Sementara aroma bunga-bunga yang tadi telah di tabur di sepanjang karpet merah, memberikan aroma lembut. Sedangkan lilin-lilin yang menyala, memberikan suasana yang sakral dan penuh keagungan.Pendeta Paul memulai acara itu dengan sebuah doa singkat yang dinaikkan dengan khusuk.Setelah doa singkat, Dia memulai acara itu dengan khotbah yang telah ia sia
Albert terus meronta-ronta saat dibawa ke kantor polisi. Walaupun dia tahu bahwa dia sudah melakukan kesalahan, tapi dia tetap tidak rela kalau Mateo akan mempersunting Chloe hari ini.Dendam dalam hatinya kian membara. Kemarahan itu hampir meledakkan tubuhnya.Satu-satunya yang dia inginkan saat ini adalah menghabisi Mateo. Kalau saja tangannya tidak diborgol saat itu, mungkin dia sudah menghajar polisi di yang sedang memegangnya. Beberapa kali polisi itu menyuruhnya untuk bersikap sopan. Namun, Albert terus mengucapkan kata-kata kotor.Begitu tiba di kantor polisi, dia langsung diperiksa. Semua barang-barang bawaannya disita dan dimasukkan ke dalam sebuah lemari terkunci. Pakaiannya pun juga disita. Dengan wajah terpaksa, Albert menuruti permintaan pihak berwajib.“Kalian tidak bisa menjebloskan aku ke dalam penjara. Sebagai warga negara, aku berhak untuk menghubungi keluarga dan pengacaraku.”“Kamu bisa menghubungi mereka nanti setelah kami meneliti motif dari penembakan yang kamu l
Suasana pesta pernikahan Chloe dan Mateo di hotel mewah milik Mateo, terlihat begitu meriah dan mewah. Keluarga dari kedua belah pihak terlihat begitu menikmati suasana pesta yang meriah tersebut.Kebahagiaan Mateo bertambah ketika Joseph datang dan membawa serta mommy dari Mateo, Mrs. Ryder. Walaupun dia dalam kondisi yang tidak terlalu sehat, tapi dia tetap ingin menghadiri pesta pernikahan putranya. Kedua mempelai memeluk sang ibu dengan penuh kasih."Selamat ya untuk kalian berdua," ucap Mrs. Ryder dengan wajah bahagia."Terima kasih."“Oh iya, Chloe, kenalkan, ini adikku,” ucap Mateo sambil memperkenalkan Joseph.Joseph terlihat begitu tinggi dan gagah. Senyum nakal selalu menghiasi bibirnya yang seksi.Dengan penuh kehangatan, Joseph menjabat tangan Chloe. Jujur, dia terpana melihat kecantikan kakak iparnya.‘Pantas saja si playboy Mateo mau menikah. Kalau gadisnya cantik seperti ini, siapa yang nolak,’ gumam Joseph yang sampai lupa melepaskan tangan Chloe dari genggamannya.“Wo
“Ayo kita cari makan,” ajak Mateo sambil mengulurkan tangannya ke arah Chloe. Dengan senyum sumringah, Chloe menerima uluran tangan suaminya dan mereka berdua pun menuju ke arah meja panjang yang dipenuhi dengan makanan yang lezat-lezat dan menggugah selera.Netra Chloe yang indah berbinar-binar melihat jenis-jenis makanan yang ada di depan matanya.Baru saja tangannya hendak meraih makanan, dia teringat kalau Freya dan Camilie belum makan sama sekali.Chloe mencari kedua sahabatnya itu. Namun, dia tidak menemukan mereka di mana pun.Untunglah ada seorang tamu yang memberitahunya kalau kedua gadis itu ada di tempat parkir di lantai bawah.Chloe meminta ijin kepada Mateo sebentar dan dengan ditemani sang suami, dia segera mencari kedua temannya itu. Namun, apa yang dia temukan adalah, Freya yang sedang menangis dan meringkuk di dalam mobil Camilie.“Kamu kenapa, Freya?” teriak Chloe panik. Dia sampai tidak memperdulikan gaun pengantinnya yang tersangkut di pintu mobil. Beberapa pelaya
“Aku sangat mencintaimu Chloe,” desah Mateo dengan suara bariton-nya yang membakar nafsu dalam tubuh Chloe.Gadis itu menggelinjang manja ketika Mateo mulai mencium daerah-daerah sensitif di sekitar leher dan bahunya.Mateo seakan ingin mempelajari bagian tubuh mana saja yang sekiranya memberikan kenikmatan dan menaikkan gairah Chloe. Fokusnya saat ini adalah memberikan hal yang terbaik untuk gadis itu.“Ooohhh,” desah Chloe panjang ketika Mateo menyapu lidahnya dengan nakal di bagian belakang telinganya. Mateo dengan telaten menyisiri bagian di sana dan semakin semangat ketika tubuh Chloe merespon ciumannya.Jujur, dia ingin sekali merobek gaun Chloe saat itu juga karena dia sendiri sudah terbakar dengan aksinya sendiri.“Do you like it?” bisik Mateo.Baru saja Chloe hendak menjawab, Mateo langsung membungkam mulut seksi Chloe dengan rakus.Dia memagut bibir bawah dan atas Chloe secara bergantian yang membuat Chloe menjadi pusing karena gairah yang membuncah di dalam tubuhnya.Dia me
Mateo menatap wajah istrinya dengan penuh cinta. Lalu dia mulai mencium paha dalam milik istrinya.“Oooohhh, aku suka, babe,” lenguh Chloe yagn sudah terbakar hasrat sedari tadi.Mateo melepas celananya sehingga kini tinggal boxer saja yang dia kenakan. Senjata perangnya berdiri mengacung dari balik pengamannya.Dia melepas sepatu milik Chloe yang rupanya dari tadi belum sempat dia lepas. Dengan nakal dia menggigit betis gadis itu sehingga dia terpekik kegelian.Mateo terus mengecup Chloe, dan kecupan itu makin lama makin naik ke atas, sampai dia berhenti di tempat tujuannya. Bekas ciumannya meninggalkan jejak-jejak basah dan seksi.Perlahan tapi pasti, dia menyentuh tempat paling ternikmat di dunia ini. Seluruh tubuh istrinya kini terekspos dengan nyata di depannya. Sangat indah, sangat menggoda.Chloe rupanya seorang gadis yang sangat menjaga kebersihan daerah intimnya. Pemandangan di depannya benar-benar menggiurkan bagi Mateo.Mateo tergoda untuk menuju ke level selanjutnya, tapi d
“Ssst,” bisik Chloe begitu melihat Mateo yang masuk ke dalam kamar bayi. Rupanya si kembar tiga baru saja mulai tertidur setelah rewel karena rebutan ASI. Chloe bertekad untuk memberikan asi kepada ketiga junior tercintanya. Dia menolak dengan tegas untuk memberikan susu formula.“Kamu terlihat sangat lelah, sayang,” bisik Mateo yang tiba-tiba menggendong istrinya dan membawanya keluar dari kamar bayi. Chloe hampir saja memekik karena kaget, tapi akhirnya dia merangkul leher suaminya dan menikmati perlakuan mesra darinya.“Aku harus memompa air susuku dulu sayang, karena kalau tidak, maka mereka akan rewel lagi saat bangun nanti.”“Tenang saja, aku akan menemanimu memompa susu untuk bayi-bayi kita.”Chloe mengangguk riang. Sudah beberapa malam dia tidak bisa tertidur lelap. Mengurus satu bayi saja sudah sangat melelahkan, apalagi tiga bayi sekaligus. Kadang dia sampai kelelahan dan bisa ketiduran saat sedang makan atau menyusui si kembar.Setelah tiba di kamar, Mateo segera meminta be
“Bolehkah aku meminta selembar kertas lagi?” pinta Jason begitu menyerahkan surat yang sudah dia tulis untuk Samuel.“Untuk apa?” tanya petugas penjara dengan alis bertaut itu sambil menerima surat dari tangan Jason. Baginya, memberikan selembar kertas kepada seorang tahanan adalah ide yang paling buruk. Sudah kejadian beberapa kali para tahanan memakai hal itu untuk melukai tubuh mereka. Bahkan ada yang bisa memotong urat nadi mereka dengan sebuah pulpen atau selembar kertas.“Aku akan menulis sebuah surat lagi,” ucap Jason dengan wajah memelas. Dia sudah capek bermain sandiwara sekarang. Semua usahanya sia-sia.“Hmm, kamu boleh mendapat selembar kertas lagi tapi, tapi dengan satu syarat.”“Apa syaratnya?”“Kamu tulis di sel khusus saja karena aku tidak mengizinkan kamu untuk sendirian di dalam sel-mu.”“Baiklah,” balas Jason pasrah. Dia sudah tidak punya energi lagi untuk berdebat dengan petugas penjara.“Di mana aku akan menulis surat ini?” tanya Jason.“Ikut aku.”Jason mengikuti
Albert duduk terpekur menunggu sang pengacara menghampirinya. Sidang keputusan akhir yang dijadwalkan hari ini, menentukan berapa lama ia akan mendekam dalam penjara.“Ke mana daddy dan mommy?” tanya Albert begitu Mr. Edward, pengacara keluarganya muncul dari balik pintu.Mr. Edward menarik napas panjang, lalu dengan wajah sedih, dia menceritakan tragedi yang telah terjadi di mansion keluarganya. Albert hanya bisa mencengkram pinggiran meja mendengar penuturan pengacaranya.“Sampai saat ini, kami masih terus mencari jejak Mr. Ragnar. Semoga beliau segera ditemukan.”“Siapa yang telah melakukan perbuatan terkutuk itu?” dengus Albert dengan wajah memerah. Selama beberapa hari dia menantikan kabar dari kedua orang tuanya, tapi ternyata mereka sendiri sedang mengalami musibah.“Kami belum tahu siapa yang melakukan penyerangan tersebut, Tuan.”“Bukankah ada kamera CCTV di setiap sudut mansion milik daddy?”“Benar, Tuan, tapi malam itu, semua CCTV telah dikuasai oleh pihak lawan.”Albert m
“Silahkan tanda tangan di sini, Tuan Jason,” ucap notaris Jason setelah pria itu menulis semua total kekayaan Jason. Semua miliknya akan jatuh ke tangan Samuel saat anak itu berusia delapan belas tahun. “Sebentar, aku akan membaca ulang semuanya terlebih dahulu.” Jason pun membaca surat tersebut dengan serius.“Masih ada satu yang kurang,” cetus Jason sambil mengetuk-ngetuk jari-jarinya di atas meja. “Harta yang mana lagi, Tuan?” tanya sang Notaris yang bernama Mr. Jon“Aku masih mempunyai satu harta lagi yang belum tertera di sini.”Mr. Jon menautkan alisnya dan kembali memeriksa total kekayaan Jason baik harta bergerak maupun tidak bergerak.“Aku masih mempunyai satu rumah di jalan Karl Johan, itu ingin aku wariskan pada Samuel.”“Baiklah, akan saya masukkan ke dalam daftar ini, tapi saya butuh waktu untuk membuat surat wasiat yang baru.”“Bisa selesai besok?”“Bisa, Tuan.”“Hmm, kalau begitu kita buat jadwal untuk besok. Aku juga mau menulis surat untuk anak itu.”Mr. Jon mengangg
“Apa ada apa dengannya?” jerit Chloe semakin panik. Dia sudah tidak memperdulikan lagi dengan perawat dan jarum yang sedang menjahit bagian intimnya yang sudah dilewati tiga kepala bayi beberapa menit yang lalu. Hatinya terasa sakit seperti akan kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya.Mateo menyerahkan bayi laki-laki yang terlihat seperti tertidur itu, ke dalam gendongan Chloe. “Darling, kamu kenapa? Selamat datang di dunia ini," ucap Chloe lembut. Dia mendekap bayi itu dan mengecup keningnya dengan lembut. Tidak ada reaksi dari bayi itu, bibirnya semakin membiru.“Tolong!” jerit Chloe histeris. “Lakukan sesuatu!” Dia memeluk bayi itu lembut dan menggosok punggung bayi dengan lembut untuk merangsang pernapasan sang bayi. Sambil melakukan hal itu, tak henti-hentinya Chloe menaikkan doa untuk kesembuhan sang putra.“Sepertinya ada sesuatu yang menyumbat hidung dan mulutnya,” celetuk Chloe. Saat hendak membuka mulut sang bayi untuk memberikan napas bantuan, Chloe melihat begitu
Mateo menatap bayi itu dengan mata penuh haru. Namun, kebahagiaannya tertahan oleh kenyataan bahwa Chloe masih dalam proses melahirkan dua bayi lagi. "Sayang, kamu sangat luar biasa …, tapi masih ada dua bayi mungil kita yang bersiap untuk keluar!" bisiknya penuh kekaguman dan ketegangan.Chloe hanya bisa mengangguk lemah, tubuhnya masih bergulat dengan kontraksi berikutnya."T-tolong ..., aku tak tahu bisa berapa lama lagi," ujarnya dengan napas tersengal.“Kamu pasti bisa, sayang. Aku akan berjuang bersamamu.”“Aaaaa, kamu cerewet sekali,” teriak Chloe frustasi. “Coba aja kamu hamil dan melahirkan, biar kamu tahu rasakan sendiri,” tambahnya dengan emosi. Benar juga apa yang dikatakan orang-orang, kalau terlalu cerewet dengan orang hamil yang sedang berjuang untuk melahirkan, yang ada malah didamprat kembali. Mateo hanya bisa nyengir menerima omelan ChloeDengan cepat, Linda membersihkan bayi pertama Chloe dan Mateo, lalu meminta salah satu perawat untuk menyerahkan bayi itu kepada
“Nyonya Chloe akan melahirkan sekarang!” cicit Linda dengan wajah sedikit panik. Tapi dia berusaha menyembunyikan kepanikan-nya agar Mateo tidak ikut-ikutan tegangnya.“Hah? A-aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan bathup,” gagap Mateo. Dari awal kehamilan, Chloe memang sudah merencanakan akan melahirkan di dalam air (water birth). Wanita itu ingin merasakan bagaimana melahirkan secara normal, tapi di dalam air.Sebenarnya, bathup yang Mateo adalah sejenis kolam karena besar yang sudah di siapkan beberapa hari yang lalu. Dia meminta pelayan untuk mengisi kolam itu itu dengan air hangat.Malam itu, langit di luar jendela terasa gelap lebih dari biasanya, seolah turut merasakan ketegangan di dalam mansion Chloe dan Mateo. Cahaya lampu-lampu kecil di ruang kamar mereka yang luas, memberikan penerangan lembut. Namun, suasana di sana jauh dari kata tenang. Beberapa pelayan sibuk membantu dengan menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Tak lama kemudian, kolam karet besar sudah terisi
Jason terbaring lemas di ranjang tidurnya yang semakin hari semakin terasa sempit. Dia sudah putus asa karena semua usahanya tidak ada yang berhasil. Dari mulai dengan menipu para sipir penjara dengan pura-pura sakit dan sesak napas, sampai meminta simpati dari dokter penjara. Namun, semua tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana yang telah dia susun dengan matang. Belum lagi dengan tindakannya mengancam Freya di rumah sakit, kini dia terkena pasal baru dan hukumannya diperpanjang karena dianggap sebagai tahanan yang membahayakan orang-orang sekitar. Hak cutinya pun diambil kembali oleh pihak hukum.“Apa yang harus aku lakukan?” bisik Jason dalam kesendiriannya. Dia kesepian, tiba-tiba, dia merindukan wajah Samuel, bocah tampan yang mirip sekali dengannya.“Aku harus melakukan sesuatu,” cetus Jason sambil melompat dari tempat tidurnya, lalu ia berjalan ke arah jeruji penjara, mencoba untuk memanggil seorang petugas yang sedang berjaga-jaga.“Bisakah Anda ke sini sebentar? Ada se
Chloe duduk di sofa bersama teman-temannya. Wajahnya terlihat begitu cantik dan bersinar setelah didandani oleh Hilde.“Coba rasakan ini,” ucap Chloe sambil menarik tangan Freya dan meletakkannya di atas perutnya yang sudah semakin membesar. “Oh, aku merindukan masa-masa seperti ini,” bisik Freya sambil menikmati pergerakan dan tendangan tiga bayi kembar di kulit perut Chloe.“Ini sangat luar biasa, tapi tidak ketika kamu harus bolak-balik kamar mandi karena tendangan mereka,” keluh Chloe dengan wajah konyol.“Hahaha, aku ingat itu,” celetuk Freya. Chloe pun tersenyum lebar, tangan lembutnya mengelus perutnya yang sudah sangat besar. Matanya berbinar melihat tamu-tamu yang berdatangan, membawa kado-kado berwarna pastel. Baby shower kali ini berbeda dari yang ia bayangkan. Tidak hanya karena kehamilannya yang luar biasa dengan tiga bayi kembar. Tetapi juga karena Mateo, suaminya, yang memutuskan untuk mengambil alih semua persiapan acara gender reveal.Mateo, seperti biasa, terlihat